Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN BUKTI AUDIT DENGAN ALAT BUKTI

MENURUT HUKUM
Safari Garden - Cisarua, 1 Desember 2011
Fakta dan kesulitan Perolehan Bukti
1. Prinsip lebih baik melepas banyak orang bersalah daripada salah
menghukum satu orang yg tidak bersalah membuat kegagalan
proses pembuktian dapat membebaskan atau meringankan
hukuman orang yang memang bersalah, (pembuktian merupakan
kwajiban pengadilan/penuntut, belum ada penerapan beban
pembuktian terbalik)
2. Perhitungan Kerugian Keuangan Negara kurang maksimal
karena keterbatasan perolehan bukti
3. Keterbatasan perolehan bukti karena dibatasi peraturan/
kewenangan tergantung level penugasan audit , penyelidikan
atau penyidikan
4. Hasil konfirmasi, pihak yang dikonfirm memberikan keterangan
yg tidak sesuai fakta

5.
Perolehan Bukti, (Cara Alternatif ?)

• Keterangan dengan cara hipnotis,


• penggunaan alat lie detector atau analisa bahasa
tubuh hanya bisa menganalisa apakah
keterangan saksi jujur atau bohong, , tidak bisa
meyakini apakah semua keterangan yang
diperlukan sudah diberikan semua atau hanya
sebagian


Contoh Kasus Tantangan Perolehan
Bukti/ Pengungkapan kasus
1. Pengeluaran APBD menyimpang (hanya berdasarkan
instruksi lisan bupati)
2. Kickback penyerahan cash/tunai, tidak saksi lain
3. Penentuan harga wajar atau harga riil yg terjadi saat
kejadian sudah lama berlalu, dimana bukti langsung
sudah tidak dapat diperoleh lagi
4. Tersangka sekunder menyatakan lupa kejadian persisnya
dan bukti pendukung telah hilang, sengaja menjadikan
diri sendiri sasaran untuk melindungi tersangka utama
5. Hasil kegiatan bukan fisik konstruksi/barang tapi jasa
misalnya konsultan penelitian, (tidak masuk belanja
modal)
6. Kasus Gayus, pajak PT Asri, pembebasan tersangka
kasus korupsi
Contoh Kasus Tantangan Perolehan
Bukti/ Pengungkapan Kasus
1. Sumber anggaran berbeda untuk obyek kegiatan yang
sama
2. Hasil penelitian sebenarnya reproduksi dari penelitian
beberapa tahun yang lalu
3. Belum ada standar harga untuk pekerjaan tertentu yang
sangat spesifik
4. Saksi penting yang dikonfirm merupakan penyedia jasa
tunggal tidak ada kompetitor lain, atau produknya baru
khas hanya bisa diterapkan pada satu perusahaan/
instansi misalnya merancang sistem informasi (garuda
dan PLN atau kajian khusus, ternyata memberikan
pernyataan yang substansinya melindungi tersangka
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

3. Bukti/Tanda Penyimpangan , Indikasi:


a. Spesifikasi sudah menyebut atau mengarah pada
merk/produk tertentu;
b. Beberapa persyaratan penyedia barang/jasa yang
diskriminasi atau diarahkan kepada perusahaan tertentu;
c. Metoda pemilihan diarahkan supaya dapat dilaksanakan
dengan Penunjukan Langsung (PL), metoda evaluasi
diarahkan dengan menggunakan sistem nilai, jenis kontrak
diarahkan dengan kontrak lum sum yang seharusnya
harga satuan;
d. Dokumen pengadaan tidak sesuai standar dan tidak ada
pengesahan dari PPK.
ALUR PIKIR
AUDIT INVESTIGATIF
PENGERTIAN

KARAKTERISTIK PRINSIP DAN


FRAUD AUDIT INVESTIGASI PENDEKATAN

TAHAP-TAHAP AUDIT INVESTIGASI


(PROSES AUDIT INVESTIGASI)

PRA EVALUASI PELA TINDAK


PERENCANAAN PENGUMPULAN
PERENCANAAN BUKTI PORAN LANJUT
BUKTI

SUMBER ANALISA PRINSIP KETER


HIPOTESA
INFORMASI BUKTI PELA AHLI
BUKTI PORAN
AUDIT
PROGRAM REVISI
TELAAH FORMAT KERUGIAN
HIPOTESA
KEUANGAN
RENCANA SUMBER TEKNIK
NEGARA
KEPUTUSAN DAYA (SMEAC) PENGUMPULAN
UNSUR SUBS
PENANGANAN BUKTI
DELIK TANSI
PENUGASAN
Agenda Pembahasan
• Pengertian Bukti
• Jenis Bukti Audit
• Karakteristik Kualitatif Bukti Audit
• Alat Bukti Menurut Hukum (Jenis
& Jumlah)
• Hubungan Bukti Audit dengan Alat
Bukti Hukum
PENGERTIAN BUKTI AUDIT
Segala informasi yang digunakan oleh auditor dalam rangka
menentukan informasi yang diaudit sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan (Arens & Loebbeccke)

Sesuatu yang dapat membuktikan (Lawrence B. Sawyer)

Evidence is all means by which an alleged matter of fact is


establish or disproved (George A Manning)
Teknik Audit dan Jenis Bukti
Audit
1. Memeriksa Fisik dan Mengamati (Physical
Examination)
2. Meminta Konfirmasi (Confirmation)
3. Memeriksa Dokumen (Documentation)
4. Melakukan Reviu Analitis (Analytical Review)
5. Melakukan Tanya Jawab dengan Auditan (Inquires
of the Client)
6. Menghitung Ulang (Reperformance)7. Melakukan
Observasi (Observation)
Karakteristik Kualitatif Bukti
Standar Pelaksanaan The Federal Rules of
Pemeriksaan dlm SA-APFP Evidence
• RELEVAN
• KOMPETEN
(George Manning)
• CUKUP • Relevansi
• Materialitas
• Kompetensi
RELEVAN
Bukti dianggap cukup relevan jika
bukti tersebut secara logis
mendukung atau menguatkan
pendapat atau argumen yang
berhubungan dengan tujuan dan
simpulan audit
KOMPETEN

Proses perolehan bukti


Sah dan bukti dapat
diandalkan untuk
menjamin kesesuaian
fakta
CUKUP

Bukti audit yang cukup berkaitan dengan


besarnya pengaruh bukti (kwantitatif maupun
kwalitatif) yang dapat dijadikan dasar untuk
menarik suatu simpulan
MATERIAL
Bukti adalah material apabila
bukti tersebut esensial terhadap
pokok permasalahan yang
diperkarakan dan mempengaruhi
hasil dari litigasi atau
menentukan bersalah atau
tidaknya terdakwa dalam proses
persidangan
SISTEM PEMBUKTIAN

Hukum Acara Pidana menganut Sistem Negatif (Negatief


Wetielijk). Sistem Negatif ini diatur dalam pasal 183
KUHAP (Sebelum vonis persidangan, belum dapat
dinyatakan bersalah, tanggung jawab pengadilan
untuk membuktikan)
PASAL 183 KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada


seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar
terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya
.
ALAT BUKTI YANG SAH MENURUT KUHAP pasal
184 ayat (l) adalah :

• keterangan saksi
• keterangan ahli
• surat
• petunjuk
• keterangan terdakwa
Keterangan Saksi :

• Saksi adalah orang yang dapat memberikan


keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia
alami sendiri
• Testimonium de auditu (Saksi tidak mendengar,
melihat, mengalami sendiri, bersumber saksi lain
yg tidak dapat hadir di persidangan) bukan alat
bukti tapi membantu hakim untuk persangkaan
• Saksi harus disumpah/berjanji
Keterangan Ahli :
• keterangan yang diberikan oleh seorang yang
memiliki keahlian khusus tentang haI yang
diperlukan untuk membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan pemeriksaan (pasal
1 butir 28 KUHAP)
• Keterangan ahli di depan penyidik, wajib
bersumpah/berjanji di hadapan penyidik
• Ahli memberikan keterangan dl bentuk laporan
• apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan (pasal 186 KUHAP)
Surat :

• berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi


yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang
atau yang dibuat olehnya, yang memuat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri,
disertai dengan alasan yang jelas dan tegas
tentang keterangannya itu.
• Contoh : akte notaris, akte Pejabat PPAT, Berita
Acara Lelang Negara
Surat Pasal 187 (b) :

• surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan


perundang-undangan atas surat yang dibuat oleh
pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata
laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang
diperuntukan bagi pembuktian suatu keadaan.
• Contoh: SIM, Paspor, KTP, IMB, Ijazah, Surat
Perintah Perjalanan Dinas, Sertifikat Tanah
Surat Pasal 187 (c) :

• surat keterangan dari seorang ahli yang memuat


pendapat berdasarkan keahliannya mengenai
sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi darinya.
• Contoh Visum et repertum
PETUNJUK
• Perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena
persesuaian, baik antara yang satu dengan yang
lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak
pidana dan siapa pelakunya.
• Petunjuk sebagai alat bukti tidak diperoleh di
tingkat penyidikan
• Bukan merupakan alat bukti yang berdiri sendiri
(bersumber dari keterangan saksi, keterangan ahli,
keterangan terdakwa, alat bukti surat)
Perluasan pengertian Petunjuk
• Pasal 26 A UU No. 20 Tahun 2001 dan Pasal 44 Ayat
(2) UU No. 30 Tahun 2002
• Meliputi informasi,dokumen atau data yang dapat
dilihat, dibaca, diucapkan, dikirim, diterima atau
disimpan baik secara biasa maupun secara
elektronik atau optik termasuk dan tidak terbatas
pada yang tertuang di atas kertas maupun selain
kertas.
Keterangan Terdakwa Pasal 189 ayat (1)
• keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di
sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia
ketahui sendiri atau ia alami sendiri
• Apabila terdakwa menyangkal di sidang maka keterangan
dalam BAP dapat menjadi alat bukti petunjuk asal didukung
alat bukti yang sah mengenai hal yang didakwakan
kepadanya
• Pengakuan terdakwa tidak cukup membuktikan bahwa ia
bersalah
PRINSIP PEMBUKTIAN
 Hal yang secara umum sudah
diketahui tidak perlu dibuktikan
( notoire feiten)
 Satu saksi bukan saksi ( Unus
Testis Nullus Testis).
 Pengakuan (Keterangan)
terdakwa tidak cukup untuk
membuktikan bahwa ia bersalah.

.
KEWAJIBAN HAKIM DALAM HUKUM
ACARA PIDANA

 perbuatan-perbuatan manakah yang dapat dianggap


terbukti menurut pemeriksaan pengadilan;
 apakah telah terbukti bahwa terdakwa bersalah atas
perbuatan-perbuatan yang didakwakan itu,
 tindakan pidana apakah yang telah dilakukan
sehubungan dengan perbuatan-perbuatan itu;
 hukuman apakah yang harus dijatuhkan kepada
terdakwa.”
Evidence
Investigative Audit Hukum
Cukup, Relevan dan kompeten Dua alat bukti, sah dan meyakinkan

Audit’s Working Paper


 Physical Examination, Keterangan Saksi
 Confirmation,
 Documentation, Keterangan Ahli
 Observation,
 Inquires of the clients, Surat
 Reperformance, Petunjuk
 Analytical Procedures
Keterangan Terdakwa
LHPKKN

LHAI
HUBUNGAN BUKTI AUDIT DENGAN ALAT
BUKTI (KUHAP)
BUKTI AUDIT ALAT BUKTI (KUHAP)
• Pengujian Fisik
• Keterangan saksi
• Bukti Konfirmasi
• Keterangan ahli
• Bukti Dokumen
• Bukti Observasi • Surat

• Bukti Tanya Jawab • Petunjuk


• Pelaksanaan ulang
• Keterangan terdakwa.
• Prosedur Analisis

Anda mungkin juga menyukai