Anda di halaman 1dari 49

BIODATA

NAMA : SAHARUDDIN
JABATAN : AUDITOR MADYA
PENGUMPULAN DAN
EVALUASI BUKTI
P B DALAM AUDIT INVESTIGATIF

Penyusunan
Pengumpulan Simpula
Penelaaha Hipotesis &
dan Evaluasi
n Informasi Audit n
Bukti
Program
Konsepsi Bukti
APA DEFINISI BUKTI
• Segala informasi yang digunakan oleh auditor dalam
rangka menentukan informasi yang diaudit sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan (Arens &
Loebbeccke)

• Sesuatu yang dapat membuktikan (Lawrence B.


Sawyer)

• “Anything that relates to the proving or disproving


of a fact or consequence” (Fraud Examiners Manual
2012)
DEFINISI BUKTI

 Singleton & Singleton


sesuatu yg dapat membuktikan atau menyangkal
suatu permasalahan yg belum jelas
 Manning

segala seauatu yg menurut peraturan


perundangan yg berlaku dpt digunakan untuk
membuktikan apakah suatu fakta menjadi
terungkap atau tdk terungkap
 Menurut KUHAP

barang bukti vs alat bukti


STANDAR AUDIT APIP
 Auditor hrs mengumpulkan, menguji dan
menganalisa bukti untuk mendukung kesimpulan
dan temuan audit investigatif

 Fokus  pengujian hipotesis untuk mengungkap:


- fakta dan proses kejadian
- sebab dan dampak penyimpangan
- pihak yg diduga terlibat
KRITERIA
PENGUMPULAN BUKTI

Relevan -------- Kompeten -------- Cukup


RELEVAN

Bukti dianggap relevan jika bukti tersebut


merupakan salah satu bagian dari rangkaian
bukti-bukti (chain of evidence) yang
menggambarkan suatu proses kejadian atau jika
bukti tersebut secara tidak langsung me-
nunjukkan kenyataan dilakukan atau tidak
dilakukannya suatu perbuatan.
KOMPETEN

• Bukti diproduksi oleh pihak yang


kompeten
• Bukti diperoleh dengan cara yang sah
CUKUP

Bukti audit yang cukup berkaitan


dengan jumlah bukti yang dapat
dijadikan dasar untuk menarik suatu
simpulan audit
PENGUJIAN (EVALUASI) BUKTI

 Menilai kesahihan bukti


 Fokus pd pengujian hipotesis
 Disajikan dg bagan arus dan narasi
PRINSIP DASAR PENGUMPULAN & EVALUASI BUKTI

Diperolehnya bukti yg
 relevan  memiliki kecenderungan unt menguatkan

atau menyangkal suatu fakta, shg auditor


hrs menguasai:
- unsur pembuktian
- jenis bukti untuk membuktikan penyimpangan
 berbobot  keandalan dan kekuatan persuasif bukti,

yg dipengaruhi oleh:
- sumber bukti
- keterkaitan bukti (langsung/tdk langsung)
- kredibilitas terwawancara
BOBOT BUKTI
Faktor lain yg mempengaruhi:
 pengakuan  hrs didukung dg bukti dokumen atau

bukti lain yg mendukung pengakuan tsb


 bantahan  menyiapkan bukti dan argumentasi

unt mematahkan bantahan pihak yg diduga terlibat


 bukti tdk langsung dr unsur pengetahuan dan niat

 mengumpulkan bukti2 yg menunjukkan bhw


tindakan yg dilakukan tersangka merupakan
kesengajaan dan direncanakan
BUKTI MEYAKINKAN DI PENGADILAN

 Relevan
 Kumulatif

 Terorganisasi
 Bukti hrs meminimalisasi peluang tersangka
dinyatakan tdk bersalah
PENGUMPULAN DAN EVALUASI BUKTI ELEKTRONIK

• Tdk melakukan kegiatan yg menyebabkan


perubahan data, baik pd komputer atau media
penyimpan
• Jika diperlukan unt mengakses data asli, hrs
dilakukan oleh ahli dan kompeten serta ybs hrs
mampu menjelaskan apa yg dilakukan dan mengapa
hrs dilakukan
• Dilakukan audit trail yg dpt menggambarkan bhw
proses penjagaan keamanan bukti tetap terlaksana
• Memastikan tdk ada pelanggaran hukum
PENGUMPULAN BUKTI
TEKNIK AUDIT (DAN BUKTI AUDIT)
1. Pemeriksaan fisik (Physical examination)
2. Konfirmasi (Confirmation)
3. Inspeksi dokumen (Inspection)
4. Observasi (Observation)
5. Tanya jawab dengan auditan (Inquires of the
clients )
6. pelaksanaan ulang (Reperformance)
7. Prosedur analitis (Analytical procedures)
8. Recalculation/ Recomputation
JENIS BUKTI

• Mnrt sifat/kualitas bukti


• Mnrt bentuk bukti
• Mnrt peratuturan perundangan
BUKTI MNRT SIFAT/KUALITAS

Membuktikan atau tidak membuktikan


• Bukti Langsung (Direct Evidence)
• Bukti Tidak Langsung (Circumstansial Evidence)

Otentik atau tidak Otentik


• Bukti Utama (Primary Evidence)
• Bukti Tambahan (Secondary Evidence)

Kebersesuaian
• Bukti Perbandingan (Comparative Evidence)
• Bukti statistik
BENTUK BUKTI

• Bukti fisik
• Bukti dokumen
• Bukti kesaksian
• Bukti analisis
HUBUNGAN BUKTI AUDIT
DAN BUKTI HUKUM
SISTEM PEMBUKTIAN

 “ Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana


pada seorang kecuali apabila sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah, ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya”.
JENIS-JENIS ALAT BUKTI DIATUR PADA AYAT (1) PASAL 184 KUHAP

Alat bukti yang sah ialah :


1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa.”
1. KETERANGAN SAKSI

 Keterangan saksi diatur dalam pasal 1 butir


27 KUHAP yang berbunyi :
 “ Keterangan saksi adalah salah satu alat
bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu
peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia
lihat sendiri, dan ia alami sendiri dengan
menyebut alasan dari pengetahuannya itu”.
PASAL 185 KUHAP
 Pada ayat (1) dinyatakan bahwa keterangan saksi yang dapat
dijadikan sebagai alat bukti adalah apa yang oleh saksi dinyatakan
di sidang pengadilan.
 Ayat (2) pasal 185 KUHAP menyatakan bahwa keterangan seorang
saksi saja tidak cukup untuk membuktikan terdakwa bersalah
terhadap perbuatan yang didakwakan terhadapnya.

Prinsip ini dalam ilmu hukum dikenal dengan apa yang disebut
“unus testis nullus testis” atau satu saksi bukan saksi.
2. KETERANGAN AHLI

Pasal 1 butir 28 KUHAP menyatakan:

 “ Keterangan ahli adalah keterangan yang


diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan"”
BENTUK KETERANGAN AHLI ADALAH :

 Laporan dengan mengingat sumpah jabatan


(penjelasan pasal 186 KUHAP).
 Keterangan langsung secara lisan di sidang
pengadilan yang dituangkan dalam berita acara
pemeriksaan.(pasal 186 dan penjelasannya).

Sehubungan dengan bentuk keterangan ahli yang pertama (laporan), perlu


juga diperhatikan ketentuan pasal 187 huruf c KUHAP yang menyatakan
bahwa salah satu bentuk alat bukti surat adalah surat keterangan dari
seorang ahli yang membuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai
suatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi kepadanya
3.
SURAT
Pasal 187 KUHAP, yang membagi alat bukti surat
dalam 4 (empat) jenis surat, yaitu :
1. Berita Acara

2. Surat yg dibuat pejabat yg berwenang

3. Keterangan Ahli
4. Surat Lain
1). BERITA ACARA DAN SURAT LAIN DALAM BENTUK SURAT RESMI

Yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau


yang dibuat dihadapannya yang memuat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat, atau dialaminya sendiri disertai
dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangan itu

Contoh dari surat jenis ini adalah akta notaris, akta jual beli tanah oleh
PPAT. Jenis surat ini biasa juga disebut dengan akta otentik atau surat
resmi
2) SURAT YG DIBUAT PEJABAT YG
BERWENANG

 Contoh dari surat ini adalah paspor, SIM, kartu


penduduk (KTP) dan sebagainya.
3). SURAT KETERANGAN DARI SEORANG AHLI
Memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan
yang diminta secara resmi daripadanya
Memperhatikan ketentuan pasal 186 beserta dengan
penjelasannya dan pasal 187 huruf c KUHAP ini, ada pendapat
yang menyatakan bahwa menyangkut keterangan ahli yang
berupa laporan, terdapat sifat dualisme. Di satu sisi keterangan
ahli diakui sebagai keterangan ahli (pasal 186 KUHAP dan
penjelasannya) namun di sisi lain keterangan ahli diakui sebagai
bukti surat (pasal 187 huruf c).
Contoh jenis surat ini adalah visum et repertum dari seorang dokter yang
berwenang untuk itu.
4). SURAT LAIN
.
Yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya
dengan isi dari alat pembuktian yang lain

Contoh surat jenis ini adalah korespondensi,


surat pernyataan dan sebagainya
4. PETUNJUK

DALAM PASAL 188 AYAT (1) KUHAP, YANG DIMAKSUD DENGAN PETUNJUK ADALAH

Perbuatan, kejadian atau keadaan yang


karena persesuaiannya, baik antara yang
satu dengan yang lain maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan
bahwa telah terjadi suatu tindak pidana
dan siapa pelakunya
PASAL 188 AYAT (2) KUHAP MENJELASKAN BAHWA

Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1) hanya dapat diperoleh dari :
 keterangan saksi
 surat

 keterangan terdakwa
PASAL 188 AYAT (3) KUHAP MENYEBUTKAN

 Bahwa penilaian atas kekuatan pembuktian


dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan
tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif
dan bijaksana setelah ia mengadakan
pemeriksaan dengan penuh kecermatan
dan keseksamaan berdasarkan hati
nuraninya.
5. KETERANGAN TERDAKWA
PASAL 189 KUHAP YG BERBUNYI :

 Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan di


sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau ia ketahui sendiri
atau alami sendiri
 Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat
digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang
pengadilan asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti
yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya.
 Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya
sendiri
 Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa
ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya
melainkan harus disertai dngn alat bukti yg lain.
PSL 26 A UU NO. 20/2001 TTG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NO. 31 / 1999 TTG PEMBERANTASAN TPK MENYATAKAN BAHWA ALAT
BUKTI YANG SAH DALAM BENTUK PETUNJUK SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PASAL 188 AYAT (2) KUHAP, KHUSUS UNTUK TINDAK
PIDANA KORUPSI JUGA DAPAT DIPEROLEH DARI :

 Alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim,


diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau
yang serupa dengan itu; dan
 Dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat
dilihat, dibaca, dan atau didengar, yang dapat dikeluarkan
dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di
atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang
terekam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar,
peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka atau perforasi yang
memiliki makna.
PASAL 38 UU NO 25 TAHUN 2003 TENTANG TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG DISEBUTKAN

 Alat bukti pemeriksaan tindak pidana pencucian


uang berupa :
 Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Hukum
Acara Pidana;
 Alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan secara
elektronik dengan alat optik atau yang serupa
dengan itu; dan dokumen sebagaimana dimaksud
dalam pasal 1 angka 7.
TIDAK SEMUA KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DISEBABKAN
PERBUATAN YG BERSIFAT MELAWAN HUKUM

 Perlu dianalisis apakah ada hubungan kausalitas antara kerugian keuangan negara
dengan sifat melawan hukum dari perbuatan memperkaya diri dan atau orang lain
yang dilakukan tersangka atau terdakwa.
 Setiap laporan baik itu Laporan Hasil Audit Investigatif (LHAI) ataupun Laporan Hasil
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) harus didasarkan pada hasil
evaluasi bukti audit.
 Dari sisi hukum terdapat berbagai alat dan teknik pembuktian yang berbeda antara
bidang hukum yang satu dengan bidang hukum yang lain. Tujuan pembuktian dalam
hukum acara pidana adalah mencari kebenaran material bukan sekedar kebenaran
formal saja, sehingga dalam pembuktian perkara pidana seringkali diperlukan
bantuan berbagai didiplin ilmu, misalnya: Kedokteran, Daktiloskopi (ilmu tentang
sidik jari), dan khusus perkara TPK sangat diperlukan bantuan seorang Auditor yang
berpengalaman dibidang Akuntansi, Auditing, dan Audit Investigatif .
UU 11/2008 - ITE
 Informasi dan/atau dokumen elektonik dan hasil
cetaknya mrpk alat bukti hukum yg sah
 Hal di atas mrpk perluasan alat bukti menurut
KUHAP
 Bukti di atas dinyatakan sah jika menggunakan
sistem elektronik sesuai ketentuan yg diatur dlm
UU ini
 Bukti di atas tdk berlaku untuk :
 Surat yg mnrt UU hrs dibuat tertulis
 Surat yg mnrt UU hrs dibuat dlm bentuk akta
SUMBER BUKTI

• Saksi
• Departemen/Instansi/Unit Kerja auditan
• Instansi Pemerintah terkait
• Perusahaan / Badan-badan Swasta
• Informasi elektronik
• Bukti forensik
• Alat komunikasi elektronik
• Tersangka
• Kepolisian dan badan intelijen
• Sumber informasi lain (publik)
HUB.BUKTI HKM VS AUDIT

BUKTI AUDIT BUKTI HUKUM


Keterangan saksi
Bukti Fisik
Keterangan ahli
Bukti Konfirmasi
Surat
Bukti Dokumen
Petunjuk
Bukti Tanya Jawab Keterangan terdakwa
Bukti Lisan
Bukti Analis
Perhitungan
Evaluasi Bukti
EVALUASI BUKTI

• Suatu tahap dimana kegiatan pengujian bukti


dinyatakan cukup atau perlu perluasan
sebagai respon terhadap adanya informasi
tambahan sebelum membuat simpulan atau
penyusunan laporan.
• Mencakup relevansi, dapat diterima, dan
kompetensi bukti.
EVALUASI BUKTI
• Pada dasarnya dilakukan apabila seluruh bukti
telah diperoleh.
• Ditujukan untuk menilai apakah suatu kasus
terbukti atau tidak terbukti kebenarannya.
• Evaluasi bukti dapat dilakukan pada setiap tahap
untuk menilai kesesuaian hipotesis terhadap
fakta kenyataan yg ada.
• Dapat menunjukkan perlu atau tidaknya
pengembangan suatu bukti.
FLOW CHART

• Menyajikan rangkaian bukti dalam kronologi


fakta (orang dan tindakan) dan kerangka
waktu kejadian untuk tujuan pembuktian.
• Menandingkan antara prosedur yang
seharusnya dengan proses yang dijalankan
KEGUNAAN FLOW CHART
 Memudahkan dalam mengamati kelemahan dan atau
penyimpangan prosedur yg terjadi,
 Membantu proses mengidentifikasi pihak-pihak yg terlibat baik
langsung maupun tidak langsung terhadap suatu penyimpangan.
 Membantu auditor menentukan bukti-bukti apa yang masih harus
dikumpulkan.
 Membantu auditor dalam merencanakan permintaan keterangan
kepada pihak terkait
 Membantu auditor dalam menentukan kasus posisi (perbuatan,
modus operandi, dampak)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai