Anda di halaman 1dari 11

MODUL 5

Pendekatan Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia SD

Oleh Kelompok 4:
Supran
Lailatul maghfiroh
Rani oktasari
Mike listiani
Rita asmara
PDGK 4504 MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan Whole Language dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

A. Latar Belakang
Whole Language adalah salah satu pendekatan pengajaran bahasa yang
menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah. Nama lain dari
pendekatan whole language (PWL) adalah pendekatan integrated whole language
(PIWL).

B. Landasan Teoretis
PWL adalah pendekatan pengajaran bahasa pertama (b1) dan bahasa kedua
(b2) yang dilaksanakan untuk merefleksikan prinsip-prinsip :
1. Bahasa disajikan dalam keutuhan, bukan sebagian potongan-potongan bahasa yang
terisolasi atau terpisah-pisah.
2. Aktivitas-aktivitas pembelajaran lebih bergerak dari “keseluruhan” ke “bagian”, dari
pada dari yang “bagian” ke “keseluruhan”.
3. Keempat ketrampilan berbahasa dioptimalkan, dan
4. Bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain.
D. Merancang Pengajaran
Berpendekatan Whole
Language
C. Komponen Whole Language Konsep whole language
Terdapat 8 Komponen WL: memberikan gambaran dengan
1. Membaca Nyaring (reading aloud) berdasarkan pada :
2. Menulis Jurnal (journal writing) 1. Tujuan Pengajaran
3. Membaca diam (sustained silent reading) 2. Materi Pengajaran
4. Membaca bersama (shared reading) 3. Peran Siswa dan Guru
5. Membaca terbimbing (guided reading) 4. Teknik Mengajar
6. Menulis terbimbing (guided writing) 5. Teknik Penilaian
7. Membaca bebas (independent reading)
8. Menulis bebas (independent writing)
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendekatan Komunikatif dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

A. Latar Belakang
Pendekatan komunikatif (PK) adaiah sebuah pendekatan pengajaran
bahasa. khususnya pengajaran bahasa kedua (B2) dan pengajaran bahasa asing.
Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. PK ramai dikembangkan dan
diterapkan setelah pemberlakuan Kurikulum 1984.

B. Landasan Teoretis
Dukungan bagi pengembangan pendekatan komunikatif juga datang dari
daratan Inggris. Dua linguis aliran London, Firth dan Halliday, memberi perhatian pada
aspek semantik dan sosial bahasa. Halliday menjabarkan pandangan Hymes melalui
teorinya tentang 7 fungsi bahasa berikut.
1. Fungsi instrumental (untuk mendapatkan sesuatu).
2. Fungsi aturan (untuk mengendalikan tingkah laku individu lain).
3. Fungsi interaksi (untuk menciptakan hubungan antarindividu).
4. Fungsi pribadi (untuk menyatakan perasaan dan makna).
5. Fungsi penggalian pribadi (untuk belajar).
6. Fungsi imajinatif (untuk menciptakan imajinasi).
7. Fungsi penggambaran (untuk menyampaikan informasi). 4
C. Merancang Pengajaran Berpendekatan Komunikatif
Untuk merancang pengajaran bahasa dan sastra Indonesia
berpendekatan komunikatif ada baiknya kita perhatikan saran Yalden
berikut. Yalden (1982:32) merumuskan bahwa dalam pengajaran bahasa
komunikatif disepakati (l) kompetensi komunikatif merupakan tujuan yang
tepat pada seluruh tingkat. (2) isi yang dikomunikasikan merupakan masalah
utama yang harus di rencanakan bukan bentuk-bentuk bahasa. dan (3)
pengajaran harus berorientasi pada siswa,
Pengajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif lebih bersifat
humanistik. Siswa ditempatkan pada posisi aktif sebagai pusat kegiatan
pengajaran. dan guru sebagai fasilltator dalam proses itu. Hal itu tampak pada
beberapa hal berikut :
1. Tujuan Pengajaran
2. Materi Pengajaran
3. Peran Siswa dan Guru
4. Teknik Mengajar
5. Teknik Penilaian
Kegiatan Belajar 3
Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
dan Sastra Indonesia
A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan pembaharuan selalu terjadi dan beberapa


konsep kunci dielaborasi kembali. Beberapa konsep kunci tersebut antara lain
memiliki link and match. Pendidikan harus mengembangkan prinsip relevansi,
peniddikan harus menyenangkan, tidak membosankan. Dalam pendidikan siswa
harus aktif dan guru hanya sebagai fasilitator yang pembelajaranya terpusat pada
anak. Salah satu pembaharuan dalam pendidikan, khususnya dalam
pembelajaran bahasa adalah dikenalkannya konsep pembelajaran kontekstual.

6
B. Landasan Teoritis
Terdapat 2 teori atau pendangan yang melatarbelakangi
munculnya pembelajaran kontekstual, Filsafat Progesivisme dan teori
kognitif. Pembelajaran kontekstual berakar pada filsafat progresivisme John
Dewey seorang filsuf Amerika Serikat. Berdasarkan pokok pikiran yang
dirangkum sekilas oleh Nurhadi (2003:8), pendekatan kontekstual bukanlah
khas pembelajaran bahasa dan satra karena tidak bersumber pada
pembelajaran teori bahasa tertentu. Meskipun begitu pokok pikiran tersebut
sangat cocok juga diterapkan dalam pembelajaran bahasa.
Teori kognitif (Nurhadi, 2003 :8) siswa akan belajar dengan baik apabila
mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan
berkesempatan untuk menemukan sendiri.

7
C. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menurut Johnson (dalam
Nurhadi, 2003:12) adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan
membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang
mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari, konteks kehidupan sehari-hari, yaitu
lingkungan pribadi, sosial dan budayanya.

D. Komponen Pendekatan Kontekstual


1. Konstruktivisme 5. Permodelan
2. Bertanya 6. Refleksi
3. Inkuiri 7. Asesmen Auntentik
4. Masyarakat Belajar
E. Merancang Kelas Bahasa dan Satra Dengan Pendekatan Kontekstual
Menurut Suyanto (2002:14) terdapat 11 kata kunci dalam pembelajaran kontekstual
1. Kerja sama
2. Saling menunjang
3. Gembira
4. Belajar dengan bergairah
5. Pembelajaran terintegrasi
6. Menggunakan berbagai sumber
7. Siswa aktif
8. Suasana kelas menyenangkan, tidak membosankan
9. Sharing ‘berbagi’ dengan teman
10. Siswa kritis
11. Guru kreatif.
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia sekolah dasar antara lain yaitu : 1)
Pendekatan Whole Language yakni pendekatan yang
memandang perlunya menyajikan bahasa dalam sebuah
keutuhan, bukan sesuatu yang terpisah-pisah. 2)
Pendekatan komunikatif yakni sebuah pendekatan yang
menekankan pada pembinaan dan pengembangan
kemampuan komuniatif siswa. 3) Pendekatan
kontekstual yakni sebuah pendekatan yang memandang
suatu proses pendidikan itu bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam bahan pelajaran dengan
menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-
hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai