Anda di halaman 1dari 18

FARDHU KIFAYAH

PENGERTIAN FARDHU KIFAYAH

Fardhu Kifayah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh


sekelompok orang dalam Islam untuk memenuhi tuntutan agama.
Apabila ada satu atau beberapa orang yang melaksanakannya,
maka gugurlah kewajiban orang muslim lainnya namun apabila tidak
ada yang melaksanakannya, maka berdosalah seluruh umat
muslim.
MACAM-MACAM FARDHU KIFAYAH

1. Menyelenggarakan Jenazah (Memandikan, mengafani,


mensholatkan dan menguburkan)
2. Belajar ilmu tertentu seperti; kedokteran, ekonomi,
ilmu tajwid, ilmu faro’id, dll
3. Jihad Ibtida’i
4. Menjawab salam dalam sebuah majlis
5. Memberi makan orang kelaparan
6. Menjenguk orang sakit
7. Menolong orang yang kesulitan
8. Menjaga Keamanan lingkungan
MENYELENGGARAKAN JENAZAH

‫ُك ُّل َنْفٍس َذ اِئَقُة اْلَم ْو ِتۗ َو ِإَّنَم ا ُتَو َّفْو َن ُأُج وَر ُك ْم َيْو َم اْلِقَياَم ِةۖ َفَم ْن‬
‫ُز ْح ِز َح َع ِن الَّناِر َو ُأْد ِخ َل اْلَج َّنَة َفَقْد َفاَز ۗ َو َم ا اْلَح َياُة الُّد ْنَيا ِإاَّل‬
‫َم َتاُع اْلُغُر وِر‬
Artinya :
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. (QS. Ali Imran : 185)
Mentalqin Orang yg Sakaratul Maut
‫ َقاَل َرُس وُل ِهَّللا‬: ‫َو َع ْن َأِبي َسِع يٍد َو َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َقااَل‬
, ‫صلى هللا عليه وسلم ( َلِّقُنوا َم ْو َتاُك ْم اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا ) َر َو اُه ُم ْس ِلٌم‬
‫َو اَأْلْر َبَعُة‬

Artinya:
Dari Abu Said dan Abu Hurairah Radliyallaahu
‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: “Tuntunlah orang yang hampir
mati di antara kamu dengan Laa ilaaha illallah.”
Riwayat Muslim dan Imam Empat.
A. MEMANDIKAN JENAZAH
Syarat jenazah yang wajib dimandikan:
1. Mayat itu harus muslim
2. Ada tubuh mayat yang akan dimandikan walaupun hanya sebahagiannya saja
3. Bukan bayi yang meninggal di kandungan
4. Bukan mati syahid

Syarat orang yang memandikan jenazah:


1. Islam, baligh , berakal
2. Berniat untuk memandikan jenazah
3. Jujur dan sholeh/sholehah
4. Dapat dipercaya, amanah dan tahu hukum memandikan jenazah

Jika Mayat laki-laki, yang memandikannya juga harus laki-laki dan istrinya
Jika mayat perempuan , yang memandikan harus perempuan dan suaminya
Tata cara memandikan jenazah:
1. Mengistinjakkan
2. Mengangkat bagian atas jenazah dan menekan dengan
lembut perutnya
3. Membersihkan lubang hidung, telinga, mata dan kukunya
4. Berniat untuk memandikan jenazah
5. Menyiram seluruh bagian tubuh jenazah dari kepala hingga
kaki sebanyak 3 kali
6. Menyiran bagian depan sebelah kanan 3 kali
7. Menyiram bagian depan sebelah kiri 3 kali
8. Menyiram bagian belakang kanan 3 kali
9. Menyiram bagian belakang kiri 3 kali
10.Menyabuni lalu disiram hingga bersih
11.Menyiramkan air kapur barus dan air bidara
12.Mewudu’kan jenazah
B. MENGKAFANI JENAZAH

Tata cara mengkafani jenazah


Klik disini
‫‪C. MENSHOLATKAN JENAZAH‬‬
‫‪Sholat jenazah terdiri dari empat takbir. Dengan tata cara sebagai berikut:‬‬
‫‪1. Niat‬‬
‫‪Laki-laki :‬‬ ‫ُاَص ِّلى َع َلى َهَذ ااْلَم ِّيِت َاْر َبَع َتْك ِبَر اٍت َفْر َض اْلِكَفاَيِة َم ْأُم ْو ًم اِ ِهلل َتَعاَلى‬

‫‪Perempuan :‬‬ ‫ُاَص ِّلى َع َلى َهِذِه اْلَم ِّيَتِة َاْر َبَع َتْك ِبَر اٍت َفْر َض اْلِكَفاَيِة َم ْأُم ْو ًم اِ ِهلل َتَعاَلى‬

‫‪2. Takbir Pertama lalu membaca surah Al- Fatihah‬‬


‫‪3. Takbir kedua lalu membaca sholawat nabi‬‬

‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع لَى ُم َح َّم ٍد َو َع لَى آِل ُم َح َّم ٍد َك مَا َص َّلْيَت َع لَى ِإْبَر اِهْيَم َو َع لَى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِإنَّـَك‬
‫َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد َالَّلُهَّم بَاِر ْك َع لَى ُم َح َّم ٍد َو َع لَى آِل ُم َح َّم ٍد َك مَا بَاَر ْك َت َع لَى ِإْبَر اِهْيَم َو َع لَى آِل‬
‫ِإْبَر اِهْيَم ِإنَّـَك َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد‬
4. Takbir ke tiga lalu membaca doa untuk mayat
‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َح ْم ُه َو َع اِفِه َو اْعُف َع ْنُه َو َأْك ِرْم ُنُز َلُه َوَو ِّسْع ُم ْد َخ َلُه َو اْغ ِس ْلُه ِباْلَم اِء‬
‫َو الَّثْلِج َو اْلَبَرِد َو َنِّقِه ِم َن اْلَخ َطاَيا َك َم ا َنَّقْيَت الَّثْو َب اَألْبَيَض ِم َن الَّد َنِس َو َأْبِد ْلُه َد اًر ا َخ ْيًر ا ِم ْن‬
‫َد اِرِه َو َأْه ًال َخ ْيًر ا ِم ْن َأْه ِلِه َو َز ْو ًج ا َخ ْيًر ا ِم ْن َز ْو ِج ِه َو َأْد ِخ ْلُه اْلَج َّنَة َو َأِع ْذ ُه ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر‬
‫َأْو ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر‬
Artinya:
Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan
maafkanlah dia. Luaskanlah kuburnya dan mandikanlah ia
dengan air, salju dan embun. Sucikan ia dari seluruh kesalahan
seperti dibersihkannya kain putih dari kotoran. Berikan ia rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih
baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari
pasangannya. Lalu masukkanlah ia ke dalam surga dan
lindungilah ia dari cobaan kubur dan azab neraka.
Apabila yang meninggal itu anak-anak yang belum baligh
atau bayi, maka bacaan doanya adalah sebagai berikut:

‫الَّلُهَّم اْج َعْلُه َفَر ًطا َأِلَبَو ْيِه َو َس َلًفا َو ُذ ْخ ًر ا َو ِع َظًة َو اْع ِتَباًر ا َو َش ِفيًعا َو َثِّقْل ِبِه‬
‫ َو اَل َتْفِتْنُهَم ا َبْع َد ُه َو اَل َتْح ِرْم ُهَم ا َأْج َرُه‬،‫َم َو اِز يَنُهَم ا َو َأْفِر ْغ الَّصْبَر َع َلى ُقُلوِبِهَم ا‬

Artinya,
“Ya Allah, jadikanlah anak ini sebagai pendahulu dan pelopor kedua
orang tuanya, juga sebagai simpanan, dan nasihat, serta menjadi
pelajaran dan pemberi syafaat kelak bagi keduanya. Dengannya,
beratkan timbangan amal kedua orang tuanya, curahkan kesabaran ke
dalam hati keduanya, jangan jadikan fitnah kepada keduanya setelah
kematiannya, jangan halangi keduanya dari pahalanya.” (Lihat: Imam
An-Nawawi, Raudhatut-Thalibin, jilid II, halaman 127).
5. Takbir ke empat lalu membaca doa untuk orang yang
ditinggalkan

‫الَّلُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َرُه َو َال َتْفِتَّنا َبْع َد ُه َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلُه‬

Artinya:
Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan
cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah
dia.

6. Mengucapkan salam
D. MENGUBURKAN JENAZAH

1. Mempersiapkan Lubang Kubur


Kedalaman lubang kubur harus setinggi orang
yang berdiri di dalam dengan tangan
melambai ke atas. Sedangkan untuk lebarnya
harus berukuran satu hasta lebih satu jengkal,
setara dengan 50 cm.
Panjang lubang harus cukup untuk jenazah
yang pastinya melebihi tinggi badannya. Jika
tanahnya keras, disunahkan untuk membuat
liang lahat dalam lubang kubur.
2. Tata Cara Menguburkan Jenazah

Langkah 1
Mayit di letakkan dalam posisi miring ke kanan dan dimasukkan ke
liang lahat. Ini adalah kesepakatan 4 mazhab.

Langkah 2
Mayit dihadapkan ke arah kiblat

Langkah 3
Mayit didekatkan ke dinding liang lubur dan disandarkan ke dinding
pada bagian depan tubuh mayit. Ini pendapat jumhur ulama dari
Hanabilah, Syafi’iyyah, dan Malikiyah.
Langkah 4
Mayit diberi penyangga di bagian punggung dengan tanah, batu bata,
atau yang lainnya.

Langkah 5
Melepas tali pocong
Terdapat hadis, diriwayatkan dari Ma’qal bin Yasar radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata,

‫َلَّم ا َو َض ع َر سوُل ِهللا صَّلى ُهللا عليِه وسَّلم ُنَع يَم بَن َم سعوٍد‬
‫في الَقبِر َنَز ع اَألِخ َّلَة ِبفيه؛ َيعِني الَع ْقَد‬
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan
Nu’aim bin Mas’ud ke dalam liang kuburnya, Nabi melepas
al-akhillah pada mulutnya. Al-akhillah artinya ikatan.”
(HR. Al-Baihaqi no. 6714, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-
Mushannaf no. 11668)
Langkah 6
Menyipratkan air ke tanah kuburan
Disunahkan menyipratkan air ke tanah kuburan setelah pemakaman,
berdasarkan hadis,

‫َرَّش على َقْبِر ابِنِه إبراهيَم الماء‬

“Nabi shallallahu ’alaihi wasallam menyipratkan air ke kuburan Ibrahim


(putra beliau) dengan air.” (HR. Abu Daud dalam Al-Marasil, Al-Baihaqi,
Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath. Al-Albani dalam Silsilah Ahadits
Shahihah mengatakan hadis ini shahih atau minimalnya hasan).
Langkah 7
Cara menutup lubang
Dalam masalah ini terdapat hadis dari Abu Hayyaj Al-Asadiy, bahwa Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata kepada Abu Hayyaj,

« ‫أال أبعثك على ما بعثني عليه رسول هللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو آِلِه َو َس َّلَم ؟ أمرني أن ال‬
‫» أَدَع قبرًا مشرفًا (أي مرتفعًا) إال سّو يته (باألرض) وال تمثاًال إال طمسُته‬

“Maukah engkau aku utus untuk mengerjakan sesuatu yang dulu aku pun
pernah diutus oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam untuk
mengerjakannya? Rasulullah pernah mengutusku untuk tidak membiarkan
makam ditinggikan, melainkan harus dibuat rata dengan tanah. Lalu, tidak
membiarkan ada gambar (makhluk bernyawa), melainkan harus
dihilangkan’.” (HR. Muslim no. 969)
Langkah 7
Berdoa sejenak dan memintakan ampunan untuk mayit setelah
pemakaman adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
para sahabatnya.

‫الَّلُهَّم اْغ ـِفـْر َلــُه‬

Hadits nabi yang artinya:


“Biasanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai menguburkan mayit,
beliau berdiri sejenak di sisi kuburan lalu bersabda, ‘Mintalah ampunan untuk
saudara kalian ini, dan mintalah agar ia diberi kemudahan dalam menghadapi
pertanyaan kubur, karena ia sekarang sedang ditanya.’” (HR. Abu Daud no.
3221, disahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai