Anda di halaman 1dari 19

Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak

di Masa New Normal


Oleh:
Laily Hidayati, M.Psi., Psikolog.
Institut Agama Islam Al Hikmah Tuban

FB: Laily Kustur


Email: lailykusturayu@gmail.com
Fakta-fakta yang menyertai tatanan new normal
dalam pendidikan anak usia dini:
Terkait Kebijakan Pemerintah: Terkait Kesiapan Lembaga Pendidikan dan Orang Tua:

1. Tahun ajaran baru tetap dimulai pada 1. Banyak sekolah yang belum memiliki skenario pembelajaran alternatif
13 Juli 2020. yang cukup efektif sebagai ganti pembelajaran tatap muka di kelas.
2. 94% wilayah di Indonesia masih 2. Banyak sekolah yang belum memiliki model kemitraan dengan orang tua
belum diperkenankan siswa sebagai wadah komunikasi berbagi peran dalam pendidikan.
menyelenggarakan kegiatan belajar 3. Banyak orang tua yang belum menyadari perannya yang sesungguhnya
mengajar secara tatap muka. dalam pendidikan anak, sehingga,
4. Banyak orang tua yang cukup kerepotan dan belum siap mengambil alih
3. Kegiatan belajar mengajar masih
tugas guru di sekolah, untuk diterapkan di rumah.
harus dilakukan melalui jaringan
internet.

2
Hal-hal yang terlupakan selama ini:
1. Pemeran utama dalam pendidikan anak adalah orang tua, bukan guru.
2. Pendidikan berlangsung 24 jam di sekolah dan di rumah, bukan beberapa jam saja di
sekolah.
3. Mendidik anak membutuhkan ilmu. Sebagaimana ilmu untuk menjadi guru.
4. Mendidik anak membutuhkan waktu. Sebagaimana guru meluangkan waktu.
5. Mendidik anak membutuhkan tenaga. Sebagaimana guru memberikan tenaga.
6. Mendidik anak membutuhkan cinta. Sebagaimana guru mengajar dengan cinta. Yang
melahirkan sifat sabar, peduli, menerima segala kekurangan dan kelebihan anak.

3
Hal-hal yang harus berubah pada diri orang tua:
1. POLA PIKIR. Bahwa menerima kenyataan harus mengambil alih tugas stimulasi
tumbuh kembang anak di sekolah yang selama ini dilakukan oleh guru, harus diterima
dengan lapang dada.
2. MANAJEMEN WAKTU. Bahwa penting mengatur ulang jadwal kegiatan orang tua atau
tugas-tugas domestik, agar sesuai dengan kebutuhan jadwal belajar anak di rumah.
3. KREATIVITAS. Bahwa dibutuhkan kreativitas untuk mencari materi belajar di rumah,
serta metode belajar mengajar yang digunakan.
4. KERJASAMA. Bahwa menjalin komunikasi dengan sekolah dan keluarga untuk
keperluan stimulasi tumbuh kembang anak adalah sangat penting dan bermanfaat untuk
mendukung belajar anak di masa new normal.

4
Resiko-resiko bila orang tua tidak segera menyesuaikan diri
dengan tatanan new normal dalam pendidikan anak:
● Anak mengalami kebingungan. Perubahan rutinitas pagi hari di rumah yang tidak
terjadwal seperti di sekolah sangat mungkin membuat anak-anak bingung, dan bisa jadi
menghapus kebiasaan yang telah terbentuk.
● Anak mengalami kejenuhan. Aktivitas yang monoton dan kurang berorientasi pada anak,
sangat mungkin membuat anak jenuh dan dapat memunculkan perilaku agresif yang tak
diinginkan.
● Anak mengalami regresi/kemunduran perkembangan. Kemandirian, tanggung jawab,
kepedulian, dan keterampilan sosial emosional yang telah terbentuk selama ini dapat
berkurang atau bahkan hilang karena kurangnya pemeliharaan perilaku di rumah.

5
Maka,
mari menyesuaikan diri…!!!

6
Mulailah dengan senang hati
mengambil alih dan berbagi peran dengan guru
selama ini di sekolah, dan segera mempelajari
apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh anak
untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal ketika belajar di rumah!
3 PILAR
TUMBUH KEMBANG ANAK:
WELL-BEING,
yaitu Kesejahteraan Fisik
SAFETY, 03 dan Mental:
yaitu Rasa Aman Memiliki tempat tinggal, pemenuhan
Fisik dan Mental: kesehatan, pendidikan, kasih sayang,
penerimaan, dll.
Bebas dari ancaman bahaya fisik
maupun psikis, kelaparan,
kesehatan, pelecehan,
PERMANENCY,
penelantaran, kekerasan, dll. 01 02 yaitu Kestabilan Perlakuan
dan Lingkungan:
Tempat tinggal yg menetap, aturan dan
peran yang jelas dalam keluarga, rutinitas
dalam keluarga, dll.

8
6 ASPEK PERKEMBANGAN ANAK:

1 & KOGNITIF
2
SOSIAL & BAHASA
EMOSIONAL
SERTA NILAI
AGAMA & 5& 3&
MORAL 6 4
MOTORIK
& SENI

9
PERKEMBANGAN
KOGNITIF:

Contoh aktivitas:
Menghitung mainan, membedakan
warna, membedakan bentuk,
menata puzzle, menata balok,
memecahka teka-teki,
mengutarakan ide, membedakan
ukuran, mengurutkan, dll.

10
PERKEMBANGAN BAHASA:

Contoh aktivitas:
Bernyanyi, mengobrol,
mendongeng, berdiskusi, tebak-
tebakan, membacakan buku,
bermain kartu bergambar, video
call guru atau teman, mengaja
bicara boneka kesayangan, dll.

11
PERKEMBANGAN
SOSIAL EMOSIONAL:

Contoh aktivitas:
Membacakan kisah yang menggugah
emosi, menggendong boneka, bermain
peran dengan keluarga, berlatih
mendengarkan orang lain bicara,
berlatih menyela pembicaraan,
merapikan mainan, membantu
ayah/ibu, dll.

12
PERKEMBANGAN NILAI
AGAMA DAN MORAL:

Contoh aktivitas:
Sholat berjamaah, mengaji
bersama, membacakan kisah
moral dari Al Qur’an dan Hadits,
bersedekah, merawat binatang
kesayangan, berkebun, menyiram
bunga, dll.

13
PERKEMBANGAN
MOTORIK:

Contoh aktivitas:
Melompat, berjalan mundur, berlari
zig-zag, meniti papan titian,
menangkap/menggelindingkan bola,
meronce, menempel, menggunting,
belajar menyapu, mencuci, mengikat
tali sepatu, memasang taplak meja,
melipat baju, dll.

14
PERKEMBANGAN
SENI:

Contoh aktivitas:
Beryanyi, qasidah, sholawat,
bermain alat musik, menghias
masker, melukis, menggambar,
kolase, mendesain balok, membuat
kerajina dari barang bekas,
membuat baju boneka, dll.

15
Kesimpulan ...

16
Bila 3 pilar tumbuh kembang anak terpenuhi dengan baik, maka semakin
baik pula proses dan hasil belajarnya. Di manapun ia berada. Di sekolah
maupun di rumah. Karena sesungguhnya anak mempunyai naluri alamiah
untuk membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya.

Lingkungan / orang dewasa hanya bertugas memberikan arahnya.


Materialistis kah? Spiritual kah? Religius kah? Naturalis kah? Humanis
kah? Fenomenologis kah? Transendental kah?
Dan sebagainya.

Yang terpenting adalah orang tua memahami betul konsekuensi dari arah
pendidikan yang ia berikan kepada anak-anaknya.

17
Keenam aspek perkembagan anak bersifat sama penting untuk dikembangkan.
Kognitif sama pentingnya dengan nilai agama dan moral, serta aspek perkembangan
yang lain. Motorik sama pentingnya dengan bahasa, serta aspek perkembangan
yang lain.

Dengan belajar di rumah, orang tua dapat secara langsung mengevaluasi pencapaian
tumbuh kembang anaknya, dan segera melakukan perbaikan stimulasi tumbuh
kembang yang dibutuhkan.

Yang terpenting adalah kesediaan orang tua untuk terus belajar membekali diri
dengan ilmu untuk mengemban amanah dalam mendidik anak. Dengan mengikuti
webinar, pelatihan, talk show parenting, pengajian, membaca artikel, mengikuti
berita yang positif dan berimbang, searching google, dll.

18
Cekap semanten.
Matur nuwun…

19

Anda mungkin juga menyukai