Anda di halaman 1dari 57

Osteoarthritis

Genu
Claudya Angellica Linggi (2365050126)
Pembimbing :
dr. Ronald Vinantius Munthe, Sp.OT (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 4 MARET – 11 MEI 2024
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
PENDAHULUAN

● Osteoarthritis (OA) juga adalah sekelompok kelainan


mekanik degradasi yang melibatkan sendi, termasuk
tulang rawan artikular dan tulang subchondral.
● Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi dan
merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang
tua di atas usia 60 tahun.
TINJAUAN
PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI ETIOLOGI
01 04

FAKTOR RISIKO KLASIFIKASI


02 05

ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI


03 FISIOLOGI 06
TINJAUAN PUSTAKA

DIAGNOSIS TATALAKSANA
07 08
01 DEFINISI
Osteoarthritis
merupakan gangguan sendi kronik yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara degradasi dan sintesis rawan
sendi serta matriks ekstraseluler, kondrosit dan tulang
subkondral pada usia tua.
Prevalensi penyakit ini meningkat tajam seiring dengan
meningkatnya usia.
02 FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO

Dapat diubah
obesitas, aktivitas fisik berlebihan, kelemahan otot,
trauma, hormonal, rokok, hipertensi, dan
hiperurisemia

Tidak dapat diubah


Usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, dan suku.
ANATOMI &
03 FISIOLOGI
Ligamen Intrakapsular Ligamen Ekstrakapsular

Lig. Cruciatum Anterior Lig. Patellae

Lig. Cruciatum Posterior Lig. Collaterale Fibulare

Lig. Collaterale Tibiae

Lig. Popliteum Obliqum

Lig. Transversum Genu


Tulang Rawan
Tulang RawanHialin : ::
Fibrosa
Elastis
● Serabut kolagen
padat danhalus dan
kasar rapat
serta tidak tidak
teratur
TULANG RAWAN

serabut elastis
Warna
tersebarmatriksnya
Matriks berwarna
dan serabut kolagen
gelapkebiru-biruan
dan nyata putih
serta dan keruh dan
bergelombang
● Terletak
tembus pada ruas-ruas
cahaya dankeruh tulang
bening belakang,
seperti kaca
● Warna matriksnya kekuning-
●1. simfisis pubis, persendian, perlekatan
Tulangpada
Terletak
kuningan. rawan
ujunghialin
tulang keras, cakram
ligament dll
epifisis,
Tulangpersendian,
●2. Terdapat rawan
pada dan telinga,
fibrosa
epiglotis, saluran dan
pernapasan.
bronkiolus.
3. Tulang rawan elastis
OTOT PENGGERAK SENDI LUTUT
● Meniskus adalah peredam kejut berbentuk tapal kuda yang membantu untuk pusat kedua sendi lutut selama
aktivitas dan untuk meminimalkan jumlah stres pada tulang rawan artikular.
● Terdiri dari meniskus medial dan meniskus lateral.
● Kapsul artikularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m. quadriceps femoris dan di depan
menutupi patella menuju permukaan anterior dari femur diatas tubrositas sendi.
● Otot-otot utama yang menggerakkan sendi lutut adalah quadricep dan otot hamstring.
04 ETIOLOGI
ETIOLOGI
● Faktor biomekanik: kegagalan
mekanisme protektif (kapsul sendi,
ligamen, otot-otot persendian, serabut
aferen, dan tulang-tulang)

● Komplikasi dari penyakit lain: gout,


rheumatoid arthritis, dsb.
05 KLASIFIKASI
OSTEOARTHRITIS PRIMER
berhubungan dengan usia sedang-tua, ketika kegagalan kartilago
tidak diketahui penyebab perkembangannya (idiopatik), faktor
predisposisi lainnya meliputi faktor genetik dan aktivitas fisik.

OSTEOARTHRITIS SEKUNDER
Sering terjadi pada trauma, terjadi akibat pekerjaan maupun
kongenital, goutarthritis, ruptur acl berkepanjangan,
obesitas.
06 PATOFISIOLOGI
07 DIAGNOSIS
TANDA DAN GEJALA KLINIS

● Nyeri sendi: bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang


dengan istirahat.
● Hambatan gerakan sendi: Rasa kaku pada sendi dapat timbul
setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan banyak gerakan.
● Krepitasi: rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit
● Pembengkakan sendi yang asimetris: terjadi efusi pada sendi yang
biasanya tidak banyak (< 100 cc) atau karena adanya osteofit.
● Deformitas: Valgus dan Varus
● Tanda-tanda peradangan: nyeri tekan, rasa hangat yang merata,
dan warna kemerahan.
● Perubahan gaya berjalan
PEMERIKSAAN FISIK

● Pemeriksaan lokal pada sendi lutut (tes fluktuasi dan palpasi pada garis lateral sendi) untuk
menilai adanya tanda-tanda osteoartritis, dan pemeriksaan luas gerak sendi lutut.
PEMERIKSAAN FISIK

● Tes Brush (Stroke, Wipe) untuk menilai efusi pada


pembengkakan sendi.
● Cara: menempatkan satu tangan dengan jari di sisi distal
lateral tungkai dan medial dari patella, kemudian tangan
yang lainnya menekan dari arah atas (dari sisi proksimal
lateral) kearah distal.
● Pada efusi minimal dapat dirasakan gelombang cairan
yang bergerak dari telunjuk ke ibu jari pada
pemeriksaan.
PEMERIKSAAN FISIK

● Tes Dancing Patella untuk menilai efusi lutut.


● Cara: menempatkan satu tangan lekukan diatas patella
kemudian menekan patella dari arah proksimal ke
distal dengan tangan yang lain bergerak pada sisi
medial dan lateral dengan sedikit tekanan.
● Adanya tahanan menunjukkan efusi lutut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran yang khas pada foto polos adalah :
1. Densitas tulang normal atau meninggi
2. Penyempitan ruang sendi yang asimetris karena
hilangnya tulang rawan sendi
3. Sklerosis tulang subkondral
4. Kista tulang pada permukaan sendi terutama
subkondral
5. Osteofit pada tepi sendi.
KLASIFIKASI KELLGREN-LAWRENCE
08 TATALAKSANA
TATALAKSANA

NON
FARMAKOLOGI

FARMAKOLOGI
NON-FARMAKOLOGI

● EDUKASI
○ meyakinkan pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain. Walaupun
OA tidak dapat disembuhkan, namun kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan.

● PENURUNAN BB
○ terutama pada pasien-pasien obesitas, untuk mengurangi beban pada sendi yang terserang
OA dan meningkatkan kelincahan pasien waktu bergerak.

● TERAPI FISIK DAN TERAPI KERJA


○ untuk dapat melakukan aktivitas optimal dan tidak tergantung pada orang lain, terdiri dari
pendinginan, pemanasan dan latihan penggunaan alat bantu, dianjurkan latihan yang
bersifat penguatan otot, memperluas lingkup gerak sendi dan latihan aerobik.
NON-FARMAKOLOGI
● TERAPI MANUAL
○ Gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan meningkatkan gerakan sendi
dan mengurangi kekuatan sendi.
○ Teknik yang dipakai: melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi
secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage
○ Latihan ini dapat secara efektif memperbaiki jarak berjalan dan mengurangi nyeri,
disfungsi, serta kekakuan pada pasien osteoartritis sendi lutut.
NON-FARMAKOLOGI
● LATIHAN FLEKSIBILITAS (ROM)
○ Untuk pasien OA, latihan fleksibilitas ditujukan
untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas
sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak.
○ Latihan peregangan ini dilakukan dengan
menggerakkan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan
sekitar sendi.
○ Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari Latihan
peregangan tiap kelompok otot, setidaknya tiga kali
perminggu.
○ Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon
utama pada ekstremitas atas dan bawah.
NON-FARMAKOLOGI
● LATIHAN AEROBIK
○ Latihan aerobik (berjalan, bersepeda, berenang, senam aerobic dan latihan aerobik di
kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot, meningkatkan
ketahanan, mengurangi berat badan dan mengurangi konsumsi obat pada pasien
osteoartritis.
○ Pemilihan aktivitas aerobik tergantung: status penyakit, stabilitas sendi, sumber daya dan
minat pasien.
○ Latihan aerobik di kolam air hangat dapat mengurangi nyeri otot dan sendi, mengurangi
nyeri otot dan sendi, mengurangi beban sendi, meningkatkan gerakan yang tidak
menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang sakit.
NON-FARMAKOLOGI
● TERAPI MODALITAS
○ Termoterapi (panas atau dingin), hidroterapi dan elektroterapi (Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulators (TENS)).
○ Terapi panas dalam adalah Ultrasound, Microwave diathermy (MWD), Short wave
diathermy (SWD) dapat dipakai sebagai terapi tambahan, digunakan bersama latihan fisik,
dan obat-obatan.
○ Efek yang diharapkan adalah relaksasi otot dan berkurangnya nyeri dan memperkuat
struktur sekitar sendi untuk menunjang sendi.
TERAPI MODALITAS

Shortwave Diathermy (SWD) Microwave Diathermy (MWD) Ultrasound Diathermy (USD)

Definisi Salah satu modalitas terapi panas Salah satu bentuk radiasi Modalitas terapi menggu-nakan
(deep heat therapy) yang digunakan elektromagnetik, berada di antara gelombang suara dengan frekuensi 1-3
secara klinis sebagai aplikasi trepeutik spektrum gelombang infrared dan SWD MHz, sehingga menimbulkan efek
yang menggunakan aliran frekuensi yang memberikan efek panas sehingga getaran gelombang suara yang kemudian
tinggi gelombang elektromagnetik. digunakan secara klinis sebagai memberikan efek terapuetik.
modalitas terapi.

Tujuan Untuk terapi penyakit- penyakit Untuk terapi penyakit- penyakit 1. Mengurangi spasme otot dan
neuromuskulos-keletal dengan cara neuromuskulos-keletal dengan cara tendon
mem- bangkitkan respon tubuh mem- bangkitkan respon tubuh sehingga 2. Mengurangi nyeri
sehingga menimbulkan efek fisiologis menimbulkan efek fisiologis akibat 3. Kondisi patologis lain yang
akibat perubahan suhu. perubahan suhu. memungkinkan zat kimia untuk
masuk ke kulit melalui proses
phonophoresis.
Shortwave Diathermy (SWD) Microwave Diathermy (MWD) Ultrasound Diathermy (USD)

Indikasi 1. Kondisi muskuloskeletal 1. Pemanasan otot dan sendi yang 1. Spasme neuromuskular
(tendinitis, tenosinovitis, superfisial (pergelangan tangan 2. Scar tissue
bursitis, kapsulitis, dll) dan lutut), mempercepat resolusi 3. Manajemen nyeri
2. Nyeri (leher, punggung bawah, hematom dan hipertermia lokal 4. Kontraktur.
miofascial, neuralgia post pada pasien kanker.
herpetik, dll) 2. Frekuensi rendah penetrasi
3. Menurunkan spasme otot lebih dalam dan lebih baik untuk
4. Meningkatkan lingkup gerak pemanasan otot.
sendi 3. Efektif untuk lapangan terapi
5. Menurunkan edema kronis yang luas.
Shortwave Diathermy (SWD) Microwave Diathermy (MWD) Ultrasound Diathermy (USD)

Kontraindikasi 1. Precaution efek pemanasan 1. Precaution efek pemanasan 1. Keganasan


secara umum: secara umum: 2. Kehamilan
- Inflamasi akut - Inflamasi akut 3. Jaringan testikular
- Kegagalan sirkulasi - Kegagalan sirkulasi 4. Infeksi akut
- Gangguan perdarahan - Gangguan perdarahan 5. Jaringan yang rentan perdarahan
- Bekas luka yang luas - Bekas luka yang luas 6. Jaringan iskemik berat
- Gangguan sensorik - Gangguan sensorik 7. Trombosis vena
- Keganasan - Keganasan 8. Area sekitar mata
- Gangguan kognitif dan komunikasi - Gangguan kognitif dan komunikasi 9. Epifisis yang sedang tumbuh
2. Logam (perhiasan logam, pace 2. Logam (perhiasan logam, pace 10. Jaringan saraf yang terpapar
makers, metallic intrauterine makers, metallic intrauterine (spina bifida, post laminektomi)
devices, surgical implan devices, surgical implants)
ts) 3. Kehamilan
3. Lensa kontak mata 4. Imaturitas
4. Kehamilan
5. Imaturitas skeletal
TERAPI PEMBEDAHAN

● Pertimbangan dilakukan tindakan operatif


bila :
a. Deformitas menimbulkan gangguan
mobilisasi;
b. Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan
penanganan medikamentosa dan
rehabilitatif.
● Ada 3 tipe terapi pembedahan:
a. Realignment osteotomy
b. Replacement joint
c. Arthrodesis
Realignment Osteotomy

● Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan


merubah sudut dari weightbearing.
● Tujuan : Membuat kartilago sendi yang sehat menopang sebagian besar
berat tubuh. Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus
repair.
● Operasi ini harus dilakukan saat sendi masih stabil dan dapat bergerak,
dan X-Ray menunjukkan bahwa sebagian besar permukaan artikular
(“ruang sendi” radiografi) masih dipertahankan.
Replacement Joint

● Penggantian sendi, dalam berbagai bentuk, saat ini merupakan prosedur


pilihan untuk OA pada pasien dengan gejala yang tidak dapat ditoleransi,
kehilangan fungsi yang nyata, dan pembatasan aktivitas sehari-hari yang
parah.
● Untuk OA pinggul dan lutut pada pasien paruh baya dan lebih tua,
penggantian sendi total dengan teknik modern menjanjikan perbaikan yang
bertahan selama 15 tahun atau lebih lama.
● Indikasi total knee replacement: nyeri, deformitas, instability akibat dari
Rheumatoid atau osteoartritis.
● Kontraindikasi: non fungsi otot ektensor, adanya neuromuscular dysfunction,
infeksi, neuropathic joint, prior surgical fusion.
Replacement Joint

● Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru
ditanam.
● Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high-
density polyethylene.
● Macam-macam operasi sendi lutut untuk osteoartritis :
a. Partial replacement/unicompartemental
b. High tibial osteomy untuk orang muda
c. Patella and condyle resurfacing
d. Minimally constrained total replacement untuk stabilitas sendi yang
dilakukan sebagian oleh ligamen asli dan sebagian oleh sendi buatan
e. Cinstrained joint : fixed hinges dipakai bila ada tulang hilang dan
severe instability.
Arthrodesis

● merupakan pilihan yang masuk akal jika kekakuannya masih dapat diterima dan
sendi-sendi di sekitarnya tidak akan terpengaruh.
● Hal ini kemungkinan besar berlaku pada sendi kecil yang rentan terhadap OA,
misalnya. sendi karpal dan tarsal serta sendi metatarsophalangeal jempol kaki.
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS

SISTEMIK
Analgetik (Non opioid dan opioid) untuk meredakan nyeri. Nyeri yang disertai
dengan gejala inflamasi -> antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

TOPIKAL
Krim rubefacients dan capsaicin, Antiinflamasi nonsteroid

INJEKSI
Indikasi: penanganan simtomatik dengan steroid, dan
viskosuplementasi dengan hyaluronan untuk modifikasi
perjalanan penyakit.
OBAT SISTEMIK
● ANALGESIK NON-OPIOID

Jenis Obat Dosis Keterangan

Paracetamol/Acetaminophen 3-4 x 500 mg Dosis maks 4g/hari

Mefenamic acid 3-4 x 500 mg

Methampyrone 3-4 x 500 mg

Metamizole/ Dypiron 3-4 x 500 – 1000 mg

Aspirin 1-2 x 500 mg


OBAT SISTEMIK
● ANALGESIK OPIOID

Jenis Obat Dosis Keterangan

Codein Codein 30 mg + paracetamol Dosis maksimum 8 tab/ hari


500 mg, 1-2 tab/ 4-6 jam

Tramadol HCL 1-3 x 50 mg

Tramadol 37,5 mg +
paracetamol 325 mg, 3-4
tab/hari
OBAT SISTEMIK
● ANALGESIK NSAID

Jenis Obat Dosis Keterangan

Ibuprofen 3-4 x 2-400 mg

Ketoprofen 2-3 x 50-100 mg

Naproxen 2 x 500 mg 1.100 mg/hari

Diclofenac Na 2-3 x 25-50 mg

Diclofenac K 2-3 x 25-75 mg

Piroxicam 1-2 x 10-20 mg

Meloxicam 1 x 7,5-15 mg

Celecoxib 1-2 x 100-200 mg


OBAT TOPIKAL

1. Krim rubefacients dan capsaicin


○ Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia
dengan cara kerja pada umumnya bersifat
counter irritant.
2. Antiinflamasi nonsteroid
○ Selain zat berkhasiat yang terkandung
didalamnya, perlu diperhatikan campuran
yang dipergunakan untuk penetrasi kulit.
Salah satu yang dapat digunakan adalah gel
piroxicam dan diclofenac Na
INJEKSI INTRA ARTIKULAR

● Injeksi intra artikular ataupun periartikular bukan


merupakan pilihan utama dalam penanganan
osteoartritis.
● Pada dasarnya ada 2 indikasi suntikan intra
artikular yakni
○ penanganan simtomatik dengan steroid, dan
○ viskosuplementasi dengan hyaluronan untuk
modifikasi perjalanan penyakit.
INJEKSI INTRA ARTIKULAR
● STEROID

Jenis obat Dosis Keterangan

Methylprednisolon acetate 20-80 mg Onset sangat lambat

Triamcinolone acetonide 5-40 mg Onset bervariasi


Triamcinolone hexacetonide 10-40 mg

Dexamethasone sodium 2-4 mg Onset cepat


phosphate

Kombinasi 6-12 mg Onset cepat


Betamethasone sodium
phosphate dan Betamethasone
acetate
INJEKSI INTRA ARTIKULAR
HYALURONIC ACID
● Diberikan berturut-turut 5-6 kali dengan interval
satu minggu masing-masing 2-2,5 ml Hyaluronan.
● Efek samping: artritis septik, nekrosis jaringan dan
abses steril.
● Kontraindikasi: faktor alergi terhadap unsur/bahan
dasar hyaluronan misalnya harus dicari riwayat
alergi terhadap telur.
● Sediaan di Indonesia diantaranya adalah Hyalgan
dan Osflex.
INJEKSI INTRA ARTIKULAR
PRP (Platelet Rich Plasma)
● PRP merupakan produk darah mengandung growth factor yang paling mudah didapat, harga murah, dan
non-invasif.
● Darah yang diambil, diendapkan dengan menggunakan alat sentrifugasi, hingga didapatkan kadar
platelet 2-8 kali darah normal.
● PRP dapat diaktivasi dengan tambahan bovine thrombin atau kalsium klorida.
● Ada perbedaan antara PRP yang diaktifkan dan yang tidak diaktifkan:
○ PRP yang tidak diaktifkan akan mengalami perlambatan aktivasi dan perlekatan dengan kolagen,
memiliki efek proliferasi sel mesensimal, sel kondrosit, dan osteosit secara in vivo dan in vitro.
○ PRP aktif, dalam beberapa penelitian menghambat kondrogenesis.
● Sediaan injeksi intra-artikular antara 3-5 mL per injeksi.
KESIMPULAN
● Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan pada satu sendi atau lebih, bersifat lokal, progresif
dan degeneratif yang ditandai dengan perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu
berupa degenerasi tulang rawan/kartilago hialin.
● Etiologi osteoarthritis: faktor biomekanik (kegagalan mekanisme protektif) dan biokimia.
● Kerusakan sendi terjadi multifaktorial, yaitu akibat terganggunya faktor-faktor protektif
tersebut.
● Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia, terutama populasi di atas 65 tahun.
● Diagnosis osteartritis ditegakkan melalui:
○ Tanda dan gejala klinis: usia tua, nyeri sendi yang bertambah dengan gerakan, kaku sendi,
krepitasi pada gerakan aktif, tanda-tanda peradangan lokal hingga ditemukan deformitas sendi.
○ Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain : pemeriksaan lokal, Range of Motion sendi,
dan tes untuk melihat adanya tanda-tanda lokal (tes Brush dan tes Dancing), pemeriksaan
rontgen sendi lutut untuk melihat perubahan bentuk sendi dan menilai derajat OA.
● Penatalaksanaan bertujuan untuk meredakan nyeri, mengoptimalkan fungsi sendi dan kualitas hidup,
menghambat progresifitas dan mencegah komplikasi.
○ Farmakologis: memberikan obat anti nyeri, antiinflamasi dan suplemen (sistemik, topikal,
injeksi intra artikular).
○ Non farmakologis: latihan (latihan fleksibiltas, latihan kekuatan, latihan aerobik), terapi
modalitas (termoterapi, hidroterapi dan elektroterapi).
○ Pembedahan diindikasikan pada pasien yang mengalami deformitas dengan gangguan
mobilisasi dan nyeri yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa dan rehabilitatif.
THANKS
DAFTAR PUSTAKA
1. Dan LL, Anthony SF, Dennis LK, Stephen LH, J. Larry J, Joseph L. Osteoarthritis in Harrison’s
Principles of Internal Medicine, 8th edition: Mc Graw Hill; 2013
2. Eka PM. Tesis faktor-faktor resiko osteoartritis lutut. Semarang: Universitas Diponegoro; 2007.
3. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG. Estimates of the prevalence of arthritis and other
rheumatic conditions in the United States, part II; 2008.58 (1): 26-35.
4. Dillon CF, Rasch EK. Prevalence of knee osteoarthritis in the United States: The Third
National Health and Nutrition Examination Survey: J Rheumatol; 2009. 33(11):2271 – 2279.
5. Fitriani L. Sendi lutut. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2008.
6. Lynn SL. Clinical kinesiology and anatomy, 4th edition. Oregon: F.A. Davis Company; 2007.
7. David T. Osteoarthritis of the knee. The New England Journal of Medicine; 2007.
8. Iannone F, Lapadula G. The pathophysiology of osteoarthritis. Aging Clin Exp Res; 2007.
15(5):364– 372.
9. Patricia MK, Reni HM, I Lukitra W. Osteoartritis dalam Pedoman diagnosis dan terapi
Bag/SMF. Rehabilitasi Medik, edisi I. Surabaya: RSU. Dokter Soetomo; 2008.
DAFTAR PUSTAKA
1. Klaus B. Clinical test for the musculoskeletal system, 2nd edition. New York; Theime; 2008.
2. Daniel LS, Deborah H. Radiographic assessment of osteoarthritis: American Family Physician;
2011. 64(2):279– 286.
3. Jacobson JA. Radiographic evaluation of arthritis: Degenerative Joint Disease and Variation.
Radiology; 2008. 248(3):737– 747.
4. Kasmir Y. Penatalaksanaan osteoartritis. sub-bagian reumatologi. Jakarta: Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FKUI / RSUPN Cipto Mangunkusumo; 2009.
5. Angela BM. T, Luh KW, Rosiana PW, Julius A. Layanan kedokteran fisik dan rehabilitasi.
Jakarta: PERDOSRI; 2013.
6. Kathryn B, Kenneth DOS, O’Rourke, Atul D. Joint aspiration and injection a look at the basic.
BMJ; 2011. Vol. 2011.59:223-225.
7. Rachmah LA. Peran latihan fisik dalam manajemen terpadu osteoartritis. Yogyakarta:
Uneversitas Negeri Yogyakarta; 2011.
8. Barrack L, Booth E. Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and Knee Reconstruction Chapter
16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric; 2008.

Anda mungkin juga menyukai