264733611-1-Obat-Obat-Anestesi
264733611-1-Obat-Obat-Anestesi
ANESTESI
1. Anestesi Umum
Menghilangkan rasa sakit disertai hilang kesadaran
2. Anestesi Lokal
Menghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran
Tujuan dasar anestesi
1. N2O
Merupakan gas tdk berwarna, tdk berbau, tdk berasa dan lebih berat
dari udara. Selalu digunakan dlm campuran dgn O2.
Stadium induksi N2O : O2 (85:15), untuk mempertahankan anestesi
70% N2O : 30% O2.
Gas ini sering digunakan pd partus 100% N2O pd waktu kontraksi
uterus shg rasa sakit hilang tanpa mengurangi kekuatan
kontraksi. 100% O2 pd waktu relaksasi utk mencegah terjadinya
hipoksia.
Untuk mendapatkan efek analgesik digunakan N2O : O2 (20:80) untuk
induksi N2O : O2 (80:20) dan utk penunjang N2O : O2 (70:30)
sedangkan utk partus digunakan berganti-ganti N2O : O2
(100:100)
2. Siklopropan
Gas yg kuat, berbau spesifik, tidak berwarna, lebih berat drpd udara.
Siklopropan relatif tdk larut dlm darah shg menginduksi dgn cepat
(2-3 menit).
Stadium tk 1 dpt dicapai kdr 7-10 vol %
Stadium tk 2 dpt dicapai kdr 10-20 vol %
Stadium tk 3 dpt dicapai kdr 20-35 vol %
Stadium tk 4 dpt dicapai kdr 35-50 vol %
Sedangkan pemberian dg kadar 1 vol % dpt menimbulkan analgesia
tanpa hilangnya kesadaran.
Absorpsi dan ekskresi siklopropan melalui paru. Hanya 0,5%
dimetabolisme dlm badan dan diekskresi dlm bentuk CO2 dan air.
Siklopropan dpt digunakan pd setiap macam operasi. Untuk efek
analgesik digunakan 1-2% siklopropan dgn oksigen.
Utk mencapai induksi siklopropan digunakan 25-50% dgn oksigen
sedangkan utk dosis penunjang digunakan 10-20% dgn oksigen
Anestesi yang meguap
Sifat : anestesi menguap (volatil anesthetic)
- Berbentuk cairan pd suhu kamar
- Mempunyai sifat anestetik kuat pd konsentrasi rendah
- Relatif mudah larut dlm lemak, darah dan jaringan
1. Tidak mengiritasi
2. Tidak merusak jaringan saraf secara permanen
3. Batas keamanan lebar
4. Mula kerja hrs sesingkat mungkin
5. Masa kerja hrs cukup lama, cukup waktu utk
melakukan tindakan operasi
6. Zat anestesi lokal hrs larut dlm air
7. Stabil dlm larutan
8. Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
Anestesi lokal
Ada dua golongan
1. Golongan amida
contoh : lidokain
2. Golongan ester
contoh : prokain
Otot polos
Baik invitro maupun invivo, anestesi lokal berkhasiat
spasmolitik yg tdk berhubungan dg efek anestetik.
Alergi
Kadang-kadang dpt timbul reaksi hipersensitivitas thd
anestetik lokal seperti dermatitis alergik, serangan asma
atau reaksi anafilaktik yg fatal, alergi lebih sering terjadi pd
penggunaan anestesi lokal bentuk ester.
Anestesi lokal DOEN
- Lidokain
- Prokain
- Etilklorida
- Bipivakain
1. Lidokain (xilokain)
Anestesi lokal kuat digunakan sec topikal dan
suntikan.
Anestesia terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama,
dan lebih ekstensif drpd prokain.
Larutan lidokain 0,5% utk anestesia infiltrasi,
sedangkan larutan 1-2% utk anestesia blok dan
topikal.
Lidokain obat terpilih bagi yg hipersensitif thd
prokain dan epinefrin. Lidokain dapat
menimbulkan kantuk.
Preparatnya : larutan 0,5-5% dgn atau tanpa
epinefrin (1:50.000 sampai 1:200.000)
Farmakokinetik : Lidokain mudah diserap dari tempat
suntikan dan dapat melewati sawar darah otak.
Indikasi : lidokain banyak digunakan secara suntikan utk
anestesia infiltrasi, blokade saraf, anestesia epidural,
ataupun anestesia kaudal dan anestesia selaput lendir.
Pd anestesia infiltrasi digunakan larutan 0,25-0,50% dg atau
tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total tidak boleh
melebihi 200 mg dlm waktu 24 jam, dgn adrenalin tdk
boleh lebih dari 500 mg.
Pd kedokteran gigi digunakan larutan 1-2% dgn adrenalin.
Utk anestesia infiltrasi dg mula kerja 5 menit dan lama kerja 1
jam dibutuhkan dosis 0,5-1,0 ml.
Untuk blokade saraf digunakan 1-2 ml
2. Prokain
Farmakodinamik : Pd penyuntikan s.c dosis 100-800 mg,
terjadi analgesia umum ringan. Efek maksimal berlangsung
10-20 menit, dan menghilang sesudah 60 menit.
- Dibukain
Derivat kuinolin, mrp anestesi lokal yg paling kuat, paling
toksik, dan masa kerja panjang. Kekuatan kira-kira 15x
prokain dan masa kerja 3x lebih panjang. Anestesi suntikan
dg kadar 0,05-0,1% ; utk anestesia topikal kornea 0,10%,
hidung dan tenggorok 0,5-2%; uretra 0,05-0,2% dan utk
kulit berupa salep 0,5-1%. Dosis total dibukain pada
anestesi spinal adalah 7,5-10 mg.
- Heksilkain HCl
Digunakan utk anestesia infiltrasi, spinal, topikal, dan blokade
saraf. Kekuatannya kira-kira 2x prokain
- Mepivakain HCl
Golongan amida mirip dgn lidokain. Digunakan utk anestesi
infiltrasi, blokade saraf regional dan anestesia spinal.
Sediaan utk suntikan mrp larutan 1,0;1,5 dan 2%
- Piperokain HCl
Pemberian i.v toksisitasnya 3x prokain, ttp pd s.c
toksisitasnya sama. Kekuatan anaestesi hampir sam dgn
prokain. Utk pemakaian topikal larutan 2% utk kornea,
salep 4% utk mata, larutan 2 dan 10% utk hidung dan
tenggorok, larutan 1-4% utk saluran kemih. Utk blokade
saraf digunakan larutan piperokain 0,5-1%
- Tetrakain
Derv.PABA, pemberian i.v 10x lebih aktif dan lebih toksik drpd
prokain. Digunakan utk segala macam anestesi, topikal pd
mata digunakan larutan tetrakain 0,5%, utk hidung dan
tenggorok larutan 2%. Pada anestesia spinal, dosis total
10-20 mg.
- Prilokain HCl
Efek farmakologinya mirip lidokain, tetapi mula kerja dan
masa kerjanya lebih lama dari lidokain, juga menimbulkan
kantuk. Sifatnya unik bisa menimbulkan
methemoglobinemia. Digunakan utk berbagai macam
anestesia suntikan dg sediaan kadar 1,0;2,0 dan 3,0%
2. Anestesi Infiltrasi
Menimbulkan anestesi ujung saraf melalui kontak langsung
dgn obat. Larutan obat disuntikan secara intradermal atau
s.c.
Cara infiltrasi yg sering digunakan yaitu ring block
3. Anestesi Blok
- Anestesia Spinal
5. Anestesi Kaudal
Bentuk anestesi epidural yang larutan anestetiknya
disuntikan ke dalam kanalis sakralis melalui
hiatus sakralis.
Biasanya digunakan lidokain, mevikain, atau
piperokain 1-1,5% di dalam larutan garam faal
sebanyak 30 ml. Untuk menghambat absorbsi
sistemik sering ditambahkan larutan epinefrin
TERIMA KASIH