Anda di halaman 1dari 13

Balanced Analgesia

MUHAMMAD RISYAD FAHREZA


Balanced Analgesia
Balanced analgesia atau multimodal analgesia adalah penggunaan
dua kelas obat analgesik atau lebih dengan mekanisme
farmakologika dan efek obat yang berbeda untuk mencapai efek
yang sinergis.

Efek sinergis yang dihasilkan balanced analgesia diharapkan dapat


mengurangi postoperative pain dan mengurangi dosis analgesik yang
digunakan beserta efek sampingnya.
Multimodal Analgesics

NSAIDs Acetaminophen Opioids


NSAID

Penambahan NSAID pada pasien dengan opioid sistemik dapat


menurunkan intensitas postoperative pain

Penambahan NSAID juga menurunkan kebutuhan opioid sistemik


pada pasien hingga 30%, dan menurunkan efek samping yang terkait
dengan penggunaan opioid seperti mual, muntah, dan sedasi.
NSAID
Namun, penggunaan NSAID dapat meningkatkan risiko
perdarahan gastrointestinal, menurunkan fungsi ginjal,
dan menghambat perbaikan luka setelah operasi.
Acetaminophen
Efek analgesik dari acetaminophen 20-30% lebih rendah dibanding
dengan NSAID, namun lebih aman digunakan

Acetaminophen ketika digunakan bersamaan dengan NSAID dapat


mengurangi intensitas postoperative pain secara signifikan sehingga
penggunaan opioid dapat dikurangi setelah bedah ortopedi dan
abdomen.
Acetaminophen
Penggunaan acetaminophen secara rutin yang dikombinasikan
dengan anestesi lokal dapat menggantikan fungsi NSAID, sehingga
efek samping dari penggunaan NSAID dapat dihindari.
Opioid
Penggunaan opioid tetap menjadi metode utama untuk mengangani
postoperative pain meskipun sudah banyak alternatif lain seperti
penggunaan analgesik non-opioid beserta kombinasinya.

Pemberian opioid perioperative biasa digunakan bersamaan dengan


acetaminophen, NSAID, atau bahkan keduanya.
Journal Reading
Abstrak
Tujuan : Mengetahui efek pemberian kombinasi tramadol oral
dan paracetamol terhadap penggunaan morfin pada pasien post
CABG

Intervensi : Pemberian tramadol + paracetamol vs placebo. Pain


intensity diukur menggunakan Pain Intensity Score dan Numeric
Rating scale. Jika Numeric Rating Scale atau Pain Intensity Score
mencapai 3 atau lebih, maka pasien akan diadministrasikan 0.05
mg/kgBB morfin.
Hasil
Penggunaan morfin kumulatif, PCA demand, dan bolus lebih tinggi
pada grup placebo.

Jumlah morfin yang digunakan untuk rescue analgesia lebih tinggi


pada grup placebo.

Durasi ventilasi mekanik lebih lama pada grup placebo dibandingkan


dengan grup tramadol + paracetamol
Kesimpulan
Kombinasi tramadol + paracetamol bersamaan dengan morfin PCA
memberikan efek analgesik yang lebih baik dan mengurangi
konsumsi morfin sampai 50% pada pasien post CABG dibandingkan
dengan grup yang hanya diberikan morfin PCA saja.
Referensi
Altun, D., Çınar, Ö., Özker, E. and Türköz, A. (2017). The effect of
tramadol plus paracetamol on consumption of morphine after
coronary artery bypass grafting. Journal of Clinical Anesthesia,
36, pp.189-193.
Barash, P., Cullen, B., Stoelting, R., Cahalan, M., Stock, M., Ortega, R.,
Sharar, S. and Holt, N. (2013). Clinical anesthesia. 7th ed. New
York: Wolters Kluwer.
Butterworth, J., Mackey, D., Wasnick, J., Morgan, G., Mikhail, M. and
Morgan, G. (2013). Morgan and Mikhail's clinical
anesthesiology. 5th ed. New York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai