Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN
SISTEM SELF ASSESMENT DAN
NILAI PABEAN
• Importir menghitung dan memberitahukan
sendiri kewajiban yang harus dibayarkan
atas barang yang diimpornya.
• Pejabat BC berwenang menetapkan tarif
dan nilai pabean untuk perhitungan bea
masuk sebelum diajukan pemberitahuan
pabean atau dalam jangka waktu tiga
puluh hari sejak tanggal pemberitahuan
pabean
2 MACAM TARIF
1. Tarif Spesifik : tarif yang sudah ditentukan
besarnya dalam rupiah tanpa melihat harga
atau nilai pabean dari barang tersebut.
Contohnya : - tarif impor gula Rp 700/kg
- tarif impor beras Rp 450/kg
2. Tarif Advolorum : Tarif yang ditentukan nilainya
berdasarkan presentase (sesuai yang
tercantum dalam BTBMI) dan nilai pabean
barang impor
Perhitungan Bea Masuk
1. Sistem Tarif Spesifik :
BM = tarif x jumlah barang

Contoh : hitung besarnya BM untuk impor 100


ton gula.
Caranya:
Besarnya tarif gula Rp 700/kg, jumlah barang
yang diimpor 100 ton = 100.000 kg
BM = Rp 700/kg x 100.000 kg
= Rp 70.000.000
2. Sistem Tarif Advalorum :
BM = prosentase x Nilai Pabean

• Prosentase adalah prosentase yang terdapat


pada BTBMI untuk barang yang diimpor.

• Nilai pabean merupakan penjumlahan dari cost


(harga barang kondisi FOB), insurance/asuransi
yang dibayar di luar negeri dan freight (biaya
angkut dari pelabuhan muat ke pelabuhan
tujuan)
Contoh :

Seorang Importir A mengimpor barang dengan data-data sebagai


berikut :
Jenis barang : biji plastik/polietilena bentuk butiran,
berat jenis kurang dari 0,94
Negara Asal : China
Jumlah : 30.000 kg
Harga CIF : USD 36,000.-
Pos tarif BRBMI: 3901.10.90.10
(tarif bea masuk : 10 %)
NDPBM :USD 1 = Rp 9.250,-
Jika harga CIF tersebut diterima oleh Pejabat BC sebagai Nilai
Pabean, maka perhitungannya sbb:

Nilai Pabean : 36.000 x Rp 9.250 = Rp 333.000.000


Bea Masuk : 10 % x Rp 333.000.000 = Rp 33.300.000
NILAI PABEAN
=
NILAI YANG MENJADI DASAR
UNTUK MENGHITUNG BEA
MASUK
PERKEMBANGAN SISTEM NILAI PABEAN
1. Article VII GATT = GATT Valuation Code (GVC)
Prinsip-prinsipnya :
– Didasarkan pada harga sebenarnya (actual value)
– Tidak didasarkan atas harga2 barang produksi DN
– Tidak ditetapkan secara fiktif atau sewenang-wenang
2. Brussel Definition of Value (BDV)
– Elemen utama : sale, price, time, place, quantity dan commercial
level
– Merupakan sistem penetapan nilai pabean yg berlaku secara
internasional untuk pertama kali.
– Kelemahan :
• terlalu sederhana didasarkan pada transaksi pasar bebas
• Tidak cermat Sistem penetapan NP sangat teoritis
• sistem untuk melakukan penyesuaian harga samar
3. WTO Valuation Agreement
6 metode penetapan harga :
– Metode I : Metode Nilai transaksi
– Metode II : Metode transaksi barang identik
– Metode III : metode transaksi barang serupa
– Metode IV : metode deuksi
– Metode V : metode komputasi
– Metode VI : Metode Fall back
Tujuan menciptakan sistem penetapan NP yang netral,
adil dan seragam
• Prinsip2 Agreement on implementation of Article VII of
GATT 1994
– Netral dan tidak instrumen proteksi
– Bukan untuk mengatasi dumping
– Dapat melindungi iklim perdagangan dari persaingan
tidak sehat
– Penetapan harga yang berlaku umum
– Didasarkan pada kriteria yang wajar
– Didasarkan pada dokumen perdagangan yang
diajukan
– Tidak menghambat kecepatan pengeluaran barang
– Disebarkan sebagai acuan perhitungan
perdaganagan melakukan perhitungan
– Memperhatikan kepentingan pengamanan
perusahaan
Ketentuan penetapan NP
berdasarkan WTO Valuation
Agreement telah dimasukan
dalam UU kepabeanan no. 10
th 1995
BAB II
METODE I : METODE NILAI TRANSAKSI
BARANG IMPOR YANG BERSANGKUTAN
• NP untuk perhitungan BM ditetapkan berdasarkan nilai
transaksi dari impor yang bersangkutan, sepanjang barang
impor tersebut berasal dari suatu transaksi jual beli dengan
persyaratan tertentu
• Nilai transaksi = harga yang sebenarnya atau seharusnya
dibayar ditambah dengan biaya-biaya tertentu. (lebih detil
lihat pasal 15 ayat 1 UU Pabean).
• Harga yang sebenarnya = harga barang yang pada saat
diimpor (diserahkan PIB nya ke kantor BC) telah dibayar
lunas oleh pembeli/importir.
• Harga yang seharusnya dibayar=barang waktu diimpor
(diserahkan PIB nya ke Kantor BC) belum dilunasioleh
pembeli/importir
Contoh :
Importir I membeli satu party barang X
dari eksportir E dengan kondisi sebagai
berikut :
• harga yang disepakati 200.000 cu
• I membayar 120.000 cu sebelum barang
dikirim, sisanya sebesar 80.000 cu dibayar
dalam waktu 60 hari sejak barang tiba.
• NP yang wajib diberitahukan I kepada Bea dan
cukai adalah 200.000 cu, karena nilai tersebut
merupakan harga yang seharusnya di bayar.
Contoh barang impor yang bukan
subyek penjualan :
• Barang yg dikirim secara kosinyasi yg dijual setelah
pengimporan atas perintah/kepentengan pemasok;
• Barang yg dikirim cuma2, seperti: hadiah, barang
promosi
• Barang yang diimpor oleh intermediary yang tidak
membeli barang, barang dijual setelah pengimporan;
• Barang yang diimpor anak cabang dan anak cabang
bukan badan hukum tersendiri;
• Barang sewa (leasing contract)
• Barang bantuan luar negeri yg kepemilikinnya ditangan
pengirim barang.
Biaya2 yg tidak termasuk harga
sebenarnya atau seharusnya di bayar :
a. Biaya yg dilakukan pembeli untuk kepentingan sendiri
– Seperti : biaya L/C, uji coba,pembuatan ruang pamer
Contoh :
Importir I I membeli satu party barang x dari eksportir
dengan kondisi sebagai berikut :
Harga yg disepakati 200.000 cu;
E menanggung biaya untuk pembuatan ruang pamer di
Indonesia senilai 30.000 cu. Biaya tersebut sudah
termasuk biaya yang disepakati.
NP yang wajib diberitahukan oleh importir I adalah
170.000 cu. (200.000 – 30.000) cu
b. Biaya yg terjadi setelah pengimporan barang :
– Biaya kontruksi, perakitan, pembangunan,
pemeliharaan atau bantuan teknik setelah
pengimporan
– Biaya pengangkutan, asuransi dan lainnya setelah
pengimporan
– Bea masuk, cukai dan PDRI lainnya
Contoh:
Importir I membeli mesin X dari eksportir E dengan kondisi:
Harga disepakati 300.000 cu
E setuju untuk melakukan pemasangan mesin di Pabrik I di
Bogor dan memberikan bantuan teknik dengan nilai
sebesar 50.000 cu. Biaya tersebut sudah termasuk dalam
harga yang disepakati.
Nilai Pabean yang wajib diberitahukan adalah 250.000 cu
c. Bunga (interest charges) dan deviden
– Bunga yg dibebankan thp pembayaran atas
pembelian barang impor oleh penjual kepada
pembelibukan merupakanbagian dari NP, sepanjang:
– Nilai bunga secara nyata tertera dalam dokumen
pelengkap pabean (invoice, purchase order) diluar
harga yang sebenarnyadibayar atau seharusnya
dibayar;
– Kesepakatan pengaturan pembayaran (financing
agreement), termasuk ketentuan tentang bunga harus
dibuat secara tertulis;
– Tingkat bunga tidak melebihi tingkat bunga yang pada
umumnya berlaku, di negara penjual atau pembeli
tergantung pada kesepakatan transaksi barang impor
Contoh kasus :
Importir I membeli barang X dari eksportir E
dengan harga yang disepakati 200.000 cu. Cara
pembayaran disepakati sbb :
– 100.000 cu dibayar tunai sebelum barang dikirim
– Sisanya sebesar 100.000 cu dipinjam dari E dengan
bunga 2 % setiap bulan. I berjanji akan melunasi
dalam waktu 3 bulan.
NP yang wajib diberitahukan adalah tetap 200.000
cu, bunga tidak perlu ditambahkan dalam NP
D. Diskon ( potongan harga)
Diskon merupakan komponen untuk
mengurangi harga barang impor sepanjang
diskon tersebut berlaku umum dalam
perdagangan. Dalam perdagangan dikenal 3
macam diskon :
– Cash discount, diskon yg diberikan karena
pembayaran kontan
– Quantity discount, diskon diberikan karena
perbedaan jumlah pembelian
– Trade discount, diskon yg diberikan karena ada
perbedaan tingkat perdagangan: whole seller,
retailer, dan end user;
Contoh dari trade discounnt sbb:
Level unit price
– Whole-saler 90 cu
– Retailer 95 cu
– End-user 100 cu
Dari tabel dapat dilihat jika importir adalah
•whole-saler maka ia akan mendapat diskon 10 %,
•Retailer maka ia akan mendapat potongan 5%.
Harga barang setelah dikurangi diskon tersebut
(net price) adalah harga yang sebenarnya dibayar
atau yang seharusnya dibayar.
BIAYA2 YANG DITAMBAHKAN PADA HARGA
YANG SEBENARNYA DIBAYAR ATAU
SEHARUSNYA DIBAYAR
1. Biaya yang dibayar oleh pembeli
2. Nilai bantuan (assist)
3. Royalti dan biaya lisensi
4. Proceeds
5. Biaya transportasi
6. Biaya Pemuatan, pembongkaran dan penanganan
yang berkaitan dengan pengangkutan barang impor
ke tempat impor di daerah pabean
7. Biaya asuransi
• BIAYA YG DIBAYAR OLEH PEMBELI YG BELUM
TERMASUK DALAM HARGA YG SEBENARNYA
DIBAYAR ATAU SEHARUSNYA DI BAYAR
– Komisi dan jasa perantara kecuali komisi pemebelian
– Biaya pengemasan untuk kepentingan pabean
sehingga menjadi bagian yg tidak terpisahkan dari
harga barang tersebut
– Biaya pengepakan, baik untuk upah tenaga kerja
maupun material pengepakan (kecuali kemasan yang
dipakai berulang ulang)
• Nilai Bantuan (assist)
Assist adalah nilai dari barang dan jasa
yg dipasok secara langsung atau tidak
langsung oleh pembeli dengan Cuma-
Cuma atau dengan harga yg diturunkan
u/ kepentingan produksi dan penjualan u/
ekspor barangimpor bersangkutan,
sepanjang nilai tersebut belum termasuk
dalam harga yg sebenarnya dibayar atau
seharusnya dibayar.
Assist dapat berupa:
• material, komponen,bagian dan barang2 sejenis
yang terkandung dalam barang impor
• perlatan, cetakan, dan barang2 sejenis yg
digunakan untuk pembuatan barang impor,
misalnya :mesin jahit, mesin penggulung benang
dsb
• Material yg digunakan dalam pembuatan barang
impor, misalnya : zat kimia sebagai katalisator,
BBM untuk menguji kendaraan dsb
• Teknik, pengembangan, karya sen, desain, yang
dilakukan di mana saja di luar daerah pabean
dan diperlukan u/ pembuatan barang impor
Contoh :
Importir I membeli mesin X dari produsen E di luar
negeri dengan kondisi sebagai berikut :
Harga mesin disepakati 200.000 cu
I memasok dengan cuma2 sebagaian componen
untuk pembuatan mesin x dengan nilai 40.000 cu
NP yang wajib diberitahukan I adalah 240.000 cu,
karena bantuan secara cuma2 sebagaian
electrical componen untuk pembuatan mesin x
dipandang sebagai assist.
Cara menghitung assist ;
• Biaya transportasi assist dari tempat pengiriman
assist ke penjual di luar negeri ditambahkan
pada assist tersebut
• Apabila assist diopasok secara cuma2 maka
assist yang ditambahkan pada harga yg
sebenarnya dibayar atau yg seharusnya dibayar
adalah jumlah semua nilai tersebut.
• Apabila assist dipasok dengan harga yang
diturunkn, maka assist yg ditambahkan pada
harga yg sebanarnya dibayar adalah selisih
antara jumlah semua dengan harga yang
dibayar penjual.
• Besarnya assist ditentukan sebagai berikut :
– Sebesar biaya u/ memproduksi apabila
diproduksi oleh pembeli sendiri atau pihak yg
berhubungan dengan pembeli
– Sebesar harga pembelian, dalam hal dibeli
oleh pembeli
– Sebesar biaya sewa, dalam hal disewa oleh
pembeli
– Biaya perbaikan atau modifikasi, dalam hal
assist diperbaiki atau dimodifikasi
Berdasarkan UU Pabean yang mengatur bahwa barang
yang berasal dari daerah pabean dapat dibebaskan dari
BM, maka untuk perhitungan BM impor yg mengandung
assist berupa barang dan jasa yang berasal dari deerah
pabean dilakukan sebagai berikut :

BM yang harus dibayar : BM (1-NA/NT)

Keterangan :
BM = Bea Masuk
NA = Assist dari dalam daerah pabean
NT = Nilai transaksi barang impor yg mengandung assist
Contoh :
Harga CIF : USD 100.000
Assist (dari daerah Pabean)
: USD 10.000
Assist (dari luar daerah Pab)
: USD 15.000
-------------------
Nilai pabean : USD 125.000
Tarif BM=10%, NDPBM USD 1=10.000
BM yg harus di bayar
= (125.000 x10.000 x10%) x(1- 10.000/125.000)
= 125.000.000 x 0,92
= 115.000.000
• Royalti dan Biaya Lisensi
Pembayaran yangberkaitan dengan dengan paten, merk
dagang dan hak cipta
Ditambahkan sepanjang belum termasuk ke dalam
harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya
dibayar, serta memenuhi persyaratan :
– Dibayar pembeli secara langsung atau tidak langsung
– Merupakan persyaratan penjualan barang impor
– Berkaitan dengan barang impor
• Proceeds
Nilai dari bagian pendapatan yang diperoleh pembeli
atas penjualan kembali, pemanfaatan atau pemakaian
barang impor yang kemudian diserahkan secara
langsung atau tidak langsung kepada penjual

Apabila pembeli diharuskan membayar proceeds kepada


penjual baik langsung maupun tidak langsung, baik
dipersyaratkan dalam jual beli maupun tidak, maka
proceeds tersebut harus ditambahkan pada harga.
• Biaya Transportasi (freight) barang impor
Yang dimaksud adalah biaya transportasi barang impor ke
tempat impor (pelabuhan tujuan) yg sebenarnya dibayar atau
seharusnya dibayar yg pada umumnya tercantum pada B/L
atau AWB dari barang impor bersangkutan
• Biaya Asuransi
Yaitu biaya penjaminan pengangkutan barang dari tempat ekspor diluar
negeri ke tempat impor di daerah pabean. Berdasarkan Peraturan Dirjen
no. 02/BC/2005, asuransi yg dapat diterima sebagai komponen nilai
pabean :
– Individual Policy
– Open/Floating Policy
– Open Cover Policy
Kewajiban Importir
Dalam hal terminologi penyerahan barang impor bukan
CIF, pada saat penyerahan hardcopy PIB Importir wajib :
– Menyerahkan asli polis asuransi individual policy
(closed); atau
– Melampirkan asli sertifikat asuransi dan fotocopy polis
asuransi open/floating policy dan open cover policy
– Apabila dokumen asuransi tidak diserahkan maka
nilai asuransi ditetapkan sebesar 0,5 % dari CFR
PERSYARATAN NILAI TRANSAKSI DAPAT
DITERIMA DAN DITETAPKAN SEBAGAI
NILAI PABEAN
• Tidak terdapat persyaratan atau pertimabangan yang
diberlakukan terhadap transaksi atau harga barang
impor
• Tidak terdapat proceeds yang harus diserahkan yang
harus diserahkan pembeli kepada penjual, kecuali nilai
proceeds tersebut dapat ditambahkan pada harga
barang
• Tidak terdapat hubungan penjual dan pembeli yang
dapat mempengaruhi harga
• Tidak terdapat pembatasan atas pemanfaatan atau
pemakaian barang impor.
Kriteria yang menyebabkan Metode I tidak
dapat digunakan sebagaai dasar
penentuan NP
1. Barang impor bukan merupakan subyek suatu penjualan untuk
diekspor ke daerah pabean
2. Nilai transaksi tidak memenuhi persyaratan untuk diterima dan
ditetapkan sebagai nilai pabean
3. Penambahan atau pengurangan yang harus dilakukan
terhadap harga yang sebenarnya atau seharusnya dibayar
tidak didukung oleh data yang obyektif dan terukur
4. Pejabat Bea dan Cukai mempunyai alasan berdasarkan data
yang obyektif dan terukuruntuk meragukan kebenaran atau
keakuratan pemberitahuan nilai paben
BAB III
METODE II, NILAI PABEAN BERDASARKAN
NILAI TRANSAKSI BARANG IDENTIK
• Barang identik : barang yang sama dalam segala hal, termasuk
karakteristik fisik, mutu dan reputasi termasuk negara pembuat
termasuk pemasok
• Meskipun tujuan penggunaannya beda asalkan memiliki kesamaan
dalam segala hal maka tetap merupakan barang identik
• Meskipun karakteristik importirnya beda asalkan barang yang
diimpor sama dalam segala hal maka barang impor tersebut adalah
barang identik.
• Meskipun barang impor yang satu dimpor dalam keadaan terakit
sedangkan yang lainnya dalam keadaan terurai asalkan barang
tersebut sama dalam segala hal maka barang tersebut adalah
barang identik. (perakitannya tidak membutuhkan biaya)
Persyaratan penggunaan metode II
• Berasal dari PIB yang NP telah ditetapkan berdasarkan nilai
transaksi oleh KPBC
• Tanggal B/L atau AWB barang impor yang digunakan sebagai dasar
penetapan maksimal 30 hari sebelum atau sesudah B/L atau AWB
barang impor yg sedang ditetapkan nilai pabeannya.
• Tingkat perdagangan dan jumlah barangnya sama dengan tingkat
perdagangan dan jumlah barang dengan barang impor yg sedang
ditetapkan nilai pabeannya

Apabila terdapat lebih dari satu nilai transaksi barang


identik, maka untuk menetapkan NP digunakan nilai
transaksi yang paling rendah
Penyesuaian tingkat perdagangan dan
jumlah barang
o Penetapan NP berdasarkan nilai transaksi barang identik sedapat
mungkin menggunakan barang identik yang berasal dari tingkat
perdagangan dan jumlah yang sama.
o Apabila tidak ada kondisi di atas, maka digunakan barang identik
dengan kondisi lain dengan penyesuaian :
 Jumlah barang, dalam hal jumlah barang berbeda tapi tingkat
perdagangan sama
 Tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan berbeda
tapi jumlah barang sama
 Jumlah dan tingkat perdagangan, dalam hal tingkat
perdagangan dan jumlah barang berbeda

Penyesuaian dimaksud dilakukan berdasarkan bukti nyata yang


memungkinkan terlaksananya penyesuaian secara wajar
3 tingkat perdagangan :
• Wholesaler
• Retailer
• End-user
– Wholesaler : perusahaan yang membeli barang untuk dijual
kembali pada pihak lain yang bukan end-user.
Contoh : produsen furniture yg menjual produknya ke retailer
– Retailer : perusahaan yang membeli barang kemudian dijual
kembali kepada pembeli individu.
contoh : super market, department store, retail shop dll
– End-user : orang yg membeli barang dalam jumlah tertentu
untuk dipakai sendiri
Petunjuk penyesuaian
tingkat perdagangan dan/ jumlah barang

Untuk melakukan penyesuain baik dari


tingkat perdagangan maupun jumlah
barang maka data yang terukur dan
obyektif salah satunya adalah data dari
pemasok yang biasanya berupa price list.
BAB IV
METODE III, NILAI PABEAN BERDASARKAN
NILAI TRANSAKSI BARANG SERUPA
 Barang serupa : barang walaupun yang tidak sama dalam
segala hal tetapi memiliki karakteristik dan komponen material
sama, fungsi sama,berfungsi sama dan secara komersial
dapat dipertukarkan dan diproduksi oleh negara yang sama
 Dalam hal tidak tidak terdapat barang serupa yang diproduksi
oleh produsen yang sama dapat dipergunakan barang serupa
yang diperoduksi oleh produsen yang berbeda.

Contoh : USB flash drive, ukuran 2 GB, merk sandisk made in


china adalah serupa dengan USB flash drive, ukuran 2 GB,
merk kingstone made in china
Penyesuaian tingkat perdagangan dan
jumlah barang
o Penetapan NP berdasarkan nilai transaksi barang serupa
sedapat mungkin menggunakan barang identik yang berasal dari
tingkat perdagangan dan jumlah yang sama.
o Apabila tidak ada kondisi di atas, maka digunakan barang serupa
dengan kondisi lain dengan penyesuaian :
 Jumlah barang, dalam hal jumlah barang berbeda tapi tingkat
perdagangan sama
 Tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan
berbeda tapi jumlah barang sama
 Jumlah dan tingkat perdagangan, dalam hal tingkat
perdagangan dan jumlah barang berbeda

Penyesuaian dimaksud dilakukan berdasarkan bukti nyata yang


memungkinkan terlaksananya penyesuaian secara wajar
Persyaratan metode III
Nilai transaksi barang serupa dapat digunakan sebagai
dasar penetapan nilai pabean menggunakan metode III
sepanjang memenuhi persyaratan :
1. Berasal dari pemberitahuan impor (PIB) yang nilai pabeannya
telah ditetapkan berdasarkan nilai transaksi oleh KPBC
2. Tanggal B/L atau AWB sama atau dalam waktu 30sebelum
atau sesudah tanggal B/L atau AWB barang impor yg
ditetapkan NP nya.
3. Tingkat perdagangan dan jumlah barangnya sama dengan
tingkat perdagangan dan jumlah barang dari barang impor yg
sedang ditetapkan NP nya
Petunjuk penyesuaian
tingkat perdagangan dan/ jumlah barang

Untuk melakukan penyesuain baik dari


tingkat perdagangan maupun jumlah
barang maka data yang terukur dan
obyektif salah satunya adalah data dari
pemasok yang biasanya berupa price list.
BAB V
METODE IV, NILAI PABEAN BERDASARKAN
METODE DEDUKSI
• Metode deduksi adalah metode penetapan NP
berdasarkan harga satuan yang terjadi dari
penjualan di pasaran dalam daerah pabean atas :
– Barang impor bersangkutan
– Barang identik, atau
– Barang serupa
• Dengan kondisi sebagaimana saat diimpor,
dikurangi dengan faktor pengurangan berupa
biaya2 yg timbul setelah pengimporan
Syarat harga satuan
Harga satuan yg digunakan sebagai dasar perhitungan metode
deduksi harus memenuhi persyaratan :
a) Harga satuan diperoleh darng impor penjualan di pasaran dalam
daerah pabean, antara penjual dan pembeli tidak ada hubungan
b) Harga satuan dari dari barang impor bersangkutan, barang identik
atau barang serupa yang laku terjual dalam jumlah terbanyak
c) Penjualan tersebut butir a adalah penjualan tangan pertama
d) Penjualan tersebut huruf a terjadi pada tanggal yg sama dengan
atau dalam waktu 30 hari sebelum atau sesudah tanggal
pendaftaran PIB barang impor yang sedang ditetapkan NP nya.
e) Apabila penjualan sesuai butir e tidak ada, maka diguanakan
penjualan yg terjadi pada tanggal terdekat paling lama 90 hari
sejak tanggal pengimporan barang impor bersangkutan.
f) Tidak ada assist dari pembeli kepada penjual di dalam daerah
pabean.
Contoh :
Pembeli mempunya data penjualan di pasaran dalam daerah pabean kepada penjualan yang tidak berhubungan yang terjadi
selama seminggu :

jumlah satuan Harga satuan (Rp) Frekuensi penjualan Total barang yang
laku
1-10 unit 1.000.000 10 penjualan @ 5 70 unit
unit
5 kali penjualan
@4 unit
11-20 unit 950.000 6 kali penjualan 66 unit
Dari contoh di atas jumlah barang yang laku terjual dalam jumlah terbanyak adalah 80 unit dengan harga 900.000, sehingga
@11 unit
harga tersebut ditentukan sebagai harga satuan untuk metode deduksi.

> 20 unit 900.000 1 kali penjualan @ 80 unit


30 unit
1 kali penjualan @
50 unit
Faktor pengurangan
Untuk menghitung NP, maka harga satuan sebagaimana dimaksud
dia atas, dikurangi dengan biaya-biaya terntu :

a) Komisi atau keuntungan dan pengeluaran umum atas


penjualan barang impor bersangkutan, barang identik atau
barang serupa
b) Biaya transportasi, asuransi dan biaya lainnya yang ditanggung
pembeli setelah barang impor bersangkutan tiba di daerah
pabean
c) Bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor

Harga satuan setelah dikurangi dengan biaya-biaya huruf a, b dan c


diata menjadi NP
RUMUS DEDUKSI METODE IV :
Harga jual – (Komisi atau keuntungan +Pengeluaran
umum+Biaya Transportasi+Asuransi )

NP(CIF) =
(Rp) 1 + BM&cukai +pajak+(BM&cukai x pajak)

Keterangan :
– Harga jual : Harga jual tangan pertama per satuan barang di dalam daerah pabean dalam
Rupiah

– Komisi atau keuntungan dan pengeluaran umum : komisi atau keuntungan dan pengeluaran
umum sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam rupiah.

– Biaya transportasi : biaya transportasi yang timbul setelah pengimporan dalam rupiah

– Asuransi : Asuransi setelah pengimporan

– BM &Cukai : presentasi tarif BM. BM anti dumping, BM imbalan dan atau cukai yang
dikenakan terhadap barang yang dijual di pasaran dalam daerah pabean
Contoh :
Importir I mengimpor satu party barang x dengan harga per unit diberitahukan
adalah CIF USD 30,-. Metode I –III tidak mungkin diterapkan. Dalam
penelitian selanjutnya I juga menjual barang identik di pasar dalam negeri
dengan harga perunit penjualan terbanyak adalah Rp 700.000,-. Biaya2 yg
dikeluarkan I per satuan jenis barang adalah :
• Transportasi Rp 25.000,-
• Biaya lain Rp 25.000,-
• Pengeluaran umum Rp 17.500,-
• Keuntungan Rp 60.000,-
• Asuransi dalam negeri Rp 10.000,-

Data lainnya : BM : 25% : PPN : 10 %, PPh: 2,5 % dan NDPBM : USD


1 = 9.000

Tetapkan NP berdasarkan metode Deduksi


Masukan angka ke dalam rumus :
700.000 – (25.000+25.000+17.500+60.000+10.000)
NP =
1+0,25+0,10+0,025 +(0,25 x 0,125)

700.000 – 137.500 562.500


= = = 400.000
1,375 + 0,003125 1,40625
NP= USD (400.0000/9.000) = USD 44,44
Importir memberitahukan NP nya USD 30,-. Berdasarkan metode IV didapatkan
NP nya USD 44,44 sehingga importir kedapatan salah memberitahukan NP
sehingga terbit tambah bayar
BAB VI
METODE V,
NILAI PABEAN BERDASARKAN METODE KOMPUTASI
Metode komputasi adalah penetapan NP dengan cara menjumlahkan
sejumlah unsur pembentuk NP barang impor yang bersangkutan.

Unsur pembentuk NP :
1.biaya atau harga bahan baku dan proses pembuatan atau proses
lainnya dalam memproduksi barang impor bersangkutan
2.Keuntungan dan pengeluaran umum yang besarnya sama atau
mendekati keuntungan dan pengeluaran umum penjualan barang
sejenis yang dibuat oleh produsen di negara pengekspor.
3.Biaya transportasi dari pelabuhan muat ke tempat impor di daerah
pabean
4.Biaya asuransi
Unsur pembentuk NP sebagaimana disebut
di atas juga termasuk biaya :

1.Komisi dan jasa perantara, kecuali komisi


pembelian
2.Biaya pengemas yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari barang yang bersangkutan
3.Biaya pengepakan meliputi upah tenaga dan
material
UNSUR2 PEMBENTUK NILAI PABEAN BERDASARKAN METODE
KOMPUTASI
1. Biaya atau harga bahan baku
Dihitung berdasarkan informasi yang dimiliki oleh produsenatau
kuasanya. Informasi tersebut harus berasal dari pembukuan
produsen barang impor yang bersangkutan dan informasi
dimaksud harus dibuat sesuai prinsip2 umum akuntansi yg berlaku
di negara pembuatan barang.
2. Keuntungan dan pengeluaran umum
Data tentang keuntungan dan pengeluaran umum diperoleh dari
pembeli sepanjang konsisten.

Apabila data yg digunakan untuk menghitung NP berdasarkan


metode komputasi tidak berasal dari produsen barang impor
bersangkutan, maka pihak pabean harus memberitahu pembeli
tentang hal tersebut.
Contoh :
Produsen E di jepang memberitahukan unsur biaya barang X yang
diimpor oleh importir I sebagai berikut :
a) Harga bahan baku 100 cu
b) Ongkos produksi 50 cu
c) Pengeluaran umum 30 cu
d) Keuntungan 40 cu
e) Biaya pemuatan, pembongkaran 10cu
dan cargo handling di negara pengekspor
f) Freight dari jepang ke tg priok 10 cu
g) Marine cargo asuransi 5 cu

Maka Nilai Pabeannya adalah : a+b+c+d+e+f+g


= 100 cu+50 cu+30cu+40cu+10cu+10cu+5cu = 245 cu
BAB VII
METODE VI’ METODE PENETAPAN NP BERDASARKAN PRINSIP2
METODE I – V YG DITERAPKAN SECARA FLEKSIBEL

• Penetapan NP berdasarkan metode VI dilaksanakan dengan cara


mengulangi kembali prinsip dan ketentuan metode I – V yang
diterapkan secara fleksibel berdasarkan data yang tersedia di
daerah pabean.

• Dalam menetapkan NP menggunakan metode VI sedapat mungkin


berdasarkan pada nilai pabean yg pernah ditetapkan sebelumnya .
• Dalam penerapannya metode VI harus mengikuti hirarki metode
penetapan NP, yaitu penggunaan metode I yang diterapkan secara
fleksibel lebih diutamakan dari pada penggunaan metode II yg
diterapkan secara fleksibel dan seterusnya.
Metode VI dengan menggunakan Metode I yang diterapkan secara
fleksibel
Fleksebilitas diterapkan untuk barang impor yang merupakan barang sewa (bukan
subyek suatu transaksi jual beli)
Penghitungannya sebagai berikut :
a. Jika pembayaran sewa dilakukan dibelakang :
– Untuk periode kontrak :
R1(QN – 1)
QN (Q – 1)
– Untuk sisa periode waktu barang impor dapat dipergunakan secara ekonomis
R2(QN – 1)
QN (Q – 1)
b. Jika pembayaran sewa dilakukan didepan :
– Untuk periode kontrak :
R1(QN – 1)
QN - 1 (Q – 1)
– Untuk sisa periode waktu barang impor dapat dipergunakan secara ekonomis
R2(QN – 1)
QN-1 (Q – 1)
Keterangan :
R1 = sewa perbulan yang harus dibayar pada periode kontrak
R2 = sewa perbulan yang harus dibayar atas sisa periode barang impor tersebut dapat
dipergunakan secara ekonomis
Q = 1+i
i = tingkat suku bunga perbulan
N = jumlah pembayaran

Contoh :
Importir I menyewa mesin X dari eksportir E di Singapura dg kondisi :
a. Nilai sewa : 1.000 cu perbulan
b. Jangka waktu sewa : 12 bulan
c. I akan membayar sewa dibelakang
Diperoleh informasi dari E sebagai berikut :
a. E memasukan unsur bunga 9 %/tahun pada nilai sewa
b. Umur ekonomis mesin adalah 60 bulan
c. Jika I akan memperpanjang sewa, nilai sewa menjadi 900 cu per bulan
Tentukan NP yang wajib diberitahukan I berdasarkan metode VI menggunakan metode I
yang diterapkan secara fleksibel dg menggunakan nilai sewa I
Jawaban :

Rumus yang digunakan :


a. NP (untuk periode pemakaian) = R1(QN – 1)
QN (Q – 1)
Untuk kasus di atas R1= 10000 cu, N =12, i=9%/12=0,0075
Q = 1+ 0,0075 = 1,0075
NP untuk periode pemakaian
1000(1,0075 12 – 1) = 1000 (1,0938 – 1)
1,0075 12(1,0075-1) = 1,0938 x 0,0075

1000 x 0,0938 = 3,8 = 11.439,02 cu


0,0082 0,0082
b. NP untuk periode sisa umur ekonomis = R2(QN – 1)
QN (Q – 1)

Berdasarkan kasus di atas : R2 = 900 cu, N=48, i=9%/12= 0,0075


Q= 1+ 0,0075 = 1,0075

NP untuk sisa periode = 900 (1,0075 12 – 1) = 900 (1,4314-1)


1,0075 48 (1,0075-1) 1,4314 x 0,0075
= 900 x 0,4314 = 388,26 =36.285 cu
0,0107 0,0107

Total NP wajib diberitahukan I, adalah :


11.439,02 cu + 36.285,98 cu = 44.725 cu
Metode VI dengan menggunakan metode II dan III yang
ditetapkan secara fleksibel

Fleksibiltas diterapkan atas :


a. Jangka waktu
Jangka waktu BL atau AWB barang identik atau serupa
yang dijadikan sebagai dasar penetapan NP
dilonggarkan menjadi 60 hari sebelum atau sesudah tgl
B/L atau AWB barang impor yang sedang ditetapkan NP
nya
b. Negara Asal Barang
Barang identik atau serupa yang diproduksi di negara
lain diluar tempat produksi barang impor yg sedang di
tetapkan NP nya dapat digunakan
Metode VI dengan menggunakan metode IV yang
diterapkan secara fleksibel

Fleksibilitas diterapkan atas :


a. Jangka Waktu
Jangka waktu barang identik atau barang serupa yang digunakan sebagai
data harga satuan dilonggarkan menjadi 60 hari sebelum atau sesudah
tanggal pengimporan barang impor yang sedang ditetapn NP nya.
b. Jumlah Penjualan terbesar
Ketentuan tentang harga satuan berdasarkan jumlah penjualan terbesar
diterapkan menjadi harga satuan berdasarkan harga penjualan satu satuan
barang
c. Data harga
Data harga dapat diperoleh bukan dari penjualan tangan pertama, bisa
berasal dari :
– Penjual eceran
– Penjual grosir
Unsur pengurangan berupa komisi atau pengeluaran umum dan keuntungan,
transportasi dan asuransi, ditetapkan sebagai berikut :
Jasa PPJK ditetntukan sebesar 5% dari CIF
Keuntungan ditentukan sebesar 20 % dari landed cost
Transportasi dan asuransi ditentukan sebesar 10% dari CIF

Tata cara penghitungan NP berdasarkan metode VI menggunakan metode


Deduksi yang diterapkan secara fleksibel sebagai berikut :
a.Nilai pabean = CIF
b.CIF = Harga Importir/Faktor Multipikator x 1 (satuan mata uang asing)

Harga importir dalam satuan mata uang Rupiah dihitung dengan menggunakan
ketentuan :
a.Harga Importir = 100%
b.Harga Grosir = 120%
c.Harga Eceran = 144%
Faktor multipikator dihitung dengan cara sebagai berikut :

No. Unsur biaya per cu Nilai Rupiah


1. CIF per cu (NDPBM) Rp
2. Bea Masuk (tarif BM x No.1 Rp.
3. BM anti dumping (tarif BMAD x No.1) Rp
4. BM Imbalan (tarif BM imbalan x No.1) Rp
5. BM Tindakan pengamanan Rp
6. BM Pembalasan Rp
7. cukai Rp
8. PPN (tarif PPN x jumlah No.1 s/d 5) Rp
9. PPnBM (tarif PPnBM x jumlah no. 1 s/d 5) Rp
10. PPh (tarif PPh x jumlah no. 1 s/d 5) Rp
11. jumlah 1 s/d 10 Rp.
12. transportasi (10% x CIF) Rp
13. jumlah no. 11 dan 12 Rp
14. Komisi, jasa PPJK, pengeluaran umum dan Rp
keuntungan (20% x jumlah no.13)
15. Faktor Multipikator (jumlah 13 dan 14) Rp
Contoh :

Importir I mengimpor 100 units lemari es merk sanken 4 pintu capasitas 100
liter, made in china dengan harga yang diberitahukan USD 200/unit.
Metode I – V tidak mungkin diterpakan oleh ptugas Bea dan Cukai. Dalam
penelitian selanjutnya terdapat data ada barang identik dijual di makro
(wholesaler) dengan harga Rp 7.200.000,-/unit. Data lain dalam
pembeitahuan impor adalah : BM : 15%, PPN:10%, PpnBM:10%, PPh:2,5%
dan NDPBM USD 1 = Rp 9.800,-

Bagaimana pejabat Bea dan Cukai menetapkan Nilai Pabean berdasarkan


Metode VI dengan menerapkan metode IV yg diterapkan secara fleksibel.

Harga Importir : 100 x Rp 7.200.000,- =Rp 6.000.000,-


120
Unsur biaya per satuan mata uang asing

CIF per USD = Rp 9.800,-


BM : 15% x Rp 9.800,- = Rp 1.470,-
PPN= 10% x (Rp.9.800,- + Rp 1.470,-) = Rp 1.127,-
PPnBM = 10% x (Rp.9.800,- + Rp 1.470,-) = Rp 1.127,-
PPH = 2,5% x (Rp.9.800,- + Rp 1.470,-) = Rp 281,75
---------------------- +
Jumlah = Rp 13.705,75
Biaya transportasi = 10 % x Rp 9.800,- = Rp 908,-
-------------------- +
Jumlah = Rp 14.685,75
Komisi,keuntungan dan jasa PPJK = Rp 2.937,15
( 20 % x Rp 14.685,75) -------------------- +
Faktor Multipikator = Rp 17.622,90

Nilai Pabean per unit = Rp 6.000.000,- x USD 1 = USD 340,46


Rp 17.622,90
Larangan dalam penerapan Metode VI

a. Harga jual di daerah pabean dari barang yang diperoduksi di


daerah Pabean
b. Sistem yang menetapkan NP lebih tinggi apabila terdapat alternatif
nilai
c. Harga pasar dalam negeri negara pengekspor
d. Biaya produksi selain yang dihitung dengan menggunakan Metode
Komputasi yang telah ditentukan untuk barang identik atau barang
serupa
e. Harga barang yang diekspor ke suatu negara selain ke dalam
daerah pabean
f. Nilai pabean minimal
g. Nilai pabean yang ditetapkan dengan sewenang2.
BAB VIII
TATALAKSANA PENELITIAN DAN PENETAPAN NILAI PABEAN SERTA
CUSTOMS ADVICE DAN VALUATION RULING

Kewajiban Importir
• Apabila Petugas Bea dan Cukai menerbitkan Informasi Nilai Pabean
maka Importir wajib menyerahkan Deklarasi Nilai Pabean beserta
lampirannya berupa dokumen2 yang berkaitan dengan
transaksi/importasi selambat2nya dalam kurun waktu 7 hari kerja
setelah tanggal pengiriman Informasi Nilai Pabean kepada Pejabat
Bea dan Cukai yang namanya tertera dalam NIP
• Memberikan penjelasan baik secara lisan maupun tertulis tentang
bagaimana importir atau kuasanya menghitung NP, unsur2
pembentuk NP, dan hal2 lain yang berkaitan dengan transaksi
dan/atau importasi barang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai