Anda di halaman 1dari 31

Sumber

Hukum Internasional
Mochtar Kusumaatmadja 
Sumber hukum:
- Material
- Formal
- Faktor kausal
Van Apeldoorn 
Sumber hukum :
- Materiil
- Formil
- Faktor pembantu pembentuk hukum
Mochtar Kusumaatmadja : sumber hukum
formal terdapat dalam
- Pasal 7 Konvensi Deen Haag XII, 18
Oktober 1907
- Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah
Internasional
Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional

“1. The Court, whose function is to decide in accordance


with international law such disputes as are submitted to
it, shall apply:
a. international convention, whether general or
particular, establishing rules expressly recognized by the
contesting states;
b. international custom, as evidence of a general
practice accepted as law;
c. the general principles of law recognized by civilized
nations;
d. subject to the provision of Article 59, judicial decisions
and the teachings of the most highly qualified
publicists of the various nations, as subsidiary
means for the determination of rules of law. ”
• Sumber hukum utama / primer :
- perjanjian internasional
- hukum kebiasaan internasional
- prinsip-prinsip hukum umum

• Sumber hukum tambahan / subsidier :


- keputusan pengadilan
- ajaran para sarjana terkemuka
JG Starke :
The material sources of international law may be
defined as the actual materials from wich an
international lawyers determines the rule
applicable to a given situation. These materials
fall into five principal catagories or forms:
1. custom
2. treaties
3. decisions of judicial or arbitral tribunal
4. juristic works
5. decisions or determinations of the organs of
international institutions.
Terjadi pergeseran dari
Custom ke Treaty :

• Aspek historis

• Aspek fungsional

• Aspek kepastian hukum


PERJANJIAN INTERNASIONAL

Ian Brownlie :
Persetujuan internasional yang disepakati
antar negara dalam bentuk tertulis baik
dalam satu naskah atau lebih dan apapun
namanya serta diatur oleh hukum
internasional
Oppenheim – Lauterpacht :
Persetujuan antar negara yang
menimbulkan hak dan kewajiban bagi
para pihak

Hersey :
Persetujuan/kontrak yang dibuat oleh dua
negara atau lebih untuk menciptakan,
merubah atau menetapkan kewajiban
timbal balik
Mochtar Kusumaatmadja :
Perjanjian antara anggota masyarakat
bangsa-bangsa dan bertujuan untuk
mengakibatkan akibat-akibat hukum
tertentu

Pasal 2 ayat 1 (a) Konvensi Wina 1969

Pasal 2 ayat 1 (a) Konvensi Wina 1986


Ciri-ciri perjanjian internasional :

1. Adanya kehendak untuk diikat


2. Adanya persetujuan untuk diikat dalam
perjanjian yang diwujudkan dalam
bentuk ratifikasi
Istilah perjanjian internasional :

- Convention
- Protocol
- Agreement
- Statute
- Declaration
- dan lain-lain
Bentuk perjanjian internasional :

- tertulis
- tidak tertulis
Penggolongan perjanjian internasional:

- Participant : Multilateral treaty


Bilateral treaty
- Structure : Law making treaty
Treaty contract
- Object : Politik
Ekonomi
- Validity : Self executing
Non-self executing
Multilateral treaty >< Bilateral treaty

Multilateral treaty  law making treaty 


sumber hukum internasional langsung

Bilateral treaty  treaty contract 


sumber hukum internasional tidak
langsung
Law making treaty
• Oppenheim  2 hal penting sifat law
making treaty :
1. menciptakan aturan hukum
internasional baru
2. menguatkan/membatasi/menghapuskan
hukum kebiasaan/konvensi yang telah
ada
• Brierly : law making teraty  perjanjian
yang diadakan oleh sejumlah besar
negara dengan tujuan baik untuk
menyatakan apakah hukumnya mengenai
hal khusus atau meletakkan suatu aturan
untuk tindakan yang akan datang atau
menciptakan beberapa lembaga
internasional.
Law making treaty :
• Perjanjian multilateral
• Menciptakan aturan-aturan hukum baru
untuk tindakan yang akan datang
• Sumber hukum internasional langsung
• Melahirkan kaidah-kaidah hukum bagi:
Pihak peserta perjanjian
Pihak ketiga bukan peserta perjanjian
Masyarakat internasional
Pembuatan perjanjian internasional
• Perundingan (negotiation)
• Penandatangan (signature)
• Pengesahan (ratification)

Wakil suatu negara dalam perundingan


harus memiliki full powers
• Penerimaan naskah (adoption of the text)
• Pengesahan bunyi naskah (authentication
of the text)
• Penerimaan naskah (adoption)
• Persetujuan negara untuk terikat (consent
to be bound):
- penandatangan
- ratifikasi
- turut serta
 reservation
Berakhir atau ditangguhkannya
perjanjian internasional
• Tujuannya telah tercapai;
• Habis waktu berlakunya;
• Punahnya para pihak atau obyek;
• Persetujuan untuk mengakhiri;
• Diadakan perjanjian baru yang meniadakan
perjanjian sebelumnya;
• Dipenuhinya syarat pengakhiran;
• Diakhiri secara sepihak dan diterima oleh pihak
lain
Hukum Kebiasaan Internasional

Pengertian :
Pasal 38 ayat 1 (b) Statuta Mahkamah
Internasional
Usage : praktek umum negara yang tidak
menimbulkan kewajiban hukum

Comity : sopan santun dalam hubungan


internasional

Custom : praktek umum yang dilakukan


berulang-ulang dan diterima sebagai
hukum
Prof. Mochtar  Unsur-unsur custom :
- kebiasaan internasional 
unsur material
- opinio juris sive necessitatis 
unsur psikologis
Unsur material :
- pola tindak yang serupa dan
berlangsung lama
- bersifat umum dan bertalian dengan
hubungan internasional
Opinio juris sive necessitatis :
A conviction felt by states that a certain
form of conduct is required or permitted
by international law

 Kehendak negara untuk mengakui atau


menerima kebiasaan internasional sebagai
suatu hukum kebiasaan internasional
David H Ott  Unsur custom :
a. Opinio juris
b. Duration
c. Uniformity and consistency
d. Generality
Prinsip Hukum Umum
asas hukum umum yang diakui oleh bangsa-
bangsa yang beradab
tidak hanya hukum internasional saja, tetapi asas
hukum pada umumnya
pentingnya asas hukum umum :
- untuk mencegah non-liquet
- kedudukan Mahkamah Internasional menjadi
lebih kuat
- bermanfaat bagi perkembangan hukum
internasional
Sumber Hukum Tambahan

a. Keputusan pengadilan dan pendapat


para sarjana
 tidak mengikat, tidak menimbulkan
suatu kaidah hukum
 pendapat para sarjana sering dipakai
sebagai pedoman atau
pegangan
b. Keputusan Badan Perlengkapan
Organisasi Internasional dan Lembaga
Internasional

 Keputusan MU PBB tidak mempunyai


kekuatan mengikat, tetapi adakalanya
mempunyai kekuatan yang jauh melebihi
arti formal keputusan tersebut
 Majelis Umum  quasi legislative

Anda mungkin juga menyukai