Anda di halaman 1dari 19

PEMANFAATAN LAHAN

GAMBUT UNTUK
PENINGKATAN EKONOMI
MASYARAKAT
OLEH :
RATNA KHAIRANI
2341214320013 ​
Gambut adalah tanah organik (organic soil). Gambut
PENGERTIAN TANAH terbentuk dari seresah organik yang terdekomposisi secara
GAMBUT anaerobik dimana laju penambahan bahan organik lebih
tinggi daripada laju dekomposisinya

PITCH DECK 2
Gambut Ombrogen Gambut Topogen

JENIS-JENIS TANAH Gambut yang pembentukannya Gambut yang pembentukannya


GAMBUT dipengaruhi curah hujan. Gambut dipengaruhi keadaan topografi
ini tergolong kurang subur, dan air tanah. Gambut ini berada
karena terbentuk dari tanaman dikawasan tropik dan mempunyai
pepohonan yang kadar kayunya kesuburan lahan relatif lebih
tinggi. baik.

PITCH DECK 3
SIFAT-SIFAT TANAH GAMBUT

Karakteristik gambut adalah sifat-sifat dari


badan alami yang terdiri dari atas sifat fisika,
kimia, dan biologi serta macam sedimen
dibawahnya, yang akan menentukan daya
dukung wilayah gambut, menyangkut
kapasitasnya sebagai media tumbuh, habitat
biota, keanekaragaman hayati, dan
hidrotopografi (Peraturan Menteri Pertanian,
2009).

PITCH DECK 4
Sifat-sifat Tanah Gambut

Sifat Kimia
• Mempunyai kandungan mineral yang
Sifat Fisik rendah dengan kandungan bahan
• berwarna coklat kemerahan hingga organik lebih dari 90%
coklat tua (gelap) • Bereaksi masam (pH di bawah 4)
• Kandungan air yang tinggi dan Andriesse (1988). Gambut dangkal
kapasitas memegang air 15-30 kali pH lebih tinggi (4,0-5,1), gambut
dari berat kering dalam (3,1-3,9)
• Bulk density relative rendah (0,05- • Kandungan N total tinggi tetapi tidak
0,4 g/cm3) dan porositas total tersedia bagi tanaman karena rasio
diantara 75-95% (Ambak dan C/N yang tinggi. Kandungan unsur
Melling, 2000) mikro khususnya Cu, B dan Zn
sangat rendah ( Subagyo et al, 1996).
PEMANFAATAN LAHAN
GAMBUT DI BIDANG Kerberhasilan usaha pertanian dari lahan
PERTANIAN gambut sangat dipengaruhi oleh berbagai sifat
tanah gambut dan cara pengelolaan air, tanah
dan lingkungannya. Teknologi pengelolaan air
harus disesuaikan dengan karakteristik gambut
dan jenis tanaman .

PITCH DECK 6
Mengapa lahan Ketersediaan lahan tanah-mineral, di satu sisi, sudah semakin
terbatas, sedangkan di sisi lain kenaikan penduduk yang
gambut menjadi mencapai 1,49% per tahun makin terasa dampaknya terutama
bila dikaitkan dengan ketahanan pangan (BBSDLP 2013).
salah satu • 1

pilihan untuk Lahan gambut tersedia yang sudah terdegradasi di Indonesia

pengembangan cukup luas29,5% berupa hutan terdegradasi yang ditumbuhi


semak belukar dan berpotensi untuk pertanian; 55,4% berupa
hutan yang harus dipertahankan sebagai kawasan konservasi;
pertanian? dan 15,1% berupa lahan gambut yang sudah diusahakan
sebagai lahan pertanian
PITCH DECK 7
• 2
KRITERIA LAHAN GAMBUT
YANG DIMANFAATKAN • berada dalam kawasan
SEBAGAI LAHAN PERTANIAN, budidaya
YAKNI • ketebalan lapisan kurang dari
tiga meter
• lapisan mineral di bawah
gambut
• tingkat kematangan gambut
(Peraturan Menteri Pertanian,
2009)

PITCH DECK 8
Pertanian Berkelanjutan pada Lahan Gambut

Drainase

Pengelolaan
Irigasi
Air

Pertanian Penggenangan
Berkelanjutan pada
Lahan Gambut
Pembakaran
Pengelolaan
Tanah Bahan Pembenah
Tanah
Pertanian Berkelanjutan pada Lahan Gambut

Pengelolaan Air
• Drainase
Drainase yang baik untuk pertanian
gambut adalah drainase yang tetap
mempertahankan batas air kritis gambut
akan tetapi tetap tidak mengakibatkan
kerugian pada tanaman yang akan
berakibat pada hasil.
Pertanian Berkelanjutan pada Lahan Gambut
Pengelolaan Air

• Irigasi Tanaman Kebutuhan


(cm)
air Sumber

Irigasi perlu dilakukan terutama bagi Kelapa Sawit


Nanas
50-75
60-90
Singh et al (1986)
Tay (1980); Zahari et al (1989)
tanaman tertentu jika batas kritis air Sagu 20-40 Melling et al, 1998

tidak dapat terkontrol dan lebih Cassava 15-30 Tan dan Ambak (1989); Zahari et
al, (1989)
rendah dari kebutuhan air semestinya. Kacang Tanah 65-85 Ambak et al, (1992)

Hal ini untuk memasok kebutuhan air Kedelai


Jagung
25-45
75
Ambak et al (opcit)
Ambak et al, (opcit)
tanaman dan menghindari sifat kering Ubi jalar 25 Ambak et al, (opcit)

tidak balik. Asparagus


Sayuran
25
30-60
Ambak et al, (opcit)
Leong dan Ambak, (1987)

Tabel daftar kebutuhan air tanaman yang diusahakan di lahan


gambut
Pertanian Berkelanjutan pada Lahan Gambut
Pengelolaan Air

• Penggenangan
Untuk meminimalkan terjadinya subsidence, langkah yang bisa
dilakukan adalah tetap mempertahankan kondisi tergenang
tersebut dengan mengadopsi tanaman-tanaman sejenis hidrofilik
atau tanaman toleran air yang memberikan nilai ekonomi.
Pertanian Berkelanjutan pada Lahan Gambut

Pengelolaan Tanah
• Pembakaran
Pembakaran merupakan cara tradisional yang sering dilakukan petani
untuk menurunkan tingkat kemasaman tanah gambut. Terjadinya
pembakaran bahan organik menjadi abu berakibat penghancuran tanah
serta menurunkan permukaan tanah. Pembakaran berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan tanaman pada tahun pertama dan meningkatkan
serapan P tanaman, namun akan menurunkan serapan Ca dan Mg
(Mawardi et al, 2001).
Prospek untuk Pengembangan Pertanian

Dengan manajemen tingkat sedang potensi pengembangan lahan


gambut untuk pertanian adalah dengan pemilihan jenis tanaman sebagai
berikut :
• Padi sawah
• Tanaman perkebunan dan industri
• Tanaman pangan (palawija) dan tanaman semusim lainnya
Prospek untuk Pengembangan Pertanian

• Sawah
Kunci keberhasilan budidaya padi
sawah pada lahan gambut terletak
pada keberhasilan dalam
pengelolaan dan pengendalian air,
penanganan sejumlah kendala fisik
yang merupakan faktor pembatas,
penanganan substansi toksik dan
pemupukan unsur makro dan mikro
(Radjagukguk, 1990).
Prospek untuk Pengembangan Pertanian

• Tanaman perkebunan dan industri


Pengelolaan kesuburan tanah yang
utama adalah pemberian pupuk makro
dan mikro (Radjagukguk, 1990).
Tanaman perkebunan sesuai ditanam
pada ketebalan gambut 1-2 m dan
sangat tebal (2-3 m) (Subagyo et al,
1996).
Prospek untuk Pengembangan Pertanian

• Tanaman pangan (palawija) dan


tanaman semusim lainnya
Tanah gambut yang sesuai untuk
tanaman semusim adalah gambut
dangkal dan gambut sedang.
Pengelolaan air perlu diperhatikan agar
air tanah tidak turun terlalu dalam atau
drastis untuk mencegah terjadinya gejala
kering tidak balik (Subagyo et al, 1996).
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/PL.110/2/2009 Tahun 2009. Pedoman Pemanfaatan
Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit.
Ambak dan Melling, 2000. Management Practices For Yustinable Cultivation Of Crop Plants On Tropical
Peatlands. Proc. Of The International Symposium On Tropical Peatlands 22-23 November 1999.
Bogor-indonesia.
BBSDLP. 2013. BBSDLP Susun Rancangan SNI Pemetaan Lahan Gambut Skala 1:50.000.
Mawardi et al, 2001. Potensi danm Peluang PemanfaatanHarzeburgite sebagai Amelioran Lahan Gambut.
Prosiding Seminar Nasional Memantapkan Rekayasa Paket Teknologi Pertanian dan Ketahanan Pangan
dalam Era Otonomi Daerah, 31 Oktober-1 November 2001. Bengkulu.
Radjagukguk, B., 1990, “Prospek Pengelolaan Tanah-Tanah Gambut Untuk Perluasan Lahan Pertanian”,
Seminar Nasional Tanah-tanah bermasalah di Indonesia KMIT Fakultas Pertanian UNS Surakarta 15
Oktober 1990. Surakarta.
Subagyo et al, 1996. Subagyo et al. 1996. Prospek Lahan Gambut. Untuk Pertanian. Makalah disampaikan
pada. Dies Natalis IPB ke-XXXIII 26 September. 1996. Bogor.
THANK YOU

PITCH DECK 19

Anda mungkin juga menyukai