Transisi Paud-Sd-2
Transisi Paud-Sd-2
Nama : Taskiyah
Unit kerja : SDN Pangarangan I
Pengalaman : - Calon Fasilitator Guru
Penggerak
Angkatan 15
- Pengajar Praktik Guru
Penggerak
Angkatan 5
- Narasumber BPB IKM
- Fasda INOVASI
DIREKTORAT GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
GERAKAN
TRANSISI PAUD KE SD
YANG MENYENANGKAN
Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan salah satu kebijakan baru
dalam Kurikulum Merdeka yang mengajak kita mencapai 3 target perubahan :
PAUD dan SD
pertama di ● Anak (serta orang tua) dikenalkan dengan lingkungan belajarnya agar dapat merasa nyaman dalam
tahun ajaran berkegiatan (3 hari pertama)
baru ● Sekolah dengan anak melalui kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan potret
(2023/2024) capaian peserta didik melalui asesmen awal, dan digunakan sebagai basis perancangan kegiatan
pembelajaran selanjutnya (10 hari berikutnya)
PAUD dan SD
Sesuai dengan pada Peraturan Ketika anak memasuki ruangan Penguatan Transisi PAUD-SD ini pun
Menteri No 18 tahun 2016 tentang Masa baru yang masih gelap dan belum tidak hanya didukung dengan praktik
Pengenalan Lingkungan Sekolah, kegiatan diketahuinya, Bapak/Ibu guru di sekolah pembelajaran di SD dan PAUD, tetapi juga
pada tiga hari pertama merujuk pada perlu memberikan cahaya penerangan kerjasama antar pihak yang terlibat dalam
kegiatan wajib di dalam peraturan, yang yang dapat membantu anak mengenali penguatan Transisi PAUD-SD termasuk
ditentukan dengan maksud memastikan lingkungan belajarnya. pihak orang tua, serta masa perkenalan
setiap peserta didik mendapatkan proses yang menjadi “gerbang utama jembatan
adaptasi yang diperlukan agar dapat PAUD-SD” yang sedang kita bangun
berkegiatan dengan nyaman dan aman. bersama.
Contoh cara:
Mengenalkan diri: Memberikan kesempatan pada setiap anak dapat menyampaikan identitas dirinya: nama, alamat, hobi,
anggota keluarga, kebiasaan yang dilakukan dirumah atau hal lain yang ingin anak sampaikan.
Kegiatan yang dilakukan pada hari kedua
2 Kegiatan wajib: membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas
umum, dan sarana prasarana sekolah.
Contoh cara:
Pengenalan Program
● Pengenalan dengan kelas, alat-alat belajar
● Mengajak peserta didik untuk berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang
terdapat di sekolah serta kegunaannya.
● Peserta didik diajak mengenal semua warga sekolah tidak terbatas pada pendidik, tendik, dan peserta didik lainnya tapi juga warga
lainnya misalnya petugas kebersihan, petugas keamanan dan lain-lain.
● Mengenalkan kegiatan pembiasaan proses pembelajaran di SD (misalnya kegiatan yang dilakukan mulai waktu anak datang ke sekolah
hingga waktu pulang yang sesuai dengan budaya di sekolah)
Alternatif cara: Selain oleh guru kelas, pengenalan ini dapat juga dilakukan oleh peserta didik kelas di atasnya yaitu kelas 2 sampai kelas 6.
Hal ini menyebabkan peserta didik baru merasa nyaman selama pembelajaran di satuan pendidikan termasuk selama kegiatan
ekstrakurikuler, di waktu bermain/istirahat, dan lain-lain.
Kegiatan yang dilakukan pada hari ketiga
3
Kegiatan wajib: menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;
4
Kegiatan wajib: mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya
5 Kegiatan wajib: menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati
keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas,
etos kerja, dan semangat gotong royong.
Ajak peserta didik untuk menyepakati kesepakatan yang dibangun. yang mana poin dari keyakinan kelas tersebut dapat ditulis
dan digambar oleh guru pada lembaran kertas besar yang dapat diberi cap tangan oleh para peserta didik yang menyetujuinya.
Hari keempat hingga hari ke sepuluh, satuan pendidikan mengenal peserta
didik
Bagaimana caranya? dengan menggunakan asesmen awal.
Pada pendidikan anak usia dini, guru perlu mengumpulkan informasi mengenai segala
bentuk perilaku anak yang teramati. Guru bisa menggunakan teknik observasi dan teknik
kinerja.
Untuk mempermudah proses identifikasi, kementerian sudah menyusun contoh perilaku/kemampuan yang
teramati dari keenam aspek fondasi. Butir-butir inilah yang akan memandu proses pengambilan informasi
sebagai bagian dari asesmen awal pembelajaran.
Satuan pendidikan dapat menambahkan contoh lain yang dirasa relevan.
Mengenal nilai agama dan budi pekerti ● Mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaannya.
● Bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya
Langkah 5 Langkah 4
Perlu diingat, lembar ini berupa contoh dan berfungsi sebagai alat bantu (bukan dokumen administratif).
Artinya, lembar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Mata Pelajaran:
_________________________
Jumlah Peserta Didik:
____________________
33. Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya
dan individu lainnya;
55. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri;
66. Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi,
numerasi serta pemahaman tentang hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan fondasi dibangun secara berkesinambungan melalui lingkup pembelajaran di PAUD hingga
lingkup pembelajaran di SD kelas awal sampai kelas 2 (dua), serta dapat dipayungi oleh Standar
Kompetensi Lulusan Anak Usia Dini (STPPA)
Kemampuan Fondasi dapat Dibangun Sejak di PAUD hingga SD Kelas Awal Menggunakan CP/KD/Mapel
Mengenal nilai agama dan budi pekerti Pada KM: Agama Budi Pekerti & Jati Diri; Pada K13: KD terkait Agama. Pada KM/K13, melalui Agama dan Pendidikan Pancasila
Terlepas dari kurikulum, dibangun melalui pembiasaan di kelas yang (PPKn untuk K13). Terlepas dari kurikulum, dapat
mendorong anak untuk jujur, tidak menyakiti sesama, dan merawat dibangun melalui pembiasaan (serupa dengan PAUD).
lingkungan.
Kematangan emosi yang cukup untuk Pada KM, dapat dibangun melalui elemen Agama dan Budi Pekerti; dan Jati Pada KM/K13, melalui Pendidikan Pancasila (PPKn untuk
berkegiatan di lingkungan belajar: Diri. Pada K13: KD yang terkait sosial emosi; bahasa dan kognitif. Terlepas K13) untuk pengenalan secara konsep. Terlepas dari
dari kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui penerapan kurikulum, dapat dibangun melalui kesepakatan kelas
kesepakatan kelas, misalnya melalui kebiasaan berbagi alat-alat di kelas dan dan disiplin positif (serupa dengan PAUD) untuk
berkegiatan bersama teman-temannya; serta penerapan disiplin positif membangun nilai.
(menjelaskan konsekuensi dari perilaku negatifnya).
Keterampilan sosial dan bahasa yang Pada KM, dibangun lintas elemen, namun utamanya elemen Dasar-Dasar Terlepas dari kurikulum, Dapat dibangun melalui
memadai untuk berinteraksi sehat dengan Literasi. Pada K13: KD yang terkait sosial emosi; bahasa dan kognitif. Terlepas kesepakatan di kelas untuk membangun nilai (serupa
teman sebaya dan individu lainnya dari kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui penerapan dengan PAUD). Pada KM/K13 melalui Pendidikan
kesepakatan kelas, misalnya melalui kebiasaan berbagi alat-alat di kelas; Pancasila (PPKn untuk K13) dan Bahasa Indonesia untuk
mengangkat tangan apabila ingin berbicara, serta mendengarkan saat teman pengenalan secara konsep dan keterampilan.
berbicara.
Pemaknaan terhadap belajar yang positif Terlepas dari kurikulum: dibangun melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan serta interaksi
pendidik yang memberikan dukungan afektif serta komunikasi yang positif (tidak menghardik, dan tidak melabel)
Pengembangan keterampilan motorik dan Pada KM: dibangun lintas elemen, namun utamanya elemen Jati Diri. Pada Pada KM/K13: PJOK. Terlepas dari kurikulum, dapat
perawatan diri yang memadai untuk dapat K13: KD yang terkait fisik motorik dan sosial-emosional (perawatan diri). dibangun melalui pembiasaan di kelas (serupa dengan
berpartisipasi di lingkungan sekolah Terlepas dari kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui pembiasaan PAUD).
secara mandiri: di kelas untuk membangun kemandirian dan perilaku hidup bersih sehat
Kematangan kognitif yang cukup untuk Pada KM, dibangun melalui elemen Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Pada KM/K13: Bahasa Indonesia (dan topik IPAS pada
melakukan kegiatan belajar, seperti dasar Teknologi, Rekayasa dan Seni. Pada K13: KD yang terkait kognitif, dan bahasa. KM), matematika, seni. Terlepas dari kurikulum, dapat
Terlepas dari kurikulum, dibangun melalui kegiatan pembelajaran yang dibangun melalui perancangan kegiatan pembelajaran di
Penguatan keselarasan pembelajaran PAUD-SD
Penguatan Ekosistem
PELAPORAN
HASIL BIMTEK
TRANSISI PAUD-
SD KEPADA
DINAS
PENDIDIKAN
KABUPATEN
SUMENEP
PENERAPAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN HOLISTIK
PENERAPAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN HOLISTIK
DISEMINASI HASIL BIMTEK TRANSISI PAUD-SD
PAUD PAUD
EL-FATH SUMEKAR
SUMENEP SUMENEP
TERIMA KASIH!
#PAUDBERKUALITAS #PAUDITUPENTING
#TRANSISIPAUDSD