Anda di halaman 1dari 13

Sistem Pengendalian

Manajemen di PT
Sumber Alfaria Trijaya
Tbk
Kelompok 4 =

• Muhammad Iqbal
• Marlina Ergiyani
• Melisa
• Annisa Salsadilla
• Berlian Monica Dwinanda
• Wahyu Gusti Fitri Ana
• Arum Purwaningsih
Kasus
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau lebih banyak dikenal dengan Alfamart merupakan salah satu ritel terbesar di
Indonesia yang telah berdiri selama 24 Tahun dan memiliki lebih dari 10.000 gerai tersebar di seluruh penjuru
Indonesia. PT. Sumber Alfaria Trijaya didirikan oleh Djoko Susanto dan keluarga berdasarkan Akta Notaris Gde
Kertayasa, S.H., No 21 tanggal 22 Februari 1989. Perseroan mengawali usahanya di bidang perdagangan dan
distribusi, hingga kemudian mulai menjajaki bidang usaha minimarket pada tahun 1999.

Pada tahun 2002, Perseroan resmi mengakuisisi 141 gerai Alfaminimart dan mengganti nama gerai tersebut
menjadi "Alfamart", seperti yang masih digunakan sampai saat ini. Mengikuti perubahan nama tersebut, Perseroan
pun mengganti kegiatan usaha utamanya dari semula bergerak di bidang perdagangan dan distribusi berbagai
macam produk, kini menjadi perdagangan eceran dalam format minimarket dan jasa waralaba.

Komitmen Perseroan untuk terus menciptakan nilai tambah pada berbagai aspek masyarakat diwujudkan melalui
berbagai program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan diantaranya memberikan pelatihan pengelolaan sampah
untuk didaur ulang, pengurangan penggunaan kantong plastik dengan membagikan eco bag, dan kegiatan lainnya.

Tidak hanya itu, Alfamart sebagai "Toko Komunitas" yang dekat dengan masyarakat, juga terus berupaya
mendukung Pemerintah dalam menjaga ketersediaan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga terjangkau.
Didukung oleh jaringan gerai yang luas dan dekat dengan konsumen, Perseroan yakin dapat memberikan nilai
lebih dari hanya sekedar groceries store. Adanya layanan logistik (delivery hub), financial point of service, drop
off/pick up point dan berbagai fungsi digital services lain akan membuat Alfamart ke depannya mampu menjadi
true community store yang paling dekat dan paling akrab untuk masyarakat Indonesia
Hingga akhir 2022, Perseroan telah melayani lebih dari 4,7 juta transaksi setiap harinya di 17.813 gerai dengan 32
gudang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pencapaian ini menempatkan Perseroan sebagai salah satu
peritel yang paling diminati masyarakat Indonesia.

Sebagai perusahaan yang berorientasi pada konsumen PT. Sumber Alfaria Trijaya berfokus pada nilai--nilai
perusahaan yakni :
• Integritas yang Tinggi,
• Inovasi Untuk Kemajuan yang Lebih Baik,
• Kualitas Dan Produktivitas yang Tertinggi,
• Kerjasama Tim

Sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia yang menjual barang langsung kepada konsumen akhir,
maka perlu bagi Alfamart untuk terus menjaga kualitas produk yang diperdagangkan pada seluruh gerai alfamart
dari kemungkinan kerusakan maupun pencurian. Sebagai bentuk pengendalian yang dilakukan Alfamart yakni
memberikan pembekalan ilmu yang cukup bagi seluruh karyawan dan menempatkan karyawan yang kompeten
disetiap gerai, memfasilitasi setiap gerai dengan kamera CCTV di setiap titik gerai dan melakukan pemeriksaan
barang secara berkala seperti kecocokan fisik dan catatan by sistem dengan proses stock opname yang dilakkukan
setiap bulan. Dari hasil pengecekan sering kali ditemukan produk yang rusak atau hilang, sehingga setiap
karyawan akan dikenakan pemotongna barang hilang (NBH) yang beragam mengikuti jumlah hilang/rusaknya
barang.
Untuk memaksimalkan pelayanan penjualan dan juga kualitas produk, alfamart memberlakukan sistem shifting
yang dibagi menjadi 2 shift (reguler) dan 3 shift (toko 24 jam). Formasi yang diambil yakni 1-2 penanggung jawab
shift dan 2-3 orang kasir dan pramuniaga yang bekerja sesuai dengan hak & tanggung jawabnya masing -- masing.
Untuk menjaga kualitas produk, setiap pegawai perlu melakukan pemeriksaan kelengkapan barang saat produk
dikirim dari pihak gudang hingga sampai gudang, jika terdapat barang yang kurang atau rusak maka produk
tersebut harus segera dibuat laporan barang hilang/rusak dan surat jalannya, kemudian produk tersebut
dikembalikan kepada driver.

Dalam meminimalisir tingkat kecurangan finansial, setiap harinya seluruh toko harus melakukan setoran sales
harian yang hanya bisa diserahkan pada driver pengantar barang/melalui rekening perusahaan dengan catatan
harian yang sudah tereport pada sistem. Selain itu langkah yang diambil alfamart untuk menurunkan tingkat
kecurangan dengan melakukan audit internal mendadak sehingga pihak toko tidak bisa melakukan 'persiapan'
seperti meminjam barang dari toko lain, menutupi sales harian yang mines dengan uang kasir terkini.

Sebagai organ utama Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris dengan dibantu oleh Unit Audit Internal dan
Komite Audit bersinergi untuk memastikan tercapainya kecukupan pengendalian internal yang menyeluruh di
Perseroan. Selama periode pelaporan 2022, Direksi dan Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan aktif
terhadap implementasi pengendalian internal yang diterapkan oleh masing-masing unit kerja, seraya meninjau
ketersediaan perangkat kebijakan dan prosedur internal yang memadai untuk mendukung terlaksananya kegiatan
pengendalian internal yang efektif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan audit internal yang dilakukan oleh Unit Audit Internal diperoleh hasil bahwa tidak
terdapat temuan material yang diperoleh selama proses audit berlangsung. Selain itu, Perseroan juga dipastikan
selalu patuh terhadap regulasi yang berlaku, dimana hal ini dibuktikan dari tidak adanya sanksi atau teguran yang
dikenakan oleh pihak Regulator kepada Perseroan di tahun 2022. Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas, maka
Direksi dan Dewan Komisaris menilai bahwa Perseroan sudah memiliki kecukupan Sistem Pengendalian Internal
yang memadai untuk mendukung terwujudnya pengelolaan bisnis yang profesional berlandaskan pada praktik
GCG.
Konsep Sistem Pengendalian Manajemen

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, yang lebih dikenal sebagai Alfamart, memiliki konsep sistem pengendalian
manajemen yang terintegrasi dan fokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas. Sistem ini meliputi
beberapa elemen seperti proses, strategi, perencanaan, penganggaran, akuntansi, dan akuntabilitas. Tujuan dari
sistem pengendalian manajemen ini adalah untuk membantu orang mengelola organisasi atau perusahaan untuk
hasil yang optimal.

Dalam implementasinya, Alfamart menggunakan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
seperti meningkatkan laba dengan prinsip berkelanjutan. Contohnya, Alfamart menyediakan produk yang
bermanfaat dan memenuhi syarat kesehatan dan keamanan produk-produk yang dijual. Selain itu, Alfamart
juga menggalakkan inovasi secara konsisten dan berkelanjutan, seperti dengan penggunaan aplikasi alfagift
dan WhatsApp untuk memudahkan belanja online.

Alfamart juga memiliki komitmen untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan meningkatkan
kesejahteraan karyawan. Program pelatihan dan pendidikan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan
karyawan, serta kesetaraan dan keberagaman antar karyawan. Pengelolaan kesehatan dan lingkungan kerja
yang aman dan layak juga menjadi prioritas.
Integritas dan kedisiplinan dalam bekerja juga menjadi prinsip yang penting bagi Alfamart. Karyawan
diharapkan memiliki integritas dan kedisiplinan dalam bekerja, serta tetap kreatif dalam bekerja untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas. Alfamart juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan cara kerja
secara terus-menerus dan meningkatkan kualitas baik dari internal di perusahaan.

Dalam analisisnya, sistem pengendalian manajemen Alfamart dapat dipandang sebagai suatu sistem yang
efektif dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas perusahaan. Sistem ini membantu Alfamart dalam
mengarahkan berbagai upaya yang dilakukan oleh semua organisasi untuk mencapai tujuan yang optimal.
Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen
Tujuan sistem pengendalian manajemen PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, lebih dikenal
sebagai Alfamart, adalah untuk membantu organisasi mencapai hasil yang optimal melalui
proses integrasi, strategi, perencanaan, penganggaran, akuntansi, dan akuntabilitas.
Sistem pengendalian manajemen ini dirancang untuk mengarahkan berbagai upaya yang
dilakukan oleh semua organisasi untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Alfamart,
sebagai jaringan toko swalayan yang memiliki banyak cabang di Indonesia, memiliki
tujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas perusahaan melalui pengendalian
internal yang efektif dan memastikan manajemen risiko telah sesuai dengan tujuan
Perseroan. Dalam implementasinya, Alfamart menggunakan strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut, seperti meningkatkan laba dengan prinsip berkelanjutan,
menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, dan meningkatkan kesejahteraan
karyawan. Sistem pengendalian manajemen ini membantu Alfamart dalam mengarahkan
berbagai upaya yang dilakukan oleh semua organisasi untuk mencapai tujuan yang lebih
baik, serta meningkatkan kualitas baik dari internal di perusahaan.
Komponen Sistem Pengendalian
Manajemen
Komponen sistem pengendalian manajemen PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, lebih dikenal sebagai Alfamart, meliputi beberapa
elemen yang terintegrasi untuk membantu organisasi mencapai hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa komponen yang
ditemukan dalam sistem pengendalian manajemen Alfamart:
1. Proses : Proses ini meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Alfamart, seperti pengelolaan stok, pengiriman, dan
penjualan produk. Proses ini harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk menjamin kualitas produk dan kepuasan
pelanggan.
2. Strategi : Strategi ini melibatkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Alfamart. Strategi ini harus disesuaikan dengan
kondisi pasar dan kebutuhan pelanggan untuk memastikan keberhasilan bisnis.
3. Pemrograman : Pemrograman ini melibatkan perencanaan dan penganggaran yang dilakukan oleh Alfamart untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pemrograman ini harus dilakukan secara terinci dan realistis untuk memastikan keberhasilan
bisnis.
4. Penganggaran : Penganggaran ini melibatkan pengawasan dan pengendalian biaya yang dilakukan oleh Alfamart.
Penganggaran ini harus dilakukan secara efektif untuk mencapai keberhasilan bisnis dan menghindari kerugian.
5. Akuntansi : Akuntansi ini melibatkan penghitungan dan analisis keuangan yang dilakukan oleh Alfamart. Akuntansi ini harus
dilakukan secara terinci dan akurat untuk keberhasilan bisnis dan menghindari kerugian.
o 6. Pertanggungjawaban : Pertanggungjawaban ini meliputi pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Alfamart
terhadap kinerja dan keputusan yang diambil. Pertanggungjawaban ini harus dilakukan secara efektif untuk
memastikan keberhasilan bisnis dan menghindari kerugian.

o 7. Pengawasan : Pengawasan ini meliputi pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Alfamart terhadap kinerja
dan keputusan yang diambil. Pengawasan ini harus dilakukan secara efektif untuk memastikan keberhasilan bisnis dan
menghindari kerugian.

o 8. Pengendalian Risiko : Pengendalian risiko ini melibatkan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Alfamart
terhadap risiko yang dihadapi. Pengendalian risiko ini harus dilakukan secara efektif untuk mencapai keberhasilan
bisnis dan menghindari kerugian.

o 9. Pengembangan Sumber Daya : Pengembangan sumber daya ini melibatkan pengembangan karyawan dan infrastruktur
yang dilakukan oleh Alfamart. Pengembangan sumber daya ini harus dilakukan secara efektif untuk mencapai
keberhasilan bisnis dan menghindari kerugian.

o 10. Pengembangan Sistem : Pengembangan sistem ini melibatkan pengembangan sistem informasi dan teknologi yang
dilakukan oleh Alfamart. Pengembangan sistem ini harus dilakukan secara efektif untuk memastikan keberhasilan bisnis
dan menghindari kerugian.
Tantangan dan Kendala Sistem
Pengendalian Manajemen
Tantangan dan kendala sistem pengendalian PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, lebih dikenal sebagai Alfamart, dapat
ditemukan dalam beberapa aspek. Berikut adalah beberapa contoh tantangan dan kendala yang dihadapi Alfamart:
1. Keterbatasan Sumber Daya : Dalam laporan kerja praktek tentang pengembangan karyawan pada PT. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk, disebutkan bahwa jumlah outlet yang mengoperasikan Alfamart melibatkan jumlah sumber
daya yang tidak sedikit. Keterbatasan sumber daya dapat menjadi tantangan dalam mengembangkan sistem
pengendalian yang efektif.
2. Ketergantungan pada Teknologi : Di era digital, Alfamart harus terus meningkatkan penggunaan teknologi untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan kualitas pelayanan. Ketergantungan pada teknologi dapat
menjadi tantangan jika sistem teknologi mengalami gangguan atau tidak dapat diandalkan.
3. Keterbatasan Dana : Dalam sistem pembayaran dana sewa lokasi toko Alfamart, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
harus memastikan bahwa dana yang digunakan untuk sewa lokasi toko dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Keterbatasan dana dapat menjadi tantangan dalam mengembangkan sistem pengendalian yang efektif.
4. Keterbatasan Sumber Daya Manusia : Dalam pengembangan karyawan, Alfamart harus memastikan bahwa
karyawan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Keterbatasan sumber daya manusia
dapat menjadi tantangan dalam mengembangkan sistem pengendalian yang efektif.
5. Keterbatasan Informasi : Di era digital, Alfamart harus memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan dapat
digunakan secara efektif dan efisien. Keterbatasan informasi dapat menjadi tantangan dalam mengembangkan
sistem pengendalian yang efektif.
o 6. Keterbatasan Sistem : Dalam sistem pengendalian internal, Alfamart harus memastikan bahwa sistem
yang digunakan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Keterbatasan sistem dapat menjadi tantangan
dalam mengembangkan sistem pengendalian yang efektif.
o 7. Keterbatasan Manajemen Risiko : Dalam pengembangan sistem pengendalian, Alfamart harus
memastikan bahwa risiko yang dihadapi dapat dikelola secara efektif. Keterbatasan manajemen risiko
dapat menjadi tantangan dalam mengembangkan sistem pengendalian yang efektif.
o 8. Keterbatasan Pengawasan : Dalam pengembangan sistem pengendalian, Alfamart harus memastikan
bahwa pengawasan yang dilakukan dapat efektif dan efisien. Keterbatasan pengawasan dapat menjadi
tantangan dalam mengembangkan sistem pengendalian yang efektif.
o 9. Keterbatasan Pengembangan Sumber Daya : Dalam pengembangan sumber daya, Alfamart harus
memastikan bahwa sumber daya yang digunakan dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Keterbatasan pengembangan sumber daya dapat menjadi tantangan dalam mengembangkan sistem
pengendalian yang efektif.
o 10. Keterbatasan Pengembangan Sistem : Dalam pengembangan sistem, Alfamart harus memastikan
bahwa sistem yang digunakan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Keterbatasan sistem
pengembangan dapat menjadi tantangan dalam mengembangkan sistem pengendalian yang efektif.
Kesimpulan

Kesimpulan sistem pengendalian PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, lebih dikenal sebagai Alfamart, dapat ditarik dari beberapa
sumber yang diberikan. Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat ditarik:
1. Sistem Pengendalian Manajemen : Sistem pengendalian manajemen Alfamart diperlukan untuk memastikan kinerja dan
tujuan perusahaan yang optimal. Sistem ini melibatkan proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi,
pertanggungjawaban, dan pengawasan yang terintegrasi untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau
perusahaan agar memberikan hasil yang optimal.
2. Inovasi dan Integritas : Alfamart memiliki keunggulan inovasi untuk kemajuan yang lebih baik dan integritas yang tinggi,
yang membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas.
3. Pengembangan Karyawan : Pengembangan karyawan adalah salah satu strategi yang digunakan oleh Alfamart untuk
meningkatkan kemampuan karyawan dan meningkatkan kinerja karyawan. Program pelatihan dan pendidikan diterapkan
untuk meningkatkan kemampuan karyawan, serta kesetaraan dan keberagaman antar karyawan.
4. Sistem Pembayaran Dana Sewa Lokasi Toko : Sistem pembayaran dana sewa lokasi toko Alfamart pada PT. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk Cabang Parung diperlukan untuk memastikan penggunaan dana yang efektif dan efisien.
5. Sistem Pengendalian Internal : Sistem pengendalian internal Alfamart diperlukan untuk memastikan keberhasilan bisnis
dan menghindari kerugian. Sistem ini melibatkan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Alfamart terhadap
kinerja dan keputusan yang diambil.
Dengan demikian, kesimpulan sistem pengendalian PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, lebih dikenal sebagai Alfamart,
melibatkan beberapa elemen yang terintegrasi untuk membantu organisasi mencapai hasil yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai