Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

ANALISIS MINIMARKET

DISUSUN OLEH :
CHANDRA SAPUTRO / A1 / R1 (3214374)
DEDI PURWANTO / A1 / R1

FAKULTAS EKONOMI
UNSERA TAHUN 2014-2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Manajerial ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Bambang DS selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Manajerial yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Serang, JANUARI 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penelitian
1.4Hasil dan Pembahasan
BAB 2 Tinjauan Teoritis
2.1Struktur Pasar
2.2Starategi pemasaran
2.3Strategi bersaing
BAB 3 Lokus penelitian
3.1 Perusahaan
3.2 Lokasi penelitian
BAB 4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Data
BAB 5 Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Keberadaan minimarket di kota-kota besar sangat dibutuhkan bagi masyarakat khususnya di daerah
perumahan. Bagi sebagian besar masyarakat kota, mereka lebih cenderung membeli kebutuhan
sehari-hari mereka di minimarket dibandingkan toko-toko biasa, antara lain jenis produk yang dijual
lebih banyak, proses transaksinya mudah, dan lain-lain. Untuk meningkatkan penjualan produkproduknya, pihak manajemen dari minimarket harus melakukan berbagai kebijakan-kebijakan yang
biasa dilakukan antara lain adalah menata penempatan produk-produk yang dijual sedemikian
sehingga para konsumen mendapat kenyamanan dalam berbelanja, merancang kampanye dengan
memasang discount untuk pembelian kombinasi produk tertentu.
Minimarket dalam
mengembangkan usahanya dengan cara membuka gerai baru yang lebih strategis sehingga
pemanfaatan lahan yang terbatas di tiap daerah menjadi lebih maksimal. Kriteria-kriteria untuk lokasi
gerai barunya seperti jarak antara gerai minimarket yang satu dan lainnya tidak boleh berdekatan,
jarak gerai minimarket dengan jalan utama tidak boleh terlalu jauh, lokasi gerai minimarket harus
disesuaikan dengan tingkat kepadatan penduduk.Saat ini minimarket yang ada masih menggunakan
cara manual untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai kelayakan lokasi barunya yaitu
dengan cara mengamati kondisi gerai minimarket terdekat dan survey ke lokasi secara langsung. Hal
ini tentu saja membutuhkan tenaga dan waktu yang lama sebelum pihak minimarket dapat
memastikan kelayakan suatu lokasi untuk membuka gerainya dikarenakan kurangnya informasi lokasi
tersebut. oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem dalam perencanangan sistem dalam suatu proyek
minimarket yang akan dibangun.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN

Maksud dan tujuan penulis ini adalah agar bias bermanfaat bagi penulis dan pembaca dengan
adanya tugas riset ke instansi kepihak swasta diharapkan mahasiswa dapat
mengimplementasikan kedalam dunia usaha pada saat selesai study nanti serta dapat menambah
pengalaman dan pengetahuan yang setidak nya untuk kami ataupun rekan-rekan kami.ini
merupakan kesempatan untuk mendapatkan kesempatan untuk melakukkan riset pembelajaran
kami di perusahaan swasta.
1.4 HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 2 TIJAUAN TEORITIS


2.1 STRUKTUR PASAR

Pasar Duopoli
Duopoli adalah suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua perusahaan.
Contoh : bisnis minimarket di Indonesia dikuasai Indomaret & Alfamart, yang saling
memperebutkan posisi pasar pada segmen konsumen menengah ke bawah.
2.2 Strategi Pemasaran
SAT bergerak melalui format minimarket Alfamart. Gerai-gerai minimarket Alfamart menjual produkproduk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan rumah tangga antara lain beras, minyak goreng, gula
pasir, susu dan makanan/minuman, permen, rokok serta barang personal care dan household care.
SAT bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan
pokok sehari-hari melalui kelas minimarket yaitu Alfamart. Toko waralaba merupakan toko yang
dimiliki dan dikelola oleh terwalaba dengan menggunakan merek Alfamart dan sistem Alfamart
(franchise) yang diatur dengan perjanjian waralaba (franchise) yang diatur dengan perjanjian
waralaba dengan SAT.
Dalam menghadapi persaingan industri ritel, beberapa strategi yang digunakan dan telah diterapkan
Alfamart saat ini diantaranya adalah pemilihan lokasi yag menjangkau masyarakat, promo harga
dan produk, pembukaan sebagian gerai Alfamart dalam 24 jam, kemudahan pembayaran tidak tunai
(non-cash), terdapat fasilitas kartu anggota dan penerapan strategi lainnya. Penetapan strategi
tersebut merupakan beberapa strategi bersaing Alfamart dan dapat dijadikan sebagai competitive
strategy oleh Alfamart. Alfamart memfokuskan usahanya pada penyediaan kebutuhan pokok dan
sehari-hari dengan luas area penjualan tidak lebih dari 250 m2. Target pasar Alfamart dapat
dikelompokkan menurut tiga perspektif berikut:

1.

Geografis: area perumahan, fasilitas publik, gedung perkantoran

2.

Demografis: ibu rumah tangga, anak-anak, kelas ekonomi menengah (SES B&C = ekonomi
menengah dan bawah)

3.

Psikografis: kenyamanan, pelayanan yang ramah

Visi Alfamart adalah menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas,
berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan
konsumen serta mampu bersaing secara global. Adapun misi yang digunakan untuk mencapai visi
tersebut yaitu :

1.

Memberikan kepuasan kepada pelanggang/konsumen dengan berfokus pada produk dan


pelayanan yang berkualitas unggul.

2.

Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu menegakkan
tingkah laku/etika bisnis yang tinggi.

3.

Ikut berpatisipasi dalam membangun negara dengan menumbuhkembangkan jiwa


waraswasta dan kemitraan usaha.

4.

Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus bertumbuh dan
bermanfaat bagi pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada

umumnya.
Sedangkan strategi perusahaan yang diterapkan di Alfamart adalah terus memperluas jaringan dan
meningkatkan jumlah gerai minimarket di Indonesia, memperluas jaringan distribusi gerai dengan
format yang beragam, pengembangan distribution center, memberikan kepuasan kepada
pelanggan/konsumen dengan berfokus pada produk dan pelayanan prima, mengedepankan aspek
pemilihan lokasi-lokasi gerai strategis, pemanfaatan jaringan gerai perseroan, hubungan yang baik
dengan mitra bisnis perseroan, peningkatan pelaksanaan tanggung jawab sosial (corporate social
responbility) dan perencanaan keuangan yang matang.
Adapun budaya perusahaan yang diterapkan pada Alfamart adalah integritas yang tinggi, inovasi
untuk kemajuan yang lebih baik, kualitas dan produktivitas yang tertinggi, kerjasam team dan
kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik. Motto yang diambil perusahaan
Alfamart adalah belanja puas, harga pas.
Kegiatan SAT dilakukan melalui kantor pusat dan cabang-cabang SAT yang tersebar di Jabotabek,
Bandung, Cirebon, Cilacap, Lampung, Semarang dan Sidoarjo. Kantor pusat SAT berlokasi di Jl.
M.H. Thamrin No. 9, Cikokol, Tangerang. Penjualan usaha SAT diperoleh dari hasil penjualan
barang dagangan digerai dan pendapatan hasil uasaha lain-lain yang terdiri dari penyewaan
gondola, partisipasi promosi dan kegiatan waralaba.
Kesuksesan SAT sangat dipengaruhi oleh kepuasaan konsumen, dimana jika kepuasan konsumen
telah terpenuhi maka akan tercipta konsumen yang loyal terhadap Alfamart. Inti kepuasaan
konsumen untuk industri ritel seperti Alfamart terletak pada produk dan pelayanan. Produk yang
dijual oleh Alfamart adalah produk yang melalui proses pengawasan dan seleksi yang terjamin,
karena setiap produk dari pemasok harus melalui proses checking dan packing di gudang kantor
cabang, yang selanjutnya didistribusikan ke gerai minimarket Alfamart.
Dalam hal pelayanan pada gerai minimarket Alfamart, SAT menerapkan sistem yang terstandar
mulai dari proses rekuitmen, pelatihan dan pengelolaan sumber daya manusia, sehingga SAT
mendapatkan karyawan yang berkualitas dan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap
konsumen. Selalu menjadi yang terbik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu menegakkan
tingkah laku/etika bisnis yang tertinggi. Etika bisnis yang diterapkan Alfamart adalah mematuhi
segala bentuk peraturan pemerintah seperti membayar pajak, mengikuti peraturan yang
berhubungan dengan bisnis ritel dan menerapkan corporate social responbility, ikut berpartisipasi
dalam membangun negara dengan menumbuhkembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha
dan membangun organisasi global yang terpercaya, sehat dan terus bertumbuh dan bermanfaat
bagi pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
Pada saat ini, jumlah waralaba minimarket Alfamart telah mencapai 33,3 persen dari seluruh gerai
Alfamart yang ada di Indonesia yaitu sebanyak 798 gerai waralaba dan 2.396 gerai milik SAT.
Penerapan ISO 9001 : 2000 pada SAT merupakan bentuk standarisasi pelayanan Alfamart dan
melengkapi keunggulan Alfamart dalam pengembangan minimarket Alfamart. ISO 9001 : 2000
merupakan salah satu perantara untuk membawa Alfamart beroperasi dengan standar internasional.
Menurut Kotler yang termasuk komponen dari produk adalah product variety, quality design,
features, brand name, packaging, sizes, services dan warranties. Jenis produk yang dijual di
Alfamart beraneka macam dengan varietas sekitar 3.000 jenis merek produk lokal ditambah dengan
merek private label yaitu Pasti. Selain itu, produk yang ditawarkan ukurannya lengkap, jumlah
produk yang tersedia banyak dan penempatan produk di rak terlihat teratur dimana klasifikasi

produk dibagi menjadi produk makanan dan bukan makanan. Dari segi kualitas dan service produk,
Alfamart menerapkan pengawasan kualitas produk yang sangat ketat mulai dari pendistribusian
barang dari DC sampai penjualan akhir di gerai Alfamart. Format dasar yang melandasi jenis produk
yang dijual di Alfamart adalah produk kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau dengan tata
letak produk yang baik dan tidak campur aduk serta menjangkau konsumen berbagai kelas.
Alfamart menyadari bahwa harga merupakan suatu hal yang sangat sensitif sekali bagi konsumen,
bagi ritel yang dapat menjual produk dengan harga yang lebih murah maka kemungkinan
menguasai pasar sangat tinggi. Keadaan tersebut memicu persaingan harga antar ritel khususnya
antara sesama ritel kelas minimarket. Untuk ritel kelas Hypermarket seperti Carrefour, harga produk
yang ditawarkan bisa lebih rendah dibandingkan harga yang ditawarkan oleh kelas minimarket
seperti Alfamart. Hal ini terjadi karena kapasitas permintaan Hypermart yang lebih besar
dibandingkan dengan economies of scale. Namun perbedaan harga antar Hypermarket dan
minimarket bukan merupakan sesuatu yang berbahaya bagi minimarket karena target pasar dan
jangkauan lokasinya yang berbeda.
Dilihat dari segi harga, saat ini Alfamart berusaha menerapkan harga produk sesuai dengan kualitas
barang. Alfamart dapat memberikan harga yang kompetitif bila dibandingkan dengan harga produk
minimarket lainnya. Alfamart memberikan discount dan penawaran khusus untuk jenis barang
tertentu bagi konsumen, terutama bagi konsumen yang menjadi member Alfamart melalui kartu AKU
(Alfamart-KU). Beberapa keuntungan yang diperoleh pelanggan dari kartu AKU antara lain

1.

Hematku, berupa potongan harga hemat atau bonus untuk produk tertentu

2.

Spesialku, berupa program penjualan produk eksklusif dengan harga special

3.
Hadiahku berupa program hadiah langsung atau undian
Selain itu, terdapat jenis penawaran khusus seperti jika berbelanja mencapai nilai nominal 50 ribu,
maka konsumen mendapatkan kesempatan membeli produk gulaku dengan harga 50 persen.
Promosi merupakan suatu hal yang menunjang keberhasilan bagi sebuah usaha ritel. Komponen
yang termasuk ke dalam promosi diantaranya adalah sales promotion, advertising, sales force,
public relations, direct marketing. Alfamart menyediakan kebutuhan barang-barang konsumsi maka
promosi merupakan bagian dari marketing communication. Alfamart memperkokoh keberadaan
perusahaan dengan memiliki mascot seekor lebah bernama Albi (Alfamart Bee) yang
dilatarbelakangi filosofi dari lebah yang memiliki kesamaan dengan karakteristik Alfamart. Lebah
merupakan serangga pekerja keras, mahir dan cekatan yang hidupnya berkelompok dalam
kebersamaan, memberikan manfaat (madu) dan pintar mencari tempat yang paling sesuai untuk
membina koloni/sarang baru, jarang membuat konflik dengan sesama dan lebih senang
menghindari pertentangan.
Alfamart juga menggunakan media cetak atau media elektronik sebagai sarana komunikasi
khususnya untuk program-program promosi. Alfamart juga menggunakan mailer dan media luar
ruang serta melalui beberapa sponsorship event. Selain itu, gerai minimarket Alfamart tersedia
banner, flyer dan papan petunjuk yang memberikan informasi mengenai promosi. Ketersediaan
pamflet dan catalog yang berisikan informasi mengenai daftar produk yang sedang promosi dan
discount. Catalog dan pamflet secara regular dievaluasi untuk memperkirakan tingkat efektivitasnya
serta relevansi konsep dan sisinya terhadap situasi pasar dan tren konsumen yang sedang
berlangsung. Setiap bulannya Alfamart menggelar program product of the month yaitu pemilihan tiga
produk tertentu yang dijadikan mascot setiap bulannya. Program sales promotion dengan tema

kejutan belanja gratis, bagi konsumen yang beruntung dan berbelanja dengan nominal tertentu
akan mendapatkan kejutan hadiah uang pada saat transaksi.

3.1 Strategi Bersaing


1. Harga bukan masalah (lebih baik mahal daripada tertipu) Stigma yang kadang masih melekat di
benak pedagang konvensional adalah pembeli akan datang kalau harganya murah. Sebenarnya hal
itu tidak salah, tetapi harga murah sekarang ini kelihatannya sudah tidak relevan untuk menarik
pembeli. Apalagi kalau harus bicara persaingan dengan minimarket modern tersebut. Harga-harga
di minimarket tersebut kadang lebih mahal daripada yang ditawarkan di toko kelontong, tetapi
mereka tetap memilih belanja di sana. Faktor apa? Selain karena mungkin selisihnya tidak terlalu
signifikan terhadap nilai barangnya, satu hal yang mendasari pembeli adalah KEPASTIAN HARGA.
Hal inilah yang kadang diabaikan oleh toko kelontong. Mereka kadang melihat pembeli dahulu, siapa
yang membeli. Prinsip mencari keuntungan setinggi-tingginya dengan modal serendah rendahnya
langsung dipakai. Merasa pembeli adalah orang baru, atau cuma orang yang mampir dan bakalan
tidak bakalan mampir lagi, harga yang dipatok menjadi aneh. Yang biasa dijual Rp 1.000,- dijual
menjadi Rp 2.000,- seolah-olah kecil. Tetapi ketika sang pembeli tahu bahwa di minimarket harganya
Rp 1500, toko kelontong tersebut sudah dicap mahal. Dan pembeli merasa tertipu. Dalam
kesempatan lainya dia akan berpikir lebih baik beli di minimarket saja. Untuk menghindari hal
tersebut sebaiknya pemilik toko kelontong memberikan list harga barang yang sesuai yang tidak
berubah-ubah sesuai dengan mood. Sebab pembeli lebih rela membeli dengan harga yang lebih
mahal sedikit daripada dibohongi. 2. Kenyamanan memilih barang (kami pembeli, bukan pencuri)
Pernahkah Anda merasa nyaman berbelanja apabila baru menginjakkan kaki ke dalam toko
langsung diberondong pertanyaan, Mau beli apa? Setelahnya Anda diikuti ke mana pun kaki
melangkah di dalam toko seolah-olah Anda dicurigai sebagai pencuri? Atau Anda memilih toko yang
ketika masuk ke dalam toko diberi salam, Selamat berbelanja. Selebihnya terserah Anda, seolaholah Andalah pemilik toko tersebut, mau ke sana-sini dalam toko, mau membandingkan barang ini
terhadap barang itu. Bahkan kalaupun Anda cuma sekedar mencari udara dingin dalam toko
tersebut, sahsah saja tidak ada yang menegur atau memperingatkan. KENYAMANAN MEMILIH
BARANG kadang hilang apabila kita berbelanja di toko kelontong. Padahal, kepuasan pembeli
kadang adalah apabila dia membeli barang setelah puas membandingkan/memilih barang yang
menurutnya pas dengan kebutuhannya. Dan hal itu kadang membutuhkan waktu. Dengan adanya
keleluasaan waktu memilih, kadang pada saat berjalan santai di lorong barang, baru teringat bahwa
ada barang yang harus dibeli. Hal semacam ini kadang tidak ditawarkan oleh toko kelontong
konvensional. 3. Atmosfer belanja yang nyaman (ada yang lebih terang dari toko kami) Pernahkah
Anda masuk ke minimarket dan menghitung berapa buah jumlah lampu yang terpasang di
dalamnya? Atau berapa PK AC untuk mendinginkan toko tersebut? Dan apabila di daerah saudara
tiba-tiba mati lampu, apakah minimarket tersebut juga mati lampu? Jawabannya adalah bahwa
minimarket itu tetap terang-benderang, tetap sejuk dan Anda tetap dapat berbelanja dengan
nyaman. Coba perhatikan apabila malam Anda mau keminimarket di satu deret ruko. Maka dapat
dipastikan bahwa tempat minimarket tersebutlah yang paling terang-benderang. Apakah mereka
terang sehingga menarik para pembeli? Belum ada bukti ilmiah ke arah sana. Tetapi yang pasti
adalah kita akan merasa nyaman untuk dapat belanja di dalamnya. Seolah-olah semua barang yang
dipajang terlihat begitu menarik untuk dibeli. Dan dan percayalah kita akan lebih merasa aman

berbelanja kalau di tempat yang terang. Selain itu, coba perhatikan cara mereka menyusun barang
yang akan dijual. Sepertinya sudah sangat diperhitungkan dengan matang. Jarak antar rak, posisi
penempatan. makanan dan minimum, alat kebutuhan sehari-hari dan sebagainya. Pola yang mereka
susun adalah sama untuk semua minimarket. Hal ini juga memudahkan pembeli untuk langsung
menuju tempat yang mereka inginkan. ATMOSFER BELANJA YANG NYAMAN menjadi hal yang
kadang sering diabaikan. Walupun tempatnya luas. Penerangan seadanya, kelihatan sih tapi
perasaan masih kalah terang sama minimarket. Adem sih. Tetapi bukan dari AC hanya dari kipas
angin, itu pun hanya di daerah kasir saja. Hal kecil yang berdampak besar. 4. Tidak lengkap tetapi
semua ada (Yang ini tidak ada, tetapi ada yang ini) Barang sehari-hari apa yang tidak ada dijual di
minimarket modern? Hampir semua ada dijual, tetapi bukan berarti semua merek tersedia. Hal inilah
yang membuat perbedaan dengan toko konvensional. TIDAK LENGKAP TETAPI SEMUA ADA.
Contoh kecil, apabila kita mau membeli kecap, maka di minimarket paling tersedia 1-2 merek kecap.
Tidak sampai 4-5 merek. Penentuan merk yang dijual tentunya sudah berdasarkan pertimbangan
riset dan bisnis. Tetapi yang mau penulis sampaikan adalah minimarket sangat lengkap untuk
berbelanja. Hal ini membuat minimarket kesannya tidak banyak barang tidak penuh dengan macam
macam merk. Tetapi untuk fungsinya tetap sama. Yang mungkin sedikit sangat lengkap adalah soal
penjualan minuman kecil dan minumam kaleng. Boleh dibilang minimarket modern malah
sebaliknya. Hampir semua jenis minuman kaleng mereka jual. Dulu sebelum pelarangan minuman
beralkohol di minimarket, sangat gampang mendapatkannya di minimarket. Bahkan kadang sampai
3-5 lemari pajang pendingin guna memamerkan semua jenis minuman yang mereka jual. Mungkin
masih banyak hal yang membuat kita lebih memilih berbelanja di minimarket. Keempat hal ini saya
lihat dari sisi kami para pembeli. Belum dari sisi bisnis sebenarnya, seperti rantai distribusi,
ketersediaan modal, pembagian keuntungan dengan owner, pemberian diskon, dan promosi.
Apakah minimarket salah apabila membangun sampai ke pelosok negeri, bahkan mungkin sampai
ke desa-desa? Mungkin di sinilah peran pemerintah guna memberikan bimbingan teknis akan
strategi pemasaran dan strategi bisnis mengelola toko kelontong. Sebab kalau mereka tidak pernah
dibukakan dan dibantu, lambat laun mereka akan tersisih. Karena kami sebagai konsumen tidak
bisa dicegah untuk berbelanja di mana kami ingin berbelanja. Kami hanya melangkahkan kaki
sesuai tuntunan otak dan hati di mana paling nyaman untuk berbelanja.
BAB 3 Lokus Penelitian

Anda mungkin juga menyukai