Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN
ANAK USIA SEKOLAH
Anggryta Putry L 1610711082
Diah Ayu Kusuma Ningrum 1610711067
FINA Alfya Syahri 1610711058
Ismi Zakiah 1610711056
Tessya Deant 1610711070
KONSEP KELUARGA
ISMI ZAKIAH
Definisi Keluarga
› Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mepertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010)
› Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2014).
Struktur Keluarga
› Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
› Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
› Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
› Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
› Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Struktur Keluarga Menurut Friedman
› Pola dan proses komunikasi
› Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau
status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami,
istri, anak dan sebagainya.
› Struktur kekuatan
› Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman
bagi perkembangan norma dan peraturan.
Struktur kekuatan
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena identifikasi positif terhadap
mereka,seperti identifikasi positif seorang anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh seseorang dari orang
yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang
tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan paksaan,ancaman, atau
kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau
kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami istri.
Ciri-Ciri Keluarga
MENURUT ROBERT IVER DAN
CIRI-CIRI KELUARGA CHARLES HORTON YANG DI
INDONESIA KUTIP DARI (SETIADI,2008)
› Suami sebagai pengambil keputusan › Keluarga merupakan hubungan
perkawinan
› Merupakan suatu kesatuan yang
utuh › Keluarga bentuk suatu kelembagaan
yang berkaitan dengan hubungan
› Berbentuk monogram perkawinan yang senganja dibentuk atau
› Bertanggung jawab dipelihara.
› Keluarga mempunyai suatu system
› Pengambil keputusan
tata nama (Nomen Clatur) termasuk
› Meneruskan nilai-nilai budaya perhitungan garis keturunan.
bangsa › Keluarga mempunyai fumgsi
› Ikatan kekeluargaan sangat erat ekonomi yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya berkaitan dengan
› Mempunyai semangat gotong- kemampuan untuk mempunyai
royong keturunan dan membesarkan anak.
Tipe Keluarga

Tipe Keluarga Tradisional


• Keluarga Inti ( Nuclear Family )
• Keluarga Besar ( Exstended Family )
• Keluarga “Dyad”
• Single Parent
• Single Adult

Tipe Keluarga Non Tradisional


• The Unmarriedteenege mather
• The Stepparent Family
• Commune Family
• The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
• Gay And Lesbian Family
• Cohibiting Couple
• Group-Marriage Family
• Group Network Family
• Foster Family
• Homeless Family
• Gang.
Fungsi Keluarga
Menurut Friedman mengidentifikasi lima fungsi
keluarga, sebagai berikut:
› Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga
› Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
› Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
› Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga
› Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
Tugas Perkembangan
Keluarga
Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara


tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari


pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
› Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

terlalu muda.

› Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan


kesehatan

› Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan


lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
Tahap Perkembangan
Keluarga
› Keluarga Baru (Berganning Family)

› Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).

› Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

› Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)

› Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).

› Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).

› Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).

› Keluarga Lanjut Usia


Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
› Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
› Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
› Menyediakan aktivitas untuk anak.
› Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut
sertakan anak.
› Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
Peran Perawat Dalam
Asuhan Keperawatan
Keluarga
› Pengenal kesehatan (health monitor)
› Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal
tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat
keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga.
› Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan
keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
› Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu
berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik secara
berkelompok maupun individu.
› Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
› Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat.
› Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
PRINSIP PERAWATAN
KELUARGA
TESSYA DEANT EKA PUTRI
Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat


sebagai tujuan utama.

Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai


peningkatan kesehatan keluarga.

Perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan


masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.

Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif


dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.

Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga


secara keseluruhan.

Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan


Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan
pemecahan masalah

Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan


keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.

Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.


KONSEP KELUARGA
SEJAHTERA
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras,
dan seimbang antar anggota dan antarkeluarga dengan masyarakat
dan lingkungan
KELUARGA SEJAHTERA
Keluarga Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal
Prasejahtera atau belum seluruhnya terpenuhi

Keluarga Sejahtera Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
I tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya

Keluarga Sejahtera Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan
II social psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
Keluarga Sejahtera pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi
III masyarakat

Keluarga Sejahtera Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
III plus pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur
KARAKTERISTIK DAN TUMBUH
KEMBANG ANAK USIA
SEKOLAH
› Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5 jam.
Aktivitas fisik anak meningkat seperti pergi dan pulang sekolah, bermain
dengan teman, meningkatkan kebutuhan energi.

› Pada usia sekolah dasar anak mencari jati diri dan akan sangat mudah
terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang pengaruhnya sangat
kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan temannya, termasuk
perubahan kebiasaan makan.

Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan belajar, dan bekerja terstruktur.
Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini membutuhkan
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan
harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-
anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan
(Potter& Perry, 2005).
TUMBUH KEMBANG
ANAK USIA SEKOLAH
• Pertumbuhan selama periode ini rata-rata
Pertumbuhan 3-3,5 kg dan 6cm atau 2,5 inchi
pertahunnya. Lingkar kepala tumbuh hanya
Fisik 2-3 cm (Behrman, Kliegman, & Arvin,
2000).

• Menurut Piaget, usia 7–11 tahun


Perkembangan menandakan fase operasi konkret. Anak
mengalami perubahan selama tahap ini,
Kognitif dari interaksi egosentris menjadi interaksi
kooperatif

• Menurut Kohlberg, beberapa anak usia


Perkembangan sekolah masuk pada tahap I tingkat pra-
konvensional Kohlberg (Hukuman dan
Moral Kepatuhan), yaitu mereka berupaya untuk
menghindari hukuman
• Pada saat anak tidak dapat memahami peristiwa

Perkembangan tertentu seperti penciptaan dunia, mereka


menggunakan khayalan untuk menjelaskannya.
Pada masa ini, mengajukan banyak pertanyaan
Spiritual menegnai Tuhan dan agama dan meyakini bahwa
Tuhan itu baik dan selalu ada untuk membantu

• Freud menggambarkan anak-anak kelompok usia

Perkembangan sekolah (6–12 tahun) masuk dalam tahapan fase


laten. Selama fase ini, fokus perkembangan adalah
pada aktivitas fisik dan intelektual, sementara
Psikoseksual kecenderungan seksual seolah ditekan (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2011).

Industry versus inferiority (6-12 tahun)


Perkembangan • Anak akan belajar untuk bekerjasama
dengan bersaing dengan anak lainnya melalui
Psikososial kegiatan yang dilakukan
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat
mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua.
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak.
ANAK USIA SEKOLAH

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN KELUARGA

Sumber daya
tenaga
Pelayanan
kesehatan keperawatan
yang belum
Pengetahuan Rendahnya minat keluarga yang Kerjasama Model
dapat belum program pelayanan
dan perawat untuk bek berkembang
bersaing lintas belum
keterampilan erja dengan kelua meskipun telah
secara global mendukung
serta belum
perawat yang rga akibat system disusun
pedoman pelayan
sektoral peran aktif
masih perlu yang belum berke belum
adanya pera an keluarga semua
ditingkatkan. mbang.
wat keluarga namun belum
disosialisaikan
memadai. profesi.
secara secara umum.
khusus di
negara kita.
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
BERDASARKAN TEORI
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN 1. Data pengenalan keluarga
2. Riwayat dan tahapan
perkembangan keluarga
KELUARGA 3. Data lingkungan
MODEL 4. Struktur Keluarga
5. Fungsi Keluarga
FRIEDMAN 6. Koping Keluarga.
TAHAPAN PENGKAJIAN
Penjajakan I
Data data yang dikumpulkan pada
penjajakan I antara lain : Penjajakan II
Data umum
Ketidakmampuan keluarga
Riwayat dan tahapan perkembangan
Lingkungan
mengenal masalah kesehatan
Struktur Keluarga Ketdakmampuan keluarga
Fungsi keluarga mengambil keputusan
Stress dan koping keluarga
Ketidakmampuan keluarga
Harapan keluarga
merawat anggota keluarga
Data tambahan
Pemeriksaan Fisik
ANALISA DATA
› Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam
rangka proses klarifikasi dan validasi informasi untuk
mendukung penegakan diagnosa keprawatan keluarga
yang akurat.

› Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh


kepada munculnya suatu masalah.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
KELUARGA
Diagnosa Keperawatan merupakan kumpulan pernyataan,uraian

dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran

dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial,

resiko tinggi, sampai masalah aktual.


STRUKTUR DIAGNOSA

Problem/masalah

Etiologi/penyebab

Sign dan Symptom/ tanda dan


gejala
PRIORITAS DIAGNOSA
PENYUSUNAN PRIORITAS MASALAH
SKORING

(Bailon & Maglaya, 1978)


TAHAPAN SKORING PRIORITAS
DIAGNOSA

Tentukan skornya Selanjutnya skor dibagi

sesuai dengan dengan skor tertinggi dan


dikalikan dengan bobot.
kriteria

Jumlahkan skor untuk


Skor yang diperoleh semua kriteria (skor

x bobot Skor tertinggi maksimum sama dengan


jumlah bobot, yaitu 5)
KRITERIA PRIORITAS MASALAH

1. Sifat masalah

2. Kemungkinan masalah dapat


diubah

3 Potensi masalah untuk dicegah

4 Masalah yang menonjol


1. SIFAT MASALAH
Kurang/Tidak Sehat

Merupakan kegagalan dalam mengoptimalkan


kesehatan
-Kondisi sakit (dengan atau tidak diagnostik)
-Gagal tumbuh kembang
A. ANCAMAN KESEHATAN
Jumlah keluarga melampaui batas

kemampuan keluarga
Keadaan yang memungkinkan
Genetik (DM, MCI, Hipertensi)
terjadinya penyakit/ masalah
Penyakit menular
kesehatan
Gizi buruk kelompok ekonomi

Faktor Stressor

Hubungan keluarga tidak harmonis

Komunikasi keluarga tidak efektif


B. KRISIS
Merupakan masa yang  Perkawinan

 Kehamialn –persalinan
membutuhkan banyak
 Menjadi orang tua
penyesuaian dari individu
Anak sekolah –remaja
atau keluarga
 Masa lansia (pensiun, kehilangan)

Kehilangan pekerjaan

Pindah rumah
2. KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT
DIUBAH
Pengetahuan, tehnologi dan tindakan yang menangani
masalah

Sumber daya keluarga : fisik, finansial

Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan dan waktu

Sumber daya masyarakat : fasilitas, organisasi dan dukungan/


partisipasi dari masyarakat
3. POTENSIAL MASALAH UNTUK
DICEGAH
Kepelikan/ beratnya masalah

-Prognosa penyakit
-Kemungkinan merubah masalah
-Makin berat-makin sulit merubah Lamanya masalah
-Lamanya waktu adanya masalah
-Lama –masalah semakin berat
-Lama masalah berhubungan dengan potensi masalah untuk di
cegah
4. Masalah Yang Menonjol

Masalah yang disadari keluarga dan merasa perlu untuk


ditangani, harus menjadi prioritas
Skala prioritas dalam menyusu
masalah kesehatan keluarga
(Bailon & Maglaya, 1978)
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 SIFAT MASALAH 1
3
Skala : Tidak / Kurang Sehat
2
Ancaman Kesehatan
1
Krisis

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2


2
Skala : mudah
1
Sebagian
0
Tidak dapat

3 Potensial maslah untuk di cegah 1


3
Skala : Tinggi
2
Cukup
1
Rendah

4 Menonjolnya masalah 1
2
Skala : masalah berat, harus segera di tangani
1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
PENYUSUNAN
RENCANA PERAWATAN
INDIKASI INTERVENSI
Wright dan Leahey dalam Freadman (1998) menganjurkan bahwa intervensi keperawatan keluarga dapat
dilakukan pada :

1. Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota keluarga lainnya.

2. Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak pada aanggota keluarga lainnya.

3. Anggota keluarga yang mendukung permasalahan lesehatan yang muncul.

4. Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau kemunduran dalam status kesehtan

5. Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali.

6. Perkembangan anak atau remaja secara emosional.

7. Keluarga dengan penyakit kronik.

8. Keluarga dengan penyakit mematikan.


KLASIFIKASI RENCANA
KEPERAWATAN MENURUT FREEDMAN

Developmental
Fasilitatif
Suplemental
Intervensi ini terkait
Intervensi ini terkait dengan
Intervensi yang berkaitan denganrencana perawat
rencana dalam membantu
dengan renacana pemberian membantu keluarga dalam
mengatasi hambatan dari
pelayanan secara langsung kapasitasnya untuk menolong
keluarga dalam memperoleh
pada keluarga sebagai dirinya sendiri (membuat
pelayanan medis,
sasaran. keluarga belajar mandiri)
kesejahteraan sosial dan
Contoh : dengan kekuatan dan sumber
transportasi.
Imunisasi pada Balita pendukung yng terdapat pada
keluarga.
TUJUAN
INTERVENSI
• pencapaian akhir sebuah masalah, dimana
perubahan perilaku dari ayng merugikan kesehatan

TUJUAN UMUM ke arah perilaku yang menguntungkan kesehatan.

• Tujuan khusuS dalam rencana perawatan kebih

TUJUAN menekankan pada pencapaian hasil dari masing


masing kegiatan.

KHUSUS
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Rencana tindakan yang Rencana tindakan yang Rencana tindakan yang
disusun harus berorientasi diibuat dapat dilakukan dibuat berdasarkan
pada pemecahan masalah. mandiri oleh keluarga. masalah kesehatan.

Rencana tindkan perawatn


Rencana tindakan
dapat dilakukan scara
sederhana dan mudaah
terus menerus oleh
dilakukan
keluarga.
IMPLEMENTASI
KEERAWATAN
PRINSIP YANG MENDASARI IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN KELUARGA ANTARA LAIN :

1. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang di buat.

2. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatian prioritas


masalah.

3. Kekuatan keukuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan sumber-


sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.

4. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah


terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagi bentuk
tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
EVALUASI
SIFAT EVALUASI
KRITERIA DAN STANDAR
Apabila setelah dilakukan evaluasi › Kriteria akan memberikan gambaran tentang
faktor-faktor tidak tetap yang memberikan
tujuan tidak tercapai maka ada
petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
beberapa kemungkinan yang perlu
› Standar telah menunjukkan tingkat
ditinjau kembali yaitu :
pelaksanaan yang diinginkan untuk
› Tujuan tidak realistis membandingkan dengan pelaksanaan yang
sebenarnya.
› Tindakan keperawtan tidak tepat

› Faktor- faktor lingkungan yang


tidak bisa diatasi.
Metode -Metode Evaluasi
› Observasi langsung
› Memeriksa laporan atau dokumentasi
› Wawancara atau angket
› Latihan stimulasi
CATATAN PERKEMBANGAN

SUBJEKTIF OBJEKTIF

PLANNING ANALISA
ASUHAN
KEPERAWATAN
TERKAIT TEORI
Pengkajian
Diah Ayu Kusumaningrum
1610711067
KASUS
› Latihan 2: Keluarga dengan Anak Sekolah
Perawat N mempunyai keluarga binaan yaitu keluarga Bp. O (40 th) dan Ibu
A (28 th) dengan anak, An.Dk (10 th) dan An. Ek (5 th). Berdasarkan hasil
pengkajian pada keluarga Bp O terdapat beberapa masalah kesehatan yang
dialami, salah satunya adalah masalah perilaku merokok pada An.Dk
didukung oleh hasil pengkajian sebagai berikut. Keluarga mengatakan tidak
paham lebih jauh tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala perilaku
merokok; Ibu A dan Bp.O mengatakan anaknya pernah kedapatan merokok
di warnet; Ibu A mengatakan bahwa Bp.O juga merokok; An.Dk mengatakan
bahwa ia kadang- kadang merokok saat di warnet atau di rumah teman;
An.Dk mengatakan bahwa ia merokok baru beberapa bulan; An.Dk
mengatakan tidak ada gejala yang merugikan akibat merokok; Ibu A
mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di rumah terhadap
masalah perilaku merokok dalam keluarganya; Ibu A belum pernah
mendiskusikan kepada Bp.O untuk juga ikut memberikan contoh bagi anak-
anaknya; Bp.O mengatakan tidak bias berhenti merokok sehingga ia tidak
ingin anaknya kecanduan rokok seperti dirinya; warna bibir merah gelap; gigi
kekuning-kuningan.
Ibu A mengatakan berkomunikasi dengan anak-anak jika bertanya tentang tugas
di sekolah; Ibu A mengatakan jarang duduk bersama anak- anak untuk
mengobrol mengisi waktu luang; Ibu A mengatakan anak Dk dan Ek tidak dekat
dengan orangtuanya dan jarang berkomunikasi dan bercanda; Ibu mengatakan
anak Dk dan Ek pendiam, kalau ditanya lebih sering menjawab satu dua kata
saja; Menurut Bp.O dan Ibu A dari kecil anak Dk dan Ek memang jarang bicara;
Bp.O dan Ibu A mengatakan jarang berkomunikasi membicarakan hal-hal yang
santai atau bersenda gurau; Menurut ibu A, anak Dk di sekolah juga pendiam
kata gurunya; Anak Dk dan Ek tampak pendiam, berbicara lebih banyak dengan
kata-kata pendek atau menganggukkan kepala; Anak Dk dan Ek kalau berbicara
jarang kontak mata, begitu juga dengan Ibu A; Anak Dk lebih mau berbicara jika
tidak di depan orangtuanya.Selain itu Anak EK terlihat sebelum makan tidak
mencuci tangannya, Anak Ek Terlihat perutnya buncit, Anak EK mengatakan
nafsu makannya berkurang dan terlihat anemis pada konjungtivanya.Anak EK
mengatakan malas mencuci tangan jika ingin makan dan mengatakan selama
ini suka gatal dibagian anus anak EK.
› DATA TAMBAHAN : Bp.O dan Ny.A lulusan SMA, An.Dk dan An.Ek masih
duduk dibangku SD dan TK. Bp.O bekerja sebagai pegawai swasta dengan
penghasilan 4.500.000/bulan sedangkan Ny.A sebagai pegawai swasta dan
berpenghasilan Rp. 3.000.000/bulan Jenis rumah (Permanen), Jenis
bangunan (Beton), Luas bangunan (4×6 m2), Luas pekarangan (tidak ada).
PENGKAJIAN
•Data Pengenalan Keluarga
No. Nama Jenis Umur Hubunga Pendidik Pekerjaa
Kelamin n an n
1 Bp.O Laki-laki 40 Tahun Suami SMA Pegaai
Swasta
2 Ny.A Perempuan 28 Tahun Istri SMA Pegawai
swasta
3 An.Dk Laki-laki 10 Tahun Anak SD Pelajar
4 An.Ek Laki-laki 5 Tahun Anak TK Pelajar
A. Riwayat dan Tahapan Pengembangan Keluarga
- Keluhan :-
- Tahap Pengembangan Keluarga : keluarga dengan anak usia sekolah
C. Data Lingkungan
› Jenis rumah : Permanen
› Jenis bangunan : Beton
› Luas bangunan : 4×6 m2
› Luas pekarangan :-
› Status kepemilikan : milik sendiri
› Kondisi ventilasi : cukup
› Kondisi pekarangan : cukup
› Kondisi lantai : cukup
› Kebersihan rumah secara keseluruhan : kurang
STRUKTUR KELUARGA
› Struktur komunikasi : hubungan antara Bp.O dan Ny.A berjalan
dengan baik akan tetapi hubungan dengan anak-anaknya
komunikasi kurang berjalan dengan baik.
› Struktur kekuatan: kekuatan dalam keluarga yang dapat
digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Bp.O
cukup bijaksana untuk berhenti merokok agar keluarga nya tidak
ikut kecanduan seperti dirinya
› Struktur peran: Bp.O sebagai kepala keluarga, Ny.A sebagai ibu
rumah tangga, An.Dk sebagai anak dan An.Ek sebagai anak
› Berdasarkan garis keturunan: Patrilinear (keluarga sedarah yang
terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam berbagai
generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah)
› Berdasarkan jenis perkawinan:Monogami (keluarga dimana
terdapat seorang suami dan istri.)
FUNGSI KELUARGA
› Fungsi afektif: Bp. O mengatakan kurang menjaga
keharmonisan antar anggota keluarga
› Fungsi sosialisasi: keluarga Bp.O dan Ny.A kurang
berhubungan baik dengan anggota keluarga dan
sebaliknya
› Fungsi Perawatan Keluarga : Ibu A mengatakan
tidak tahu cara melakukan perawatan di Rumah
terhadap masalah perilaku merokok dalam
keluarganya
KOPING KELUARGA
› Bp.O dan Ny.A mulai memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangan kedua anaknya dengan ikut
memberikan contoh perilaku yang baik kepada
mereka
PERAN KELUARGA TIPE KELUARGA
Ayah: – Rumah: Jenis rumah (Permanen),
› Sebagai suami dari Ny.A Jenis bangunan (Beton), Luas
bangunan (4×6 m2), Luas pekarangan
› Sebagai Ayah dari An. Dk dan An. (tidak ada)
Ek
– Penghasilan:Jumlah Penghasilan
› Sebagai pencari nafkah Bp.O sean Ny.A besar Rp.
› Sebagai pelindung dan pendidik 7.500.000/bulan
Istri dan anak-anaknya – Kesejahteraan: termasuk ke dalam
– Ibu: tipe keluarga Nucklear Inti Tradisional
› Sebagai istri dari Bp. O karena krluarga tersebut dari
› Sebagai Ibu dari An. Dk dan An. Ek sepasang suami istri dan seorang ank
kandung dan masuk kedalam
› Mempunyai peran untuk mengurus kelompok sejahtera tahap 3 karena
rumah tangga keluarga mampu memenuhi
› Membantu suami untuk mecari kebutuhan dasar, kebutuhan
nafkah pskologis, namun belum dapat
– Anak: memberikan sumbangan atau
bkontribusi maksimal kepada
› Sebagai pelajar masyarakat
LATIHAN 2: KELUARGA DENGAN
ANAK SEKOLAH
ANALISA DATA
No Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS :
Perilaku Kesehatan Merokok
- Keluarga mengatakan tidak paham lebih jauh tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala perilaku merokok Cenderung Beresiko
- Ibu A dan Bp.O mengatakan anaknya pernah kedapatan
merokok di warnet
- Ibu A mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di
rumah terhadap masalah perilaku merokok dalam
keluarganya
- Bp.O mengatakan ingin berhenti merokok sehingga ia tidak
ingin anaknya kecanduan rokok seperti dirinya

DO :
- Anak EK terlihat sebelum makan tidak mencuci tangannya
- Anak Ek Terlihat perutnya buncit
- Anak EK mengatakan nafsu makannya berkurang dan
terlihat anemis pada konjungtivanya
- Anak EK mengatakan malas mencuci tangan jika ingin
makan dan mengatakan selama ini suka gatal dibagian
anus anak EK.
2. DS : Ketidakefektifan Keterampilan
- Ibu mengatakan anak Dk dan Ek pendiam, kalau Pemeliharaan Kesehatan Komunikasi Tidak
ditanya lebih sering menjawab satu dua kata saja Efektif
- Menurut Bp.O dan Ibu A dari kecil anak Dk dan Ek
memang jarang bicara
- Bp.O dan Ibu A mengatakan jarang berkomunikasi
membicarakan hal-hal yang santai atau bersenda
gurau
- Menurut ibu A, anak Dk di sekolah juga pendiam
kata gurunya

- DO : Anak Dk dan Ek tampak pendiam


- Berbicara lebih banyak dengan kata-kata pendek
atau menganggukkan kepala
- Anak Dk dan Ek kalau berbicara jarang kontak
mata
3. DS : Ketidakefektifan Koping Sumber Pemecahan
- Ibu A belum pernah mendiskusikan Keluarga Masalah Tidak Adekuat
kepada Bp.O untuk juga ikut
memberikan contoh bagi anak-
anaknya
- Ibu A mengatakan jarang duduk
bersama anak- anak untuk mengobrol
mengisi waktu luang
- Ibu A mengatakan anak Dk dan Ek
tidak dekat dengan orangtuanya dan
jarang berkomunikasi dan bercanda

DO :
- Anak Dk lebih mau berbicara jika tidak
di depan orangtuanya
SKORING MASALAH
Pentingnya Penyelesaian
Perubahan Positif Untuk Penyelesaian Untuk
Masalah
Penyelesaian di Keluarga Peningkatan Kualitas Hidup
0: Tidak Ada 0: Tidak Ada
Diagnosa Keperawatan Total Skor
1: Rendah 1: Rendah
1: Rendah
2: Sedang 2: Sedang
2: Sedang
3: Tinggi 3: Tinggi
3: Tinggi

Perilaku Kesehatan
Cenderung Beresiko
Berhubungan Dengan 3 3 3 9
Merokok

Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan
Berhubungan Dengan 3 3 2 8
Keterampilan Komunikasi
Tidak Efektif
Ketidakefektifan Koping
Keluarga Berhubungan
Dengan Sumber 2 2 3 7
Pemecahan Masalah Tidak
Adekuat
Rencana Asuhan
Keperawatan Keluarga
(Word)

Anda mungkin juga menyukai