Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. F DENGAN


DIAGNOSA MEDIS DENGUE HAEMORAGIC FEVER
DI RUANG LT. 8
A. DEFINISI
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu dari
empat virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes egypt
dan Aedes albopictus yang ditemukan di daerah tropis dan intropeksi di antaranya
kepulauan di Indonesia hingga bagian utara Australia (Vyas, 2013)
Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albocpictus. (Kemkes, 2017)
Dengue Haemorrhagik fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang dapat
menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus
Falvivirus, virus RNA dari Keluarga Falviviridae (Soedarto 2012).
Dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa DHF adalah suatu
penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus
dan Aedes Aegypti) dan Arbovirus (Anthropoda virus) yang ditandai dengan adanya
demam 5-7 hari dan tidak atau disertai perdarahan atau renjatan, sehingga dapat
meimbulkan kematian jika tidak ditanggulangi sedini mungkin.

B. ETIOLOGI
Virus Dengue tergolong dalam family Flavivirida dan di kenal dengan 4 type.
Ke-4 type tersebut ditularkan melalui vector nyamuk seperti Aedes Aegypti, Aedes
Albopictus, Aedes polines siensis dan beberapa species lainnya.
Virus dengan jenis Arbovirus dan virus berbentuk batang, bersifat termolabil dan
stabil pada suhu 70 0C.

C. PATOFISIOLOGI
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah
virernia yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekia),
hipertermi dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran limfe (spleromegali),
peningkatan permiabilitas dinding kafiler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta effuse plevro
dan renjatan syok.
Haemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit lebih dari 20 % menunjukkan
atau mengakibatkan adanya kebocoran plasma (perembesan) plasma (plasma kakage)
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena,
peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma.
Tingginya nilai hematokrit penderita DHF disebabkan karena :
1) Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstraselular melalui kafiler yang rusak
dengan mengakibatkan menurunnya plasma dan meningkatnya nilai hemotokrit
bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotekal dinding pembuluh
darah.
2) Adanya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu dalam rongga
peritoneum pleura pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui
infuse.
 Pathway of DHF

Arbovirus beredar dalam aliran darah Mengaktifkans


(melalui nyamuk aedes (terinfeksi) sistem komplemen
aegypt)

Peningkatan reabsosrsi Membentuk dan


Na+ dan H2O melepaskan zat

Agregasi trombosit Kerusakan endotel


pembuluh darah

Trombositopeni
Manifestasi perdarahan,
kehilangan plasma

Resiko perdarahan
Resiko syok

 Klasifikasi DHF
Berdasarkan patokan dari WHO (1975) DHF dibagi menjadi 4 derajat :
1) Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan. Uji
toniket positif
2) Derajat II
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit disertai perdarahan lain.
3) Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (hypotensi), gelisah, cianosis sekitar mulut dan ujung-
ujung jari (tanda renjatan) disertai kulit yang dingin dan lembab.
4) Derajat IV
Renjatan Berat (DDS) dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur.
 Masa Inkubasi
Masa inkubasi DHF yaitu antara 35 hari. Rata-rata 5-8 hari penderita biasanya
mendadak demam akut ( suhu tubuh meningkat tiba-tiba) sering disertai
menggigil, saat menggigil kesadarah pasien sampai compos mentis.

D. MANIFESTASI KLINIS
1) Suhu tubuh meningkat tiba-tiba / demam tinggi selama 2-7 hari
2) Terjadi perarahan di bawah kulit seperti peteki, ekimosis, hematoma
3) Epiktasis, hematemesis, melena dan hematuria
4) Muntah, mual tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
5) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
6) Sakit kepala
7) Pembengkakan sekitar mata
8) Pembesaran hati, limfe dan kelenjar getah bening
9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, nadi cepat dan lemah)

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering timbul adalah DDS (Dengue Syok Sindrome) yang
disebabkan oleh karena kebocoran dinding pembuluh darah sehingga cairran atau
serum elektrolit serta ke luar dari pembuluh darah sampai menimbulkan hypovolemia
syok.
1) Efulsi pleura
2) Asikes
3) Sepsis
4) Kematian

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada pemeriksaan Laboratorium didapat :
Haemokonsentrasi (Hematokrit meningkat 20 % atau lebih)
1) Trombositoperia (100.000 / mm3 atau kurang)
2) HB meningkat > 20 %
3) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan hypoproteinemia dan hipokloremia
4) Lekosit
5) Serologi : uji HI (Hemaglurination inhibita Test)
6) Pada pemeriksaan USG didapat Hepatomegali dan splenomegali
7) Rongent Thorax terdapat Effusi pleura
8) Uji Torniquet (+)

Cara melakukan Uji Torniquet


1) Pasang manset pada lengan atas, ukur tekanan darah, tentukan systole dan diastole.
Usahakan menetap selama percobaan. Selanjutnya hasil systole dan diastole
dijumlahkan, kemudian dibagi 2 ( S 2+ D ) = X
2) Pompa manset sampai tekanan X tahan selama 5 menit
3) Perhatikan adanya bintik-bintik merah pada kulit di tengan bawah bagian media
pada ½ bagian proximal
4) Hasil uji tourniquet positif bila pada 7,84 Cm2 didapat lebih dari 20 bintik (WHO
1975 dalam Christantie 1995)

Table 1.1 Gambar Uji Rumple leet Tesh dengan skala :


1+ 2+ 3+ 4+
Sedikit bintik- Banyak bintik-bintik Banyak bintik-bintik Penut dengan bintik-
bintik pada daerah lengan pada daerah lengan bintik merah pada
Merah pada Anterior dan tangan seluruh lengan dan
daerah lengan tangan
Anterior

G. PENATALAKSANAAN
Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius dan bisa berakibat fatal atau
kematian jika terlambat diatasi. Oleh karena itu seharusnya penderita dirawat di RS
terutama penderita DHF derajat II, III, IV penderita sebaiknya dipisahkan dari pasien
penyakit lain dan dirungan yang bebas nyamuk (berkelambu)
Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan DHF bersifat simptomatik dan
suportif diantaranya :
1) Tirai baring yaitu klien tidak melakukan aktivitas seperti biasanya, aktivitas
terbatas
2) Diet makanan lunak
3) Berikan minum yang banyak  2 liter perhari dapat berupa susu, teh manis, syrup
4) Pemberian cairan intravena
Dengan indikasi : pasien sering muntah
Haematokrit terus meningkat
5) Pemberian antipiretik sebaiknya dari golongan antipiretik dan kompres dingin
6) Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam, jika KU memburuk observasi ketat per jam
7) Pemberian Antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter)
8) Pemeriksaan HB, HT dan trombosit setiap hari

H. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
FATIH NUR MUHAMMAD/ 20/04/2001 (23T 0B 13H)/ Laki-Laki/ Islam/
Alamat : BENDUNGAN JAGO/ Mahasiswa

b. Keluhan Utama
Demam sejak 4 hari smrs. Pasien rujukan dari RSUD Kemayoran dengan
keluhan demam sejak 4 hari smrs, demam naik turun, keluhan bercak merah,
gusi berdarah dan mimisan disangkal. Keluhan mual sesekali, muntah
disangkal. Keluhan batuk, pilek dan linu seluruh badan disangkal. Keluhan
BAB dan BAK disangkal.
c. Riwayat Kesehatan.
 Riwayat penyakit sekarang
Demam naik turun, keluhan bercak merah, gusi berdarah dan mimisan
disangkal. Keluhan mual sesekali, muntah disangkal. Keluhan batuk, pilek
dan linu seluruh badan disangkal. Keluhan BAB dan BAK disangkal.
 Riwayat penyakit yang pernah diderita.
Penyakit yang pernah diderita klien, adalah sinusitis
 Riwayat imunisasi.
Imunisasi lengkap
 Riwayat gizi.
d. Status gizi yang di derita pasein nafsu makan menurun.
e. Kondisi lingkungan.
Kondisi lingkungan rumah dekat dengan kali
f. Acitvity Daily Life (ADL)
 Nutrisi : nafsu makan menurun.
 Aktivitas : Nyeri pada anggota badan, punggung sendi, kepala,
ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, menurunnya aktivitas sehari-hari.
 Istirahat, tidur : Dapat terganggu karena sakit kepala dan nyeri.
 Eliminasi : dalam batas normal.
 Personal hygiene: Meningkatnya ketergantungan kebutuhan perawatan diri.
g. Pemeriksaan fisik, terdiri dari :
Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien
(inspeksi adanya lesi pada kulit). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan
jalan mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal
atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan
meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan
stetoskop (auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus).

Adapun pemeriksaan fisik pada anak DHF diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Keadaan umum :
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah sebagai berikut :
 Grade I : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda –
tanda vital dan nadi lemah.
b) Kepala dan leher: DBM (dalam batas normal)
c) Dada (Thorax); DBM (dalam batas normal)
d) Abdomen (Perut).
Palpasi : DBM (dalam batas normal)
e) Anus dan genetalia.
Eliminasi alvi : dalam batas normal
Eliminasi urine : dalam batas normal
f) Ekstrimitas atas dan bawah: dalam batas normal
g) Pemeriksaan laboratorium
2) Diagnosa Keperawatan

Nama Klien/Usia : Tn. F / 23 Tahun


Ruang/Kamar : Lt. 8 /813

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal


Ditemukan Teratasi
1 Risiko perdarahan ditandai dengan 1/05/2024
koagulasi (trombositopenia) D.0012

2 Risiko syok ditandai dengan 01/05/2024


Kekurangan volume cairan (D.0039)

3
3) Intervensi Keperawatan

Nama Klien/Usia : Tn. F / 23 Tahun


Ruang/Kamar : Lt.8 / 813

Tgl No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan


(PES) Hasil
01/05/24 1. Risiko perdarahan ditandai Setelah dilakukan Pencegahan perdarahan
dengan koagulasi asuhan keperawatan (l.02067)
(trombositopenia) D.0012 selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan 1. Observasi Monitor
perdarahan tidak tanda dan gejala
S : pasien mengatakan terjadi (L.02017)
lemas, pusing, minum perdarahan
sedikit sekitar 2 gelas -Kelembapan kulit 2. Monitor nilai
O: meningkat
pasien tampak lemas, hamatokrit atau
-Hemoglobin
mukosa bibir kering, membaik hemoglobin sebelum
-Hematokrit membaik dan setelah kehilangan
TD: 101/64 mmHg - tekanan darah
N: 69x/menit membaik darah
RR:20 x/menit 3. Monitor tanda-tanda
S: 36.5'C
SPO2:99 % vital
Terapeutik :
Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr
90/ht3.4/ 1. Pertahankan bed rest selama
perdarahan

Edukasi :
1.Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
2.Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
3.Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vitamin
K
4.Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan

Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu )
2.Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu

01/05/2024 2 Risiko syok ditandai Setelah dilakukan Pencegahan syock (l.02068)


dengan Kekurangan asuhan keperawatan
Observasi
volume cairan (D.0039) selama 3x24 jam
diharapkan : 1.Monitor status
S : pasien mengatakan (L.03032)
kardiopulmonal (frekuensi dan
lemas, pusing, minum
sedikit sekitar 2 gelas 1.Tingkat kesadaran kekuatan nadi, frekuensi
O: meningkat
napas, TD)
pasien tampak lemas, 2. Tekanan darah,
mukosa bibir kering, frekuensi nadi 2.Monitor status cairan
3. Pengisian kapiler
(masukan dan haluaran, turgor
TD: 101/64 mmHg membaik
N: 69x/menit 4. Frekuensi napas kulit, CRT)
RR:20 x/menit membaik
3. Monitor tingkat kesadaran
S: 36.5'C
SPO2:99 % dan respon pupil

Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr


90/ht3.4/ Terapeutik
1.Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%

Edukasi
1Jelaskan penyebab atau
faktor risiko syok
2 Anjurkan melapor jika
menemukan atau merasakan
tanda dan gejala awal syok
3.Anjurkan menghindari
allergen

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian IV,
jika perlu
2.Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika perlu
4) Implementasi Keperawatan

Nama Klien/Usia : Tn. F / 23 Tahun


Ruang/Kamar : Lt. 8 / 813
Hari, No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan
Tanggal Dx. Nama jelas
Waktu

01/05/2 1. - Observasi Monitor tanda dan gejala perdarahan


4 S: pasien mengatakan lemas, pusing, dan tidak ada perdarahan
O: Pasien tampak lemas,
DR tgl 01/5/24 pagi Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr 90/ht3.4/
DR tgl 01/05/24 sore 15.8/er 46.0/ leu 5.33/tr 83/ht 3,8/

-Monitor nilai hamatokrit atau hemoglobin sebelum dan setelah


kehilangan darah
O:
DR tgl 01/5/24 pagi Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr 90/ht3.4/
DR tgl 01/05/24 sore 15.8/er 46.0/ leu 5.33/tr 83/ht 3,8/

-Monitor tanda-tanda vital


O: : TD: 101/64 mmHg
N: 69x/menit
RR:20 x/menit
S: 36.5'C
SPO: 99 % RA

- Menganjurkan meningkatkan asupan makanan dan minum


S: pasien mengatakan minum 1 liter sehari
O: tampak banyak minum 500cc,

-Menganjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan


O: pasien tidak ada tanda-tanda perdarahan

-Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan


01/05/2 2
nadi, frekuensi napas, TD)
4
O: TD : 123/60 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.6'C
SPO2 : 99 % RA
-Monitor status cairan (masukan dan pengeluaran, turgor
kulit, CRT)
S: pasien mengatakan minum sehari 1 L
O: intake : 3000, output 2300, tugor kulit elastis, CRT < dari
2 detik
- kolaborasi pemberian cairan IV
O: RL/6jam
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
O : pasien tampak CM, pupul isokor

5) Evaluasi Keperawatan

Nama Klien/Usia : Tn. F / 23 Tahun


Ruang/Kamar : Lt. 8
No. Hari/Tanggal/Jam Evaluasi Hasil (SOAP)
Dx. (Mengacu pada tujuan)
1 01/05/24 S : pasien mengatakan lemas, tidak ada perdarahan

O:
- pasien tidak ada tanda-tanda perdarahan
DR tgl 01/5/24 pagi Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr
90/ht3.4/
DR tgl 01/05/24 sore 15.8/er 46.0/ leu 5.33/tr 83/ht
3,8/
TD: 101/64 mmHg
N: 69x/menit
RR:20 x/menit
S: 36.5'C
SPO: 99 % RA

A : masalah belum teratasi


P : intervensi di lanjutkan

2 01/05/24 S : pasien mengatakan lemas, tidak ada perdarahan

O:
RL/6jam
DR tgl 01/5/24 pagi Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr
90/ht3.4/
DR tgl 01/05/24 sore 15.8/er 46.0/ leu 5.33/tr 83/ht
3,8/
TD: TD : 123/60 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.6'C
SPO2 : 99 % RA
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai