Laporan Kasus DHF Lt. 8
Laporan Kasus DHF Lt. 8
B. ETIOLOGI
Virus Dengue tergolong dalam family Flavivirida dan di kenal dengan 4 type.
Ke-4 type tersebut ditularkan melalui vector nyamuk seperti Aedes Aegypti, Aedes
Albopictus, Aedes polines siensis dan beberapa species lainnya.
Virus dengan jenis Arbovirus dan virus berbentuk batang, bersifat termolabil dan
stabil pada suhu 70 0C.
C. PATOFISIOLOGI
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah
virernia yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekia),
hipertermi dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran limfe (spleromegali),
peningkatan permiabilitas dinding kafiler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta effuse plevro
dan renjatan syok.
Haemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit lebih dari 20 % menunjukkan
atau mengakibatkan adanya kebocoran plasma (perembesan) plasma (plasma kakage)
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena,
peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma.
Tingginya nilai hematokrit penderita DHF disebabkan karena :
1) Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstraselular melalui kafiler yang rusak
dengan mengakibatkan menurunnya plasma dan meningkatnya nilai hemotokrit
bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotekal dinding pembuluh
darah.
2) Adanya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu dalam rongga
peritoneum pleura pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui
infuse.
Pathway of DHF
Trombositopeni
Manifestasi perdarahan,
kehilangan plasma
Resiko perdarahan
Resiko syok
Klasifikasi DHF
Berdasarkan patokan dari WHO (1975) DHF dibagi menjadi 4 derajat :
1) Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan. Uji
toniket positif
2) Derajat II
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit disertai perdarahan lain.
3) Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (hypotensi), gelisah, cianosis sekitar mulut dan ujung-
ujung jari (tanda renjatan) disertai kulit yang dingin dan lembab.
4) Derajat IV
Renjatan Berat (DDS) dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur.
Masa Inkubasi
Masa inkubasi DHF yaitu antara 35 hari. Rata-rata 5-8 hari penderita biasanya
mendadak demam akut ( suhu tubuh meningkat tiba-tiba) sering disertai
menggigil, saat menggigil kesadarah pasien sampai compos mentis.
D. MANIFESTASI KLINIS
1) Suhu tubuh meningkat tiba-tiba / demam tinggi selama 2-7 hari
2) Terjadi perarahan di bawah kulit seperti peteki, ekimosis, hematoma
3) Epiktasis, hematemesis, melena dan hematuria
4) Muntah, mual tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
5) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
6) Sakit kepala
7) Pembengkakan sekitar mata
8) Pembesaran hati, limfe dan kelenjar getah bening
9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, nadi cepat dan lemah)
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering timbul adalah DDS (Dengue Syok Sindrome) yang
disebabkan oleh karena kebocoran dinding pembuluh darah sehingga cairran atau
serum elektrolit serta ke luar dari pembuluh darah sampai menimbulkan hypovolemia
syok.
1) Efulsi pleura
2) Asikes
3) Sepsis
4) Kematian
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada pemeriksaan Laboratorium didapat :
Haemokonsentrasi (Hematokrit meningkat 20 % atau lebih)
1) Trombositoperia (100.000 / mm3 atau kurang)
2) HB meningkat > 20 %
3) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan hypoproteinemia dan hipokloremia
4) Lekosit
5) Serologi : uji HI (Hemaglurination inhibita Test)
6) Pada pemeriksaan USG didapat Hepatomegali dan splenomegali
7) Rongent Thorax terdapat Effusi pleura
8) Uji Torniquet (+)
G. PENATALAKSANAAN
Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius dan bisa berakibat fatal atau
kematian jika terlambat diatasi. Oleh karena itu seharusnya penderita dirawat di RS
terutama penderita DHF derajat II, III, IV penderita sebaiknya dipisahkan dari pasien
penyakit lain dan dirungan yang bebas nyamuk (berkelambu)
Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan DHF bersifat simptomatik dan
suportif diantaranya :
1) Tirai baring yaitu klien tidak melakukan aktivitas seperti biasanya, aktivitas
terbatas
2) Diet makanan lunak
3) Berikan minum yang banyak 2 liter perhari dapat berupa susu, teh manis, syrup
4) Pemberian cairan intravena
Dengan indikasi : pasien sering muntah
Haematokrit terus meningkat
5) Pemberian antipiretik sebaiknya dari golongan antipiretik dan kompres dingin
6) Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam, jika KU memburuk observasi ketat per jam
7) Pemberian Antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter)
8) Pemeriksaan HB, HT dan trombosit setiap hari
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
FATIH NUR MUHAMMAD/ 20/04/2001 (23T 0B 13H)/ Laki-Laki/ Islam/
Alamat : BENDUNGAN JAGO/ Mahasiswa
b. Keluhan Utama
Demam sejak 4 hari smrs. Pasien rujukan dari RSUD Kemayoran dengan
keluhan demam sejak 4 hari smrs, demam naik turun, keluhan bercak merah,
gusi berdarah dan mimisan disangkal. Keluhan mual sesekali, muntah
disangkal. Keluhan batuk, pilek dan linu seluruh badan disangkal. Keluhan
BAB dan BAK disangkal.
c. Riwayat Kesehatan.
Riwayat penyakit sekarang
Demam naik turun, keluhan bercak merah, gusi berdarah dan mimisan
disangkal. Keluhan mual sesekali, muntah disangkal. Keluhan batuk, pilek
dan linu seluruh badan disangkal. Keluhan BAB dan BAK disangkal.
Riwayat penyakit yang pernah diderita.
Penyakit yang pernah diderita klien, adalah sinusitis
Riwayat imunisasi.
Imunisasi lengkap
Riwayat gizi.
d. Status gizi yang di derita pasein nafsu makan menurun.
e. Kondisi lingkungan.
Kondisi lingkungan rumah dekat dengan kali
f. Acitvity Daily Life (ADL)
Nutrisi : nafsu makan menurun.
Aktivitas : Nyeri pada anggota badan, punggung sendi, kepala,
ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, menurunnya aktivitas sehari-hari.
Istirahat, tidur : Dapat terganggu karena sakit kepala dan nyeri.
Eliminasi : dalam batas normal.
Personal hygiene: Meningkatnya ketergantungan kebutuhan perawatan diri.
g. Pemeriksaan fisik, terdiri dari :
Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien
(inspeksi adanya lesi pada kulit). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan
jalan mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal
atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan
meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan
stetoskop (auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus).
Adapun pemeriksaan fisik pada anak DHF diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Keadaan umum :
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah sebagai berikut :
Grade I : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda –
tanda vital dan nadi lemah.
b) Kepala dan leher: DBM (dalam batas normal)
c) Dada (Thorax); DBM (dalam batas normal)
d) Abdomen (Perut).
Palpasi : DBM (dalam batas normal)
e) Anus dan genetalia.
Eliminasi alvi : dalam batas normal
Eliminasi urine : dalam batas normal
f) Ekstrimitas atas dan bawah: dalam batas normal
g) Pemeriksaan laboratorium
2) Diagnosa Keperawatan
3
3) Intervensi Keperawatan
Edukasi :
1.Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
2.Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
3.Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vitamin
K
4.Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu )
2.Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu
Edukasi
1Jelaskan penyebab atau
faktor risiko syok
2 Anjurkan melapor jika
menemukan atau merasakan
tanda dan gejala awal syok
3.Anjurkan menghindari
allergen
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian IV,
jika perlu
2.Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika perlu
4) Implementasi Keperawatan
5) Evaluasi Keperawatan
O:
- pasien tidak ada tanda-tanda perdarahan
DR tgl 01/5/24 pagi Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr
90/ht3.4/
DR tgl 01/05/24 sore 15.8/er 46.0/ leu 5.33/tr 83/ht
3,8/
TD: 101/64 mmHg
N: 69x/menit
RR:20 x/menit
S: 36.5'C
SPO: 99 % RA
O:
RL/6jam
DR tgl 01/5/24 pagi Hb 15.4/er 43.9/leu 5.15/tr
90/ht3.4/
DR tgl 01/05/24 sore 15.8/er 46.0/ leu 5.33/tr 83/ht
3,8/
TD: TD : 123/60 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.6'C
SPO2 : 99 % RA
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan