Kode Mata Kuliah : PDGK4303 Nama Mata Kuliah : Perspektif Global Jumlah SKS : 2 SKS Nama Mahasiswa dan NIM :1. Adit Rama Putra (857388619) 2. Aditya Permana (857389105) 3. Jihan Ramadhan C. (857388547) 4. Nurleli (857389072) 5. Syifa camila (857386719) 6. Tia Apriani (857386948) Nama Pengembang : Muhammad Ibrahim, M. Pd. Judul Materi : Masalah – Masalah Global dalam Kaitannya dengan Kepentingan Nasional MASALAH – MASALAH GLOBAL DALAM KAITANNYA DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL Dari sekian banyak negara di dunia ini, kita bisa mengkategorikan negara - negara di dunia yang di dasarkan pada kemampuannya dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK untuk kepentingan kemakmuran penduduknya.
Ada 3 kategori yaitu negara terbelakang, negara berkembang,
dan negara maju. A. Negara Terbelakang
Negara – negara yang dikategorikan ke dalam negara yang
terbelakang, adalah negara yang kemampuan SDM-nya masih sangat rendah dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK untuk menggali sumber daya alam serta lingkungan bagi kemakmurannya.
Tingkat ekonomi mereka yang rendah, pendidikan juga dapat
dikategorikan rendah karena negara tersebut digolongkan masyarakat, bangsa, dan negara miskin. Negara yang dikategori ini tesebar luas di Afrika, Amerika Latin dan di berbagai kawasan Asia. B. Negara Berkembang
Negara – negara yang tergolong negara yang sedang
berkembang, negara ini telah dapat memanfaatkan IPTEK dalam mengolah sumber daya alam dan lingkungan, walaupun masih berbobot tradisional, dalam pemanfaatan IPTEK maju (canggih) telah masuk pula dalam kehidupan negara, bangsa, serta masyarakat. Pendidikan dan tingkat ekonominya pun telah lebih baik dibandingkan dengan kelompok megara yang terbelakang. Negara – negara yang tergolong di negara yang sedang berkembang adalah negara – negara di Asia Tenggara, kecuali Singapura, dan berarti Indonesia termasuk ke dalam negara yang sedang berkembang. Dan juga negara di Afrika yaitu Mesir, Maroko, Republik Afrika Selatan juga C. Negara Maju
Negara – negara yang dikategorikan ke dalam negara maju,
yaitu mereka yang telah menguasai dan memanfaatkan IPTEK canggih dalam kehidupannya. Identik dengan negara industri, pada negara –negara, bangsa serta masyarakat ini, kehidupan industri telah memasuki segala sektor. Tingkat pendidikan, ekonomi dan pendapatannya sudah rata –rata tinggi. IPTEK telah diterapkan dan dimanfaatkan dalam mengolah sumber daya alam serta lingkungan bagi kemakmuran masyarakat. Negara – negara maju ini adalah negara – negara barat (Eropa Barat, Amerika Utara), dan jepang. Perbedaan dan pembedaan kategori antar kelompok negara adalah kualitas SDM-nya. Dari kualitas SDM dalam menguasai dan menerapkan IPTEK, tercermin kondisi sosial (kesehatan, demografi), budaya (kebodohan), ekonomi (miskin, kaya) dan kemampuan memanfaatkan sumber daya alam serta lingkungannya. Di sini berlaku konsep “sumber daya dibatasi secara budaya” (culturally defined resources). Negara, bangsa dan masyarakat yang memiliki lingkungan yang kaya akan sumber daya alam, tidak dapat menikmati kemakmuran dari potensi sumber daya tadi bila kemampuan budayanya (penguasaan IPTEK ) masih sangat rendah, begitu juga sebaliknya jika negara tersebut memiliki sumber daya alam yang terbatas namun mereka mampu memanfaatkan keterbatasan sumber daya tersebut untuk kemakmuran masyarakat, bahkan negara, bangsa dan masyarakat ini, sumber daya alam yang dimiliki negara lain dapat dimanfaatkan seperti ungkapan “menjadi tuan di rumah orang lain, dan menjadi budak dirumah sendiri.” Negara, bangsa, dan masyarakat industri yang termasuk kategori kelompok maju, seolah – olah mampu “mendikte” negara, bangsa, dan masyarakat yang terbelakang dan yang sedang berkembang dalam berbagai bidang kehidupan, meliputi ekonomi, sosial, budaya dan politik. Negara, bangsa dan masyarakat yang relatif “lemah”, menjadi objek negara – negara maju, sehingga “seolah – olah” terjadi ketergantungan kepada mereka. Pembedaan antara negara terbelakang dengan negara yang sedang berkembang dan dengan negara maju, bukan didasarkan atas tinggi rendahnya martabat kemanusiaan, melainkan didasarkan atas derajat kemampuan SDM-nya dalam menguasai serta menerapkan IPTEK bagi kesejahteraan manusia yang bersangkutan. Perbedaan antara individu, masyarakat, bangsa dan negara yang memiliki kekuasaan atau kekuatan dengan individu, masyarakat, bangsa, dan negara yang “lemah” yang tidak dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia di hadapan tuhan itu derajatnya sama, akan menimbulkan konflik yang membahayakan perdamaian. Dalam menciptakan kehidupan global yang sejahtera, aman dan damai, kerja sama dan saling ketergantungan merupakan mekanisme yang strategis. Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala kebutuhan serta aspirasinya, pergeseran nilai, norma dan peraturan, merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu, peninjauan, pengembangan dan perubahan peraturan, hukum serta perundang - undangan, merupakan upaya yang wajar dalam mengakomondasi pertumbuhan dan perkembangan tadi. Manusia selaku individu, keluarga, masyarakat dan bangsa selalu memiliki keterbatasan, meskipun termasuk ke dalam kelompok serba ada dan akaya. Oleh karena itu, kerja sama dan saling ketergantungan menjadi tuntutan yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam kehidupan global. Namun demikian, jati diri dan kemandirian menjadi landasan yangharus melekat pada tiap diri manusia, baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, maupun sebagai bangsa serta warga dunia SEKIAN DAN TERIMA KASIH