Sarkep 2 AI
Sarkep 2 AI
Putra Basmayus
Resolusi terjadi setelah penghentian obat menegaskan diagnosis Mirip dengan Alergi
obat pada umumnya
DPP IV Inhibitor
DRI
Risiko ACEI-AE lebih rendah pada DM yang tidak menggunakan Aliskiren harusnya tidak menimbulkan risiko AE namun
gliptin peningkatan aktivitas DPP-IV. Namun diabetes dan dapat meningkatkan BK berhubungan dengan peningkatan
obesitas terbukti meningkatkan keparahan kejadian AE. ekspresi gen kallikrein jaringan.
Neprylisin Inhibitor
• Standar perawatan untuk ACEI-AE tidak spesifik, dan Pada pasien dengan AE yang tidak dimediasi histamin, ACEI
terdiri dari penghentian ACEI, pemantauan saluran harus segera dihentikan. ACEI-AE hilang dalam waktu 24
napas, dan manajemen saluran napas akut jika hingga 72 jam (biasanya 48 jam) setelah obat dihentikan
diperlukan.
C1-INH (pengobatan HAE) mungkin efektif dalam mengobati Antagonis reseptor bradikinin B2 sintetik, di unit gawat
ACEI-AE, dan hal ini dapat mencegah perlunya intervensi darurat untuk ACEI-AE.
invasif pada banyak pasien.
Pada Laporan kasus, icatibant untuk ACEI-AE, menunjukkan
perbaikan klinis dan waktu regresi gejala 0,5-7 jam setelah
Ecallantide terapi.
Ecallantide meniru efek fisiologis C1-INH, efektif pada Namun, dua penelitian terkontrol acak yang lebih luas yang
serangan HAE akut, namun tidak mencapai signifikansi statistik melaporkan tidak ada perbedaan dalam waktu keluar dari
pada ACEI-AE. rumah sakit atau waktu penyelesaian gejala.
Antifibrinolitik
Asam traneksamat mengurangi produksi BK melalui blokade
konversi plasminogen menjadi plasmin dan, selanjutnya, pra-
kallikrein menjadi kalikrein. Ini mungkin merupakan pilihan
pengobatan yang aman dan efektif.
Kesimpulan
Angioedema (AE) akibat obat adalah skenario yang sering terjadi di IGD dan berpotensi
mengancam nyawa. Namun masih banyak dokter menganggapnya sebagai reaksi alergi.
Sehingga perlu untuk meningkatkan kesadaran akan adanya AE non-alergi yang disebabkan oleh
obat karena penatalaksanaannya berbeda dengan AE alergi.
AE oleh bradykinin(BK) relatif jarang terjadi, namun sering disepelekan. AE oleh BK yang dipicu
oleh penggunaan obat-obatan seperti ACE-inhibitor masih sulit didiagnosis.
Banyak obat kardiovaskular dan antidiabetik dapat menyebabkan AE oleh BK. Selain itu, agen
trombolitik dan statin juga dapat menginduksi AE oleh BK.
Penelitian lebih lanjut untuk penentuan terapi yang tepat pada kasus AE akibat obat oleh BK
masih harus terus di lakukan, sehingga dapat dicegah terjadinya mortalitas pada keadaan ini.
Terima Kasih