Anda di halaman 1dari 25

Infeksi Jamur Oportunistik Pada HIV

Merizka Adelina
2007601020014

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS-1)


Ilmu Penyakit Dalam
FK USK-RSUZA
Banda Aceh
2024
2
Introduction

Pneumocystis jirovecii,
90% morbiditas dan mortalitas
candidiasis, dan aspergilosis
terkait HIV disebabkan oleh
merupakan beberapa etiologi
infeksi oportunistik
yang umum

Infeksi Oportunistik
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasiend
yang terinfeksi HIV.

ketersediaan ART yang luas serta program pendukung diagnosis dan pengobatan HIV
yang lebih dini telah menekan kejadian infeksi jamur sistemik pada orang dengan HIV-
AIDS (ODHA)
01
Candida albicans
4
Definisi

Candida albicans merupakan jamur komensal yang umum ditemukan pada


tubuh manusia.

Infeksi oportunistik akibat jamur ini dikenal dengan kandidiasis dan


umumnya didapat akibat status imunosupresan, yang dapat bersifat lokal
atau sistemik.

R AN, Rafiq NB. Candidiasis. 2024.


Epidemiologi 5

Kandidiasis oral dapat terjadi pada pasien imunokompeten ataupun


imunokompromais. >90% pasien dengan HIV mengalami kandidiasis oral
selama masa penyakitnya

Studi melaporkan bahwa insidensi kandidiasis esofagus adalah sebesar


0.32%-5.2% pada populasi umum dan sekitar 10-15% pasien yang terinfeksi
HIV akan mengalami kandidiasis esofagus selama masa hidup mereka

Mohamed AA, Lu X liang, Mounmin FA. Diagnosis and Treatment of Esophageal Candidiasis: Current Updates. Can J Gastroenterol Hepatol. 2019 Oct
20;2019:1–6.
6
Etiologi

Candida merupakan jamur ragi, berdinding tipis,


berbentuk oval dengan diameter 4-6 μm dan
berkembang biak dengan budding.

Candida adalah bagian dari mikroflora mulut


normal. Sekitar 30-60% orang dewasa membawa
spesies candida di dalam rongga mulut mereka.

Gambar 2.1. Gambaran Mikroskopis Candida


albicans

Ahronowitz I. Yeast Infection. In: Fitzpatrick’s dermatology. 9th ed. McGraw Hill; 2019.
Manifestasi 7

Gambar 2.2. Gambaran Mikroskopis Candida albicans

Kondisi ini biasanya memiliki manifestasi berupa bercak putih yang luas
yang dapat dengan mudah dihilangkan dengan kain kasa, meninggalkan
permukaan mukosa yang eritematosa.

Novianti Y, Sufiawati I. Clinical Assessment and Management in Improving the Quality of Life of HIV/AIDS Patients with Oral Candidiasis: A Case Series.
HIV/AIDS - Research and Palliative Care. 2023 Nov;Volume 15:683–96.
Manifestasi 8

Gambar 2.3. Gambaran Mikroskopis Candida albicans

Manifestasi klinis candidiasis esofagus yang paling umum adalah rasa sakit
saat menelan, kesulitan menelan, dan nyeri di ulu hati. Gejala lainnya
termasuk nyeri perut, nyeri ulu hati, penurunan berat badan, diare, mual,
muntah, dan melena.

Mohamed AA, Lu X liang, Mounmin FA. Diagnosis and Treatment of Esophageal Candidiasis: Current Updates. Can J Gastroenterol Hepatol. 2019 Oct
20;2019:1–6.
Tatalaksana 9

Tabel 2.1. Pilihan Regimen Terapi Kandidiasis

Manifestasi Terapi Rekomendasi Alternatif


Kandidiasis Oral Klotrimazol hisap Nystatin, flukonazol
Kandidiasis Flukonazol (100-200 mg) Caspofungin,
Esofangeal atau itrakonazol oral (200 micafungin, atau
mg) amfoterisin B

J. Loscalzo, editor. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 21st ed. Mc. Graw Hill; 2022.
02
Pneumocystis jirovecii
11
Definisi

Patogen oportunistik yang merupakan penyebab penting pneumonia pada


pasien imunodefisiensi.

Sebelumnya dikenal sebagai Pneumocystis carinii, spesies ini telah


berganti nama menjadi Pneumocystis jirovecii

Morris A, Masur Henry. Pneumocystis Infections. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 21st ed. MCGraw Hill; 2022.
Epidemiologi 12

Pneumocystis pneumonia merupakan salah satu penyebab utama infeksi


pada orang dengan HIV/AIDS, dan diperkirakan menyebabkan >400.000
kasus di seluruh dunia setiap tahunnya.

Kematian akibat pneumonia pneumocystis berkisar antara 10% hingga 30%


atau lebih tinggi, tergantung pada populasi pasien, komorbiditas, dan
apakah diagnosis dilakukan secara dini.

López-Sánchez C, Falcó V, Burgos J, Navarro J, Martín MT, Curran A, et al. Epidemiology and Long-Term Survival in HIV-Infected Patients With Pneumocystis
jirovecii Pneumonia in the HAART Era. Medicine. 2015 Mar;94(12):e681.
13
Etiologi

Gambar 2.4. Bentuk tropozoit P. jirovecii pada hapusan BAL (kiri), bentuk kista pada jaringan paru (tengah), dan
gambaran pada pemeriksaan immunofluorescent

Pneumocystis spp adalah anggota jamur Ascomycota. Data serologis dan epidemiologis
menunjukkan bahwa sebagian besar orang terpapar dan terinfeksi sementara dengan P.
jirovecii di awal kehidupan.

Pneumocystis [Internet]. Centers For Disease Control and Prevention. 2017 [cited 2024 Feb 12]. Available from: https://www.cdc.gov/dpdx/pneumocystis/
Etiologi 14

Gambar 2.5. Siklus Hidup P. jirovecii

Pneumocystis [Internet]. Centers For Disease Control and Prevention. 2017 [cited 2024 Feb 12]. Available from: https://www.cdc.gov/dpdx/pneumocystis/
15
Manifestasi

Sebagian besar pasien dengan pneumonia pneumocystis datang


dengan batuk dan dispnea progresif (awalnya saat beraktivitas)

Pencitraan dapat menunjukkan infiltrat paru.

Diagnosis definitif bergantung pada identifikasi organisme P.


jirovecii dalam sekresi pernapasan atau sampel lavage
bronchoalveolar

Gambar 2.6. Gambaran CT-scan menunjukkan infiltrat alveolar dan interstisial serta
pewarnaan methenamine silver menunjukkan gambaran tipikal pneumocystis pada
infiltrat alveolus

Limper AH, Adenis A, Le T, Harrison TS. Fungal infections in HIV/AIDS. Lancet Infect Dis. 2017 Nov;17(11):e334–43.
Tatalaksana 16

Tabel 2.2. Regimen Terapi PCP


Obat Dosis Efek Samping
Lini Pertama
TMP-SMX TMP (5 mg/kg) + SMX (25 Demam, ruam, sitopenia,
mg/kg) PO atau IV tiap 6 atau hepatitis, hiperkalemia
8 jam

Alternatif
Atovaquone 750 mg per 12 jam PO Ruam, demam, hepatitis
Klindamisin + Primakuin 300-450 mg per 6 jam PO dan Hemolisis,
methemoglobinemia,
15-30 mg PO
netropenia, ruam

Pentamidin Hipotensi, azotemia, aritmia,


pankreatitis, disglisemia,
hipokalsemia, hepatitis

Agen Adjuvan
Prednison atau 40 mg per 12 jam Ulkus peptikum, hiperglikemia,
metilprednisolon alterasi mood, dan hipertensi

López-Sánchez C, Falcó V, Burgos J, Navarro J, Martín MT, Curran A, et al. Epidemiology and Long-Term Survival in HIV-Infected Patients With Pneumocystis
jirovecii Pneumonia in the HAART Era. Medicine. 2015 Mar;94(12):e681.
17
Profilaksis

Tabel 2.3. Indikasi dan durasi profilaksis PCP pada HIV


Kondisi Durasi

CD4 < 200 sel/L Sampai CD4 > 200 sel/L selama
3 bulan
CD4 < 200-250 sel/L

CD4 <14% dari total limfosit Sampai CD4 14% total limfosit

Weyant RB, Kabbani D, Doucette K, Lau C, Cervera C. Pneumocystis jirovecii: a review with a focus on prevention and treatment. Expert Opin Pharmacother.
2021 Aug 13;22(12):1579–92.
03
Aspergilosis
19
Definisi

Aspergillus adalah jamur filamentosa yang terutama menyebabkan infeksi


pada inang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh dan
individu yang memiliki penyakit paru yang mendasarinya.

Terdapat tiga jenis utama aspergillosis bronkopulmonalis, yaitu


aspergillosis invasif, aspergillosis kronis, dan aspergillosis alergi

Latgé JP, Chamilos G. Aspergillus fumigatus and Aspergillosis in 2019. Clin Microbiol Rev. 2019 Dec 18;33(1).
Epidemiologi 20

Aspergillosis invasif sangat memengaruhi populasi yang mengalami


gangguan kekebalan, yang terdiri atas pasien dengan AIDS, pasien dengan
keganasan hematologi, neutropenia berkepanjangan, pengguna
kortikosteroid jangka panjang, dan penerima transplantasi.

Aspergillosis invasif juga terlihat pada pasien perawatan intensif yang kritis
dengan kondisi paru yang mendasari seperti penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) atau asma.

Fosses Vuong M, Hollingshead CM, Waymack JR. Aspergillosis. 2024


21
Etiologi

Aspergillosis adalah istilah kolektif yang digunakan


untuk menggambarkan semua entitas penyakit
yang disebabkan oleh salah satu dari ~50 spesies
Aspergillus.

A. fumigatus bertanggung jawab atas sebagian


besar kasus aspergillosis invasif, hampir semua
kasus aspergillosis kronis, dan sebagian besar
Gambar 2.7. Gambaran Mikroskopis
sindrom alergi.
aspergillus Fumigatus

Jones J. Aspergillus fumigatus. In: Radiopaedia.org. Radiopaedia.org.


Manifestasi 22

Gambaran klinis dapat berupa asimptomatik, demam,


batuk (terkadang produktif), rasa tidak nyaman di dada,
hemoptisis ringan, dan sesak napas.

Aspergillosis paru kronis memiliki ciri khas berupa satu


atau lebih kavitas kronis yang meluas selama beberapa
bulan atau tahun yang berhubungan dengan gejala paru

Massa ireguler yang tidak teratur, air-fluid level, dan bola


jamur yang terbentuk dengan baik terlihat pada sebagian
kecil kavitas

Gambar 2.8. Temuan CT-Scan pada


aspergillosis invasif

Denning DW. Aspergillosis. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 21st ed. MC Graw Hill; 2022
Tatalaksana 23

Obat antijamur yang aktif melawan Aspergillus termasuk vorikonazol,


itrakonazol, posakonazol, isavukonazol, kaspofungin, mikafungin, dan
amfoterisin B (AmB).

Vorikonazol saat ini merupakan agen oral yang lebih disukai untuk
aspergillosis kronis dengan itrakonazol atau posakonazol sebagai
pengganti ketika terjadi kegagalan, munculnya resistensi, atau efek
samping

Misch EA, Safdar N. Updated guidelines for the diagnosis and management of aspergillosis. J Thorac Dis. 2016 Dec;8(12):E1771–6.
24
Kesimpulan

• Infeksi jamur oportunistik pada ODHA merupakan salah satu penyebab


utama morbiditas dan mortalitas
• Manifestasi dari kondisi ini dapat dengan mudah diidentifikasi dan pada
beberapa kasus dapat bersifat asimptomatis atau bahkan menyerupai
kondisi lainnya.
• Pemilihan terapi antifungal, identifikasi potensi pemberian terapi adjuvant
seperti kortikosteroid, serta penentuan inisiasi ART untuk menghindari
IRIS merupakan aspek penting dari tatalaksana infeksi oportunistik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai