Anda di halaman 1dari 15

Ahmad Syah Sosiologi FISIP-UIN JKT

Biografi
Lahir di Perancis 1798- 1857 Dikenal sebagai Bapak

Sosiologi Petama kali digunakan dalam tulisanya pada tahun 1838

A Science of Society (Ilmu tentang Masyarakat)


Tujuan Comte adalah: menjelaskan masa lalu

memprediksikan masa depan

Fisika sosial (Social Physics)


Comte awalnya menamai temuannya denga

fisika sosial. Dia kemudian merubahnya menjadi Sociology. kata yang berasal dari bahasa Yunani soci yang berarti masyarakat dan Latin ology yang berarti Studi/Ilmu.

Sosiologi
Seperti halnya semua ilmu pengetahuan, Comte

percaya bahwa ilmu oengetahuan baru tentang masyarakat ini harus didasakan pada akal (alasan) dan observasi. Ilmu pengetahuan yang berusaha menjelaskan semua fenomena melalui teori yang didasarkan pada hukum alam. Comtem percaya bahwa sosiologi harus mempunyai tujuan yang sama: untuk mengetahui hukum alam yang mempengaruhi perubahan dan kestabilan sosial. Lebih lanjut dia juga berharap seperti halnya ilmu pengetahuan alam, sosiologi harus digunakan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Positivisme
Karakteristik pertama dari filsafat postitif

adalah semua fenomena merupakan subjek yang tidak bisa dihindari dari hukum-hukum alam,. Tugas kita adalah untuk menganalisa secara akurat keadaan dari fenimena dan untuk menghubungkannya dengan hubungan alama yang berturut-turut dan mirip (Comte, 1830, 5-6)

Metodologi
Metodologi sosiologi sama

seperti metodologi Ilmu pengetahuan alam:


Observasi Experimentasi Perbandingan

Observasi
Menurut Comte, Observasi adalah

pengamatan langsung tingkah laku manusia, yang dipandu oleh teori awal tentang sesuatu yang kita harapkan untuk diamati

Ekperimen
Ekxperimentasi Formal tidak terlalu berlaku

dalam mempelajari fenomena sosial. Misalnya kita tidak dapat mempelajari efek kasih sayang ibu dengan menjauhkan anaknya dari ibunya di bandingkan dengan anak yang selalu di manja ibunya. Eksperimen tidak harus bergantung pada keterlibatan langsung dalam proses-proses sosial, ekperiemn alamiah bisa terjadi, seperti perkembangan sosial patologis yang menggangu hukum-hukum alamiah dapat terjadi

Perbandingan
Analisa perbandingan dapat mencakup

perbandingan atara rumpun manusia dan bukan manusia, antara masyarakat yang berbeda yang hidup berdampingan, dan anatra tahap-tahap berbeda dalam masyarakat tertentu. Perbandingan terakhir melahirkan metode perbandingan historis Menruut Comte, Bagian duania yang berbeda berada pada tahap perkembangan yang berbeda. Perbandingan sistem sosial yang berbeda ini memungkinkan kita untuk memahamai lebih baik keteraturan atau perubahan sosial yang ada.

Hukum Tiga Tahap


Menjelaskan evolusi kemajuan manusia dari

masa primitif sampai ke peradaban maju (peradaban perancis abad kesembilan belas yang maju) Tiga Tahap itu meliputi:
Tahap Teologis Tahap Metafisik Tahap Positif

Tahap Teologis
Alam semesta dijelaskan dari aspek: Tuhan Iblis Hal-hal supranatural

Tahap Metafisik
Realitas dijelaskan dari sisi abstraksi: Intisari Keberadaanya hakikat

Tahap Positif
Menurut Comte, tahap metafisik baru saja

berakhir, dan memberikan jalan bagi munculnya tahap terakhir yaitu tahap positif, yang menjelaskan hukum alam melalui:
Experimen Observasi Logika

Masyarakat melalui tiga tahap yang sama


Tahap teologis: Pada masa kuno, masyarakat

didominasi oleh militer sebagai unit sosial dasar dari sebuah keluarga. Tahap Metafisik: Pada abad pertengahan. Masyarakat dipengaruhi oleh pendeta dan ahli hukum. Tahap Positif: Abad Modern, Masyarakat akan diatur oleh administrasi industri dan panduan imlu pengetahuan. Setiap manusia menjadi unit sosial yang utama.

Anda mungkin juga menyukai