a yang berada di antaranya. Elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri atas lamina, pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars artikularis, ligamentumligamentum supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum, serta kapsul sendi.6
Hiperekstensi
Fleksi
Fleksi dan kompresi digabungkan dengan distraksi posterior Kombinasi fleksi dengan kompresi anterior dan distraksi posterior mengganggu kompleks vertebra pertengahan, di samping kompleks posterior.
Fragmen tulang dan bahan diskus dapat bergeser ke dalam kanalis spinalis.
Keadaan ini merupakan cedera tak stabil dengan risiko progresi yang tinggi.
Kompresi
Rotasi-fleksi
Ligamen dan kapsul sendi teregang dapat robek, permukaan sendi dapat mengalami fraktur. Akibat dari mekanisme ini adalah pergeseran atau dislokasi ke depan, dengan atau tanpa kerusakan tulang. Semua fraktur-dislokasi bersifat tak stabil dan terdapat banyak risiko.
Translasi Horizontal
Penyebab tersering cedera torakolumbal adalah jatuh dari ketinggian serta kecelakaan lalu lintas. Jatuh dari ketinggian fraktur tipe kompresi. Pada kecelakaan lalu lintas fraktur dislokasi.6
Cedera stabil : - bagian yang terkena tekanan : medulla spinalis anterior - komponen vertebral tidak bergeser dengan pergerakan normal - ligamen posterior tidak rusak -contoh : fraktur kompresi
Cedera tidak stabil : - vertebra dapat bergeser dengan gerakan normal - ligamen posteriornya rusak atau robek.
Pemeriksaan radiografi minimal ada 4 posisi : - Anteroposterior - Lateral - Oblik kanan - Oblik kiri.
Dalam menilai stabilitas vertebra, ada tiga unsur : - kompleks posterior - kompleks media - kompleks anterior 6
Pembagian kolumna vertebralis adalah sebagai berikut : kolumna anterior : ligament longitudinal dan 2/3 bagian anterior dari corpus vertebra, diskus dan annulus vertebralis. kolumna media : 1/3 bagian posterior dari corpus vertebralis, diskus dan annulus vertebralis. kolumna posterior : pedikulus, sendi-sendi permukaan, arkus tulang posterior, ligamen interspinosa dan supraspinosa.6
Fraktur dislokasi
Grading system pada cedera medulla spinalis : Klasifikasi Frankel : Grade A : motoris (-), sensoris (-) Grade B : motoris (-), sensoris (+) Grade C : motoris (+) dengan ROM 2 atau 3, sensoris (+) Grade D : motoris (+) dengan ROM 4, sensoris (+) Grade E : motoris (+) normal, sensoris (+) 8
Diagnosis klinik adanya fraktur thorakolumbal didapatkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan: 1. Roentgenography 2. Computerized Tomography 3. Magnetic Resonance Imaging
Pertolongan pertama dan penanganan darurat trauma spinal terdiri atas: - penilaian kesadaran, jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, kemungkinan adanya perdarahan dan segera mengirim penderita ke unit trauma spinal ( jika ada). - Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinik secara teliti meliputi pemeriksaan neurologis fungsi motorik, sensorik dan reflek untuk mengetahui kemungkinan adanya fraktur pada vertebra.2
Terapi pada fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, semuanya tergantung dari tipe fraktur.
1. Braces & Orthotics Ada tiga hal yang dilakukan yakni, mempertahankan kesejajaran vertebra (alignment) imobilisasi vertebra dalam masa penyembuhan mengatasi rasa nyeri yang dirasakan dengan membatasi pergerakan.
2. Pemasangan alat dan proses penyatuan (fusion). Teknik ini adalah teknik pembedahan yang dipakai untuk fraktur tidak stabil. Fusion adalah proses penggabungan dua vertebra dengan adanya bone graft dibantu dengan alat-alat seperti plat, rods, hooks dan pedicle screws. Hasil dari bone graft adalah penyatuan vertebra dibagian atas dan bawah dari bagian yang disambung.