Anda di halaman 1dari 4

Cekungan di Indonesia

beberapa jenis klasifikasi cekungan: 1. Yang sederhana berdasarkan hubungan antara morfologi/bentuk cekungan dan kapan sedimen mengisinya: - Syn-depositional: sedimentasi bersamaan dengan subsidence, jenis facies sedimen pengisi cekungan akan dipengaruhi oleh perubahan akomodasi, pola penyebaran facies dapat diprediksi; di bagian pinggiran facies dangkal, di tengah cekungan facies yang lebih dalam. - Post-depositional: cekungan terbentuk lebih belakangan dibandingkan dengan sedimentasi yang lebih dulu terjadi. Pola penyebaran facies sedimen-sedimen yang lebih tua tidak dikontrol oleh morfologi cekungan yang terbentuk belakangan tapi mengikuti cekungan yang terbentuk lebih awal - Pre-depositional: cekungan terbentuk lebih dulu, lalu subsidence terjadi dengan cepat karena tektonik sehingga lokasi depocentre dalam banget, baru kemudian sedimen masuk ke cekungan setelah tektonik berhenti. 2. Berdasarkan jenis litosfer dan gaya struktur (structural style) Kingston et al. (1983): - Continental interior sag: posisi di dalam kontinen, sag artinya subsidence karena loading, tanpa tektonik - Continental interior fracture: posisi di dalam kontinen, fracture artinya rekah (patahan ekstensional) - Passive continental margin, margin sarg: di pinggir kontinen, passive margin - Oceanic sag: di laut (kerak samudra), sag - Basins related to subduction: berkaitan dengan subduksi - Basins related to collision: berkaitan dengan tabrakan - Strike slip basin: berkaitan dengan sesar mendatar 3. Berdasarkan mekanisme pembentukan - proses thermal - stretching (memelar, ekstensional) - loading - strike slip 4. Berdasarkan posisinya terhadap lempeng tektonik Jenis klasifikasi ini yang sering digunakan. Dapat dibagi lagi berdasarkan: a. Divergent plate settings (lempengnya saling menjauh) - Rift basin: di kerak kontinen, biasanya berasosiasi dengan volkanisme dan juga doming - Proto-ocean rift trough: di laut, kerak samudera terbentuk - Continental rises dan terraces: di pinggiran kontinen dekat batas lempeng kontinentalsamudera - Passive margin: di pinggiran kontinental ditandai dengan progradasi sedimen ke arah distal - Failed rifts: rift margin yang tidak aktif, rifting berhenti - Intracratonic rift: sag basin di dalam kraton yang di bawahnya ada rift - Oceanic basins: cekungan dialasi kerak samudera pada lempeng-lempeng divergen

b. Convergent plate settings (lempengnya saling mendekat) - Trenches (Palung): terbentuk oleh subduksi - Trench slope basins: depresi struktur lokal di komplek subduksi - Forearc basins: antara komplek subduksi dengan busur magma - Intra-arc basins: terletak didalam busur magma - Back-arc basins: di belakang busur magma - Inter-arc basins: terletak di antara 2 busur magma - Remnant oceanic basins: cekungan samudera yang sudah mengecil dan terperangkap pada zona tabrakan lempeng - Foreland basins: terbentuk di depan kerak kontinen yang mengalami thrust fault, juga disebut foredeep - Piggy-back basins: terletak di atas punggung thrust fault dan dibatasi thrust fault di belakang c. Tranform plate settings - Pull-a-part atau transtensional basins - Trenspressional basins - Transrotational basins

cekungan indonesia Terdiri dari frontier basin,mature basin dan semi mature basin 1.frontier basin Contoh frontier basin yaitu Cekungan Bengkulu,buton,bali,buru,aru,flores,gorontalo,misool,sahul.akimegah,minahasa,south java forearc,waipoga dan south Makassar Frontier basin adalah : cekungan perbatasan yang tersusun atas endapan sedimen laut dalam build-up dari terumbu Contoh cekungan frontier di indonesia a.cekungan Bengkulu mencakup kedua wilayah lepas pantai dan daratan di bagian barat Sumatera Selatan. Hal ini terletak antara busur magmatik-vulkanik, batin Pegunungan Barisan dan non-vulkanik, punggungan busur luar Kepulauan Mentawai b.cekungan buton Pulau Buton merupakan bagian dari Sula-Buton Provinsi terdiri berasal dari Australia yang terletak di atau berdekatan dengan Timur Sulawesi. The Sula-Buton Provinsi dibatasi Barat dengan Provinsi Sulawesi Barat Arc Vulkanik dan metamorf-ofiolit sabuk provinsi Sulawesi tenggara. Pulau Buton ke arah

barat-diarahkan oleh drag fold belt bagian dari sedimen benua Australia terimbrikasi dengan nonAustralia bahan Ophiolitic. c.cekungan waipoga The Basin Waipoga berbatasan di sebelah utara dengan bagian bawah tanah yang relatif dangkal di sepanjang daerah pesisir dan ke selatan oleh Pegunungan Gauttier berdasarkan batuan basement yang tersingkap. 2.mature basin Yaitu cekungan yang memiliki umur dari miosen Contoh mature basin yaitu cekungan banggai,barito,bintuni,kutai,tarakan,sunda,dan west natuna. a.cekungan banggai merupakan bagian microcontinent dari Australia dan papua nugini terbentuk pada mezozoicumakhir,dengan tersingkapnya Paleozoic granitic dan metamorpihic basement b.cekungan barito terletak di kalimantan selatan bagian dari sundaland bagian barat dan meratus range di bagian timur, terdapat cross fault terbentuk apada creasteceous akhir. c. cekungan bintuni cekungan bintuni terbentuk pada tersier akhir terletak di iirian jaya bagian dari kepala burung yang tersusun atas limestone tersier dan mezosoic klastik, basement berupa batuan turbiditik sequence. d.cekungan kutai cekungan kutai adalah cekungan tersier terbesaR DAN TERDALAM di Indonesia YAITU DENGAN KEDALAMAN 12.000-14.000 meter dan luas 165.000 km.basement yang complex terdiri atas metasedimen,metavolcanic,magmatic arc, dan abduksi amphibolit.

3. cekungan semi mature Yang termasuk cekungan semi mature yaitu cekungan biak,bone,sibolga,dan sula a.cekungan biak Daratan Irian Jaya dapat dibagi menjadi tiga zona timur-tren yang berbeda karakteristik dalam sejarah stratigrafi, tektonik dan magmatik. Sebuah Provinsi Oceanic utara ophiolites dan pulau-busur volkanik dipisahkan dari Provinsi Kontinental dengan sedimen atasnya ruang bawah tanah relatif stabil oleh Zona Transisi dengan batu sangat cacat dan regional bermetamorfosis yang disebut biak basin

b.cekungan bone Cekungan tulang terletak antara busur vulkanik barat daya dan kompleks tabrakan tenggara wilayah Sulawesi Selatan. Basin ini jelas berbingkai besar oleh kesalahan NS marjinal berorientasi, paralel sub porosnya. Margin barat daya cekungan dibatasi oleh NS berorientasi Walanae dan Bone West Bay Sistem Fault, sementara margin timur laut cekungan berbatasan dengan Sistem Sesar Tulang Timur. c.cekungan sibolga The Basin Sibolga terletak di antara Pulau Sumatera dan punggung luar-arc berdekatan dengan barat dan dianggap sebagai kedepan-busur (outer-arc) basin. The basin tren barat laut tenggara, rata-rata 70 mil (110 km) lebar dan sekitar 500 mil (800 km) panjang. Ujung utara berakhir terhadap perpanjangan barat laut dari Sistem pemogokan-slip Sesar Semangko di sekitar lintang 60 30 "N. ujung selatan cekungan Sibolga adalah sewenang-wenang tempat di sekitar Pini dan Batu pulau di mana, luas barat daya tren low berbohong lengkungan memisahkannya dari Cekungan Bengkulu ke tenggara Cekungan Sibolga adalah asimetris ke barat daya dengan atas ke punggung luar-arc. Sebuah zona malaikat tinggi kesalahan membentuk margin barat cekungan dan menciptakan struktur tarik diasosiasikan sebagai melakukan pemogokan slip-kesalahan yang dipotong secara diagonal melalui cekungan di sekitar NiasBanyak pulau. Terlepas dari kesalahan tersebut, sebagian besar sedimen yang Neogen di kolam yang tersedia pelat badan kaku. d. cekungan sula Sula Basin, segitiga timur-barat tren dan berbentuk cekungan passive margin, terletak di dalam Sula, Buru, Mangui, Salabangka, dan Banggai Kepulauan. Hancurnya Tanah Gondwana dalam waktu Mesozoikum menyebabkan bagian utara yang terpecah menjadi lempeng mikro yang melayang beberapa ke utara menjauh dari Lempeng Benua Australia dan menghasilkan kerangka cekungan passive margin (Pigram dan Panggabean, 1984). Bagian barat laut dari lempeng Australia didorong pergi oleh Lempeng Oceanic Pasific dalam waktu Pliosen dan melayang ke barat di sepanjang Sesar Sorong.

Anda mungkin juga menyukai