PROFILE
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo 1987-2003 2. Pendidikan Strata I (S1) Syariah (Peradilan Agama) UII Yogyakarta 1993-1998 3. Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Yogyakarta 1999 4. Pendidikan Strata II (S2) Hukum Islam UII Yogyakarta 1999-2001 5. Sedang Menyelesaikan Strata III (S3) Program Doktor Ilmu Hukum (HUKUM EKONOMI SYARIAH) UII Yogyakarta PEKERJAAN 1. Dosen Tetap Fak. Hukum Unilak 2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unilak 2004-2011 3. Pimred Jurnal Hukum Respublica Fak. Hukum Unilak
KONTAK
HP 08127655388 Tlp. 076153353/076151877 EMAIL : taufiqulhulam@gmail.com
HANYA DIWAJIBKAN OLEH MEREKA YANG BERAGAMA ISLAM SAJA. BAGI YANG NON MUSLIM AKAN DISAJIKAN MATA KULIAH SESUAI DENGAN AGAMA YANG DIANUTNYA
Kontrak Kuliah
1. Boleh tidur tidak boleh ngobrol 2. Menerima telepon diluar kelas 3. Akan ada recek catatan setiap akhir kuliah 4. Keterlambatan ditoleransi 15 menit lewat waktu itu boleh masuk kuliah tidak boleh absen 5. Penilaian akhir didasarkan pada - Hasil Ujian - Kehadiran - Softskill
Setuju ?
Engkau tidak akan dapat memperoleh ilmu , kecuali dengan enam perkara Akan aku ceritakan kepadamu beserta penjelasannya, Berakal, Keinginan (motivasi ), Kesabaran, Bekal, Petunjuk ustadz Waktu yang lama
Imam Abdullah bin Alwi AlHaddad mengatakan seandainya engkau datang membawa bejana kotor kepada seseorang untuk mendapatkan minyak, madu atau semacamnya, ia akan berkata padamu, pergilah, cucilah dulu, bagaimana rahasia ilmu akan ditempatkan dalam hati yang kotor?.
Ibnu Abbas mengatakan, Aku hina ketika menjadi penuntut ilmu, lalu mulia ketika menjadi orang yang dituntut ilmunya.
2.
3.
4.
Dijadikan dari sari pati air yang hina (air mani). (As Sajadah: 8 & Al Mumin: 67). Air mani itu bercampur dengan sel telur, kemudian disimpan di tempat yang aman (rahim) selama 40 hari. (Al Qiyamah: 37, Al Muminun: 13 & H.R Muslim). Air mani yang tersimpan kemudian dijadikan menjadi sekepal darah selama 40 hari, lalu dijadikannya menjadi sekerat daging selama 40 hari, kemudian dijadikannya tulang yang dibalut dengan daging. (Al Muminun: 12-14 & H.R Muslim). Ditiupkan ruh ke dalam jasadnya pada usia kandungan 120 hari oleh Malaikat atas perintah Allah Swt. dan sekaligus dicatatkan 4 kalimat mengenai: rezeki, ajal/kematian, amal perbuatan dan celaka atau bahagianya. (H.R Muslim).
NALURI MANUSIA
Adanya kecenderungan menonjolkan pemenuhan fungsi:
Perasaan Akal fikiran Jasmani = Spiritualistis = Rasionalistis = Materialistis dan Positivistis
Pada puncak perenungannya terhadap fenomena kehidupan ini, bukan hanya naluri yang bergolak, melainkan otak dan logika mulai bermain untuk membentuk pengertian dan mengambil kesimpulan tentang adanya Tuhan atau Allah (lihat Al Quran surat al Araf (7): ayat 172).
PENGERTIAN AGAMA
Secara etimologi kata agama berasal dari bahasa sansekerta: 1. a berarti "tidak" 2. gama berarti " kacau" . 3. Agama = Tidak kacau
MACAM-MACAM AGAMA
AGAMA SAMAWI AGAMA ARD
SAMAWI:
1. Konsepnya keesaan Tuhan 2. Beriman kepada nabi dan rosul 3. Adanya kitab suci 4. Ajaranya jelas, objektif, dan rasional 5. Tanpa adanya paksaan 6. Lahir di Timur Tengah
Secara terminologi Endang Saefuddin Anshari mendefinisikan agama sebagai sesuatu yang terdiri dari: 1. Suatu sistem credo (tata keimanan / keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia; 2. Satu sistema ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggap mutlak; 3. Satu sistema norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan.
PENGERTIAN ISLAM
Pengertian Islam secara etimologi : Salam, artinya : selamat, aman sentosa, sejahtera (Al An'am : 54, Al A'raf : 46, An Aslama, artinya : penyerahan diri (Al Silmun, artinya : keselamatan atau perdamaian
Nahl : 32)
Baqarah : 112, Ali Imron : 20 & 83, An Nisa' : 125 dan Al An'am : 14) (Al Baqarah : 208, Muhammad : 35)
Untuk mendapatkan makna Islam maka diperlukan adanya jalinan secara: Vertikal = Hablu Minallah Horizontal = Hablu Minannas Intern = Evalusai diri
ISLAM
Simbol Agama
2.Muroqobah (Merasakan Kesertaan Allah) Landasan: Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan melihat pula perubahan gerak badannya diantara orang-orang yang sujud. (Asy-Syuara: 218-219) Makna dan Cara Muroqobah Makna: Merasakan keagungan Allah Azza wa jalla di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai. Cara: Niat ikhlas karena mencari ridho Allah.
Macam-macam Muroqobah Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan adalah dengan ikhlas kepda-Nya Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab terhadap Allah dan bersyukur atas segala nikmat Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha kepada ketentuan Allah
Muhasabah (Introspeksi Diri) Landasan: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr: 18) Seorang mukmin hendaknya mewajibkan diri dan meminta perjanjian untuk memperbaiki niat, melaksanakan taat, memenuhi segala kewajiban, dan membebaskan diri dari riyademikian pula di sore hari, semestinya ia punya waktu untuk berkhalwat dengan dirinya guna memperHITUNGgkan semua yang telah dilakukannya. HISABLAH DIRIMU SEBELUM ENGKAU DIHISAB
4. Muaqobah (Pemberian Sanksi) Landasan: Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (Al-Baqarah: 179) Pemberian sanksi yang mubah di sini sangat penting sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan-kesalahan yang lain dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Contoh: Suatu ketika Umar bin Khathab pernah disibukkan dengan suatu urusan sehingga waktu Maghrib lewat sampai muncul dua bintang. Maka setelah melaksanakan shalat Maghrib beliau memerdekakan dua orang budak.
5. Mujahadah (Optimalisasi) Landasan: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut: 69) Makna Mujahadah: Apabila seorang mukmin terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan amalamal sunnah serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya, maka ia harus memaksa dirinya melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya. Contoh: Umar bin Khattab pernah ketinggalan shalat jamaah lalu malam harinya beliau isi dengan ibadah dan tidak tidur. Amr bin Abdi Qois selalu shalat seribu rakaat setiap harinya. Masruq ketika melaksanakan ibadah haji tidak pernah tidur kecuali sambil sujud.
AL QURAN
AL QURAN "Bacaan"
(Al Baqarah (185) dan Al Isra (9) & (82) )
AL FURQON "Pemisah"
AZ ZIKR
Peringatan"
KANDUNGAN AL QUR'AN
1. Tauhid; Konsep ke-Esa-an Tuhan 2. Hukum; Konsep ibadah dan Mua'malat 3. Akhlak; Konsep etika 4. Janji dan ancaman Allah 5. Sejarah umat terdahulu 6. Konsep ilmu pengetahuan
HADITS / SUNNAH
Hadits secara etimologi berarti jadid (baru) lawan dari qadim (lama) Sunnah berarti "ketetapan" Secara etimologi, Jumhur Ulama menyamakan pengertian Hadits dengan As Sunnah, yaitu segala perkataan, perbuatan dan ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.
AS Sunnah AS SUNNAH
Macam-Macam As Sunnah: Sunnah Qauliyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa perkataan Rosulullah. Sunnah Fi'liyyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa perbuatan Rosulullah Sunnah Taqririyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa persetujuan Nabi atas perbuatan atau pendapat para sahabat
FUNGSI HADITS
1. Bayan tafsyir, artinya menjelaskan dan menguraikan ayat-ayat Al Qur'an yang mempunyai arti umum atau mujmal. Bayan Ta'kidi atau Taqriri, artinya menguatkan atau menegaskan kembali hukum yang sudah ada dalam Al Qur'an. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an. Berdasarkan fungsinya itu oleh karenanya Hadits menjadi sumber hukum Islam yang kedua.
2.
3.
KLASIFIKASI HADITS
Hadits Mutawatir Hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak, sehingga tidak mungkin mereka bersepakat untuk berbuat bohong. Hadits Ahad Hadits yang diriwayatkan oleh rawi (orang yang meriwayatkan) yang jumlahnya tidak mencapai derajat mutawatir.
IJTIHAD
Dari segi bahasa berarti: "berusaha sungguh-sungguh. Dari segi istilah, berarti: "mencurahkan segala pikiran dan kemampuannya untuk menetapkan atau menemukan hukum syara (Islam) yang tidak ditetapkan secara jelas dalam Al Qur'an dan Hadits Nabi".
) . (
Hakim apabila berijtihad kemudian dapat mencapai kebenaran maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mendapat satu pahala.(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
: : . : : . : : . : ().
Diriwayatkan dari penduduk homs, sahabat Muadz ibn Jabal, bahwa Rasulullah saw. Ketika bermaksud untuk mengutus Muadz ke Yaman, beliau bertanya: apabila dihadapkan kepadamu satu kasus hukum, bagaimana kamu memutuskannya?, Muadz menjawab:, Saya akan memutuskan berdasarkan Al-Quran. Nabi bertanya lagi:, Jika kasus itu tidak kamu temukan dalam Al-Quran?, Muadz menjawab:,Saya akan memutuskannya berdasarkan Sunnah Rasulullah. Lebih lanjut Nabi bertanya:, Jika kasusnya tidak terdapat dalam Sunnah Rasul dan Al-Quran?,Muadz menjawab:, Saya akan berijtihad dengan seksama. Kemudian Rasulullah menepuk-nepuk dada Muadz dengan tangan beliau, seraya berkata:, Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah terhadap jalan yang diridloi-Nya.)HR.Abu Dawud)
Hadits itu yang menerangkan dialog Rasulullah SAW dengan Muadz bin Jabal, ketika Muadz diutus menjadi hakim di Yaman
SYARAT-SYARAT IJTIHAD
1. Beragama Islam 2. Cakap bertindak: Berakal sehat dan baligh. 3. Menguasai dan memahami Al Qur'an dan Hadits dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya. 4. Menguasai dan memahami Bahasa Arab (Nahwu & Shorof), ilmu mantiq dan ilmu balaghoh. 5. Mengusai dan memahami ilmu ushul fiqh. 6. Mengusai ilmu asbabun nuzul dan asbabul wurud
PRINSIP-PRINSIP IJTIHAD
1. Hasil ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadits. 2. Hasil ijtihad kebenarannya bersifat relatif. 3. Ijtihad tidak boleh dalam urusan ibadah mahdoh 4. Hasil ijtihad tidak bersifat final dan tidak universal 5. Dalam berijtihad harus memperhatikan nilai kemaslahatan daripada kemodhorotan.
JENIS MUJTAHID
Mujtahid mutlak : orang-orang yang melakukan ijtihad langsung secara keseluruhan dari A. Q. dan Hadits dan seringkali mendirikan suatu madhab. Contoh : Imam Syafi'i, Imam Maliki, dll. Mujtahid madhab : Para mujtahid yang mengikuti salah satu madhab dan tidak membentuk suatu madhab tersendiri.
METODE IJTIHAD
1. Ijma' : persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa. Dalam kontek sekarang lebih diarahkan pada penafsiran ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an. Contoh : Al Qur'an Surat An Nisa Ayat 3 tentang Beristri lebih dari satu.
2. Qiyas : menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam Al Qur'an & As Sunnah dengan hal lain yang hukumnya disebut dalam Al Qur'an dan Sunnah Rosul karena persamaan illat (penyebab/alasannya). Contoh : Minuman Khomer; yang menyebabkan minuman itu dilarang karena illatnya, yakni memabukkan (dapat menghilangkan fungsi akal) oleh karenanya dapat diqiyaskan semua minuman atau yang sejenisnya dilarang untuk dikonsumsi.
METODE IJTIHAD
3. Istidlal : Menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan. Contoh : Menarik kesimpulan dari adat istiadat dan hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam, sementara adat istiadat dan hukum agama itu tidak dihapuskan oleh syari'at Islam. Contohnya: Pembagian harta gono gini.
4. Masalih Mursalah / Maslahat Mursalah : Cara menemukan hukum sesuatu hal yang tidak terdapat ketentuannya baik dalam Al Qur'an maupun Hadits, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum. Contoh : Pungutan pajak penghasilan untuk kemaslahatan atau kepentingan masyarakat dalam rangka pemerataan pendapatan/pengumpulan dana yang diperlukan untuk memelihara kepentingan umum.
METODE IJTIHAD
5. Istihsan : Cara menentukan hukum dengan jalan menyimpang dari ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan umum. Contoh : Hak milik seseorang hanya dapat dicabut kalau disetujui oleh pemiliknya, namun hak tersebut dapat dicabut paksa demi kepentingan umum yang mendasar.
6. Istishab : Menetapkan hukum sesuatu hal, menurut keadaan yang terjadi sebelumnya, sampai ada dalil yang mengubahnya. Dengan kata lain melangsungkan berlakunya hukum yang telah ada karena belum ada ketentuan lain yang membatalkannya. Contoh : A mengadakan perjanjian utang piutang dengan B. Menurut A utangnya telah dibayar kembali tanpa menunjukan suatu bukti atau saksi. Dalam kasus ini dapat ditetapkan bahwa A masih belum membayar utangnya dan perjanjian itu masih tetap berlaku selama belum ada bukti yang menyatakan bahwa perjanjian utang piutang tersebut berakhir.
METODE IJTIHAD
7. Adat Istiadat / Urf : yakni adat istiadat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Contoh : Melamar wanita dengan memberikan tanda pengikat.
1. Berasal dari wahyu 1. Karya manusia Illahi (A.Q.) dan yang dapat berubah Sunnah Rosul dari masa ke masa. (Hadits). 2. Bersifat 2. Bersifat instrumental. fundamental 3. Hukumnya bersifat 3. Hukumnya bersifat dhonni (dapat qot'i (tidak berubah) berubah)
Fiqih 4. Hukumnya beragam (insidental). 5. Menunjukkan keragaman. 6. Produk ijtihad dari para ahli hukum (mujtahid). 7. Islamic jurisprudence.
PENDEKATAN AKHLAK
Teosentris = menempatkan Tauhid sebagai dasar untuk menilai baik buruk, benar, salah suatu perbuatan Tauhid sebagai dasar = Ajaran agama Islam sebagai tuntunannya
Macam-Macam Ibadah
Mahdhoh Ibadah yang tata caranya telah diatur secara rinci dalam ajaran Islam Ghoiru Mahdhoh Ibadah yang aturan umumnya diatur dalam ajaran Islam sedangkan aturan rincinya diberikan kepada manusia untuk mengembangkannya
BEBERAPA MODEL INTERPRETASI AJARAN ISLAM 1. Perlunya dikembangkan penafsiran sosial struktural lebih daripada penafsiran individual ketika memahami ketentuan-ketentuan tertentu dalam Alquran. contoh: larangan hidup berlebihan
2. Megubah cara berfikir subjektif ke cara berfikir objektif contoh: zakat makna subjekfnya pembersihan harta. Objektifnya tercapainya kesejahteraan sosial
3. Mengubah islam yang normatif menjadi teoritis Contoh: konsep fuqoro dan masakin secara normatif dipahami sebagai orang yang patut dikasihani sehingga perlu diberikan zakat, infak, dan shodaqah.
4. Mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi historis Contoh: kisah bangsa israel yang tertindas pada zaman firaun.
5. Merumuskan formulasiformulasi wahyu yang bersifat umum menjadi spesifik dan empiris Contoh : Allah mengecam orangorang yang melakukan sirkulasi kekayaan hanya di kalangan orang kaya.