Anda di halaman 1dari 82

Penanggung Jawab Mata Kuliah: TAUFIQUL HULAM Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning

PROFILE
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo 1987-2003 2. Pendidikan Strata I (S1) Syariah (Peradilan Agama) UII Yogyakarta 1993-1998 3. Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Yogyakarta 1999 4. Pendidikan Strata II (S2) Hukum Islam UII Yogyakarta 1999-2001 5. Sedang Menyelesaikan Strata III (S3) Program Doktor Ilmu Hukum (HUKUM EKONOMI SYARIAH) UII Yogyakarta PEKERJAAN 1. Dosen Tetap Fak. Hukum Unilak 2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unilak 2004-2011 3. Pimred Jurnal Hukum Respublica Fak. Hukum Unilak

KONTAK
HP 08127655388 Tlp. 076153353/076151877 EMAIL : taufiqulhulam@gmail.com

HANYA DIWAJIBKAN OLEH MEREKA YANG BERAGAMA ISLAM SAJA. BAGI YANG NON MUSLIM AKAN DISAJIKAN MATA KULIAH SESUAI DENGAN AGAMA YANG DIANUTNYA

Kontrak Kuliah
1. Boleh tidur tidak boleh ngobrol 2. Menerima telepon diluar kelas 3. Akan ada recek catatan setiap akhir kuliah 4. Keterlambatan ditoleransi 15 menit lewat waktu itu boleh masuk kuliah tidak boleh absen 5. Penilaian akhir didasarkan pada - Hasil Ujian - Kehadiran - Softskill

Setuju ?

Enam Syarat Mencari Ilmu Agama Islam


Ala lan tanalul ilma il-la bi sitatin Sa un bika an majmuiha bi bayani Dakaun wa khirsun was tibarun wa bulghotun wa irsyadu ustadin wa thulu zamani

Engkau tidak akan dapat memperoleh ilmu , kecuali dengan enam perkara Akan aku ceritakan kepadamu beserta penjelasannya, Berakal, Keinginan (motivasi ), Kesabaran, Bekal, Petunjuk ustadz Waktu yang lama

ADAB MENUNTUT ILMU


Dalam Islam, menuntut ilmu bukanlah sekedar mengisi otak dan pikiran, tetapi juga memperhalus perasaan dan menumbuhkan kebijakan, yang dicari pun bukan hanya ilmu tetapi juga manfaat dan keberkahannya. Karenanya setiap orang yang terlibat dalam kegiatan mencari ilmu mesti memperhatikan adab-adab yang perlu dijaga dan dipelihara.

ADAB MENUNTUT ILMU


Dalam tradisi islam, seorang pelajar, murid, atau santri Yang menuntut ilmu, seyogyanya terlebih dahulu Membersihkan hati dan pikiran, agar mampu Menerima ilmu, menghafalnya, dan mendapatkan buahnya.

1. Ikhlas Karena Allah SWT


Imam Nawawi menulis didalam mukaddimah kitab Syarh AlMuhadzdzab, semestinya seorang pelajar membersihkan hati dan kotoran, agar layak menerima ilmu dan menghafalnya, dan mendapatkan buahnya.

Imam Abdullah bin Alwi AlHaddad mengatakan seandainya engkau datang membawa bejana kotor kepada seseorang untuk mendapatkan minyak, madu atau semacamnya, ia akan berkata padamu, pergilah, cucilah dulu, bagaimana rahasia ilmu akan ditempatkan dalam hati yang kotor?.

Ibnu Abbas mengatakan, Aku hina ketika menjadi penuntut ilmu, lalu mulia ketika menjadi orang yang dituntut ilmunya.

2. Tidak Malu Dan Sombong


Imam Idrus bin Umar Al-Habsyi MENGATAKAN orang yang menuntut ilmu mestinya dapat mengambil manfaat dengan adab yang baik dari mana saja, baik dari orang yang dekat, orang jauh, orang yang tinggi atau rendah kedudukannya, orang yang suka menampakkan diri atau menyembunyikan diri, dan tidak terbelenggu oleh kebodohan dan kebiasaan, tidak mencegah dirinya untuk mengambil ilmu dari orang yang tidak terkenal.

3. Kosong dari Ilmu


Imam Abdullah bin Alwi AlHaddad berkata Tidak dibukakan suatu ilmu bagi seseorang sampai ia mencari dan menyakini bahwa ia kosong dari ilmu itu (belum memilikinya).

PROSES KEJADIAN MANUSIA PERTAMA


1. Pada mulanya manusia dijadikan seorang diri, baru kemudian isterinya dari bahan yang sama dan dari keduanya Allah mengembangbiakan. (Surat An Nisa : 1) 2. Jasad dibuat dahulu dari tanah (As Sajadah: 7). 3. Jenis tanahnya adalah tanah liat kering dari lumpur hitam (Al Hijr: 28). 4. Allah Meniupkan ruh kepadanya dan malaikat disuruh sujud kepadanya (Al Hijr: 29). 5. Allah memberikan pendengaran, penglihatan dan hati (As Sajadah: 9).

PROSES KEJADIAN MANUSIA KETURUNAN


1.

2.

3.

4.

Dijadikan dari sari pati air yang hina (air mani). (As Sajadah: 8 & Al Mumin: 67). Air mani itu bercampur dengan sel telur, kemudian disimpan di tempat yang aman (rahim) selama 40 hari. (Al Qiyamah: 37, Al Muminun: 13 & H.R Muslim). Air mani yang tersimpan kemudian dijadikan menjadi sekepal darah selama 40 hari, lalu dijadikannya menjadi sekerat daging selama 40 hari, kemudian dijadikannya tulang yang dibalut dengan daging. (Al Muminun: 12-14 & H.R Muslim). Ditiupkan ruh ke dalam jasadnya pada usia kandungan 120 hari oleh Malaikat atas perintah Allah Swt. dan sekaligus dicatatkan 4 kalimat mengenai: rezeki, ajal/kematian, amal perbuatan dan celaka atau bahagianya. (H.R Muslim).

NALURI MANUSIA
Adanya kecenderungan menonjolkan pemenuhan fungsi:
Perasaan Akal fikiran Jasmani = Spiritualistis = Rasionalistis = Materialistis dan Positivistis

MANUSIA ITU BERTUHAN


Hamzah Yakub dalam bukunya Filsafat Ketuhanan, menggambarkan bagaimana manusia berkecenderungan memikirkan Tuhan justru pada saat memikirkan eksistensi dirinya

MANUSIA ITU BERTUHAN


Ketika seseorang mulai menyadari eksistensi dirinya, timbullah tanda tanya dalam hatinya sendiri tentang banyak hal, dari mana saya ?, mengapa saya ada ?, hendak ke mana saya ? dan lainnya.

MANUSIA ITU BERTUHAN

Pada puncak perenungannya terhadap fenomena kehidupan ini, bukan hanya naluri yang bergolak, melainkan otak dan logika mulai bermain untuk membentuk pengertian dan mengambil kesimpulan tentang adanya Tuhan atau Allah (lihat Al Quran surat al Araf (7): ayat 172).

MANUSIA PERLU AGAMA


1. Manusia makhluk yang lemah ( : . . . . ) 2. Tidak mampu menyelesaikan misteri-misteri hidup

PENGERTIAN AGAMA
Secara etimologi kata agama berasal dari bahasa sansekerta: 1. a berarti "tidak" 2. gama berarti " kacau" . 3. Agama = Tidak kacau

MACAM-MACAM AGAMA
AGAMA SAMAWI AGAMA ARD

SAMAWI:
1. Konsepnya keesaan Tuhan 2. Beriman kepada nabi dan rosul 3. Adanya kitab suci 4. Ajaranya jelas, objektif, dan rasional 5. Tanpa adanya paksaan 6. Lahir di Timur Tengah

Secara terminologi Endang Saefuddin Anshari mendefinisikan agama sebagai sesuatu yang terdiri dari: 1. Suatu sistem credo (tata keimanan / keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia; 2. Satu sistema ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggap mutlak; 3. Satu sistema norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan.

PENGERTIAN ISLAM
Pengertian Islam secara etimologi : Salam, artinya : selamat, aman sentosa, sejahtera (Al An'am : 54, Al A'raf : 46, An Aslama, artinya : penyerahan diri (Al Silmun, artinya : keselamatan atau perdamaian

Nahl : 32)

Baqarah : 112, Ali Imron : 20 & 83, An Nisa' : 125 dan Al An'am : 14) (Al Baqarah : 208, Muhammad : 35)

Untuk mendapatkan makna Islam maka diperlukan adanya jalinan secara: Vertikal = Hablu Minallah Horizontal = Hablu Minannas Intern = Evalusai diri

ISLAM

Simbol Agama

Pengertian Islam secara terminologi :


Agama samawi yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Rosul Nya melalui kitab Nya untuk disampaikan kepada umat manusia dan dijadikan pedoman dalam hidupnya.

KEBENARAN AGAMA ISLAM


Surat al Kahfi (29) "Dan katakanlah : " Kebenaran (agama yang benar ) itu datang dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang mau beriman, hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir". Surat Ali Imran (19) "Sesunguhnya agama yang benar disisi Alllah hanyalah Islam".

KEBENARAN AGAMA ISLAM


Surat Ali Imran (15) "Dan barangsiapa mencari (memeluk) agama selain agama Islam, maka sekalikali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akherat termasuk orang yang merugi". Surat Al Maidah (3) "Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucujkupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuridai Islam itu jadi agama bagimu".

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


Mengesakan Allah Tidak memberatkan ajarannya. Menyedikitkan beban Lebih mementingkan kemanfaatan dan kemaslahatan umum dari kepentingan pribadi Menjunjung tinggi nilai keadilan

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


Keseimbangan; jasmani & rohani, duniawi dan ukhrowi Sesuai dengan fitrah manusia dan tidak bertentangan dengan kebenaran, ilmu pengetahuan dan pikiran logis. Menegakkan kesamaan, persatuan dan perdamaian. Berorientasi pada masa depan.

KEMANA ARAH ISLAM?

Mewujudkan insan yang bertakwa

KEMANA ARAH ISLAM?


Takwa menurut Sayyid Qutb dalam bukunya Fi Zhilalil Quran: Itulah takwa, kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa takut terus menerus, selalu waspada dan hati-hati jangan sampai kena duri jalananjalan kehidupan yang selalu ditaburi duri-duri godaan dah syahwat, kerakusan dan angan-angan, kekhawatiran dan keraguan, harapan semu atas segala sesuatu yang tidak bisa diharapkan. Ketakutan palsu dari sesuatu yang tidak pantas untuk ditakutidan masih banyak duri-duri yang lainnya.

KEMANA ARAH ISLAM?


Takwa berdasarkan definisi Umar bin Khattab dan Ubai bin Kaab: suatu ketika Umar bin Khattab bertanya kepada Ubai bin Kaab tentang takwa. Ubai menjawab, Bukankah anda pernah melewati jalan yang penuh dengan duri?. Ya, jawab Umar. Apa yang Anda lakukan saat ini?. Saya bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati. Itulah takwa.

TANGGA MENUJU TAKWA


1. Muahadah (Mengingat Perjanjian) Landasan: Dan tepatilah perjanjian dengan Alah apabila kamu berjanji. (An-Nahl: 91) Cara Muahadah Berkhalwat (menyendiri) antara dia dan Allah untuk mengintrospeksi diri seraya mengatakan, IYYAAKA NABUDU WA IYYAAKA NASTAIIN yang artinya Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan. (Al-Fatihah: 5). Dan selalu ingat perjanjian ini pada waktu sholat. Apabila kita komitmen terhadap janji ini, maka kita telah meniti tangga menuju takwa.

2.Muroqobah (Merasakan Kesertaan Allah) Landasan: Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan melihat pula perubahan gerak badannya diantara orang-orang yang sujud. (Asy-Syuara: 218-219) Makna dan Cara Muroqobah Makna: Merasakan keagungan Allah Azza wa jalla di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai. Cara: Niat ikhlas karena mencari ridho Allah.

Macam-macam Muroqobah Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan adalah dengan ikhlas kepda-Nya Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab terhadap Allah dan bersyukur atas segala nikmat Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha kepada ketentuan Allah

Muhasabah (Introspeksi Diri) Landasan: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr: 18) Seorang mukmin hendaknya mewajibkan diri dan meminta perjanjian untuk memperbaiki niat, melaksanakan taat, memenuhi segala kewajiban, dan membebaskan diri dari riyademikian pula di sore hari, semestinya ia punya waktu untuk berkhalwat dengan dirinya guna memperHITUNGgkan semua yang telah dilakukannya. HISABLAH DIRIMU SEBELUM ENGKAU DIHISAB

4. Muaqobah (Pemberian Sanksi) Landasan: Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (Al-Baqarah: 179) Pemberian sanksi yang mubah di sini sangat penting sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan-kesalahan yang lain dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Contoh: Suatu ketika Umar bin Khathab pernah disibukkan dengan suatu urusan sehingga waktu Maghrib lewat sampai muncul dua bintang. Maka setelah melaksanakan shalat Maghrib beliau memerdekakan dua orang budak.

5. Mujahadah (Optimalisasi) Landasan: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut: 69) Makna Mujahadah: Apabila seorang mukmin terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan amalamal sunnah serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya, maka ia harus memaksa dirinya melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya. Contoh: Umar bin Khattab pernah ketinggalan shalat jamaah lalu malam harinya beliau isi dengan ibadah dan tidak tidur. Amr bin Abdi Qois selalu shalat seribu rakaat setiap harinya. Masruq ketika melaksanakan ibadah haji tidak pernah tidur kecuali sambil sujud.

SUMBER AGAMA ISLAM

AL QURAN
AL QURAN "Bacaan"
(Al Baqarah (185) dan Al Isra (9) & (82) )

AL KITAB : "Yang ditulis"


(Al Baqarah (2) dan Al Kahfi (1) dll.)
-

AL FURQON "Pemisah"

AZ ZIKR
Peringatan"

( Al Furqan Az Zikr : " (Al Asyr (9), An (1) )


Nahl (44) dll

KEDUDUKAN DAN FUNGSI AL QUR'AN


1. Sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia. (Al Baqarah: 2) 2. Sebagai sumber dari segala sumber hukum. (Al Ahzab: 36) 3. Sebagai pembenar dan korelasi ajaran agama samawi terdahulu. (An Nahl: 64, An Nisa': 47 dan Al Maidah : 48) 4. Sebagai Mu'jizat Nabi Muhammad Saw. (Al Baqarah: 23, Yunus: 38, Hud: 13, Al Isra': 88)

KANDUNGAN AL QUR'AN
1. Tauhid; Konsep ke-Esa-an Tuhan 2. Hukum; Konsep ibadah dan Mua'malat 3. Akhlak; Konsep etika 4. Janji dan ancaman Allah 5. Sejarah umat terdahulu 6. Konsep ilmu pengetahuan

HADITS / SUNNAH
Hadits secara etimologi berarti jadid (baru) lawan dari qadim (lama) Sunnah berarti "ketetapan" Secara etimologi, Jumhur Ulama menyamakan pengertian Hadits dengan As Sunnah, yaitu segala perkataan, perbuatan dan ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.

AS Sunnah AS SUNNAH
Macam-Macam As Sunnah: Sunnah Qauliyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa perkataan Rosulullah. Sunnah Fi'liyyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa perbuatan Rosulullah Sunnah Taqririyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa persetujuan Nabi atas perbuatan atau pendapat para sahabat

FUNGSI HADITS
1. Bayan tafsyir, artinya menjelaskan dan menguraikan ayat-ayat Al Qur'an yang mempunyai arti umum atau mujmal. Bayan Ta'kidi atau Taqriri, artinya menguatkan atau menegaskan kembali hukum yang sudah ada dalam Al Qur'an. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an. Berdasarkan fungsinya itu oleh karenanya Hadits menjadi sumber hukum Islam yang kedua.

2.

3.

KLASIFIKASI HADITS
Hadits Mutawatir Hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak, sehingga tidak mungkin mereka bersepakat untuk berbuat bohong. Hadits Ahad Hadits yang diriwayatkan oleh rawi (orang yang meriwayatkan) yang jumlahnya tidak mencapai derajat mutawatir.

PEMBAGIAN HADITS AHAD


1. Hadits Shahih, artinya hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang adil, kuat hapalannya, bersambung sanadnya, tidak ada cacat dan kejanggalan riwayatnya. 2. Hadits Hasan, artinya hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang adil, tetapi kurang kuat hapalannya, bersambung sanadnya, tidak ada cacat dan kejanggalan riwayatnya. 3. Hadits Dho'if, artinya hadits yang diriwayatkan oleh orang yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih

IJTIHAD
Dari segi bahasa berarti: "berusaha sungguh-sungguh. Dari segi istilah, berarti: "mencurahkan segala pikiran dan kemampuannya untuk menetapkan atau menemukan hukum syara (Islam) yang tidak ditetapkan secara jelas dalam Al Qur'an dan Hadits Nabi".

DASAR HUKUM IJTIHAD


Hadits yang diriwayatkan oleh umar,

) . (
Hakim apabila berijtihad kemudian dapat mencapai kebenaran maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mendapat satu pahala.(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

: : . : : . : : . : ().

Diriwayatkan dari penduduk homs, sahabat Muadz ibn Jabal, bahwa Rasulullah saw. Ketika bermaksud untuk mengutus Muadz ke Yaman, beliau bertanya: apabila dihadapkan kepadamu satu kasus hukum, bagaimana kamu memutuskannya?, Muadz menjawab:, Saya akan memutuskan berdasarkan Al-Quran. Nabi bertanya lagi:, Jika kasus itu tidak kamu temukan dalam Al-Quran?, Muadz menjawab:,Saya akan memutuskannya berdasarkan Sunnah Rasulullah. Lebih lanjut Nabi bertanya:, Jika kasusnya tidak terdapat dalam Sunnah Rasul dan Al-Quran?,Muadz menjawab:, Saya akan berijtihad dengan seksama. Kemudian Rasulullah menepuk-nepuk dada Muadz dengan tangan beliau, seraya berkata:, Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah terhadap jalan yang diridloi-Nya.)HR.Abu Dawud)

Hadits itu yang menerangkan dialog Rasulullah SAW dengan Muadz bin Jabal, ketika Muadz diutus menjadi hakim di Yaman

Apakah ada dosa bagi yang salah ijtihadnya?

Siapakah yang mempunyai otoritas penilaian benar salahnya ijtihad seseorang?

SYARAT-SYARAT IJTIHAD
1. Beragama Islam 2. Cakap bertindak: Berakal sehat dan baligh. 3. Menguasai dan memahami Al Qur'an dan Hadits dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya. 4. Menguasai dan memahami Bahasa Arab (Nahwu & Shorof), ilmu mantiq dan ilmu balaghoh. 5. Mengusai dan memahami ilmu ushul fiqh. 6. Mengusai ilmu asbabun nuzul dan asbabul wurud

PRINSIP-PRINSIP IJTIHAD
1. Hasil ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadits. 2. Hasil ijtihad kebenarannya bersifat relatif. 3. Ijtihad tidak boleh dalam urusan ibadah mahdoh 4. Hasil ijtihad tidak bersifat final dan tidak universal 5. Dalam berijtihad harus memperhatikan nilai kemaslahatan daripada kemodhorotan.

JENIS MUJTAHID
Mujtahid mutlak : orang-orang yang melakukan ijtihad langsung secara keseluruhan dari A. Q. dan Hadits dan seringkali mendirikan suatu madhab. Contoh : Imam Syafi'i, Imam Maliki, dll. Mujtahid madhab : Para mujtahid yang mengikuti salah satu madhab dan tidak membentuk suatu madhab tersendiri.

METODE IJTIHAD
1. Ijma' : persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa. Dalam kontek sekarang lebih diarahkan pada penafsiran ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an. Contoh : Al Qur'an Surat An Nisa Ayat 3 tentang Beristri lebih dari satu.

2. Qiyas : menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam Al Qur'an & As Sunnah dengan hal lain yang hukumnya disebut dalam Al Qur'an dan Sunnah Rosul karena persamaan illat (penyebab/alasannya). Contoh : Minuman Khomer; yang menyebabkan minuman itu dilarang karena illatnya, yakni memabukkan (dapat menghilangkan fungsi akal) oleh karenanya dapat diqiyaskan semua minuman atau yang sejenisnya dilarang untuk dikonsumsi.

METODE IJTIHAD
3. Istidlal : Menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan. Contoh : Menarik kesimpulan dari adat istiadat dan hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam, sementara adat istiadat dan hukum agama itu tidak dihapuskan oleh syari'at Islam. Contohnya: Pembagian harta gono gini.

4. Masalih Mursalah / Maslahat Mursalah : Cara menemukan hukum sesuatu hal yang tidak terdapat ketentuannya baik dalam Al Qur'an maupun Hadits, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum. Contoh : Pungutan pajak penghasilan untuk kemaslahatan atau kepentingan masyarakat dalam rangka pemerataan pendapatan/pengumpulan dana yang diperlukan untuk memelihara kepentingan umum.

METODE IJTIHAD
5. Istihsan : Cara menentukan hukum dengan jalan menyimpang dari ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan umum. Contoh : Hak milik seseorang hanya dapat dicabut kalau disetujui oleh pemiliknya, namun hak tersebut dapat dicabut paksa demi kepentingan umum yang mendasar.

6. Istishab : Menetapkan hukum sesuatu hal, menurut keadaan yang terjadi sebelumnya, sampai ada dalil yang mengubahnya. Dengan kata lain melangsungkan berlakunya hukum yang telah ada karena belum ada ketentuan lain yang membatalkannya. Contoh : A mengadakan perjanjian utang piutang dengan B. Menurut A utangnya telah dibayar kembali tanpa menunjukan suatu bukti atau saksi. Dalam kasus ini dapat ditetapkan bahwa A masih belum membayar utangnya dan perjanjian itu masih tetap berlaku selama belum ada bukti yang menyatakan bahwa perjanjian utang piutang tersebut berakhir.

METODE IJTIHAD
7. Adat Istiadat / Urf : yakni adat istiadat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Contoh : Melamar wanita dengan memberikan tanda pengikat.

SYARIAT & FIQIH


Syariat Fiqih

1. Berasal dari wahyu 1. Karya manusia Illahi (A.Q.) dan yang dapat berubah Sunnah Rosul dari masa ke masa. (Hadits). 2. Bersifat 2. Bersifat instrumental. fundamental 3. Hukumnya bersifat 3. Hukumnya bersifat dhonni (dapat qot'i (tidak berubah) berubah)

SYARIAT & FIQIH


Syariat
4. Hukum syari'at hanya satu (universal) 5. Menunjukan kesatuan 6. Langsung dari Allah (terdapat dalam A.Q.) dan penjelasannya dalam Hadits. 7. Disebut dengan Islamic Law

Fiqih 4. Hukumnya beragam (insidental). 5. Menunjukkan keragaman. 6. Produk ijtihad dari para ahli hukum (mujtahid). 7. Islamic jurisprudence.

ASPEK-ASPEK AJARAN ISLAM


Secara garis besarnya ada 3 (tiga): 1. Akidah : kepercayaan / keyakinan. Hal ini terumuskan di dalam rukun iman dalam konsep Islam. 2. Syari'ah, artinya ketentuan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan flora dan fauna dan lingkungannya.

ASPEK-ASPEK AJARAN ISLAM


Syari'ah terbagi menjadi 2 (dua) bidang; 1). Ibadah = Mahdoh & Ghairu Mahdoh 2). Mu'amalat, yaitu aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya baik primer maupun sekunder. 3. Akhlak : Etika

PENDEKATAN AKHLAK
Teosentris = menempatkan Tauhid sebagai dasar untuk menilai baik buruk, benar, salah suatu perbuatan Tauhid sebagai dasar = Ajaran agama Islam sebagai tuntunannya

PRINSIP AKHLAK YANG TERPUJI


Secara umum Tidak bertentangan dengan nilai ajaran Islam Secara Khusus Menjunjung tinggi HAM

IBADAH DALAM ISLAM


Ibadah = taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri

Macam-Macam Ibadah
Mahdhoh Ibadah yang tata caranya telah diatur secara rinci dalam ajaran Islam Ghoiru Mahdhoh Ibadah yang aturan umumnya diatur dalam ajaran Islam sedangkan aturan rincinya diberikan kepada manusia untuk mengembangkannya

PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM


Yang berhak disembah hanya Allah. Ibadah tanpa perantara. Ikhlas sendi ibadah yang akan diterima. Ibadah sesuai dengan tuntunan. Memelihara keseimbangan antara unsur jasmani dan rohani. Mudah dan meringankan.

BEBERAPA MODEL INTERPRETASI AJARAN ISLAM 1. Perlunya dikembangkan penafsiran sosial struktural lebih daripada penafsiran individual ketika memahami ketentuan-ketentuan tertentu dalam Alquran. contoh: larangan hidup berlebihan

2. Megubah cara berfikir subjektif ke cara berfikir objektif contoh: zakat makna subjekfnya pembersihan harta. Objektifnya tercapainya kesejahteraan sosial

3. Mengubah islam yang normatif menjadi teoritis Contoh: konsep fuqoro dan masakin secara normatif dipahami sebagai orang yang patut dikasihani sehingga perlu diberikan zakat, infak, dan shodaqah.

4. Mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi historis Contoh: kisah bangsa israel yang tertindas pada zaman firaun.

5. Merumuskan formulasiformulasi wahyu yang bersifat umum menjadi spesifik dan empiris Contoh : Allah mengecam orangorang yang melakukan sirkulasi kekayaan hanya di kalangan orang kaya.

Terima Kasih Wassalam

Anda mungkin juga menyukai