Anda di halaman 1dari 11

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM INTEGUMEN SEPANJANG DAUR HIDUP KEHIDUPAN EMBRIO, BAYI, ANAK-ANAK, REMAJA, DEWASA, LANSIA

Disusun Oleh : Kristina Candrawati ( 080301076 )

S 1 KEPERAWATAN 4B STIKES PEMKAB JOMBANG TAHUN AJARAN 2011-2012

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyakit kulit merupakan masalah kesehatan yang serius dan berkembang. Sebuah jurnal penelitian menyatakan 14,9 juta orang di Indonesia telah menderita penyakit kulit sampai pada tahap yang serius (1993-94). Jumlah penderita penyakit kulit meningkat sebesar 102% antara 1979-1980 dan 65% diantaranya disebabkan karena faktor eksternal tubuh terutama karena radiasi sinar UV. Manajemen keperawatan pasien dengan penyakit kulit yang efektif terdiri dari empat komponen utama: eksposur pengendalian faktor-faktor yang memicu penyakit kulit, cukup mengelola penyakit kulit dengan obat, pemantauan penyakit kulit dengan menggunakan ukuran objektif fungsi kulit, dan mendidik pasien penyakit kulit untuk menjadi mitra dalam perawatan mereka sendiri Upaya pencegahan tersebut sangat penting untuk mengganggu perkembangan dari penyakit keterbatasan fungsional dan kecacatan dan untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan penyakit kulit Pada tahun 1996, penyakit kulit adalah diagnosis yang paling umum utama ke-10 di dunia. Diantaranya penyakit kulit sering terlihat di rawat jalan rumah sakit. Pada tahun 1995, beberapa orang dokter dari kantor yang berbeda melakukan beberapa kunjungan yang dibuat untuk mengetahui apakah ada perkembangan penyakit kulit.Dari 1990 hingga 1992, orang dengan penyakit kulit mencapai juta. Proporsi penderita penyakit kulit yang terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat sedikit dari 8,4 persen pada tahun 1986-1988 menjadi 8,6 persen pada tahun 1994-1996. Kerugian ekonomi tidak langsung biaya-nonmedis seperti kehilangan hari kerja atau sekolah, biaya pengasuh, disfungsi peran & fungsi dalam keluarga, pensiun dini karena cacat, dan kematian dini. Lingkungan eksternal kulit dan banyaknya manipulasi pada kulit tanpa pengawasan dari ahlinya akan berkontribusi terhadap keparahan penyakit kulit dan proses lamanya dan hasil penyembuhan dari penyakit kulit itu sendiri. Penurunan fungsi kulit dan memburuknya kondisi

kulit telah dikaitkan dengan paparan sinar ultraviolet yang berlebihan, bahan alergen, zat kimia yang berbahaya misalnya air.

asalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen pada manusia sepanjang daur kehidupan mulai dari masa embriologi sampai masa lansia? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen (kulit) manusia sepanjang daur kehidupan. 1.3.2 Tujuan khusus 1.4 Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen (kulit) Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen (kulit) Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen (kulit) Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen (kulit) pada embrio dan janin. pada bayi dan anak-anak. pada remaja dan dewasa. pada masa lansia. Manfaat Penelitian Sebagai tambahan pengetahuan, pengalaman dan pengembangan pribadi terutama dari segi ilmiah dalam menerapkan ilmu yang diperoleh. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan pustaka dan menambah kasanah ilmu pengetahuan. 1.4.3 Bagi masyarakat dan berbagai instansi pelayanan Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman bagi masyarakat dan berbagai instansi pelayanan untuk 1.4.1 Bagi Peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Embrio dan Janin Masa Embrionik Cikal bakal kulit sudah terbentuk sejak bayi masih berada di dalam rahim, berbentuk embrio. Sel-sel pada embrio dapat dibedakan menjadi 3 kelompok lapisan sel, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Mulanya sel lapisan mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan longgar pada kanan kiri garis tengah embrio. Seiring pembentukannya, pada awal minggu keempat sel dinding ventral somit yang terbentuk akan kehilangan organisasinya dan menjadi sklerotom, sedangkan sel dinding dorsalnya (dermomiotom) akan membentuk lapisan sel baru yaitu miotom. Sklerotom merupakan komponen tulang rawan dan tulang, dermomiotom merupakan pembentuk dermis, sedangkan miotom merupakan komponen pembentuk otot. Masa Janin Masa janin berlangsung mulai dari awal bulan ketiga hingga lahir. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan organ yang sudah terbentuk pada masa embrio serta pertumbuhan tubuh yang cepat.Pada bulan keempat dan kelima, Janin dibungkus oleh rambut halus yang disebut lanugo. Pada bulan keenam, kulit janin nampak kemerahan dan keriput, disebabkan oleh tidak adanya jaringan ikat di bawah kulit. Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak di bawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputihputihan (verniks kaseosa) yang terbentuk dari produk sekresi kelenjar sebum. Secara ringkas dapat disusun sebagai berikut: Masa embriogenik Minggu ke-7 Masa janin Minggu ke-13 sampai ke-17

Puting susu dan folikel rambut mulai terbentuk Kulit transparan,terlihat merah karena pembuluh darah

masih terlihat jelas.

Minggu ke-20

Lanugo terbentuk di daerah kepala. Lanugo menutupi seluruh tubuh Bulu mata dan alis terlihat Kuku terlihat di jari-jari Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan

menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, Minggu ke-21 sampai ke-23 Minggu ke-24 saraf dan sejumlah besar lemak. Lemak disimpan di jaringan

Bulu dan alis mata terbentuk sempurna Sidik jari terbentuk kulit khas berkerut-kerut, dan lemak tertumpuk di bagian

bawahnya.

Minggu ke-28 Minggu ke-32 Minggu ke-36

Kulit tipis merah ditutupi lemak yang disebut verniks. Kulit janin merah dan keriput. Lanugo mulai menghilang

Jumlah lemak meningkat Kuku mencapai ujung jari Lanugo tidak terlihat lagi kecuali di lengan atas dan siku,

Minggu ke-37 sampai ke-40

tetapi pelindung verniks masih ada sampai bayi lahir

Kuku tumbuh melebihi ujung jari dan rambut di kepala

terasa lebih kasar dan tebal dibandingkan sebelumnya 2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Bayi dan AnakAnak Di awal kelahirannya, anatomi kulit bayi :

o Permukaannya berselaput vernix caseosa - berfungsi sebagai pelindung kulit di dalam rahim. Lapisan itu bertahan pada minggu pertama, setelah itu mengelupas, seolah-olah bayi berganti kulit. Setelah lapisan itu luruh, barulah muncul kulit bayi yang sebenarnya. o Terkadang ditumbuhi bulu-bulu halus yang disebut lanugo, yang dibawa sejak di dalam rahim. o Kulit tampak keriput, permukaannya lebih tipis sehingga pembuluh darah dapat membayang. o Berwarna kemerahan, kemudian berubah menjadi kuning akibat produksi bilirubin di dalam darah - warna kuning akan hilang dalam 2X 24 jam. Pada beberapa bayi, kulit baru lahir berwarna sangat merah, biru atau pucat, yang menandakan adanya gangguan kesehatan, misalnya kurang pasokan oksigen. o struktur kulit bayi lebih renggang, lebih tipis, ikatan antar sel lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak lebih sedikit o Lapisan tanduk pada permukaan kulit juga masih sangat tipis, sehingga kulit bayi cenderung rentan, mudah robek, serta belum mampu berfungsi sebagai pelindung tubuh yang optimal terhadap serangan berbagai kuman penyakit. Di awal kelahirannya, fisiologi kulit bayi : o Produksi kelenjar keringat lebih sedikit, sehingga bayi jarang berkeringat. Itu sebabnya, kita harus mengupayakan suhu tubuhnya stabil dengan memastikan bayi tidak kedinginan atau kepanasan. o Kulitnya masih rentan terhadap iritasi, infeksi dan alergi, karena zat imunitas pada kulit belum kuat dan struktur kulit lebih renggang serta tipis. o Kulit masih sedikit memroduksi melanin (pigmen yang berfungsi melindungi kulit dari sinar matahari) sehingga kandungan air pada kulit lebih cepat menguap dan lebih mudah terbakar sinar ultraviolet. Kulit bayi dan anak-anak relatif tipis, tebalnya 1 mm. Lapisan epidermis terutama stratum comeum dan lapisan edermis lebih tipis, papila dermis lebih mendatar, lapisan lemak subkutan relatif lebih sedikit.Warna kulit lebih merah karena kurangnya keratohialin. Kulit lebih edema karena banyak mengandung air dan natrium. pH kulit lebih ke arah asam, bervariasi rata-rata antara 3,4 6,5. Diferensiasi apendik kulit belum sempurna, kelenjar

sebasea tidak aktif sampai masa remaja sehingga produksi sebum sangat berkurang, karena hal-hal tersebut di atas kulit bayi dan anak lebih mudah mengalami iritasi oleh bahan-bahan kimia yang ditempelkan pada kulit dan mudah mendapat infeksi. Seiring pertumbuhannya, kulit bayi mengalami perkembangan, yaitu lapisan pelindung vernix casiosa sedikit demi sedikit terlepas, lapisan kulit menebal meski tetap halus dan lembut, kulit berwarna kemerahan, kelenjar keringat mulai berproduksi normal dan zat imunitas pada kulit semakin kuat. 2.3 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Remaja dan Dewasa Muda Pada usia remaja aktivitas pembentukan hormon meningkat, kelenjar sebasea menjadi besar dan aktif, kelenjar apokrin mengadakan sekresi di tempat tertentu. Lapisan lemak kulit bertambah, kulit muka dan rambut jadi berminyak, dan produksi keringat meningkat, kondisi kulit juga terpengaruh oleh siklus menstrual, sering timbul akne 4 7 hari sebelum menstruasi. Ciri-ciri integumen remaja menurut Hurlock (1980) Laki-laki o Rambut Perempuan o Rambut

Rambut diwajah dan ketiak akan muncul Rambut mulai timbul setelah perubahan pinggul setelah rambut kemaluan hampir selesai. dan payudara. Semua rambut mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian lebih subur, o Kelenjar lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting o Kelenjar

Kelenjar lemak mulai diproduksi lebih Kelenjar lemak mulai diproduksi lebih aktif aktif sehingga mudah timbul jerawat dan sehingga mudah timbul jerawat dan kelenjar kelenjar dikeluarkan. o Kulit keringat lebih banyak keringat lebih banyak dikeluarkan. Kusus perempuan keringat menjadi agak bau ketika sedang haid. o Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori

pori-pori membesar membesar 2.4 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Lansia Perubahan sistem kulit & jaringan ikat : a. Kulit

o Sistem penurunan produksi sel dengan penuaan, menyebabkan sel-sel epidermis untuk memperlambat dalam reproduksi mereka dan, sebagai hasilnya, menjadi lebih besar dan lebih teratur. Hal ini menyebabkan tipis, kulit lebih transparan, yang berarti luka kulit lebih sering, robek, dan infeksi. Kemampuan untuk menurunkan panas berkurang karena pasokan darah ke dermis berkurang, serta penurunan aktivitas kelenjar keringat. Kombinasi ini membuat orang tua kurang mampu kehilangan panas tubuh internal. Kelelahan atau pencahayaan untuk suhu hangat dapat menyebabkan suhu tubuh sangat tinggi. Jumlah makrofag dan sel-sel lain dari sistem kekebalan tubuh menurun menjadi sekitar 50% dari tingkat dilihat pada saat jatuh tempo. Kehilangan ini menyebabkan kerusakan kulit lebih lanjut dan risiko infeksi. o Sebagai melanosit (pigmen penghasil sel) menurun aktivitas, ada penurunan perlindungan dari sinar ultraviolet dan kerentanan lebih besar terhadap kulit terbakar dan kanker kulit. Hal ini juga menyebabkan kulit menjadi pucat. Selain itu, dipilih melanosit meningkatkan produksi di daerah yang terkena sinar matahari, sehingga bintik-bintik cokelat pada kulit. Penurunan aktivitas kelenjar sebaceous seperti halnya produksi sebum. Hal ini menyebabkan keringat untuk menurunkan, meninggalkan kulit kering, bersisik, dan gatal. o Hilangnya lemak dan kolagen dalam jaringan di bawahnya menyebabkan integumen untuk melemahkan, menghasilkan kulit kendur dan keriput. Dermis menjadi tipis dan kurang elastis sebagai jaringan serat menurun dalam ukuran, menyebabkan kulit menjadi melemah dan kurang ulet. Hal ini menjadi lebih dirasakan di daerah terkena sinar matahari, yang juga memberikan kontribusi pada penurunan kemampuan untuk menjaga suhu tubuh menyebabkan orang merasa dingin. Persperation produksi juga menurun. Keduanya menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik. Vaskularitas dan sirkulasi juga penurunan dalam jaringan

subkutan, menyebabkan obat yang diberikan dengan cara ini untuk diserap lebih lambat. b. Rambut

o Sebagai melanosit (pigmen penghasil sel) menurun aktivitas, ada penurunan perlindungan dari sinar ultraviolet dan kerentanan lebih besar terhadap kulit terbakar dan kanker kulit. Hal ini juga menyebabkan rambut untuk berubah abu-abu atau putih. Seperti penurunan aktivitas kelenjar, ada penurunan sekresi sebum (sekresi lilin yang melapisi permukaan rambut). Perubahan yang menonjol lainnya ialah pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun. c. o Kuku Suplai vaskuler ke nailbed menurun, sehingga kusam, kuku rapuh, keras, dan

tebal, dengan tingkat pertumbuhan melambat. Kuku bisa mengelupas dan menjadi rapuh atau mengembangkan pegunungan. Kuku kaki bisa menjadi berubah warna atau abnormal menebal.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen manusia setiap tahapan kehidupan akan mengalami perbedaan. Pertumbuhan dan perkembangan sistem integumen dimulai dari cikal bakal kulit sudah terbentuk sejak bayi masih berada di dalam rahim, berbentuk embrio. Sel-sel pada embrio dapat dibedakan menjadi 3 kelompok lapisan sel, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Pada masa bayi dan anak-anak kulitnya lebih tipis dan masih rentan terhadap bahan yang mudah mengiritasi sedangkan pada masa remaja dan dewasa lapisan kulit sudah bertambah terutama lapisan lemak yang dipengaruhi oleh aktivitas hormonal. Sistem integumen pada masa lansia akan mengalami penurunan komponen-komponen penyusun jaringan kulit sehingga kulit akan mengalami kemunduran dalam bentuk dan fungsinya. 3.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian kiranya peneliti menyarankan kepada : o Bagi Peneliti Sebaiknya bagi para peneliti yang ingin meneliti harusmengumpulkan lebih banyak lagi sumber-sumber yang relevan dengan bidang yang sedang ditelitinya. o Bagi Masyarakat Masyarakat seharusnya lebih banyak membaca bacaan yang seperti ini dan yang menurutnya bermanfaat bagi kehidupannya sehingga bisa mengetahui cara dalam memecahkan masalah kesehatan kulit yang sedang dideritanya.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Bayi/asal.usul.kulit.bayi/001/001/17 53/59/3 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9202089 http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/pertumbuhan-dan-perkembanganpada-masa-embriogenik-dan-masa-janin/ http://bidanku.com/index.php?/Perkembangan-Janin-Usia-5-Bulan http://djavanesia.wordpress.com/2009/03/05/perkembangan-masa-remaja-adolescence/ http://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/ http://nwu.ac.id/content/view/208/ http://purtagan.multiply.com/calendar/item/10004/Penuan_kulit_pada_Lanjut_Usia_ http://keperawatansantirinjani.wordpress.com/2010/12/21/perubahan-pada-lansia/. http://www.smallcrab.com/kulit/513-perawatan-kulit-berdasarkan-usia https://ichsaneljufri.wordpress.com/2011/02/23/masa-pertumbuhan-janin/ http://sophianirmalida.blogspot.com/2010/05/proses-pembentukan-sistem-saraf-pusat.html

Anda mungkin juga menyukai