Anda di halaman 1dari 3

Teori egoism Rachels memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoism, yaitu 1.

Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat sendiri (selfish) Menurut teori egoisme psikologis, orang boleh saja yakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/ atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme, yaitusuatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya. 2. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri (self interest) Menurut egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest). Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri sendiri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.

Teori konsekuensialis Kelompok teori yang konsekuensialis menilai baik buruknya perilaku manusia atau benar salah tindakannya sebagai manusia berdasarkan konsekuensi atau akibatnya. Yakni dilihat apakah perbuatan atau tindakan itu secara keseluruhan membawa akibat baik lebih banyak daripada akibat buruknya atau sebaliknya.

Teori non konsekuensialis Teori non konsekuensialis menilai baik buruknya perbuatan atau benar salahnya tindakan tanpa memperhatikan konsekuen atau akibatnya, melainkan berdasarkan sesuai tidaknya dengan hukum atau standar moral.

Berdasarkan basis teori yang sudah dijelaskan maka kesimpulan dari penjelasan mengenai basis teori adalah Egosime psikologis 1. Masalah keputusan cost Dalam masalah keputusan cost PT Lapindo seperti berkutat pada kepentingan diri sendiri yang menunjukan sikap egoisme psikologis karena PT Lapindo dengan sengaja menghemat untuk pemasangan casing tanpa memikirkan dampak yang akan timbul apabila casing tersebut tidak dipasang. 2. Berkelit dengan bencana alam Sikap yang ditunjukan PT Lapindo setelah terjadi semburan lumpur ini timbul justru tidak menunjukan sikap untuk dapat memikirkan dan melakukan tanggung jawab terhadap pihak yang terkena dampak semburan lumpur malah berkelit bahwa semburan lumpur ini terjadi bukan dikarenakan oleh kesalahan yang dilakukan PT Lapindo melainkan bencana alam. 3. Ganti rugi dengan dana pemerintah PT Lapindo sebagai penanggung jawab akan dampak yang sudah timbul akibat kesalahan yang dilakukannya dengan sengaja yaitu tidak memasang casing untuk menghemat biaya seharusnya memberikan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan namun yang terjadi PT Lapindo tidak memenuhi ganti rugi secara keseluruhan hanya 20% dari kerugian yang ditimbulkan karena beralasaan kejadian ini timbul bukan kesalahan PT Lapindo namun adanya bencana alam. Teori konsekuensialis 1. Meminimalkan cost Saat meminimalkan cost tidak dipertimbangkan konsekuensinya yang akan terjadi apabila tidak memasang casing seperti akan adanya kebocoran, seharusnya PT Lapindo sebagai pihak yang melakukan kegiatan pengeboran mempertimbangkan untuk pemasangan casing pada saat pengeboran dan

memperhitungkan resiko-resiko apa saja yang akan timbul apabila tidak memasang casing sehingga tidak menyebabkan kerugian bagi pihak yang dirugikan.

2. Dampak kejadian semakin besar dengan berkelit PT Lapindo berusaha menyangkal bahwa prosedur yang dilakukan dan resiko yang akan timbul terhadap kegiatan operasional sudah dipertimbangkan dan pemasangan casing tidak diperlukan untuk menghemat biaya yang cukup besar akibat penundaan yang terlalu lama. Akibatnya dampak yang terjadi malah semakin besar karena prosedur yang dilakukan tidak mempunhyai pegangan untuk menilai konsekuen yang satu terhadap yang lain, sehingga banyak warga yang dirugikan akibat semburan lumpur yang sudah menggenangi pemukiman warga. Teori non konsekuensialis 1. Adanya peraturan dan himbauan yang dilakukan rekan bisnis PT Lapindo untuk memasang casing agar pada saat melakukan pengeboran dapat meminimalkan resiko yang timbul tidak dilaksanakan oleh PT Lapindo sehingga pada saat pemasangan casing terjadi semburan lumpur yang dampaknya mengeluarkan biaya lebih besar dibandingkan dengn memasang casing. 2. Sebelum melakukan kegiatan operasional ada peraturan yang harus dilakukan tentang bagaimana akan mendirikan lokasi proyek untuk membuat sumber gas yaitu Pasal 33 uu 22 tahun 2001(tentang minyak dan gas bumi tidak boleh dilaksanakan di dekat rumah tinggal bangunan umum, wilayah pabrik). Namun hal tersebut dilanggar oleh PT Lapindo yang tetap melaksanakan di daerah pemukiman warga. Dan dampak yang ditimbulkan bukan hanya merugikan warga sekitar namun cost yang dikeluarkan juga menjadi besar akibat harus mengganti rugi pihak warga yang rumahnya digenangi lumpur lapindo.

Anda mungkin juga menyukai