Anda di halaman 1dari 12

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSAAN DIET PASIEN

D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 4 EDRA PERNANDO MANIK DEKATI .T DEVRIANTO FATMAWATI KASIMAN DOSEN PEMBIBING:BU IRMA HANDAYANI

AKADEMI KEPERAWATAN SEHAT BINJAI T.A2012/2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ DAFTAR ISI................................................................................................ BAB.1.PENDAHULUAN............................................................................ 1.1.Latar belakang......................................................................................... 1.2.Tujuan Penulis.......................................................................................... BAB.2.PERAN DAN FUNGSI PERAWAT 2.1.PERAN PERAWAT 2.2.FUNGSI PERAWAT BAB.3.CARA KERJA.................................................................................. 3.1. Persiapan alat............................................................................................ BAB.4.PENUTUP.......................................................................................... Kesimpulan.......................................................................................... Saran..................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan atas jehadiaat tuhan yang maha kuasa, sang pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan serta seperangkat aturannya, karna atas berkat limpahan rahmat dan taufik hidayah serta inayahnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien dan konsep pemberian makanan lewat alat(sonde) yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang daripada waktunya
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bahwa penulis hanyalah seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan , sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan yang Maha kuasa, hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang konstuktif akan senantiasa penulis nantikan dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dari ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca dan bagi seluruh mahasiswi AKPER SEHAT BINJAI. Amien Yaa Rabbal Alamin.

BINJAI

2012

penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang

Sonde adalah Pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung (selang). Sonde lambung adalah alat khusus untuk memasukkan cairan makanan pada pasien yang tidak bisa makan sendiri yaitu dengan memasukkan makakanan cair kedalam lambung dengan menggunakan sonde lambung yang steril melalui hidung atau mulut. 1. Pada pasien yang tidak sadar koma 2. Pada pasien dengan penyakit operasi mulut 3. Pada pasien paralisis tenggorokan 4. Pada bayi lahir prematur lemah untuk menelan 5. Pada pasien yang tidak mau makan sendiri (gangguan jiwa) 6. Pada pasien dengan kelainan bawaan (labo palatoscitis, atresia esofagus) 7. Pada pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulut/ faring/ esofagus.

1.2.

Tujuan penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua, untuk mengetahui peran tenaga kesehatan dalam menangani pasien yang tidak bisa makan dengan cara biasa. Dan sebagai kegiatan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi penulis

BAB II

PERAN DAN FUNSI PERAWAT


2.1. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. 2. Sebagai advokat klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi : - Hak atas pelayanan sebaik-baiknya - Hak atas informasi tentang penyakitnya - Hak atas privacy - Hak untuk menentukan nasibnya sendiri - Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian. 3. Sebagai educator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 4. Sebagai koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. 5. Sebagai kolaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan. 6. Sebagai konsultan Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan 7. Sebagai pembaharu Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

2.2.fungsi perawat 1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM. 2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana. 3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya. Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal. Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat kiat itu adalah : 1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur unsur karatif yaitu : nilai nilai humanistic altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan

menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. 2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya. 3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien. 4. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya. 5. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994) 6. Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya 7. Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya. 8. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya. 9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya. 10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya 11. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien. 13. Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain

Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan. Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).

BAB. 3 CARA KERJA


3.1. Persiapan alat

Bagi peserta alat yang berisi 1. Baki steril yang berisi: spuit 20cc, corong , pinset, tutup penduga 2. Sonde lambung dalam tempatnya (dalam keadaan steril atau belum dipakai). 3. Klem 4. Bengkok berisi air 5. Stetoskop 6. Pasien disiapkan dengan posisi semi fowler 7. Pasien yang gelisah sebaiknya diikat tangan dengan kakinya 8. Perawat memekai celemek 9. Bengkok tempat kotoran diletakkan didekat pasien 10. Bila pemberian makanan melalui hidung maka lubang hidung harus diberrsihkan dengan lidi 11. Serbet dipasang didada pasien 12. Perwat mencuci tangan . 13 Mengambil pinset dan klem dalam bak steril dengan menggunakan korentang 14. Mengambil sonde lambung dalam tempatnya 15. Mengukur sonde lambung (untuk melihat berapa jauh selang sonde yang akan dimasukkan), dengan cara:
- Dari epigasrium keidung kemudian ketelingan atau

- Dari epigastrium ke frontal 16. Bagian pangkal pipa diklem 17. Selang sonde dimasukkan berlahan-lahan dengan menggunakan pinset sambil pasien disuruh menelannya jika sadar. 18. Periksa apakah selang sonde sudah betul-betul masuk kelambung dengan cara:

1.

Masukkan pangkal selang sonde sampai terendam dalm bengkok berisi air, klem dibuka,

perhatikan apkah ada gelembung atau tidak, setelah itu selang berarti telah masuk lambung. 2. Bila pasien dalam keadaan payah, yaitu dengan cara menghisap isi lambung sedikit

dengan spuit, bila reaksi asam keluar melalui selang berarti masuk lambung.

3.

Masukkan udara dengan spuit 2cc kedalam lambung lalu dengar dengan stetoskop, bila

terdengar bunyi udara berati masuk kelambung kemudian udara dikeluarkan kembali, 19. Setelah yakin bahwa selang telah masuk kelambung pasanglah corong atau spuit dipangkal selang sonde. 20. Melalui corong masukkan air putih matang kira-kira 15cc, pada tahap permulaan corong dimiringkan dan tunagkan melalui pinggirnya, setelh penuh corong ditegakkan. 21. Klem dibuka perlahan-lahan. 22. Cairan selanjutnya ditunagkan sebelum isi corong kosong, bila cairan tidak mengalir secara lancar, posisi pipa harus agak ditinggikan. 23. Setelah makanan habis, selang sonde dibilas dengan air putih matang, kemudian pangkal selang donde segera diklem, pasang tutup penduga/kassa steril pada pangkal selang sonde lalu diplester. 24. Jika selang sonde harus dipasang menetap maka selang sonde harus diletakkan dipipi dengan plester. 25. Mulut dan sekitar hidung dibersihkan dengan tissu, serbet dan bengkok diangkat, pasien dirapikan. 26. Perawat membuka celemek, dan membereskan alat-alat. 27. Perawat mencuci tangan. 28. Mencatat tanggal dan jam pemasangan selang sonde dan pemberian

BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Sonde lambung merupakan alat khusus untuk memasukkan cairan makanan pada pasien yang tidak bisa makan sendiri dengan menggunakan sonde lambung pada pasien yang tidak sadar, dengan penyakit peralisis tenggorokan dan dengan penyakit Operasi mulut, Maka dari itu medis menyediakan alat berupa PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN DAN PEMBERIAN MAKANAN LEWAT ALAT (SONDE) untuk membantu pasien dalam memenuhi nutrisi dalam kehidupan. 4.2 . Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan kami sebagai tim penulis dan penyusun makalah ini berharap setiap pembaca bisa mengerti dan memahami materi makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai