Anda di halaman 1dari 3

Maesya Shafira Primadini (Balado)

Harmony in diversity. Seringkali terlintas dipikiran kita tentang


perbedaan, yang terkadang masih sering menjadi pemisah, yang sering dijadikan alasan untuk bermusuhan. Tapi dibalik semua itu, perbedaan adalah hawa sejuk, saat dimana perbedaan dapat disatukan dengan harmonis, tanpa harus kehilangan identitasnya masing-masing. Harmony

in diversity, terdengar nyaman untuk kehidupan, yang seharusnya


menjadi alasan mengapa manusia harus beradaptasi dan bersikap saling menghargai. Perbedaan sebenarnya menjadikan sebuah ikatan menjadi semakin kuat dan erat.

Harmony in Diversity, bisa diartikan sebagai keselarasan atau


keseimbangan dalam sebuah perbedaan. Perbedaan tidak hanya dapat dilihat atau dipandang dari bentuk fisik semata. Banyak contoh perbedaan yang ada di dunia ini yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyelaraskan kehidupan. Berbicara mengenai Harmony in

Diversity, yang terpikirkan oleh kebanyakan orang mungkin Bhineka


Tunggal Ika. Arti yang dimiliki dua kalimat ini hampir sama dan mengedepankan keseimbangan. Perbedaan bukanlah sebuah ajang untuk memecah persaudaraan. Perbedaan seharusnya menjadi anugerah yang wajib disyukuri. Bayangkan saja betapa membosankannya hidup yang dikelilingi hal - hal homogen (sama). Indonesia ini adalah Negara yang terdiri dari 33 Provinsi, dan setiap Provinsi memiliki khas adatnya sendiri. Sama halnya dengan Universitas Brawijaya yang terdiri dari 12 Fakultas, dan setiap fakultas memiliki keunikannya sendiri. Setiap kelompok mempunyai ciri khas, kemampuan, dan kebiasaannya masing masing. Sekalipun berbangsa satu, Indonesia, pulau-pulau yang terpisah jauh dan pengaruh-pengaruh yang datang pada suatu tempat ataupun daerah pasti berbeda. Kebiasaan atau cara hidup masyarakat Indonesia tentu saja berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Adat-istiadat yang beragam juga merupakan ciri masyarakat Indonesia. Setiap wilayah atau daerah memiliki adat masing-masing yang akan selalu dipertahankan dan dilestarikan oleh orang-orangnya. Dengan semua perbedaan itu, kita,

masyarakat Indonesia masih dapat bersatu untuk memertahankan keutuhan bentuk negara Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masih ingat dengan Sumpah Pemuda? Bisa dikatakan bahwa isi dari Sumpah Pemuda tersebut menjadi salah satu pemersatu masyarakat Indonesia yang beragam. Selain Sumpah Pemuda, latar belakang sejarah yaitu perjuangan untuk meraih kemerdekaan juga menjadi pemersatu paling kuat bagi kita. Tidak sedikit perbedaan yang ada dalam UB. Perbedaan itu ada dalam Universitas Brawijaya, karena mahasiswa yang ada bukan datang hanya dari satu daerah saja, dan seharusnya kita bisa menyelaraskan perbedaan yang ada. Semua yang berbeda tetaplah berbeda, begitulah para masyarakat awam mengatakan. Ungkapan tersebut memang tidak salah, dan memang itu ungkapan yang benar benar betul. Tetapi orang cerdik pun menjawab, keragaman adalah sebuah media yang membuat kebun kecil menjadi surga dengan indahnya warna warni bunga. Hal ini lah yang seharusnya disadari, bahwa keragaman yang memang selalu berbeda tersebut justru dapat menjadi sebuah keindahan. Jika saja Harmony in diversity menjadi tema hidup yang diterapkan setiap orang, kesadaran yang sesungguhnya akan terbukti setelah terciptanya suatu keharmonisan. Keharmonisan tersebut tidak akan mudah tanpa adanya kesadaran, tetapi keharmonisan tersebut akan menjadi sangat indah dan kuat jikala kesadaran dan rasa ingin bersatu itu muncul. Toleransi dalam melihat sesuatu sangat dibutuhkan untuk mewujudkan

harmony in diversity. Toleransi untuk saling menghormati kepercayaan


dan kebiasaan masing masing, dan diperlukan toleransi yang terjadi serentak dalam satu lokasi. Di Indonesia seringkali terjadi perang saudara, perang antar suku, tawuran antar mahasiswa dan hal semacamnya. Hal itu menunjukkan kurangnya toleransi antar manusia. Mengapa demikian? Terkadang ego manusia mengalahkan segalanya. Manusia memang makhluk yang paling sempurna namun di balik kesempurnaan itu, akal manusia dapat menuntun kepada kemarahan, ketersinggungan, maupun kesensitifan. Namun, bila manusia bisa sedikit saja mengerti bahwa keberagaman itu dapat mengisi hidup yang kosong, keberagaman itu indah, keberagaman itu bukan untuk membedakan

manusia karena manusia di mata Yang Kuasa itu sama, manusia dapat hidup berdampingan dengan keanekaragaman yang ada. Kampus harmonis yang diwarnai dengan indahnya keanekaragaman, memang itulah yang harus kita cita citakan. Meningkatkan rasa nasionalisme dan mengamalkan nilai nilai pancasila, adalah modal untuk membuat kita menjadi universitas yang nomor satu.

Anda mungkin juga menyukai