Mengenali kegawat daruratan neonatus Bayi tersedak Anak tersedak Keracunan pada anak
Mengenali
Saat kehamilan Hipertensi Isoimunisasi Perdarahantrimester II/III Infeksi maternal Polihidramnion Oligohidramnion Ketuban pecah dini
Post-term Kehamilan ganda Obat-obatan pada ibu Berkurangnya gerakan janin Tanpa antenatal care
Saat persalinan
Kelahiran dengan ekstraksi vakum/forsep Letak sungsang / presentasi abnormal Persalinan presipitatus Korioamnionitis Ketuban pecah lama (>18 jam) Partus lama (> 24 jam) Kala 2 lama (> 2 jam) Bradikardi janin
Saat persalinan Frekuensi jantung janin yang tidak beraturan Penggunaan anestesi umum Tetani uterus Penggunaan obat narkotik < 4 jam Air ketuban hijau kental + mekonium Prolaps tali pusat Solusio plasenta Plasenta previa
Faktor bayi
Berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan(KMK atau BMK) Prematuritas Kelainan kongenital
Kejang Ensefalopati, perdarahan intrakranial Gangguan metabolik : hipoglikemia, hipokalsemia Gangguan elektrolit : hipo/hipernatremia Kern ikterik Infeksi : meningitisObat-obatan/toksin
Tidak diketahui Tindakan : Segera rujuk ke rumah sakitPertahankan ventilasi dan oksigenasi Atasi kejang--diazepam rektal
Sindrom gawat napas (SGN) Tanda : DispneMerintih (grunting) Takipne (frekuensi nafas > 60 x/menit) Retraksi dinding dada Sianosis Penyebab : Pulmoner Non pulmoner Tindakan : Pembersihan jalan nafas, posisikan Pemberian oksigen, puasakan (NPO)
Berikan O2 seoptimal mungkin O2nasal 0,5 2 L/menit O2head box 3 5 L/menit Kadang-kadang boleh mix antara O2 head box5 L/menit + O2 nasal s/d 2 L/menit sambil dipersiapkan CPAP atau ventilator
Pencegahan Ketahui faktor risiko Cegah kelahiranprematur Antenatal care Kortikosteroid padakelahiran prematur
Pneumotoraks !! Pneumotoraks tension Sianosis, hipoksia, takipne Perburukan cepat Tindakan segera RIC II atau III Berikan oksigen, puasakan
Tidak BAB selama 48 jam (dari lahir) 99 % bayi matur & 76% prematur , BAB 24 jam pertama Penyebab : Konstipasi Anus imperforata Obstruksi usus : meconium plug, hirschprungs, atresia ileus,malrotasi Konstipasi stimulasi rektal Puasakan, pasang O/NGT, rujuk
HDN (hemorrhagic disease of the newborn) Defisiensi vit K Rekomendasi IDAI Inj. Vit. K1 pada semua BBL Perdarahan pada : Tali pusat, saluran cerna Tindakan :Atasi perdarahan FFP, Vit. K Atasi anemia Transfusi darah segar Polisitemia Hematokrit darah vena > 65%, Hb > 20 g% Persalinan brojol atau terlambat memotong tali pusat Bisa SGN
Diskolorasi kulit bilirubin serum Fisiologis Setelah 24 jam pertama, gr II (Kramer) Puncaknya hari 3 5, hilang pada minggu pertama
Patologis Dalam 24 jam pertama -Peningkatan cepat ( > 5 mg/dl/hari) Menetap > 2 minggu Bayi sakit Kecurigaan terhadap anemia hemolitik(ABO inkompatibilitas, def. G6PD, rhesus inkompatibilitas)
Kadar terlalu tinggi kejang Kern Ikterik Cerebral Palsy Kolestasis kuning menetap > 2 mgg dgn kadar bil. direk > 2 mg/dlatau 15 % dari TSB Dapat berlanjut menjadi sirosis hepatis Atresia bilier :bilirubin urin (++), feses dempul Operasi sebelum 8 minggu
Suhu optimal untuk ruangan bersalin/OK danruang perawatan Suhu ruangan bayi ideal 24 26 derajad Alas tidur dan handuk pembungkus hangat Inkubator transpor hangat Saat melakukan tindakan, pastikan bayi hangat Pintu inkubator jangan sering dibuka Bila sudah stabil metode kanguru
Penyakit sistemik + bakteremia Faktor risiko : Prematuritas dan BBLR Ketuban pecah dini / lama ( > 18 jam) Ketuban : hijau, keruh atau berbau Resusitasi pada saat kelahiran Kehamilan ganda Prosedur invasif Infeksi pada ibu atau bayi
Manifestasi klinis : Temperatur tidak stabil __hipo / hipertermia Letargi, iritabel, lemas (hipotonia) Kulit : dingin, sianosis, kutis mamorata, pucat,petekie, ikterik Tidak mau menyusu, muntah, kembung, diare Sesak nafas, merintih, takikardia, hipotensi
keadaan lanjut
Merujuk bukan memindahkan K E M A T I AN ke tempat lain Deteksi dini kegawatdaruratan neonatusyang baik serta upaya merujuk yang baikdiharapkan dpt me morbiditas & mortalitas neonatus
Tersedak fatal Bayi terseda saat minum ASI/ Air putih Anak usia todler Fase oral
Benda kecil
Menghambat saluran pernafasan tersedak
Kesalahan posisi anak saat disuapi makanan Kesalahan dalam pemilihan tekstur makanan Kesalahan dalam pemberian makanan
meletakkan tangan di leher Anak kesulitan bicara Sulit bernafas / nafasnya bersuara Bibir & kulit menghitam Kehilangan kesadaran Pingsan
Jika bayi ada riwayat tersedak dan ASI berlimpah maka keluarkan ASI dulu baru di susukan ke bayi Beri ASI pada bayi dengan cara yang benar Jika memberikan ASI lewat botol / sendok / gelas, hindari posisi tidur Berikan dengan posisi 45derajat/ posisi setengah duduk
Keluarkan cairan tersebut dengan cara :Baringkan bayi miring atau tengkurap
Ingat jangan sekali kali diangkat atau di gendong membuka peluang cairan masuk ke paru paru
Kiat menghindari: Gunakan perangkat yang didesain khusus untuk bayi Berikan secara pelan Air putih diberikan pada posisi setengan duduk Atur volume yang masuk sesuai kemampuan anak untuk menelan
Perhatikan konsentrasi pemberian makanan secara bertahap pada anak sejak usia 6 bulan Mp ASI menyesuaikan kemampuan menelan anak Perhatikan cra pemberian makanan Volume makanan yang dimasukkan mulut disesuaikan dengan kemampuan bayi mengunyah dan menelan Orang tua sabar
Beri minum jika anak tersedak ringan ( ciri: batuk batuk dan tapi masih bernafas) Bila bayi sudah susah bernafas, posisikan bayi tengkurap
Letakkan bayi dalam posisi telungkup di lengan dengan kepala bayi lebih rendah dari/ dadanya Sangga kepala bayi dengan telapak tangan. Jangan menutup mulut bayi / menekan leher Gunakan tumit dari telapak tangan untuk menepuk punggung bayi sebanyak 5 kali, tepat diantara tulang belikat bayi
jIka ada benda yang membuat tersedak tidak juga keluar, sangga kepala bayi dan ubah posisinya menjadi terlentang di atas paha. Jaga kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya.
Berikan 5x tekanan dengan cepat pada tulang dada dibawah puting bayi menggunakan 2 3 jari
Teruskan berikan 5 tepukan punggung dan 5 tekanan pada daa sampai objek keluar Observasi keadaan bayi/ anak selama tindakan yang dilakukan
Jika bayi pinsan segera hubungi ambulan/ rs terdekat/ yankes terdekat.
Poison prevention packaging act tahun 1970 mengatur produk rumah tangga dan obat berbahaya Meliputi : Kosmetik, pembersih/ hidroklorit, benda asing, mainan, hidrokarbon
Karakteristik perkembangan anak bayi todler : eksploitasi lingkungan lewat oral Indera pengecap belum sempurna Autonomi, inisiatif, meningkat sara ingin tahu, tingkah laku yang tidak patuh. Imitasi merupakan motivator yang kuat dikombinasi dengan kurangnya kewaspadaan terhadap bahaya.
Pembersih selokan, toilet, oven. Detergen pencuci piring Pembasmi jamur, baterai, tablet klinitest
Manifestasi klinis: Nyeri terbakar berat dimulut, tenggorokan dan lambung Muntah berat, tanda tanda syok, anseitas
Penanganan: Merangsang muntah dikontraindikasikan ( merusak mukosa) Beri susu Jangan menetralkan dengan asam atau alkali lemah Berikan jalan nafas yang paten sesuai kebutuhan Berikan analgesik Jangan berikan asupan oral
Bensin, minyak tanah, cairan korek api, pengencer dan pengangkat cat Manifestasi klinis: Terceki, tersedak, mual, muntah, perubahan sensorium: letargi. Kelemahan, gejala nafas: takhipnea, sioanosis
Bisa menyebabkan pneumonia dan bronkhitis
Penanganan: Merangsang muntah kontra indikasi Dekontaminasi dan pengosongan lambung Kontra indikasi Penanganan simtomatik pada pneumonia kimia: pemberian kelembabab yang tinggi, pemberia oksigen, hidrasi dan antibiotik untuk infeksi sekunder
Penanganan Beri karbon aktif Antidotum biasanya diberikan dengan NGT Bawa ke pelayanan kesehatan
Keracunan perlu evaluasi medis Pengkajian: Tangani anak kemudian agen penyebab Penanganan cepat: TTV, respirasi, sirkulasi Awasi komplikasi syock
Penanganan segera pengeluaran racun yang tertelan : merangsang muntah dg karbon aktif, melakukan lavase lambung meningkatkan motalitas usus Kontra indikasi Sirup ipekak : suatu emetik yang bekerja merangsang pusat muntah secara langsung dan mealui efek iritan pada mukosa lambungmn