Anda di halaman 1dari 4

Ke-9 nama wali plus satu nama Siti jenar ( yg cukup kontroversial ), hanya dapat diperoleh "hanya" dari

satu2-nya sumber yaitu "Babad Tanah Jawi", sebuah manuskrip yg ditulis dlm bhs jawa. Sayangnya manuskrip ini sudah cukup terlalu jauh dengan jarak tahun "era" di mana nama2 tersebut disebutkan. Sekitar1800 era. Sayang-nya lagi, ketidakmampuan dalam penulisan/pencatatan sejarah, karena lemahnya rasionalitas dan logika dalam paradigma berfikir ( karakter berfikir ) manusia2 dulu di Indonesia menyebabkan pencatatan sejarah lebih mengedepankan mitos dan tahkyul, dibandingkan pemaparan bukti2 yg dapat kita periksa secara faktual pula. Dalam Babad Tanah Jawi tidak disebutkan secara detil, apa agama2 para wali songo ini sebelum memeluk Agama Islam. Sunan Kalijaga misalnya, yg terlahir dari keluarga deputi Gubernur ( saya tdk tau gelar tingkat ini dalam bahasa aslinya ) di Tuban Jawa Timur. Sunan Kalijaga dilihat dari era kemunculannya, berarti dia salah satu orang yg menjadi saksi keruntuhan kerajaan Majapahit dan juga kerajaan lainnya, Demak, Cirebon dan Banten yang merupakan kerajaan Islam. Sunan Kalijaga diketahui dekat dengan Sunan Gunung Jati, anak Nyai Rara Santang yg merupakan anak dari Prabu Siliwangi, pemimpin dari Keranjaan Sunda. Lalu, apa agama mereka sebelum Islam ? sedangkan mereka tidak terlahir dari keluarga Islam. Apa mereka Islam dari saat dilahirkan, atau melakukan konversi agama dalam usia tertentu. Hal ini sangat kabur. Hal yang kabur lainnya misalnya, sangat banyak kesimpang siuran asal muasal dari para wali ini, semua hal sangat banyak yang bersifat menduga - duga yang tidak bisa kita periksa silang kebenarannya. Sunan Maulana Malik Ibrahim, dikatakan keturunan kesepuluh dari Husein bin Ali bin Muhammad SAW. Darimana ?. Dan disatu sisi dikatakan dia berasal dari Uzbek, dikatakan juga dia sempat berkunjung ke Kamboja dan menikah dengan putri champa yg melahirkan seorang anak untuknya, yaitu Sunan Ampel. Setelah ada cerita bahwa anak dari Maulana Malik Ibrahim adalah Sunan Ampel. Muncul pula cerita - cerita lain tentang Sunan Ampel yg mengatakan dia berasal dari China, dengan nama asli Bong Swi Hoo. Darimana garis keturunannya ?. Dikatakan, Sunan ampel tiba di P. Jawa tahun thn 1445, menikah dengan Nyi Gede Manila anak dari perwira militer China bernama Gan Eng Chu tapi dari Tuban. Darimana muasalnya ?. Sangat gelap. Dari perkawinan Sunan Ampel dengan Nyi Gede Manila dia memperoleh anak, Sunan Bonang. Sunan Bonang, setelah mejadi ulama dikatakan melakukan penyebaran Islam dengan pendekatan "Seni". Ia menggubah nyanyian2 Jepang ( darimana ? ), yang sangat jelas terpengaruh Budaya dan philoshopi Hindu. Di antara karya-nya yg terkenal adalah "Tombo Ati". Ia juga menjadikan Gamelan dalam pendekatan keagamaan. Nah, selain mereka inilah nama2 lain yg sering muncul dalam Babad Tanah Jawi : Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Walilanang, Sunan Bayat dan yg kontroversial adalah Sunan Siti Jenar. Ajaran "Manunggaling Kawulo Gusti" Sunan Siti jenar ( ini seandainya dianggap Benar ada ), bahasa keren-nya adalah Immannence , bahasa kerennya lagi adalah "Phanteisme". Lawan dari kata Immannence adalah Transcendent. Immanence = menyatu di dalam, sama seperti phanteisme, yaitu Tuhan menyatu dalam alam semesta. Golongan2 Rasional philosohopy kerap menghubungkan paham Phanteisme dengan sekte2

mistis dalam agama2. Nah, tapi lucunya "Albert Einstein" seorang ilmuwan genius yg tidak kita ragukan tingkat rasionalitas berfikirnya mengaku adalah seorang penganut "Phanteisme", ini ia katakan dalam sebuah wawancara yg dilakukan seorang Profesor juga sekitar tahun 50-an. Ini adalah jawaban dia, ketika dia ditanya, apakah ia memeluk agama tertentu. Pendapat kaum rasional yg menyamakan paham Phantheisme sama dengan keyakinan2 mistik, jelas pendapat yang dibuat terburu - buru dan naif. Pendapat ini kemudian digunakan oleh sebagian Mahzab dalam keyakinan Islam, untuk menyudutkan sebuah Mahzab Islam lainnya yaitu 'Tassawwuf", yg mana golongan ini berkonsentrasi pada nilai - nilai mendasar dalam Islam yaitu ; tendensi beribadah semata - mata kepada Tuhan Yang Esa dengan melepaskan segala bentuk kecintaan dunia dalam mencapai tingkat ( maqam ) tertinggi dalam nilai ibadah, ma'rifat. Kaum Tassawwuf juga menyatakan pentingnya penyatuan rohani dengan roh Tuhan untuk mencapai nilai beribadah sebenarnya, mencapai nilai kekhusukan sebenarnya. Kaum tassawwuf juga mengutip Al-Quran untuk mendukung konsep beribadah dan ritual mereka. Saya sudah memeriksanya, dan memang dapat diterima ada-nya ayat - ayat AlQuran yang mendukung pendapat mereka tersebut. ( harap diperiksa sendiri ya, capek bro kalo diketik...heheh ) Segala puji syukur kepada Allah, God, Elloi, Elli dan Yahwe ( apapun namanya ), Pencipta, Pemilik, Penguasa dan Pemelihara seluruh materi di Alam Semesta. Pemilik segala ilmu pengetahuan serta Zat tunggal dan abadi yang menguasai ruh-ku dan raga-ku. Biarlah Al-qur'an yang menjawab , karena ternyata di dalamnya terdapat jawaban tentang hal apapun, bahkan hal2 remeh temeh seperti Walisongo, Siti jenar dan konsep Immanence dan Phanteisme. Tentang tidak boleh mengikuti ajaran nenek moyang secara fanatik dan membabi buta : : [ ] Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan?" Mereka berkata: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalanghalangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata". :[] Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?. :[] Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga),

walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". :[] Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya". Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji". Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? :[] Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun. : [ ] Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. : [ ] Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain dari mengatakan: "Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar". KEKUASAAN ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU, SIFAT - SIFATNYA MELIPUTI SEGALA SESUATU ( RUHNYA ) TAPI ZAT MANUSIA TIDAK AKAN MENYERUPAI : : [ ] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. : [ ] Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.

: [ ] Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?" : [ ] (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

: [ ] Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". : [ ] Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. : [ ] Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. : [ ] Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. : [ ] Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.

Anda mungkin juga menyukai