Anda di halaman 1dari 3

Epidemiologi Gout Artritis Gout artritis banyak diderita oleh laki-laki dan wanita postmenopause, jarang pada laki-laki

sebelum remaja dan wanita sebelum menopause. Prevalensi gout meningkat seiring dengan bertambahnya usia yaitu meningkat sampai 9% pada laki-laki dengan usia lebih dari 80 tahun dan 6% pada wanita. Konsentrasi serum urat pada laki-laki lebih besar 1 mg/dL daripada wanita, tetapi setelah menopause level serum urat pada wanita meningkat sehingga cenderung sama dengan laki-laki. Perbedaan serum urat pada laki-laki dan wanita ini karena pengaruh hormon estrogennya. Pada saat premenopause hormon estrogen ini menyebabkan klirens asam urat pada ginjal lebih efisien. Peningkatan prevalensi gout juga bisa disebabkan oleh diet dan life style yang kurang terkontrol, obesitas, hipertensi sindroma metabolik, trnsplantasi organ, meningkatnya penggunaan obat-obatan seperti salicylate dan diuretik dosis rendah.

Solubilitas asam urat Level serum asam urat berhubungan dengan faktor resiko terjadinya gout. Solubilitas gout dipengaruhi oleh temperatur, pH, konsentrasi kation, articular hydration state, proteoglycan non agregasi, insoluble collagen, dan chondroitin sulfate. Manifestasi klinis dari gout: 1. Predileksi pada sendi metatarsophalangeal I yang disebut dengan podagra, hal ini disebakan karena temperatur yang rendah pada daerah tersebut. 2. Terjadi pada sendi osteoartritis karena pada sendi ini mengandung debris nucleat. 3. Onsetnya sering pada malam hari karena dehidrasi intra-artikular terjadi pada malam hari.

Metabolisme urat Hyperuricemia bisa disebabkan oleh produksi yang berlebihan dari asam urat (10%) dan penurunan ekskresi dari asam urat (90%). Proses pemecahan purin meliputi: 1. Pemecahan asam nucleat menjadi nucleotid oleh pankreas nuclease. 2. Pemecahan oligonucleotid menjadi nucleotid sederhana oleh phosphodiesterase. 3. Pelepasan phospat dan glukosa dari nucleotid oleh enzim pankreas dan mukosa. Pengonsumsian daging dan seafood yang berlebihan juga menyebabkan terjadinya peningkatan serum asam urat.

Meningkatnya kadar purin berpengaruh pada faktor resiko terjadinya gout. Hal ini tergantung dari jenis makanan yang banyak mengandung purin dan bioavaibilitas purin saat dimetabolisme menjadi asam urat. Produksi asam urat yang berlebihan menyebabkan purin yang tersimpan juga meningkat karena peningkatan pergantian sel pada gangguan proliferasi dan inflamasi (keganasan hematologi dan psoriasis), intervensi farmakologi yang mengakibatkan meningkatnya produksi urat (kemoterapi) atau hipoksia jaringan. proliferasi. Selain itu juga dapat menyebabkan superaktivitas sintesa 5-phosphoribosyl 1-pyrophosphate (PRPP) atau defisiensi hypoxanthine-guanine phosphoribosyl transferase (HPRT). Mutasi dari gen sintetase PRPP menyebabkan aktivitas yang berlebihan sehingga menyebabkan peningkatan dari PRPP, nucleotid purin, dan produksi asam urat, dalam hubungannya dengan gout dan orolithiasis asam urat. Mutasi dari gen HPRT ini berhubungan dengan spektrum penyakit. Hal ini bisa menyebabkan hyperuricemia sampai hyperuricemia dengan gangguan neurologi dan disfungsi dari gaya hidup. Menurunnya degradasi PRPP dan menurunnya inosine monophosphate serta guanosin monophpsphate menyebabkan hyperuricemia dengan menghambat feedback pada sintesa purin de novo.

Alkohol dan Gout Degradasi adenosin triphosphate menyebabkan akumulasi adenosin diphosphate dan adenosin monophosphate sehingga mengakibatkan degradasi asam urat meningkat sehingga timbul hyperuricemia. Respiratory distress syndrome pada dewasa, myocardial infark atau status epileptikus menyebabkan jaringan hipoxia sehingga terjadi gangguan sintesis ATP pada mitokondria dari ADP. Ethanol menyebabkan peningkatan produksi asam urat karena degradasi ATP menjadi AMP. Penurunan ekskresi urin yang berhubungan dengan dehidrasi dan asidosis metabolik menyebabkan hyperuricemia yang berhubungan dengan proses pencernaan dari ethanol. Variasi risiko terjadinya gout tergantung dari tipe minuman alkoholnya. Beer lebih memiliki efek yang besar terhadap terjadinya gout daripada minuman anggur.

Adiposit, Resistensi insulin, Hyperuricemia

Meningkatnya adiposit dan sindroma resistensi insulin berhubungan dengan hyperuricemia . masa index tubuh, rasio pinggang-panggul, dan tambahan berat badan berhubungan dengan terjadinya gout pada laki-laki. Penurunan berat badan menyebabkan penurunan level asam urat dan risiko terjadinya gout serta penurunan sintesis purin de novo dan serum asam urat. Insulin eksogen menyebabkan penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal pada tubuh yang sehat dan pada penderita hipertensi sehingga mengakibatkan adiposit, resistensi insulin, DM tipe II, dan gout. Insulin meningkatkan reabsorbsi urat pada ginjal melalui stimulasi pertukaran urate-anion URAT 1 dan Na+ dependent anion cotransporter pada membran brush border dari tubulus renalis proksimal. Leptin dan meningkatnya adenosin menyebabkan hyperuricemia. Obesitas dan sindroma resistensi insulin merupakan tantangan yang besar dalam pencegahan dan manajemen gout.

Anda mungkin juga menyukai