Dalam tabel-tabel hasil sensus penduduk mengenai jumlah penduduk menurut kelompok umur terkadang dijumpai suatu kategori yang tak terjawab (not stated/NS). Teknik Pro-rating bertujuan untuk menyebar penduduk NS kedalam kelompok umur yang ada. Pro-rating dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut : 1. Mengalikan masing-masing kelompok dengan faktor pengali k,
k =
Jml pend kel umur ttn Jml pend kel umur ttn + x NS Jml Pend total
Contoh : Tabel 1 : Penduduk Perempuan DKI Jakarta sebelum dan setelah Pro-rating 1971 Umur 0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 69+ Jumlah Sebelum pro-rating 698960 530873 428132 299086 154387 72343 38606 18910 2.241.297 Setelah pro-rating 701455 532768 429660 300154 154938 72601 38744 18978
Ilustrasi : Misal untuk penduduk usia 10-19 tahun sebelum pro-rating adalah 530.873, setelah pro rating (dengan cara 2) :
530.873 8.001 = 532.768 530.873 + 2.241.297
PROYEKSI PENDUDUK
Definisi: Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk dimasa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Manfaat Proyeksi Penduduk : Perencanaan penyediaan pangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perumahan dan lapangan kerja
Metode Proyeksi : 1. Metode Matematik/Estimasi : Laju pertumbuhan penduduk geometris dan laju pertumbuhan penduduk eksponensial. 2. Metode Komponen Metode ini melakukan perhitungan pada tiap komponen penduduk secara terpisah untuk mendapat proyeksi jumlah penduduk total. Data-data yang dibutuhkan antara lain : Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin yang sudah mengalami perapihan Pola mortalitas menurut umur Pola fertilitas menurut umur Rasio jenis kelamin saat lahir Proporsisi Migrasi menurut umur Tabel Kematian
Dari hasil sensus penduduk dapat diperoleh informasi mengenai total dan susunan jumlah penduduk menurut kelompk umur dan jenis kelamin. Perkiraan penduduk dalam periode antar sensus atau periode segera setelah sensus disebut estimasi penduduk. Estimasi penduduk hanya membutuhkan jumlah penduduk total dan tidak memerluakn jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung jumlah penduduk perkiraan pada beberapa tahun kedepan sebagai berikut : 1. Laju Pertumbuhan Penduduk Geometris
Pt = P0 (1 + r )
Pt= JP pada akhir tahun t P0= JP awal tahun
r = angka pertumbuhan penduduk ( laju pertumbuhan penduduk) t = jangka waktu (banyaknya tahun) 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Pt = P0e rt
3. Laju Pertumbuhan Penduduk dengan Ekstrapolasi
Pt = P0 + ( Pn P0 )
t n
P0 = Jumlah Penduduk pada awal periode waktu t dan n, n < t Pt =Jumlah Penduduk pada akhir periode waktu t Pn =Jumlah Penduduk pada akhir periode waktu n
Data dasar yang digunakan untuk membuat proyeksi penduduk dengan metode ini adalah : 1. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin 2. Besar dan perkembangan angka kelahiran, kematian dan migrasi penduduk 3. Tabel kematian yang sesuai dengan perkembangan komponen demografi pada periode proyeksi.
Evaluasi Data Umur : pelaporan umur tidak benar, umur cenderung mengelompok pada angka yang berakhiran 0 dan 5 Jenis Kelamin : Rasio jenis kelamin berfluktuasi diakibatkan mobilitas laki-laki lebih tinggi pada usia muda sehingga banyak terlewar cacah.
Perapihan Umur Perapihan umur bertujuan untuk memperkecil kesalahan yang ada pada data tersebut. Pro rating : menyebar penduduk yang tidak mengetahui umurnya kedalam masing-masing kelompok Perapihan umur dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu : 1. Merapikan data penduduk umur 10-64 tahun dengan rumus
S= 1 ( Px 2 + 4Px 1 + 10Px + 4 Px +1 Px+ 2 ) 16
atau
Px * =
Contoh :
P *25 29 = 1 ( P1519 + 4 P20 25 + 10 P2529 + 4 P3034 P3539 ) 16
Keterangan:
Px
2. Merapikan data peduduk usia 65+ tahun dengan menggunakan distribusi umur penduduk 65 tahun keatas dari suatu Negara yang penduduknya sudah stabil. 3. Mepaikan data penduduk usia 0-9 tahun. Untuk menghitungnya diperlukan data tentang tingkat kelahiran total (TFR) paling tidak 10 tahun sebelumnya dan jumlah susunan umur wanita subur serta tingkat kematian dalam kurun waktu yang sama.
a. Data Dasar : berupa tabel komposisi penduduk menurut kelompok umur b. Tabel Kematian (Life Table) Pola kematian menurut umur untuk penduduk laki-laki dan perempuan berbeda, maka untuk membuat proyeksi penduduk harus dipisahkan antara laki-laki dengan perempuan. Setalah dilakukan pemilihan tabel kematian yang sesuai. Kolom yang digunakan adalah Survival ratio (SR) dengan simbol nPx. Pemilihan tabel yang tepat dengan melihat angka harapan hidup seorang bayi yang baru dilahirkan, misal diasumsikan Angka harapan hidup bayi
perempuan yang baru lahir adalah 60, maka tabel yang digunakan adalah level of mortality 17. c. Angka Kelahiran Angka kelahiran dibutuhkan untuk memproyeksi penduduk usia (0-4) tahun. Proyeksi penduduk untuk kelompok umur ini dicari dengan cara mengalikan tingkat kelahiran menurut kelompok umur (ASBRi) dengan proyeksi jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur tersebut dan dibagi dengan 1000(k). Dari perhitungan ini diperoleh BM+F sebagai jumlah bayi laki-laki dan perempuan yang lahir Karena yang dicari adalah proyeksi penduduk perempuan, maka perlu dicari terlebih dulu angka kelahiran bagi perempuan dengan menggunakan rasio jenis kelamin kelahiran (sex ratio at birth/SRB) d. Rasio Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Jika pada tahun 1990 di Jawa Tengah rasio kelahiran menurut jenis kelamin (sex ratio at birth) adalah 107, yaitu tiap kelahiran 100 bayi perempuan terdapat 107 bayi laki-laki. Dengan memperhatikan (SRB) sebesar 107, maka kelahiran bayi perempuan dapat ditulis dengan rumus :
BF = 100 BM + F 207
BM+F = jumlah bayi laki-laki dan perempuan yang lahir e. Estimasi Migrasi Penduduk Migrasi seumur hidup (berdasarkan tempat lahir) Migrasi total (berdasarkan tempat tinggal terakhir) Migrasi Risen (berdasarkan tempat tinggal 5 tahun terakhir yang lalu), proyeksi penduduk memakai migrasi risen dengan perpindahan antar propinsi sedangkan perpindahan internasional diabaikan.
Net migrasi (Migration net) pertahun untuk setiap 1000 penduduk menurut kelompok umur dengan menggunakan life table survival ratio ( bila positif berarti sebagai penerima migran dan sebaliknya).
Menentukan pola migrasi dimasa datang cukup sulit, untuk itu dalam proyeksi pola migrasi tahun-tahun berikutnya diasumsikan sama dengan tahun perhitungan sensus.
Kelompok Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39
Kelompok Umur 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
Tabel 2. Survival ratio nP x untuk Level 17,18, 19 Umur(X) 0 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Level 17 0.91708 0.97441 0.99024 0.9895 0.98553 0.98223 0.97953 0.97633 0.97218 0.966 0.95502 Level 18 0.93024 0.98003 0.99213 0.99143 0.98803 0.98518 0.98281 0.9799 0.97592 0.96981 0.95928 Level 19 0.94282 0.98514 0.99389 0.99323 0.99036 0.98794 0.9859 0.98328 0.97951 0.97352 0.96347
50 55 60 65 70 75 80
Langkah 1 Dari data dasar penduduk perempuan menurut umur di propinsi Jawa Tengah tahun 1990, masing masing dikalikan dengan Survival Ratio (SR), lalu didapat jumlah penduduk perempuan pada tahun 1995 tetapi pada kelas yang lebih tinggi. Contoh : Penduduk perempuan (0-4) tahun 1990 1.572.492 orang dikalikan SR sebesar 0.97441 menghasilkan jumlah penduduk perempuan usia (5-9) tahun 1995 sebesar 1.532.252 jiwa. Proyeksi penduduk perempuan Kelompok umur (0-4) tahun pada tahun 1995 belum dapat dikerjakan karena harus dihitung jemlah kelahiran bayi perempuan tahun 1990/1995.
Umur 0 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44
Langkah Kedua Untuk mendapatkan angka jumlah kelahiran pada masa-masa mendatang, maka angka ASBRi yang sudah dipersiapkan di kalikan dengan proyeksi jumlah
penduduk perempuan menurut kelompok umur usia reproduksi dibagi dengan konstanta k.
ASBRi = Bi K Pfi
Bi =
Dengan i dimulai dari kelompok umur 15-19 hingga 45-49 Catatan : Untuk seluruh proyeksi digunakan ASBRi yang sama, dengan asumsi sifat kelahiran dan kematian stabil pada periode waktu-waktu tertentu. Perhitungan proyeksi kelahiran sbb:
Tabel 4. Proyeksi Jumlah kelahiran di Jawa Tengah pada Tahun 1990 dan 1995
Kelompok umur (th) 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Total ASBRi (2) 73 176 153 111 65 25 6 Ppd prp 1990 (3) 1331491 1243806 1114547 851703 659640 683884 691052 Kelahiran I 1990 Ppd prp 1995 Kelahiran I 1995 (2x3)/1000 (5) (2x5)/1000 97198.843 1668012.024 121764.8778 218909.856 1312224.325 230951.4812 170525.691 1221703.567 186920.6458 94539.033 1091732.223 121182.2767 42876.6 831543.19 54050.30735 17097.1 641236.044 16030.9011 4146.312 660631.944 3963.791664 645293.435 734864.2817
Langkah Ketiga Dalan Tabel 4 telah dihitung masing-masing jumlah kelahiran total tahun 1990 dan 1995, maka jumlah kelahiran total tahun 1990-1995 (laki-laki dan perempuan) adalah :
5 6452934 + 734565 = 3450395 2
Langkah Keempat Setelah diproyeksikan jumlah kelahiran total laki-laki dan perempuan tahun 19901995, perlu dihitung jumlah kelahiran bayi perempuan saja. Untuk itu diperlukan data SBR (rasio jenis kelamin kelahiran), misalnya SRB 107. Jadi jumlah kelahiran bayi perempuan periode 1990-1995 adalah :
100 3450395=1666857 kelahiran bayi perempuan 100 + 107
Kerjakan hal yang sama untuk bayi perempuan periode 1995-2000 dan 2000-2005
Langkah kelima Angka kelahiran kolom kedua (tabel 3) dikalikan dengan SR dikolom 3 sehingga diperoleh proyeksi penduduk usia 0-4 tahun 1995
Langkah keenam Proyeksi penduduk pada kelompok terakhir (75+) digunakan rumus :
Umur 0 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
Pdd prp 2000 2102674 1767107 1498114 1520193 1689600 1648046 1292777 1200702 1069788 811520 621877 633731 622278 501346 400918 266310 215781