Anda di halaman 1dari 42

Blok Keseimbangan Cairan Elektrolit Dan Asam Basa

Dehidrasi

Wrap up

Kelompok: B-15 Ketua Sekretaris Anggota 1. 1102010170 2. 1102010204 3. 1102010188 4. 1102010221 5. 1102010240 6. 1102010258 7. 1102008243

: Windy Nugraha Pratama 1102010204 : Yushelly Dinda Pratiwi 1102010305 : : Mohammad Syarif Hidayatullah : Nawar Najla Mastura : Mustika Zeinia Melinda : Prissilma Tania Jonardi : Riezky Trinawati : Rosa Ismasari Hosni Puteri : Siti Masitoh

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2010/2011

SKENARIO 1 DEHIDRASI LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan LO.1.1 Menjelaskan pengertian Larutan dan Cairan LO.1.2 Menjelaskan Klasifikasi Larutan dan Cairan LO.1.3 Menjelaskan Fungsi Larutan dan Cairan LO.1.4.Menjelaskan Distribusi Cairan LI.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh LO.2.1 Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh LO.2.2 Menjelaskan Presentase Kompertemen Tubuh Berdasarkan Umur dan Gender LO.2.3 Menjelaskan Perbedaan Kompertemen Cairan Tubuh LO.2.4 Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh LI.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh (Dehidrasi) LO.3.1 Menjelaskan Pengertian Dehidrasi LO.3.2 Menjelaskan Faktor Penyebab Dehidrasi LO.3.3 Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi LO.3.4 Menjelaskan Manisfestasi Dehidrasi LO.3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi LO.3.6 Menjelaskan Diagnosi dan Diagnosis Banding LO.3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi LI.4 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak LO.4.2 Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak LI.5 Memahami dan Menjelaskan Mengenai mineral:Natrium(Na),Kalium(K),dan Klorida (Cl) ,Kalsium (Ca) LO.5.1 Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),Kalium (K) Klorida (Cl) . LO.5.2 Menjelaskan Peranan mineral Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl), Kalsium (Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim. LO.5.3 Menjelaskan Penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na,K,Cl)dalam Tubuh LO.5.4 Menjelaskan Absorbsi, Transport, distribusi, sekresi mineral : Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca).

LI.6 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh ( Natrium dan Kalium ) LO.6.1 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium (Na) LO.6.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium (K) LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan LO.1.1 Menjelaskan Pengertian Larutan dana Cairan Definisi Larutan Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (zat pelarut) secara teoritis berdasarkan definisi larutan makan ada sembilan kemungkinan macam larutan a. Bila solven Solute b. Bila solven Solute c. Bila Solven Solute Definisi Cairan Cairan : Bahan yang langsung mengalire secara alamiah buakn padat atau gas : Suatu Cairan : Gas, zat padat atau cairan lain : Suatu Zat padat : Gas,Cairan atau zat padat lain : Suatu Gas : Cairan, zat padat atau gas lain

LO.1.2 Menjelaskan Klasifikasi Larutan dan Cairan Macam-macam Larutan Berdasarkan Kepekatan : Larutan Encer : Larutan yang menganduang relatif sedikit solute(zat yang Dilarutkan ) dalam larutan Larutan pekat : Larutan yang mengandung banyak solute(zat yang dilarutkan) Dalam larutan Larutan Jenut : Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan Solute dalam larutan Larutan Tidak Jenuh: Larutan yang mengandung jumlah solute yang kuranf dari Larutan jenuh. Berdasarkan Daya Hantar Listrik: 1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas: a. Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1) Asam-asam kuat seperti : HCL,HC103, H2S04, HNO3 Dan lain-lain. Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lain-lain. b. Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1 Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN.H2CO3,H2S dam lain-lain. Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4 ,PbI2 dan lain-lain 2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak beion) Tergolong kedalam jenis ini misalnya : 1. Larutan Urea 2. Larutan Sukrosa 3. Larutan Glukosan 4. Larutan Alkohol Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya : 1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan 2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu : a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult. b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult. Berdasarkan Wjud / Fasanya :

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Solvent Fasa Cair Cair Cair Padat Padat Padat Gas Gas Gas Contoh Air Aseton Air Pd Cd Au O2 Udara O2

Solute Fasa Cair Gas Padat Gas Cair Padat Gas Cair Padat Contoh Alkohol Asetilen Garam H2 Hg Ag He Minyak Wangi Naftalen

Larutan Spiritus Zat Untuk Las Larutan Garam Gas Oven Amalgam Gigi Sinsin Gas Untuk Menyelam Spray Kamfer

Macam-macam Cairan a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel. Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion b. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel terdiri: Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi. Cairan ektrasel berperan sebagai : -Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan regulator hormon) -Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel. Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion. LO.1.3 Menjelaskan fungsi larutan dan cairan Fungsi Larutan: Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru anatar solute (zat yang dilarutkan) dan solven ( zat pelarut).

Faktor Faktor yang mempengaruhi kelarutan: 1. Suhu Makin tinggi suhunya makin besar kelarutannya 2. Sifat solut dan solvent Berdasarkan polar dan non polarnya seperti hukum like disolve like Suatu solut polar akan larut pada solvent yang polar juga. 3. Tekanan Gas dalam cair tekanan parsial

Diatur oleh hukum henry

C=kp

Gas yang larut secara fisika

Semakin tinggi tekanan, semakin kecil kelarutan 4. Pengaruh ion sejenis Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan.

Fungsi Cairan : a. Mengatur suhu tubuh Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik b. Melancarkan peredaran darah Jika tubuh kita kekurangan cairan,maka darah akan mengental. Hal ini disebankan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung. c. Membuang racun dan sisa makanan Tersedia cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan. d. Kulit Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kuliat. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelambaban, kelembutan dan elastisitas akibat pengarus suhu udara dari luar tubuh. e. Pencernaan Pencernaan air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim melalau sel-sel tubuh. Konsumsi air yang

cukup akan membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar. f. Pernafasan Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basa dalam bekerja memasukkan oksigen kedalam sel-sel tubuhn dan memompa

karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas kekaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca. g. Sendi dan Otot Cairan tubuh melindungin dan melumasi gerakan sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktifitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan. h. Pemulihan Penyakit Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang. LI.2 Memahami dan Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh LO 2.1 Menjelaskan kompartemen cairan tubuh

Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen besar yaitu 1. Kompartemen intrasel Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh.Volumenya 33%berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ekstrasel, presentase volume cairan intrasel pada anak lebih kecil dibandingkan orang dewasa karena jumlah sel lebih sedikit dan ukuran sel lebih kecil.

Peranan cairan intrasel: 1. Pada proses menghasilkan,menyimpan,dan penggunaan energi 2. Proses perbaikan sel 3. Proses replikasi 4. Dan fungsi khusus: sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel

Kandungan Elektrolit Intrasel

Dalam cairan intrasel,kation utama adalah kalium, sedamgkan anion utama adalah fosfat dan protein

2. Kompartemen ekstrasel Cairan ekstrasel terdiri atas: 1.cairan interstisium/cairan antar sel yang berada diantara sel sel 2. cairan intravaskular,yang berada dalam pembuluh darah 3. cairan tran-sel,yang berada dalam rongga rongga khusus misalnya cairan otak, bola mata,sendi.Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit

Tabel 3.Volume air tubuh pada masing masing kompartemen Kompartemen Jumlah % BB % jumlah cairan Volume intraseluler Volume ekstraseluler Terdiri atas: Volume interstisium Volume plasma Volume trans seluler ** 11,2 L 3,2 L 1,6 L 15,4 4,4 2,2 28 8 4 24.0 L 16.0 L 33 22 60 40

*sebagai model adalah seorang pria sehat BB=73 kg dan cairan tubuh total sejumlah 40 L(55%) **cairan serebrospinal,gastrointestinal,traktus urinarius,duct of glands,cairan sereous cavities

Peran cairan ekstrasel: 1. Pengantar semua keperluan sel (nutrien,oksigen,berbagai ion,trace minerals,dan regulator hormon/molekul) 2. Pengangkut CO2,sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel. Kandungan Elektrolit Sel Kation utama dalam cairan ekstrasel adalah natrium (Na+). Kation ekstasel lainnya adalah kalium (K+),Kalsium (Ca klorida,bikarbonat,dan albumin.
2+ 2+

)dan magnesium (Mg

).Anion adalah

LO 2.2 Menjelaskan presentase kompartemen tubuh berdasarkan umur dan gender

Keseimbangan cairan tubuh: Cairan tubuh 60% dari berat badan 1. Berdasarkan gender: -Wanita -Pria 2. Berdasarkan usia -Bayi -Usia lanjut :75% :45% dari berat badan dari berat badan : 50-55% dari berat badan :55-60% dari berat badan

Regulasi volume cairan Orang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit akan menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektolit tubuh. Dalam rangka

mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilangan cairan,antara lain:melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal(urin),ekskresi pada proses metabolisme. a. Intake cairan

No 1 2 3 4 5 6 7

Umur 3 hari 1 tahun 2 tahun 6 tahun 10 tahun 14 tahun 18 tahun

Berat badan 3 9,5 11,8 20 28,7 45 54

Kebutuhan cairan (ml/l) 250-300 1150-3000 1350-1500 1800-2000 2000-2500 2200-2700 2200-2700

Mekanisme haus: Dehidrasi intrasel=sekresi angiostensin 2=penurunan tekanan darah =penurunan volume darah= pusat haus di otak

b. Output cairan 1. Urine Dalam kondisi normal,pengeluaran urin sekitar 1400-1500ml/hari atau 3050ml/jam. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi dalam setiap harinya bila beraktivitas kelenjar keringat meningkat produksi urin

menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. 2. IWL (insesible water loss) IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal,kehilangan cairan tubuh melalui proses ini berkisar 300-400 ml/hari.Tapi bila respirasi atau suhu tubuh meningkat meningkat 3. Keringat Berkeringat terjadi akibat respon oleh tubuh dalam kondisi panas. Respon ini berasal dari anterior hipotalamus. Sedangkan impulsnya oleh sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit 4. Feses Pengeluaran berkisar 100-200 ml/hari yang diatur oleh mekanisme reabsorpsi kolon LO.2.3. Menjelaskan perbedaan kompartemen cairan tubuh. Cairan tubuh terdapat pada dua kompartemen besar, yaitu intrasel dan ekstrasel. a. Kompartemen Intrasel Cairan intrasel (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% tubuh total). Kandunga air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel. Kandungan Elektrolit Intrasel Kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein. Ion K+, Mg2+ dan PO42+ merupakan solut yang dominan untuk menimbulkan efek osmotik pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses biolistrik. Konsentrasi kalsium intrasel sangat rendah. b. Kompartemen Ekstrasel IWL

Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Terdiri dari: Cairan interstitium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah. Cairan trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit. Denggan menggunakan berbagai marker, diperoleh volume cairan ekstrasel sebesar 42-53% jumlah cairan tubuh total untuk marker klorida dan 30-33% inulin dan sulfat.

untuk marker

Cairan ekstrasel berperan sebagai: Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals dan regulator hormon/molekul). Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel. Kandungan Elektrolit Ekstrasel Komposisi bahan yang terlarut dalam subkompartemen cairan ekstrasel (plasma dan cairan interstitium) berbeda, hal ini disebabkan oleh pengaruh keseimbangan Gibbs-Donnan3, kadarnya lebih tinggi pada cairan interstitium, kecuali untuk ion Ca2+ dan Mg2+ karena ion ini banyak yang terikat pada protein plasma. Perbedaan yang nyata antara cairan intrasel adalah pada kationnya. Kation utama cairan ekstrasel adalah natrium (Na+) dan dalam cairan intrasel kalium (K+). Kation ekstrasel lainnya adalah kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). Untuk menjaga netralitas listrik, di dalam cairan ekstrasel terdapat anion klorida, bikarbonat dan albumin. Natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat merupakan elektrolit penting karena kontribusinya sebagai daya osmotik untuk mempertahankan air dalam cairan ekstrasel. Natrium dan kalium memperngaruhi tekanan osmotik kristaloid cairan ekstrasel dan intrasel serta secara langsung berhubungan dengan fungsi sel dalam proses biolistrik. Konsentrasi natrium merupakan kontributor utama dalam osmolalitas serum dan penentu utama tonisitas plasma. Jumlah natrium di dalam cairan ekstrasel merupakan hasil keseimbangan dua faktor, yaitu uptake natrium di saluran cerna dan ekskresi natrium di ginjal dan tempat lain. Natrium adalah

komponen utama cairan ekstrasel karena selalu dipompa keluar sel oleh natriumnatrium ATPase. Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartemen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan interstitial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan elektrolit antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi keseimbangan kembali. LO.2 4.Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh adalah: a. Umur. Usia sangat berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung. b. Iklim. Orang yang tinggal di daerah panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktivitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari. c. Diet. Diet berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum albumin dan cadangan protein akan menurun, padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema. d. Stress. Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah. e. Kondisi sakit.

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Misalnya: Trauma, seperti luka bakar. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri. f. Tindakan medis. Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, seperti suction dan nasogastric tube. g. Pengobatan. Pengobatan seperti pemberian diuretik atau laxative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh. h. Pembedahan. Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan berlangsung. LI.3 Memahami dan Menjelaskan tentang Gangguan Keseimbangan cairan tubuh (dehidrasi) LO.3.1 Menjelaskan Pengertian Dehidrasi Dehidrasi merupakan keadaan berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari ekstrasel. Hal ini terjadi natrium dari ektrasel tinggi lalu cairan diintrasel masuk ke ektrasel.Dehidrasi ini menyebabkan berkurangnya 60 % cairan intrasel 40% cairan ekstrasel. Keadaan ini terjadi bila cairan yang keluar dari tubuh melebihi cairan yang masuk. LO.3.2 Menjelaskan Faktor yang menyebabkan dehidrasi 1. Aktifitas Orang yang banyak aktifitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui keringat dari orang yang tidak beraktifitas 2. Diare

Diare merupaka keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Diseluruh dunia, 4 juta anak-anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare. 3. Usia Semakin tua usianya, Kerja organ semakin menurun 4. Muntah Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum 5. Berkeringat. Tubuhn kehilangan banyak cairan saat berkeringat, Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatuh suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairam kurang maka tubuh dapat jatuh kedalam kondisi dehidrasi. 6. Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalaui kencing sehingga penderita diabetes akan menegluh sering kebelakang untuk kencing. 7. Luka Bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairam berlebihan pada kulit yang rusak oleh luka bakar. 8. Kesulitan Minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh kekondisi dehidrasi. 9. Gantroenteritis. Ini adalah paling umum dehidrasi.Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi 10. Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral 11. Diabetic Ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan

disebabkan karena kehilanagn cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk.DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif. 12. Demam Penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat

mempengaruhi nafsu makan.

13. Pharyngitis. Ini dapat mengurangi asupan oral. 14. Congenital adrenal hiperplasia Berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia. 15. Cystic Fibrosis. Mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menenmpatkan pasien pada resiko hiponatremia dan hipernatremia. 16. Heat Stroke. Hyperpyrexia, kulit kering dan perubahan status mental dapat terjadi. 17. Diabetes Insipidus. Output urin yang berlebihan yang sangat encerdapat mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia. 18. Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare terjadi. Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain : 1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan 2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar. Air seni akan tamapak lebih pekat dan berwarna gelap. Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk kekondisi selanjutnya yaitu: 1. Mulut kering 2. Berkurangnya air mata 3. Berkurangnya keringat 4. Kekakuan otot 5. Mual dan Muntah. 6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri. Selanjutnya tubuh dapat jatuh kekondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi makan akan sangat sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal. Mengobati Dehidarsi Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggatian cairan. Penggatian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus, Tapi yang utama disini adalah pemggantian cairan sedapat mungkin dari minuman.

Keputusan menggunakan cairan infus sangat tergantung dari kondisi pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan pananganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing. Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare,muntah dan lain-lain.

Dehidarasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut: 1. Lingkungan.Dehidarasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin un tuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan .Janga jadwal kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari. 2. Olahraga. Orang yang berolahraga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih banyak cairan. 3. Umur .Umur muda atau tua sama beresikonya untuk mengalami dehidarasi Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tetangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari. LO.3.3 Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya 1. Dehidrasi isotonik Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektrolitdarah. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam darah 130-150 mEq/L 2. Dehidrasi Hipotonik Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/L. Dehidrasi ini juga disebut sebagai dehidrasi hiponatremia 3. Dehidrasi Hipertonik Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan rasa haus dan gejala neurologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma melebihi dari 150 mEq/L. Dehidrasi ini disebut juga sebagai dehidrasi hipernatremia Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya: 1. Dehidrasi ringan Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5% bb 2. Dehidrasi sedang

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5%-10% bb 3. Dehidrasi berat Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 10% bb Untuk mempertahankan volume plasma tubuh akan menggunakan cairan intrasel Dan interstisial, sehingga terjadi dehidrasi intersel. Oleh karena itu, rehidrasi baru Dianggap lengkap bila cairan eksrasel, intrasel,dan interstitial kembali normal. Kehilangan cairan berlebih dapat terjadi melalui: 1. Kulit misalnya banyak berkeringat pada udara panas ,demam,luka bakar,dan sebagainya 2. Traktus digestivus misalnya muntah muntah,diare,fistel,dan lain lain 3. Traktus urinarius misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus 4. Paru paru misalnya hiperventilasi 5. Pembuluh darah misalnya pendarahan LO.3.4 Menjelaskan Manisfestasi Dehidrasi Tanda Gejala Kehilangan berat 3-5 badan (%) Kondisi umum Haus,sadar,gelisah Haus,sadar,hipotensi postural Biasanya sadar,ekstermitas dingin,lembab,sianotik,kulit jari tangan dan kaki 6-9 10 atau lebih dan Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat

berkerut;kejang otot Nadi radial Kecepatan tekanan normal Respirasi Normal Dalam cepat Foatanella anterior Tekanan sistolik Elastisitas kulit Cubitan kembali Mata Normal darah normal Normal atau rendah Rendah hipotensi ortostatik segera Cubitan perlahan Cekung terukur tidak segera mungkin tidak normal Cekung Sangat cekung dan Cepat dan lemah Cepat,sangat lemah,kadang tidak teraba mungkin Dalam dan cepat

kembali Cubitan kembali

Sangat cekung

Air mata

Ada

Tidak

ada

atau Tidak ada

berkurang Keluaran kencing Normal Jumalh atau pekat berkurang Anuria/ oliguria berat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut 1. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan mata cekung sering tidak jelas 2. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut lebih dari 3% 3. Tanda klinis obyektif lainnya yang dapat membantu mengidentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik 4. Berdasarkan studi di divisi Geriatri Departemen Ilmu penyakit dalam FKUI-RSCM: a.ditemukan aksila lembah/basah b.suhu tubuh meningkat c. Diuresis berkurang d. berat jenis (b) urine lebihdari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria e. Rasio blood urea nitrogen atau kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81% kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: menggunakan obatobat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload (gagal jantung, kongensif, sirosis, hepatis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik). LO.3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi Umumnya, tidak mungkin untuk memastikan jumlah defisit cairan secara langsung. Perkiraan harus didaptkan melalui pemeriksaan klinis. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk memastikan terjadinya dehidrasi pada pasien yaitu: Pemeriksaan denyut jantung. Pemeriksaan tekanan darah pasien. Pemeriksaan turgor kulit pasien (kelenturan kulit). Dapat dilakukan pengecekan pada kuku-kuku pasien. Pemeriksaan tekanan vena jugularis (JVP).

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah: Penggunaan kateter urin untuk memantau pengeluaran urin setiap menitnya. Tes fungsi ginjal untuk menentukan jumlah ureum dan kreatinin pada urin yang diproduksi ginjal. Pemantauan yang invasif termasuk penurunan tekanan vena sentral (yang menggambarkan tekanan atrium kanan) dan tekanan bagi kapiler pulmonal , yang menggambarkan tekanan atrium kiri.

LO.3.6 Menjelaskan Diagnosi dan Diagnosis Banding Diagnosis penderita dehidrasi yaitu: o Pada penderita dehidrasi, denyut jantung meningkat. o Perubahan tekanan darah pada pasien. Awalnya berupa hipotensi postural (penurunan tekanan darah postural akibat berkurangnya volume darah, insufisiensi otonom, dan pengaruh obat-obatan), lalu terjadi penurunan tekanan darah saat berbaring. o Terjadinya penurunan turgor kulit (kelenturan kulit). Turgor kulit dilakukan menilai tingkat kecukupan cairan dalam tubuh. Penilaian turgor kulit dilakukan dengan cara mencubit kulit pasien, apabila kulit tidak segera kembali ke posisi semula, maka dapat dikatakan bahwa pasien menderita dehidrasi. Kondisi dehidrasi yang parah dapat menyebabkan sianosi perifer, yaitu aliran darah banyak berkurang sehingga sangat menurunkan saturasi darah vena, dan akan menyebabkan suatu daerah tubuh pasien menjadi biru. o Jika kuku pasien berwarna pucat dan tidak cerah maka pasien kemungkinan mengalami dehidrasi. o Tekanan vena jugularis (JVP) tidak terlihat, bahkan saat pasien berbaring secara horizontal. o Jika timbul confusion pada pasien (koma atau kematian). o Produksi urin yang di bawah rata-rata. o Jika gagal ginjal disebabkan oleh dehidrasi , ureum akan menigkat dengan cepat dan tidak seimbang dibandingkan dengan peningkatan kreatinin. Pada dehidrasi ringan-sedang, ureum meningkat sampai dengan lebih kurang 10-20 mmol/L, sedangkan kreatinin tetap normal

dengan kadar > 120 mol/L. Pada dehidrasi berat, kadar kreatinin juga meningkat, misalnya sampai 2-300 mol/L. Ureum pada saat itu lebih kurang 30-40 mmol/L, sedangkan jika gagal ginjal disebabkan oleh patologi intrinsik ginjal, bukan dehidrasi, maka kadar ureum seharusnya 10-15 mmol/L. o Takikardia timbul pada dehidrasi yang berat (100x /menit). Hal hal yang harus diperhatikan adalah: o Keluhan haus tidak dapat diandalkan pada orang lanjut usia, atau jika kehilangan garam atau cairan dalam jumlah yang sama (mekanisme haus sebagian bekerja dengan mendeteksi peningkatan tonsisitas plasma). o Penurunan turgor jaringan dan lemahnya kulit hanya bermakna pada orang lanjut usia ketika kehilangan cairan dalam jumlah besar. o Penurunan aliran balik kapiler mengindikasikan adanya kehilangan cairan dalam jumlah yang besar. o Tekanan darah yang rendah seringkali bukan merupakan parameter status cairan intravaskular yang dapat diandalkan. Jika terjadi hipotensi postural (penurunan tekanan darah antara posisi berbaring dan duduk atau berdiri) merupakan tanda kehilangan cairan intravaskular yang lebih berguna. Jika terdapat hipotensi postural yang berat-penurunan > 30-40 mmHg- pasien akan mengeluhkan pusing atau presinkop saat berdiri. Penyebab lain dari hipotensi postural yaitu diabetes dengan komplikasi neuropati otonom, obat-obatan (misalnya antihipertensi, obat obatan psikotropik, pengobatan antiparkinson) dan berbagai kondisi neurologis (seperti sindrom Guillain-Barre dan sindrom demensia tertentu). o Pada perdarahan saluran pencernaan bagian atas, kadar ureum biasanya meningkat di atas dan lebih dari peningkatan apapun yang disebabkan dehidrasi, karena absorpsi protein dari saluran pencernaan dalam jumlah yang besar. Pada gagal hati, kadar ureum dapat tetap rendah bahkan ketika telah terjadi dehidrasi yang signifikan. LO.3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi

Cairan harus diberikan untuk mengkoreksi jumlah kehilangan yang terakumulasi, dan juga kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Jenis cairan yang diberikan tergantung dari cairan dan garam jenis apa yang telah hilang: Jika yang telah hilang adalah darah, maka berikanlah darah. Jika yang telah hilang adalah garam yang berimbang dengan cairan, berikanlah salin fisiologis. Jika yang telah hilang terutama air, pada tahap awal berika dekstrosa 5%, jenis gula yang dimetabolisme dengan cepat sehingga meninggalkan sisa berupa air. Jika dehidrasi berat, berikan ekspander volume (misalnya Haemaccel)

Terapi diarahkan dengan kadar elektrolit serum (periksa setiap hari), terutama kadar Na: Tinggi > mmol/L infus dekstrosa 5% Rendah akut 120-132 mmol/L-infus salin fisiologis

Hati-hati: banyak pasien dengan hiponatremia tidak mengalami kehilangan cairan dan akan diperburuk dengan pemberian salin, misalnya pada gagal jantung, penyakit hati, SIADH (syndrome of inappropiate antidiuretic hormone secretion). Perlu hati-hati dalam memberikan salin pada pasien dengan kadar natrium yang sangat menurun, yaitu < 115 mmol/L, terutama jika di bawah pengaruh alkohol atau menderita malnutrisi, hal tersebut dapat memicu mielinosis pons sentral (sindro batang otak yang berat dan ireversibel) Natrium fisiologis: 2 liter salin fisiologis diberikan untuk setiap liter dekstrosa 5%. Pada terapi penggantian cairan yang berlangsung lama, nutrisi juga harus diberikan. Jangan memberikan kalium, karena darah sudah mengandung kalium, kecuali jika kadarnya memang rendah < 3,5 mmol/L.

Terdiri dari 3 jalur pemberian cairan: 1. Jalur oral: defisit ringan dan pasien dalam keadaan sadar serta bisa menelan. Kehilangan cairan masih dalam batas normal. 2. Jalur nasogastrik: gangguan menelan pada pasien dengan keadaan stabil dan dalam terapi jangka panjang, misalnya pada pasien stroke. 3. Jalur intravena: terapi jangka pendek < 48 jam, terapi dalam jumlah besar atau kehilangan yang berfluktuasi. Fungsi saluran pencernaan terganggu.

Kehilangan cairan dapat digantikan dengan cepat, misalnya 500 mL/jam, kecuali pada penderita penyakit jantung dengan risiko edema paru, kecepatan diperlambat menjadi 200 mL/ jam. Euvolemia ditandai dengan tidak adanya dehidrasi, atau gagal jantung, produksi urin normal. Rumus sederhana untuk mempertahankan euvolemia pada pasien yang tidak demam adalah: Asupan cairan/jam= produksi urin/jam + 20 mL/jam + kehilangan lainnya (misalnya fistula, diare)/jam LI.4 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium atau berkurangnya air jenuh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel.Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam tubuh, tingginya metabolisme dan imunitas ginjal. LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak
1. Diare

Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk keluar dari tubuh tidak keluar. Sejumlah mineral penting, seperti sodium, folasium, dan klorida juga ikut terbuang.
2. Pneumonia

Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru biasanya mengalami demam tinggi dan nafas terengah-engah, hal ini akan membuat cairan, berupa uap air yang keluar dari paru-paru juga meningkat. Penanganan yang terlambat dan tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.
3. Kurang makan dan minum

Kondisi ini jarang terjadi pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi akan mengangis minta makan atau minum namun mungkin saja saat anak sedang sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum selama 3-5 hari maka dehidrasi bisa terjadi LO.4.2 Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang, maupun yang berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak.

Serta merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi. Berikut merupakan gejala dehidrasi,

1. Dehidrasi ringan Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan pada anak, sehingga biasanya anak baru merasakan kondisi patologis dehidrasi pada tahapan dehidrasi sedang. Pada tahapan dehidrasi ringan tubuh juga kehilangan cairan mencapai 5 % bb. Serta perkiraan defisit cairan berkisar antara 30-50 ml/kg sehingga dianjurkan agar anak banyak minum air sehingga tidak berlanjut pada dehidrasi sedang 2. Dehidrasi sedang Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis pada anak, sehingga terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan, diantaranya: Anak menan gis tanpa air mata Mulut dan bibir kering Jika tubuh kekurangan cairan, hampir seluruh tubuh akan menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang kering. Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan 5%-10% berat badan Lihat ubun ubun nya bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya kemungkinan besar merupakan dehidrasi Jarang buang air kecil(BAK) waspadai jika air seni yang keluar sangat sedikit dan berwarna gelap. Mata anak tampak cekung dan seakan tergenanang dan seakan terbenam Tidak bergairah, lemas,dan selalu mengantuk seperti: hanya tergolek di tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti Perkiraan defisit cairan 69-90 ml/kg Kulit tampak pucat,kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami dehidrasi, setelah dicubit kulitnya tidak akan cepat kembali normal.

Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh samapi 38 derajat C bahkan lebih

3. Dehidrasi berat Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan Selain itu pada tahapan ini keadaan anak juga semakin kritis sehingga dibutuhkan perawatan intensif serta dibutuhkan terapi rehidrasi parenteral melalui infus. Berikut merupakan gejala dehidrasi berat: Kesadaran anak menurun,napas cepat, denyut jantung meningkat, hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sanagt dibutuhkan untuk metabolisme tubuh berkurang maka seluruh sistem kerja organ tubuh menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna Pengeluaran cairan semakin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg berat badan dalam sehari. Kondisi ini membuat berat badan anak turun secara drastis yaitu lebih dari 10% bb asalnya. Tangan dan kaki yang dingin dan lembab. Ketidakmampuan untuk minum. Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan. Jika menangis tidak ada air mata. Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut. Berkurangnya volume air seni.

LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (gangguan distribusi air dalam tubuh dan di tingkatkan kekurangan cairan, yang dapat membantu dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan) Berdasarkan kadar iodium serum, anak-anak mengalami: a. Dehidrasi isotonik (130-150 mg/L) b. Dehidrasi hipertonik (>150 mg/L) c. Dehidrasi hipotonik (<130 mg/L) Tingkat keparahan dehiodrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang hilang atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi:

a. Ringan ( 30 m/kg atau <5%) b. Sedang (50-100m/kg atau 5-10%)

c. Berat (100m/kg atau >10%)

Menentukan

derajat

dehidrasi

dibtuhkan

untuk

menentukan

pengobatan mana yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak, urin, dan berat badan Dehidrasi di atas dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sbb: 1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang biasanya berkisar antara 5-15% berat badan. 2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang hilang melalui pemnguapan pada kulit dan pernafasan. 3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hiolang melalui muntah dan diare (kira kira 25 ml bb /24 jam), dengan suction, parasentesis asites, dan sebagainya. Jenis Cairan untuk Rehidrasi o Cairan Rehidrasi Oral (CRO) Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit. CRO yang tidak mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam, larutan tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung glukosa polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih padat. o Cairan Rehidrasi Parental Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse, tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan. Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat Komposisi larutan RK pada bayi (< 12 bulan): 1 jam pertama: 30 ml/kgbb 5 jam berikutnya: 70ml/kgbb

Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) : 1 jam pertama: 30 ml/kgbb 3 jam berikutnya: 70 ml/kgbb

LI.5 Memahami dan Menjelaskan Mengenai mineral :Natrium (Na), Kalium (K), dan Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca) LO.5.1 Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),Kalium (K) Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca) Sumber dan kebutuhan Mineral 1. Natrium (Na) Sumber:garam dapur ,roti,keju,ketan tiram,biskuit,gandum,wortel,lobak,

bayam,kol,telur,kerang. Kadar normal:135 mEg/L Fungsi :kation utama dalam cairan ekstrasel,mempertahankan tekanan osmotik,cairan tubuh,preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel. Kelebihan :Hipernatremia Kekurangan :hiponetremia,penyakit addison ,berat badan menurun. Eksresi: Keringat (20-50 mEg/L),urine,(5-35 mg),feses (20-50 mg),Kulit (25 mg). Absropsi : mudah di serap oleh ileum, pada tubulus proksimol (di pengaruhi oleh Hormon aldosteron , norepenifrin, angiontensin 11),lengkung henle

Henle (Kotranspor NaCl), dan lengkung henle (Kontranspor NaK2Cl) Distribusi: Natrium dalam tubuh Cairan /Jaringan Seluruh tubuh Plasma Sel Jaringan otot Jaringan saraf Mg/dl atau 100 gr 160 330 85 60-160 312 mEq/L 70 143 37

2. Kalium (k) Sumber :jeruk,pisang,hati sapi,daging sapi, brokoli,ayam, daging anak kerbau. Kadar normal: 3,5-5 mEg/L Fungsi: kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi Keseimbangan Asam Basa dan tekanan osmotik,penting umtuk metabolisme ,penting dalam biosintesis

protein ,penting pada fungsi saraf dan otot. Kelebihan: hiprerkalemia Kekurangan : hipokalemia Eksresi:di pengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas korteks Adrenal.Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu di iltrasi oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus . Absorpsi : pada usus halus Distribusi Kalium dalam tubuh Cairan/jaringan Seluruh tubuh Plasma Sel Jaringan otot Jaringan saraf Mg/dl atau 100 gr 200 20 440 250-400 530 mEq/L 50 5 112

3 . Klorida ( Cl) Sumber : garam dapur Kadar normal:96- 106 mEg/L Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga Keseimbangan cairan dan Elektrolit ,mengatur tekanan osmotik ,peranan khusus dalam darah Karena Fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam Getah lambung . Kelebihan :hiperkloremik Kekurangan : hipokloremik Eksresi : tergantung oleh natrium , jika tubuh banyak Kehilangan natrium tubuhpun Akan kehilangan Klor.Tetapi ,Klor juga dapaat lebih banyak hilang pada saat kehilangan Cairan lambung oleh muntah- muntah atau pada obstruksi pilorus atau pada duodenum

Distribusi Klorida dalam tubuh

Cairan atau jaringan Seluruh darah Plasma atau serum Sel Jaringan otot Cairan spinal Jaringan saraf

Mg/dl atau 100 gr 250 365 190 440 40 171

mEq/L 70 103 53 124

Tabel kebutuhan mineral dalam tubuh

Usia (Tahun) Bayi Anakanak dan remaja 4-6 7-10 11+ dewasa 1-3 0-0,5 0,5-1

Natrium (mg) 115-130 250-750

Kalium (mg) 350-925 425-1275

Klorida (mg) 275-200 400-1200

325-975

550-1650

500-1500

450-1350 600-1800 900-2700 110-3300

775-2325 1000-3000 1525-4575 1875-5625

700-2100 925-2775 1400-4200 1700-5100

LO.5.2 Menjelaskan Peranan mineral Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl), Kalsium (Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim.

Natrium (Na):

Berguna

menjaga

keseimbangan

asam

basa

tubuh,

membantu

mempertahankan tekanan osmosa darah, mengantar impuls saraf,mempertahankan aktivitas sel, meregulasi membran sel, dan sebagai penyerap serta pembawa zat gizi Kalium (K): Peranan kalium bersama-sama dengan klorida membantu menjaga tekanan osmotik dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikat dengan protein. Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat. Kalium mudah sekali diserap tubuh; diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil Klorida (Cl): Ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk memecah pati yang dikonsumsi. Kalsium (Ca): Peranan kalsium dalam tubuh membantu membentuk tulang dan gigi, mengatur proses biologis dalam tubuh dll

LO.4.3 Menjelaskan Penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na,K,Cl)dalam Tubuh Natrium (Na): Tanda pertama kekurangan natrium adalah rasa haus. Bila terjadi kekurangan natrium, maka cairan ekstraseluler berkurang, tekanan osmotik dalam cairan tubuh tubuh menurun menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk darah akan menurun, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Pada keadaan hilangnya banyak natrium, orang akan muntah-muntah atau diare karena cairan yang ada dalam usus banyak mengandung natrium. Keadaan hipertensi (tekanan darah tinggi) banyak ditemukan pada masyarakat yang mengkonsumsi natrium dalam jumlah besar Kalium (K): Defisiensi kalium dapat menyebabkan stress fisik dan mental, oedema, serta hipoglikemi.

Kekurangan kalium biasanya disebabkan sakit hati, cirrhosis, terlalu banyak muntah-muntah, luka bakar, atau KKP (Kurang Kalori Protein) yang berat. Gejala kekurangan kalium biasanya pelunakan otot Klorida (Cl): Kekurangan klorida dapat menyebabkan gangguan kesimbangan asam basa pada tubuh Kalsium (Ca): Bila konsumsi kalsium menurun dapat terjadi kekurangan kalsium yang menyebabkan osteomalasia, yang ditandai tulang menjadi lunak. Kekurangan kalsium memyebabkan juga osteoporosis atau masa tulang menurun.

LO.5.4 Menjelaskan Absorbsi, Transport, distribusi, sekresi mineral: Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca). 1. Natrium Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), Urine (5-35 mg), feses (20-50 mg) dan kulit (25 mg). Absorbsi : natrium mudah di serap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi oleh hormon aldosteron, norepinefrin, dan angiotensin II), lengkung henle (kotranspor NaCl) dan lengkung henle (kotranspor NaK2Cl). Distribusi Natrium dalam tubuh : Cairan atau jaringan Seluruh darah Plasma Sel Jaringan otot Jaringan saraf Mg/dl atau 100 gr 160 330 85 60 160 312 mEq/L 70 143 37

2. Kalium Eksresi :dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas korteks adrenal. Di usus, disekresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus. Absorbsi terjadi pada usus halus Distribusi kalium dalam tubuh :

Cairan atau jaringan Seluruh darah Plasma Sel Jaringan otot Jaringan saraf

Mg/dl atau 100 gr 200 20 440 250 - 400 530

mEq/L 50 6 112

3. Klorida Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, maka tubuh pun akan kehilangan klorida. Tetapi klorida juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum. Distribusi klorida dalam tubuh : Cairan atau jaringan Seluruh darah Plasma atau serum Sel Cairan spinal Jaringan otot Jaringan saraf Mg/dl atau 100 gr 250 365 190 440 40 171 mEq/L 70 103 53 124

LI.6 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh (Natrium Dan kalium) LO.6.1 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium (Na) Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular.Kadarnya didalam tubuh diatur oleh ginjal dan di pengaruhi oleh hormon aldosteron.Apabila kadar natrium dalam tubuh berkurang dapat terjadi suatu gangguan klinis berupa hiponatremia. Gejala dari hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak memiliki gejala klinis) dam gejala awal biasanya berupa mual dan muntah.

LO.6.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium (K)

Kalium adalah kation intraselular utama, dan memainkan peranan penting pada metabolisme sel. Terdapat sekitar 2% kalium dalam CES. Bagian terbanyak dari kalium tubuh terletak dalam sel. Distribusi kalium diantara CES dan CIS dipengaruhi oleh pH CES, serta oleh banyak hormon, termasuk insulin, epinefrin, dan aldosteron. Tubuh menambah kalium melalui makanan (terutama daging, buah, dan sayuran) dan obat-obatan. Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan kalium. Ginjal melakukan hal ini dengan mengatur jumlah kalium yang dieksresikan dalam urine. Adanya aldosteron juga meningkatkan eksresi kalium urine. Kalium serum normal 3,5-5,0 mEq/L.

HIPOKALEMIA Hipokalemia terjadi karena kehilangan kalium dari tubuh. Perubahan pada kadar kalium serum menunjukkan perubahan pada kalium CES, bukan selalu perubahan pada kadar total tubuh. Pengkajian 1. Tanda dan gejala: Keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urine (mis: poliuria). 2. Pengkajian fisik: Penurunan bising usus karena kelemahan otot polos, nadi lemah dan tak teratur, penurunan refleks, dan penurunan tonus otot.

Pemeriksaan Diagnostik 1. Kalium serum: <3,5 mEq/L 2. Gas darah arteri: Dapat menunjukkan alkalosis metabolik (peningkatan pH dan HCO3-) 3. Elektrokardiogram (EKG): Depresi sekmen-ST, gelombang T datar, adannya gelombang U, disritmia ventrikel. Hipokalemia menimbulkan efek digitalis. EKG dapat menunjukkan tanda toksisitas digitalis meskipun serum normal. Penatalaksanaan Kolaboratif 1. Pengobatan penyebab dasar 2. Penggantian kalium: Baik melalui mulut (PO) (melalui penungkatan masukan diet atau obat) atau IV. Dosis umum adalah 40-80 mEq/hari dalam dosis yang dibagi-bagi. Kalium IV diperlukan bila hipokalemia berat atau

pasien tak mampu menggunakan kalium per oral. Kalium IV tidak boleh diberikan pada kecepatan >10-20 mEq/jam atau konsentrasi >30-40 mEq/L kecuali hipokalemia berat, karena ini dapat mengakibatkan hiperkalemia yang mengancam hidup. Bila kalium diberikan melalui jalur perifer, kecepatan pemberian perlu dikurangi untuk mencegah iritasi pembuluh darah. Pasien menerima 10-20 mEq/jam harus pada pemantau jantung kontinu. Terjadi gelombang T datar menunjukkan adanya hiperkalemia dan memerlukan perhatian dokter segera. 3. Diuretik pengikat kalium: Dapat diberikan pada suplemen kalium oral. 4. Penggantian garam kalium klorida: Dapat digunakan untuk masukan tambahan kalium (satu sendok teh = 60 mEq kalium klorida).

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (risiko disritmia ventrikel) sekunder terhadap hipokalemia atau koreksi hipokalemia terlalu cepat dengan akibat hiperkalemia. Hasil yang diharapkan: EKG menunjukkan konfigurasi normal dan tak adanya distrima ventrikel. Frekuensi dan irama nadi normal untuk pasien. Kadar kalium serum dalam batas normal (3,5-5,0 mEq/L). 1. Berikan suplemen kalium IV sesuai program. Hindari pemberian kalium klorida IV pada frekuensi lebih cepat daripada yang dianjurkan, ini dapat menimbulkan hiperkalemia yang mengancam jiwa. Jangan menambahkan kalium klorida pada wadah larutan IV dalam posisi tergantung karena ini dapat menyebabkan pelapisan obat. Sebaliknya, balikkan wadah larutan sebelum menambahkan obat dan mencampurkan dengan baik. Catatan: Kalium klorida IV dapat menyebabkan iritasi lokal vena dan flebitis kimia. Kaji tempat pemasangan IV terhadap eritema, panas, atau nyeri. Waspadakan dokter terhadap gejala-gejala. Iritasi dapat dihilangkan dengan memberikan kantung es, memberikan sedasi ringan, taua membuat kebas tempat pemasangan IV dengan sejumlah kecil anestesi lokal. Flebitis dapat memerlukan penggantian tempat IV. 2. Berikan suplemen kalium oral sesuai program. Catatan: Suplemen oral dapat menyebabkan iritasi GI. Berikan dengan segelas air penuh atau sari buah; anjurkan pasien untuk menghisap perlahan. Waspadakan dokter pada gejala nyeri abdomen, distensi, mual, atau muntah. Jangan mengganti suplemen kalium tanpa program dokter. 3. Anjurkan masukan makanan tinggi kalium. Pengganti garam dapat digunakan sebagai suplemen kalium yang tidak mahal.

4. Pantau masukan dan keluaran setiap jam. Waspadakan dokter pada keluaran urine <30 ml/jam. Kecuali berat, terjadi hipokalemia simtomatik, suplemen kalium tidak diberikan bila pasien mempunyai keluaran urine tak adekuat karena hiperkalemia dapat terjadi dengan cepat pada pasien dengan oliguria (<15-20 ml/jam). Waspadakan dokter terhadap peningkatan nitrogen urea darah (BUN) atau kadar kreatinin. 5. Pantau terhadap adanya nadi tak teratur atau nadi lemah (bedakan antara frekuensi nadi apikal dan radialis). 6. Indikator fisik abnormal kadar kalium sulit untuk mengidentifikasi pada pasien yang sakit kritis. Pantau EKG terhadap tanda hipokalemia kontinu (depresi segmen ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, disritmia ventrikel) atau hiperkalemia (gelombang T tinggi dan kecil; interval PR memanjang; depresi ST; QRS melebar; kehilangan gelombang P), yang dapat terjadi selama penggantian kalium. 7. Pantau kadar kalium serum dengan cermat, khususnya pada individu berisiko terjadi hipokalemia, seperti pasien yang menggunakan diuretik atau menerima penghisapan 8. Berikan kalium dengan hari-hati pada pasien yang menerima diuretik pengikat kalium (mis: spironolakton atau triameteren) karena potensial terhadap terjadinya hiperkalemia. 9. Karena hipokalemia dapat menimbulkan efek digitalis, pantau pasien yang menerima digitalis terhadap tanda peningkatan efek digitalis: KVP multifokal atau bigeminal, takikardi atrium paroksismal dengan berbagai blok AV, blok jantung Wenckenbach (tipe I AV).

Pola nafas tak efektif yang berhubungan dengan kelemahan atau paralisis otot-otot pernafasan sekunder terhadap hipokalemia berat (kalium <2-2,5 mEq/L) Hasil yang diharapkan: Pasien mempunyai pola nafas efektif dibuktikan oleh kedalaman, pola, dan kecepatan normal 12-20 nafas/menit. 1. Bila pasien menunjukkan tanda hipokalemia memburuk, waspadai bahwa hipokalemia berat dapat menimbulkan kelemahan otot-otot pernafasan, mengakibatkan pernafasan dangkal dan akhirnya, apnea dan henti nafas. Kaji karakter frekuensi dan kedalaman pernafasan. Waspadakan dokter dengan segera bila pernafasan menjadi cepat dan dangkal.

2. Pertahankan resusitator manual di samping tempat tidur pasien bila hipokalemia berat dicurigai. 3. Reposisikan pasien setiap 2 jam untuk mencegah stasis sekresi penghisapan jalan nafas sesuai kebutuhan.

HIPERKALEMIA Hiperkalemia (kadar kalium serum >5,0 mEq/L) terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan eksresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar dari sel-sel. Pengkajian 1. Tanda dan gejala: Peka rangsangm ansietas, kram abnomen, diare, kelemahan (khususnya ekstremitas bawah), parestesia. 2. Pengkajian fisik: Nadi tak teratur; standstill jantung terjadi pada kadar >8,5 mEq/L. Pemeriksaan Diagnostik 1. Kalium serum: Akan >5,0 mEq/L. Catatan: Beberapa faktor dapat menyebabkan kalium serum tinggi palsu karena peningkatan pelepasan kalium intraselular pada spesimen laboratorium (mis: jumlah trombosit tinggi, penggunaan torniket lama pada waktu fungsi vena, hemolisis spesimen darah, atau lambat pemisahan plasma dan sel-sel). 2. GDA: Dapat menunjukkan asidosis metabolik (penurunan pH dan ion bikarbonat [HCO3-]). 3. EKG diagnostik: Perubahan progresif termasuk gelombang T tinggi dan kecil; interval PR panjang; depresi ST; QRS melebar; kehilangan gelombang P. Akhirnya QRS menjadi makin lebar dan terjadi henti jantung. Penatalaksanaan Kolaboratif Tujuannya adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar kalium serum ke normal. Sub akut 1. Kation yang mengubah resin (mis: Kayzalate): Diberikan baik secara oral, nasogastrik, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium di usus. Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah konstipasi daro Kayexatale dan karena diare, sehingga meningkatkan kehilangan kalim di usus.

Catatan: Kayexatale dapat berikatan dengan kation lain di saluran GI dan memperberat terjadinya hipomagnesia atau hipokalsemia. 2. Penurunan masukan kalium: Diet menghindari makanan yang mengandung kalium tinggi. Intravena khusus atau formula enteral dapat diatur untuk pasien dengan gagal ginjal. Akut 1. IV kalsium glukonat: Untuk meniadakan efek neuromuskular dan jantung terhadap hiperkalemia. Kadar kalium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida juga dapat digunakan. Catatan: kalsium klorida dan kalsium glukonat tidak dapat saling ditukar. Meskipun keudanya tersedia dalam ampul 10 ml, kalsium glukonat mengandung hanya 4,5 mEq/kalsium, sedangkan klorida

mengandung 13,6 mEq kalsium. 2. IV glukosa dan insulin: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa hipertonik (ampul D50W atau 250-500 ml D10W) diberikan dengan insulin reguler. 3. Bikarbonat natrium: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam). Catatan: Efek kalsium, glukosa dan insulin, dan natrium bikarbonat adalah sementara. Biasanya, perlu untuk memberikan pengobatan ini dengan terapi yang menghilangkan kalium dari tubuh, misalnya, dialisa atau pemberian kation yang menukar resin. 4. Dialisis: Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk membuang kelebihan kalium.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (risiko disritmia ventrikel) sekunder terhadap hipokalemia atau koreksi hipokalemia terlalu cepat dengan akibat hiperkalemia. Hasil yang diharapkan: EKG menunjukkan tak ada bukti disritmia ventrikel yang berhubungan dengan hipokalemia (gelombang U, KVP) atau hiperkalemia (gelombang T memuncak). Kadar kalium serum dalam rentang normal (3,5-5,0 mEq/L).

1. Pantau masukan dan keluaran. Waspadakan dokter terhadap keluaran urine <30 ml/jam. Oliguria meningkatkan risiko terhadap terjadinya

hiperkalemia. 2. Pantau terhadap indikator hiperkalemia (mis: peka rangsang, ansietas, kram abnomen, diare, kelemahan ekstremitas bawah, parestesia, nadi tak teratur). Juga waspada terhadap indikator hipokalemia (mis: kelelahan, kelemahan otot, kram kaki, mual, muntah, penurunan bising usus, parestesia, nadi lemah dan tak teratur) setelah pengobatan. Kaji terhadap sumber kalium: obat-obatan (mis: kalium penicillin G); darah dari bank (darah lama, jumlah kalium lebih besar karena pelepasan klaium saat SDM mati dan rusak); pengganti garam; perdarahan GI; atau kondisi yang menyebabkan peningkatan katabolisme, seperti infeksi atau trauma. 3. Pantau kadar kalium serum, khususnya pada pasien berisiko terjadi hiperkalemia, seperti individu dengan gagal ginjal. Beri tahu dokter kadar di atas atau di bawah normal. 4. Indikator fisik kadar kalium abnormal sulit untuk mengidentifikasi pada pasien sakit kritis, pantau EKG terhadap tanda hipokalemia (depresi segmen ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, disritmia ventrikel), yang dapat terjadi sekunder terhadap terapi, atau hiperkalemia lanjut (gelombang T tinggi dan kecil; interval PR memanjang; depresi ST; QRS lebar; kehilangan gelombang P). Beri tahu dokter stat bila perubahan EKG terjadi. Perubahan EKG pada kadar kalium tertentu akan kurang dramatis pada pasien ginjal kronis yang mengalami hiperkalemia lebih lambat. 5. Berikan kalsium glukosa sesuai program, berikan dengan kewaspadaan pada pasien yang menerima digitalis karena toksisitas digitalis dapat terjadi. Catatan: Jangan menambahkan kalsium glukonat pada larutan yang mengandung natrium bikarbonat karena presipitasi dapat terjadi. Namun, glukosa IV dan natrium bikarbonat (NaHCO3) dapat dikombinasi tanpa presipitasi berbahaya. Insulin harus diberikan secara terpisah. 6. Bila pemberian kation penukar resin dengan enema, anjurkan pasien untuk menahan larutan selama sedikitnya 30-60 menit untuk menjamin efek terapeutik.

LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari hari Berikut merupakan etika minum dalam islam: 1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah 2. Memulai minum dengan membaca basmalah Diantara sunah Nabi adalah mengucapkan basmalah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadist yang memerintahkan membaca bismillah sebelum

makan.Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar rahman dan ar rahim Dari Amr bin abi shalamah,Rasullulah SAW bersabda wahai anakku, jiks engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu ( HR Thabrani dalam Mujam kabirz) 3. Minum dengan tangan kanan Raullulah SAW bersabda wahai anakku jika salah seorang dari kalian hendak makan,hendaklah makan dengan tangan kanan.Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya(HR Muslim) 4. Tidak bernafas dengan dan meniup air minum Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadist mengenai hal ini: Dari Abu qatadah, Nabi Saw bersabda Jika kalian minum maka janganlah kalian bernafas di wadah air minumnya(HR Bukhari Muslim) Dalam Syarah Syahih Muslim, imam nawawi mengatakan, Larangan bernafas dalam wadah air minum termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum dan menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan

ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal hal semacam itu Bau ini dapat menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah.Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniupnya akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasullulah SAW melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya. 5. Bernafas tiga kali ketika minum Dari Anas bin Malik ra,beliau mengatakan ketika rasullulah SAW minum beliau mengambil nafas di luar wadah sebanyak tiga kali Dan beliau bersabda hal itu lebih segar, lebih enak, dan lebih nikmat Annas mengatakan Oleh karena itu ketika aku minum,aku bernafas tiga kali (HR Bukhari no 45631 dan muslim no 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadist diatas adalah bernafas di luar wadah air minum dan menjauhkan wadah tersebut karena bernafas dalam wadah air minum adalah hal yang dilarang seperti hal diatas. 6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret 7. Menutup bejana air pada malam hari Biasakanlah diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari.Sebagaimana hadist dari Jabir bin Abdillah,Aku mendengar Rasullulah bersabda,Tutuplah bejana bejana dan wadah air.Karena dalam satu tahun ada suatu malam ketika itu turun suatu wabah dan tidaklah ia melewati bejana bejana yang tidak tertutup ataupun wadah air yang diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit (HR Muslim) 8. Tidak minum berlebihan Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan. 9. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak Diriwayatkan dari Ummu salamah RA, dia berkata Rasullulah SAW bersabda orang orang yang makan dan minum dari bejana emas dan perak, sungguh ia telah menuangkan pada perutnya api dari neraka (HR Muslim) 10. Minum tiga tegukan yang diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R, dia berkata, Rasullulah SAW bersabda Janganlah kalian minum seperti minuman unta,tetapi minumlah dengan dua-dua (teguk)Atau tiga-tiga (teguk) hendaklah kalian membaca basmalah ketika minum dan mengakhiri dengan hamdalah setelah minum (HR tirmidzi) Daftar pustaka Davey Patrick.At a glance medicine.Uk:Erlangga DR.dr.Amir Sjariffudin Madjid,SpAnKIC,dr Badrul Hegar,SpA(K)dkk.Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit Dan Asam-Basa.Buku ajar.Edisi ke 2. Jakarta:UPK-PKB FKUI;2008 http://file.upi.edu/Direktori/E%20%20FPTK/JUR.%20PEND.%20KESEJAHTERAAN%20KELUARGA/197807162006042% 20-%20AI%20MAHMUDATUSSA%27ADAH/MINERAL.pdf
http://rumahdiabetes.com/2007/07/vitamin-dan-mineral/

Kuliah Biokimia larutan oleh DRA linda weni M Mima,Pamela L.Swearingen.Keseimbangan Cairan Elektrolit dan asam basa.Buku ajar.Edisi Ke 2.Jakarta:EGC;1995

Anda mungkin juga menyukai