Anda di halaman 1dari 15

C.

BESARAN FISIS BUNYI


C. BESARAN FISIS BUNYI
Alexander Graham Bell (1847-1922)
menyatakan tentang suara atau
pendengaran dengan satuan bell
(nineau suara).

Bila intensitas suatu bunyi 10 x
intensitas lainnya berarti

Oleh karena bell merupakan unit
yang besar maka dipakailah istilah
desibel (dB).

Hubungan bell dengan desibel
dinyatakan sebagai 1 bell = 10 dB.

0
log 10 1
I
I
bell =
10
0
=
I
I
Tekanan bunyi dapat dinyatakan
dengan tingkat tekanan bunyi L
(satuan desibel atau dB) di
udara menggunakan harga po =
2 x 10-5 N/m2.
Dari sifat logaritma dapat kita
tuliskan sebagai
Kedua rumus diatas
dipergunakan untuk
membandingkan dua tekanan
bunyi dalam medium yang
sama. Untuk gelombang datar :

dB
p
p
L
|
|
.
|

\
|
=
0
log 20
|
|
.
|

\
|
=
0
log 10
I
I
L
dB
p
p
L
|
|
.
|

\
|
=
2
0
2
log 10
Rumus diatas menyatakan tingkat
intensitas bunyi bukan tingkat
tekanan bunyi.
L tergantung pada suhu, medium,
dan bentuk gelombang, jadi tingkat
tekanan bunyi yang didefinisikan
sebenarnya adalah suatu besaran
yang lebih cocok.

Daftar Intensitas dan dB pada berbagai
bunyi


Bunyi Intensitas W/m
2
dB
Suara berbisik 10
-10
20
Kantor sibuk 10
-7
50
Bicara jarak 1 meter 10
-6
60
Kesibukan lalu lintas 10
-5
70
Mobil 10
-3
90
Suara yang menghasilkan nyeri 1 120
Pesawat jet 10 130
Roket tinggal landas 10
5
170
2. Kekerasan Bunyi atau Nyaring Bunyi

Kekerasan bunyi/nyaring bunyi
merupakan bagian dari ukuran bunyi yang
merupakan perbandingan kasar dari
logaritma intensitas efektif jarak
penekanan bunyi yang mengakibatkan
respon pendengaran.

Kenyaringan suatu bunyi tidak berkaitan
dengan frekwensi; kenyataan bunyi yang
mempunyai frekwensi 30 Hz mempunyai
kekerasan yang sama dengan bunyi yang
berfrekwensi 4.000 Hz bahkan mempunyai
perbedaan intensitas dengan faktor
1.000.000 atau 60 dB.
Gambar 4
3. Sifat Gelombang Bunyi
Apabila gelombang bunyi mengenai tubuh manusia
(dinding/penghalang) maka gelombang bunyi
tersebut akan ada yang dipantulkan dan ada yang
diteruskan/ditransmisikan.










Gambar 5. Sifat Gelombang Bunyi
Medium 1
medium 2
(tubuh)
A
0


T

R
A
o
= amplitudo gelombang
bunyi mula-mula.
R = amplitudo gelombang
bunyi yang dipantulkan.
T = amplitudo gelombang
bunyi yang diteruskan
ke dalam jaringan.

Pantulan gelombang bunyi sangat
tergantung pada impedansi akustik.
Besarnya gelombang bunyi yang
dipantulkan dapat dirumuskan:




Z1 = impedansi akustik (v)
dari medium 1
Z2 = impedansi akustik (v) dari
medium 2

2 1
2 1
Z Z
Z Z
A
R
o
+

=
Besar gelombang bunyi yang diserap
dapat dirumuskan :




Disamping direfleksikan dan
ditransmisikan gelombang bunyi juga
dapat di belokkan (direfraksikan).


2 1
1
o
2
A
T
Z Z
Z
+
=
Gelombang bunyi yang ditransmisikan ke dalam
jaringan dapat menimbulkan efek friction (friksi).
Penyerapan gelombang bunyi akan
mengakibatkan berkuranya amplitudo gelombang
bunyi, yang dirumuskan :




x
o
e A A
o
=
A = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan
yang tebalnya x cm
A
o
= amplitudo bunyi mula-mula
o = koefisien absorsi jaringan (cm
-1
)
x = tebal jaringan (cm)
Besarnya nilai intensitas bunyi yang menetap dalam
jaringan dirumuskan sebagai:







x
o
e I I
o 2
=
I = intensitas bunyi yang menetap
pada jaringan yang tebalnya x cm
I
o
= intensitas bunyi mula-mula
o = koefisien absorsi jaringan (cm
-1
)
x = tebal jaringan (cm)
Tabel : koefisien absorsi dan nilai paruh
ketebalan jaringan

Bahan

Frekwensi

o
(cm
-1
).

Nilai paruh Ketebalan jaringan (cm)
Otot 1 0,13 2,7
Lemak 0,8 0,05 6,9
Otak 1 0,11 1,2
Tulang 0,6 0,4 6,95
Air 1 2,5x10
-4
14 x 10
3

4. Azas Doppler
Sumber bunyi fo akan berderajat lebih
tinggi apabila bergerak mendekati
pendengar; dan sebaliknya bunyi yang
menjauhi pendengar akan berderajat lebih
rendah.
Demikian juga bila pendengar mendekati
dan menjauhi sumber bunyi. Percobaan
diatas dilakukan Doppler pada tahun 1800
selanjutnya percobaan ini disebut efek
Doppler.
Secara ringkas percobaan Doppler
digambarkan sebagai berikut:
Keadaan I : Bunyi bergerak menjauhi pendengar (A) dan
bunyi bergerak mendekati pendengar (B)
Pendengar (A) Sumber Bunyi Pendengar (B)






v c
c
f f
o d
+
=
v c
c
f f
o d

=
Gambar 6a. Sumber Bergerak
Keadaan II : Pendengar (B) bergerak mendekati
sumber dan pendengar (A) bergerak
menjauhi sumber.
Pendengar (B) Sumber Bunyi Pendengar (A)






c
v c
f f
o d
+
=
c
v c
f f
o d

=
Gambar 6b. Sumber Diam

Anda mungkin juga menyukai