Oleh :
Nama : Dinda Fitriana Setia Kelas : XII IPA 1
Tetapi setelah 5 tahun pernikahannya, Bertes mulai terpengaruh temantemannya menjadi pemabuk dan suka bertindak keras. Mina mulai sakit-sakitan hingga akhirnya ia meninggal dunia. Bertes ternyata juga sering menyiksa Mina bila sedang mabuk. Setelah Mina meninggal, kemudian menikah dengan Inem yang tidak berperangkai baik. Sungguh malang nasib Jamin dan Johan, sudah piatu sengsara pula hidupnya. Suatu ketika , Inem selesai mencandu sehingga emosinya tidak dapat dikontrol lagi pagi-pagi ia mengusir Jamin untuk meminta-minta uang sampai mendapat lima puluh sen, baru ia dapat pulang dan diancamnya bila tidak pulang akan membuang adiknya ke sungai padahal Jamin tidak ingin berpisah dari Johan karena ia sangat menyayangi Johan dan sebaliknya. Sungguh kejam memang ibu tirinya. Jaminpun segera pergi untuk mencari uang tetapi sungguh sial hari itu karena sampai malam tak dapat dikumpulkannya uang lima puluh sen. Dari Pasar Baru, Pasar Ikan sampai Pasar Senin ia lalui namun tak tercukupi juga hingga malam yang sangat dingin karena hujan membuatnya lemas karena tak satupun makanan yang masuk kecuali sedikit roti dari temannya serta sedikit air ditambah baju yang kotor dan compang-camping membuat ia tak kuat lagi untuk berjalan. Tak kuasa lagi ia berjalan, sampai akhirnya ia tidur di seberang warung obat milik Kong Sui. Pagi harinya, Kong Sui yang melihat Jamin yang terkapar tak berdaya membawanya ke rumahnya untuk dia beri makan. Sampai disana Jamin diberi makan, minum, uang dan baju untuk gantinya kemudian ia menceritakan semua pada Kong Sui dan Fi. Kong Sui dan Fi sangat kasihan pada Jamin setelah ia mendengar cerita dari Jamin. Jamin pun sangat berterima kasih pada mereka atas bantuan mereka. Karena merasa badannya sudah terasa baikan ia pun meminta izin untuk pulang. Di rumah Bertes pulang dari Caf Pasar Senin dengan katakutan karena tadi ada pertengkaran disana hingga seseorang berlumur darah. Karena waktu itu ia sedang mabuk jadi ia lupa yang ia lakukan, karena ia takut diangkap polisi ia sampai berpurapura dan menyuruh istrinya bila polisi datang untuk berbohong. Disaat itulah ia baru sadar bila hidupnya telah rusak. Ia lihat anaknya Johan kemudian ia memeluknya untuk minta maaf tetapi Jamin tidak ada. Sekarang Bertes ingin taubat dan ia telah tau keburukannya dan istrinya.
Beberapa saat kemudian dibawa Bertes oleh pihak polisi untuk diperiksa. Setelah itu Jamin pulang karena ia telah dapat uang yang diinginkan ibu tirinya. Tetapi saat didepan rumah ia mendengar bahwa ayahnya ditangkap polisi. Uang itu pun segera diberikan pada ibu tirinya dan memberikan makanan kepada adiknya dari rumah Kong Sui. Namun baju yang diberikan Kong Sui dan FI diminta ibunya saat meraba celananya terasa ada cincin didalamnya , Jamin merayu ibu tirinya namun tak disangka akhirnya ketahuan juga. Baju itu akan dijual Inem agar Jamin dapat meminta-minta lagi dan ia juga akan mendapat uang dari hasil menjual baju itu. Cincin itu adalah cincin Nonya Fi karena Nyonya Fi lupa mengambil cincin itu saat dipakaikan pada Jamin. Ia pun merasa bersalah dan berjanji akan mengembalikannya pada Kong Sui da Fi. Suatu hari Jamin jalan-jalan di jalan Mangga Besar. Ia ingin sekali mengembalikan cincin itu. Tiba-tiba terdengar ada yang memanggilnya, yaitu Johan. Ternyata, Johan telah mendapatkan kembali cicin itu. Akan tetapi, ketika mereka akan sampai di rumah Kong Sui, Jamin tertabrak trem yang ada dibelakangnya karena ia berusaha menyelamatkan adiknya dan dirinya sendiri, tetapi takdir berkata lain, dirinya malah tidak selamat. Jamin dibawa orang-orang disekitar menuju rumah sakit Glodok. Johan tak mengerti apa yang terjadi kerena saat kakaknya tertabrak ia terpelanting ke samping jalan kemudian ia mengembalikan cincin itu dan menceritakan semua pada Kong Sui dan Fi. Mereka sangat sedih dan akhirnya Fi dan Johan pergi bersama ke rumah sakit. Jamin tak berdaya lagi seisi ruangan menangis karena iba melihat Jamin. Sekarang Johan bisa mengerti benar bagaimana arti persaudaraan yang sesungguhnya. Akhirnya, Jamin meninggal dunia dengan tenang. Ia dikuburkan di Mangga Dua tepat disebelah makam ibunya. Johanpun sekarang tinggal bersama Kong Sui dan Fi. Setelah beberapa bulan, ayahnya, Bertes keluar dari tahanan dan ia sangat menyesal karena Jamin telah meninggal, padahal ia belum sempat meminta maaf. Setelah menyadari semuanya, Bertes menjemput Johan di rumah Kong Sui untuk tinggal bersama dia dan Johan pun disekolahkan. Sejak saat itu, hidup Johan pun menjadi lebih terawat dan lebih layak, ia tumbuh menjadi anak yang baik dan terurus.
Tema
Penderitaan Kakak beradik (Jamin dan Johan) Ah, gua kasihan liatin anak kualon yang dua orang itu. Bapak pemabok,emak pemadat. Anak Kualonye yang tue (Jamin) saban sari disuruh minta-minta. Nyang kecil (Johan) saban sari dia pukulin untung ada tetangga yang suka nulung kasih makan. Kalau nggak anak itu enggak boleh makan. Dulu, lain! Lagi masih ada emaknya yang betul (Mina), rumahnya bersih, anakanaknya juga dipiara dengan baik
Kalimat Pendukung :
Nilai Agama
Sabar, tabah dan selalu berdoa kepada Tuhan YME. Ia menyuruh kita berkelakuan baik supaya tuhan menyayangi kita. Kalau saya hendak tidur disuruhnya mengucap;minta dipelihara dan diberi rahmat oleh Tuhan Yang Maha Penyayang itu.
Kalimat Pendukung :
Amanat
- Persaudaraan yang saling mengasihi adalah hal yang indah dan perlu dijaga. Hal inilah yang patut kita tiru. - Jangan pernah memendam rasa dendam, sekejam apapun orang itu, karena kelak akan ada yang membalasnya. - Penyesalan selalu datang belakangan, sehingga pikirkankan dulu matang-matang apa yang akan kita lakukan, sebelum rasa penyesalan itu datang. - Hidup yang berat harus dijalani dengan ikhlas, seperti Jamin yang selalu ikhlas dengan hidupnya walaupun sedang sulit. - Kita tidak boleh egois memikirkan nasib sendiri, tapi harus memikirkan nasib orang di sekitar kita, terutama keluarga, seperti Jamin yang selalu menjaga adiknya.