Fisiologi Tiroid
menghasilkan hormon tiroid utama yaitu - Tiroksin (T4) - Triyodotironin (T3), bahan aktif, yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin(MIT) atau diyodotironin (DIT). DIT + DIT T4 DIT + MIT T3 Sebagian besar T4 dilepaskan ke sirkulasi, sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar.
Sekresi hormon tiroid dkendalikan oleh kadar hormon perangsangan tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi, yang bertindak sebagai negatif-feedback terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (thyrotropine releasing hormone, TRH) dari hipotalamus
Definisi Struma
Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher (Dorland, 2002).
Klasifikasi Struma
Struma endemic (simple goiter) Eutiroid
Struma hiperplastik difusa (area endemic dan struma pubertas) Struma koloid stadium akhir dari (a.), folikel-folikel terisi dengan koloid Struma nodular karena fluktuasi persisten kadar TSH nodul multiple
Struma Toksika
Primer Struma Toksika Difusa (Penyakit Graves) Sekunder (nodular) Struma Nodular toksika Struma Nodular non-toksika
Struma Neoplastik
Jinak Ganas
Tiroiditis
Tiroiditis Suburatif Akut Tiroiditis Subakut Tidoiditis Hashimoto Tiroiditis Riedel (2, 6)
Graves Disease
sindrom autoimun sistemik antibodi terhadap reseptor TSH peningkatan produksi tiroid penampilan bervariasi yang meliputi goiter dengan hipertiroidisme (sesuai Wayne Index), eksolftalmas, dan acropachy Laboratorium:
T3 dan T4 meninggi, TSH tidak terukur atau subnormal. Free T4 (FT4 meningkat) Autoantibodi tiroid RAIU peninggian penyerapan yodium radio aktif
Graves Disease
Penatalaksanaan
menekan produksi hormon tiroid dengan obat anti-tiroid: blokir oksidasi yodium dan sintesa T4 dan T3
Propilthiouracil Methimazole
STRUMA NODOSA
Struma nodosa atau struma adenomatosa terutama ditemukan di daerah pegunungan karena defisiensi yodium.
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar thyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda hipo atau hipertiroidisme
Struma Nodosa
Etiologi: multi-faktorial, defisiensi yodium atau gangguan kimia intratiroid. Klasifikasi dan Karakteristik
Berdasarkan jenis nodul: bila jumlah nodul hanya satu disebut nodosa soliter, bila lebih dari satu disebut multi nodosa. Berdasarkan kemampuan menangkap iodium radioaktif. Dikenal 3 bentuk: nodul dingin, nodul hangat dan nodul panas. Berdasarkan konsistensinya: Nodul lunak, kistik, keras, sangat keras
Struma Nodosa
Gejala Klinis: Biasanya tidak ada kuluhan hipo atau hipertiroidisme Keluhan yang ada ialah benjolan dan rasa berat di leher sewaktu menelan. Struma yang besar dapat menimbulkan masalah kompresi mekanik, disertai pergeseran letak trakea dan oesofagus dan gejala-gejala obstruksi. Laboratorium: Hasil pengukuran T4, T3, TSH atau T3RU biasanya normal, tetapi ambilan radio yodium dan kadar TSH dapat sedikit meningkat.
Struma Nodosa
Pemeriksaan lain: RAIU USG tiroid BAJAH Penatalaksanaan: Pengobatan dengan tiroksin yang lama akan mengakibatkan penekanan TSH pada hipofisis dan penghambatan fungsi tiroid disertai atropi kelenjar tiroid. Struma yang besar mungkin perlu dibedah untuk menghilangkan gangguan mekanis dan kosmetik yang diakibatkannya tiriodoktomi subtotal
Tiroiditis Hashimoto
Tiroiditis autoimun yang terserang terutama wanita berusia antara 30 50 tahun Dicirikan ada kelenjar tiroid yang keras, membesar difus, tak nyeri, pasien biasanya eutiroid atau hipotiroid dan jarang hipertiroid. cell-mediated immunity terhadap antigen tiroid
Tiroiditis Hashimoto
Diagnosa Hanya dapat ditegakkan dengan pasti secara histologis Diagnosa presumtif dapat dibuat atas dasar gambaran klinis + tingginya titer antibodi lebih dari 1/32 untuk antibodi mikrosomal atau 1/100 untuk antibodi tiroglobulin. Penatalaksanaan biasanya tidak memerlukan pengobatan karena struma kecil, pemberian tiroksin dapat mempercepatkan pengecilan struma
Nama lengkap Umur Jenis Kelamin Alamat No. Telepon Pekerjaan Status Pendidikan Jenis Suku Agama
:Zuliana Nasution :20 tahun : Perempuan : Jalan Asmil Yonzipur I ::Mahasiswa :Belum menikah : S1 :Melayu :Islam
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Keluhan Utama :Benjolan pada leher kiri Deskripsi
Hal ini dialami os sejak 4 tahun. Pada awalnya benjolan kecil dan kemudian semakin lama semakin membesar. Benjolan konsistensi kenyal, mobile, batas tegas, permukaan rata, tidak nyeri dan tidak merah. OS terasa nyeri sewaktu menelan. Mual (+), pusing (+), nyeri kepala (+), sering keringat (+), lebih enak pada suasana dingin (+), tremor (+), jantung berdebar-debar (+). Nafsu makan os meningkat namun berat badan tidak naik (+). Os pernah didiagnosa dengan struma 4 tahun lalu dan diterapi dengan PTU
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat imunisasi Riwayat Alergi Tahun Tidak jelas Bahan / obat Tidak jelas Gejala Tidak jelas
Hobi Olah Raga Kebiasaan Makanan Merokok Minum Alkohol Hubungan Seks Bebas
: : : : : :
tidak ada yang khusus tidak ada yang khusus tidak ada yang khusus (-) (-) (-)
DISKRIPSI UMUM
Ringan Sedang Berat Kesan Sakit Gizi BB: 59 Kg, TB: 165 cm IMT : 18,38 kg/m2 (Normoweight)
TANDA VITAL
Kesadaran Compos mentis Deskripsi: Komunikasi baik, rasa awas terhadap lingkungan baik.
Reguler, t/v : cukup Duduk: Lengan kanan: 130/70mmHg Lengan kiri : 130/70mmHg
Temparatur Pernafasan
KULIT
Dalam batas normal
TELINGA
Dalam batas normal
MATA
Konjungtiva palpebra inferior pucat (-), Sklera ikterik (-) edema palpebra (-), Pupil isokor, ki=ka, diameter = 3mm
TORAKS
Depan Belakang
Inspeksi
Palpasi
Simetris fusiformis
SF ki=ka, kesan normal Sonor SP : Versikuler ST : -
Simetris fusiformis
SF ki=ka, kesan normal Sonor SP : Versikuler ST : -
Perkusi
Auskultasi
JANTUNG
Batas Jantung Relatif: Atas : ICR II Sinistra Kanan : Linea Para Sternalis dextra Jantung : HR :86x/menit, reguler, M1>M2, A2>A1, P2>P1, A2>P2, desah (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi Palpasi : Simetris : Soepel, Hepar, Lien dan renal tidak teraba Perkusi : Timpani, pekak hati (-), pekak beralih (-) Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
PINGGANG
Tapping pain (-)
EKSTREMITAS
Superior Inferior : Edema (-) : Edema (-)
GENETALIA
Perempuan, tidak dilakukan pemeriksaan
NEUROLOGI
Refleks fisiologis (+) normal Refleks patologis (-)
BICARA
Komunikasi baik
Laboratorium
Darah ( 25/9/2012) Hb: 13,4 g/dL Eritrosit: 4,58x106/mm3 Ht: 41,3 % Profil Tiriod (25/9/2012) T3 :1,39 nmol/L T4 :6,56 g/dL TSH :0,76 IU/ml (0,92-2,33) (4,70-9,30) (0,25-5.0) Hasil biopsi aspirasi jaringan tiroid Sediaan tiroid mengandungi banyak sel-sel epit-folikel dengan kecenderungan membentuk folikel, massa koloid dan sedikit makrofag. Tidak dijumpai tanda-tanda keganasan pada sediaan ini. Kesimpulan: Colloid Goiter
Leukosit: 5x103/mm3
Trombosit: 198 103/mm3 MCV: 90 fL RDW: 13,5 % Hitung jenis: Neutrofil batang: 0 Neutrofil segmen :70 Limfosit: 20
Monosit: 5
Eosinofil:5 Basofil:0
RENCANA AWAL 2 6 5 3
Tb.
Rencana yang akan dilakukan masing-masing masalah (meliputi rencana untuk diagnosa, penatalaksanaan dan edukasi) No Masalah Rencana Diagnosa Rencana Terapi Rencana Monitoring Rencana Edukasi
KELUHAN UTAMA
Hal ini dialami os sejak 4 tahun. Pada awalnya benjolan kecil dan kemudian semakin lama semakin membesar. Benjolan konsistensi kenyal, mobile, batas tegas, permukaan rata, tidak nyeri dan tidak merah. OS terasa nyeri sewaktu menelan. Mual (+), pusing (+), nyeri kepala (+), sering keringat (+), lebih enak pada suasana dingin (+), tremor (+), jantung berdebar-debar (+). Nafsu makan os meningkat namun berat badan tidak naik (+). Os pernah didiagnosa dengan struma 4 tahun lalu dan diterapi dengan PTU
KESIMPULAN
Struma nodosa atau struma adenomatosa terutama ditemukan di daerah pegunungan karena defisiensi yodium. Biasanya penderita struma nodosa tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipo atau hipertiroidisme, nodul mungkin tunggal tetapi kebanyakan berkembang menjadi multinodular yang tidak berfungsi. Karena pertumbuhannya sering berangsur-angsur. Struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher. Sebagian penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa keluhan.
Pada kasus ini, Zuliana didiagnosa dengan struma nodular non toksik karena dijumpai benjolan konsistensi kenyal, mobile, batas tegas, permukaan rata, tidak nyeri dan tidak merah pada leher kiri dengan hasil pemeriksaan hormone tiroid T3, T4 dan TSH dalam batas normal. Pasien ini juga mempunyai riwayat hipertiroidisme dan pernah diterapi dengan PTU (Prophylthiouracil) 4 tahun lalu. Pasien menjalani operasi isthmuslobectomy.
Terima Kasih