Anda di halaman 1dari 7

Laporan Kasus Individu

ANESTESI UMUM PADA PASIEN KISTA DERMOID OVARIUM

Disusun oleh: YAUMIL FITRI NIM. 0708151228

Pembimbing: dr. Sutantri Edi Prabowo, Sp.An dr. Sony, Sp.An dr. Dino Irawan, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU 2012

STATUS PASIEN BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

1. IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Umur Pekerjaan Status Agama Suku Alamat No. RM Tanggal MRS : : : : : : : : : : Ny. N Perempuan 23 tahun Ibu Rumah Tangga Menikah Islam Jawa Pekanbaru 76 43 54 11 Mei 2012

2. ANAMNESIS Keluhan utama Pasien datang dengan keluhan benjolan pada perut 3 tahun SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 3 tahun SMRS pasien mengeluhkan teraba benjolan di perut. Benjolan dirakan semakin lama semakin membesar. Benjolan juga dirakan nyeri, nyeri hilang timbul. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Kemudian pasien datang ke RSUD Arifin Achmad, dilakukann pemeriksaan dengan USG dan didiagnosis kista dermoid. Pasien dianjurkan untuk operasi. Riwayat Penyakit Dahulu Diabetes melitus (-), Asma bronkhial (-), , alergi obat (-) Penyakit jantung (-), Penyakit ginjal (-) Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama

Riwayat Operasi sebelumnya Pasien belum pernah operasi sebelumnya Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan Pasien seorang ibu rumah tangga

3. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi nadi Frekuensi nafas Suhu tubuh Berat Badan Tinggi badan IMT Kepala dan leher Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,edem palpebra (-) Mulut: Sianosis (-), gigi ompong (-), gigi goyang (-), gigi palsu (-), uvula(+), palatum molle (+), faring (+). Hidung: Deviasi septum tidak ada Gerakan sendi temporomandibularis tidak terbatas, fraktur (-) Gerakan vertebra servikal tidak terbatas : Tampak sakit sedang : Composmentis : 120/70 mmHg : 80 x/mnt : 20 x/mnt : 36,7 C : 50 kg : 155 cm : BB/TB2 =20 Kesan : Baik

Thorak : Paru dan jantung dalam batas normal Abdomen : status lokalis Genitalia : dalam batas normal Ekstremitas : dalam batas normal

4. STATUS LOKALIS Regio Abdominalis : Inspeksi : perut tampak sedikit cembung Palpasi : teraba massa sebesar 2 kepalan tangan dewasa, NT (-) Perkusi : pekak
3

Auskultasi : BU (+) normal

5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hb Hematokrit Leukosit Trombosit CT BT : 13,4 gr/dl : 40,4 % : 6.400 /ul : 342.000 /ul : 4 : 2

USG Abdomen : tampak massa kistik dengan isi heteroechoic. Kesan : dermoid cyst 6. DIAGNOSIS KERJA : Kista Dermoid Ovarium

7. TINDAKAN : Laparotomi 8. ANESTESI + STATUS ASA :Anestesi umum dengan intubasi endotrakeal + ASA I 9. PERSIAPAN OPERASI Pasien telah puasa selama 6-8 jam sebelum operasi Pasien tidak menggunakan perhiasan ataupun gigi palsu Akses intravena (kateter IV no. 18G) dipasang dan infus mengalir dengan lancar 10. Persiapan alat dan obat anestesi umum Alat-alat: Stetoskop Laringoskop ETT kinking no 6,5, 7, 7,5 Orofaringeal airway (guedel/ mayo) Hypafix Connector Suction Mesin anestesi Obat-obatan: Propofol Fentanyl Notrixum Sevolfurane N2O dan O2 Ketorolac Midazolam Neostigmin Sulfas Atropin 100 mg 75 mcg 30 mg 2 Vol% 3 L/i 60 mg 5 mg

11. LANGKAH-LANGKAH Mempersiapkan mesin anestesi, sirkuit anestesi, face mask balon, monitor, tensimeter, saturasi O2, serta cek tabung O2, N2O, sevoflurane dan isoflurane apakah cukup isinya. Mempersiapkan stetoskop, laringoskop (sesuai ukuran blade untuk orang dewasa dan lampu menyala terang), ETT ukuran 6,5 ; 7 ; 7,5, orofaringeal tube ukuran 8, hypafix 2 lembar ukuran 20cmx0,5cm dan 2 lembar ukuran 3cmx3cm dan kanul suction. Ambil spuit 3cc, 5cc, dan 10 cc. Mempersiapkan obat-obatan: midazolam, Propofol 100 mg, fentanyl 75 mcg, Notrixum 30 mg, Ketorolac 60 mg, Prostigmin 0,5 mg, dan Sulfas Atropin 0,25 mg. Pasien diperintahkan tidur di meja operasi Pasang tensimeter dan saturasi O2 pada jari pasien. Pasien disarankan untuk rileks

Premedikasi: Preoksigenasi dengan oksigen 6-8 l/menit selama 2-3 menit. Akses IV: masukkan midazolam 5 mg

Induksi anestesi Akses IV: masukkan Fentanyl 75 mg dan propofol 100 mg, setelah itu lihat refleks bulu mata pasien, jika (-) pasang cuff dan mulai ambu (O2 8 liter/I, sevofluran 2 vol % dan N2O 3 L/i). Masukkan notrixum 30 mg sambil tetap memompa (2-3 menit). Intubasi: lepas face mask balon, pegang laringoskop dengan tangan kiri, masukkan laringoskop dari sisi mulut bagian kanan geser ke kiri (dapat meminta tolong pada asisten untuk membuka mulut pasien dan melakukan chin lift), tangan kanan lakukan head tilt, laringoskop dimasukkan hingga terlihat uvula, epiglotis, dan tampak plika vokalis (bewarna putih),
5

masukkan ETT kinking no 7 hingga batas garis hitam pada ETT. Tarik laringoskop. Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi melalui connector, pompa balon, pastikan ETT sudah masuk ke trakea dan cek dengan stetoskop suara nafas kanan = kiri, lalu kembangkan balon ETT dengan 15 ml udara, fiksasi ETT dengan hypafix (ETT tetap dipegang sebelum difiksasi), ambu O2 3 L/menit, sevoflurane 2 vol% dan N2O 3 L/menit. Pasang mayo dan pindahkan ke IPPV dengan VT 500-600 ml/menit (10-12 cc/kg BB) dan frekuensi napas 12x/menit. Tutup kedua mata pasien dengan hypafix yang telah disediakan. Maintenance Inhalasi: O2 3 L/menit, sevoflurane 2 vol% dan N2O 3 L/menit Ekstubasi Pastikan pasien telah nafas spontan, set mesin anestesi dari IPPV ke manual/ spontan respiratory. Matikan anestesi inhalasi (isoflurane dan N2O), naikkan volume O2 menjadi 8 L. Lakukan assist respiratory sampai nafas spontan yang adekuat. Hisap slime yang ada dengan suction. Kempiskan balon ETT, pastikan bahwa pasien sudah bangun (biasanya pasien akan mulai batuk-batuk). Lepaskan tape, kemudian cabut ETT. Segera pasangkan face mask dan pastikan airwaynya lancar dengan triple manuver hingga pasien benar-benar bangun dan sudah dapat dipindahkan ke RR (letakkan botol infus untuk mengganjal bahu pasien). Recovery Masukkan Ketorolac 30 mg IV dan Ketorolac 30 mg drip dalam RL 500 ml 20 tpm.

Instruksi post op di RR Awasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, nafas dan saturasi Oksigenasi dengan O2 3L/menit

Instruksi post op di ruangan perawatan Awasi vital sign, kesadaran dan diuresis (1-2 cc/ kgBB) Oksigenasi dengan O2 3 L/menit hingga 2 jam post op Puasa hingga bising usus (+) Analgetik post op Cairan rumatan (Ringer Laktat) 20 tetes/menit Terapi lain sesuai kebutuhan pasien

Anda mungkin juga menyukai