AMAR MARUF
Pendahuluan
Antibiotik merupakan senjata utama dalam membasmi kuman dan penggunaannya ditujukan sesuai indikasi yang pasti. Infeksi mikroorganisme pada kehamilan maupun pascapersalinan/laktasi butuh perhatian khusus karena dapat memberi efek merugikan baik pada kesehatan ibu maupun kesejahteraan janin atau bayi baru lahir bahkan menyebabkan kematian Semua antibiotik dapat melalui plasenta, sehingga dapat mempengaruhi janin.
Pendahuluan
Penyebab infeksi selama masa kehamilan dan pascapersalinan/laktasi adalah kombinasi pelbagai mikroorganisme, termasuk kokkus jenis aerob dan anaerob. Biasanya pemberian antibiotik dimulai berdasarkan pengamatan klinis pasien tersebut. Jika tidak didapatkan respons klinik maka Perlu pemeriksaan kultur cairan vagina/uterus, pus, urin atau kultur darah (septikemia) Hendaknya dipilih dari pelbagai jenis antibiotika, yang aman bagi ibu hamil dan sedikit atau tidak menyebabkan kelainan pada janin. Kadang-kadang dibutuhkan antibiotika spektrum luas
Pendahuluan
Infeksi saluran kemih paling sering ditemukan pada kehamilan sedang bakteriuri asimptomatik (7%) Diperkirakan 33% dapat pielonefritis Ibu hamil dapat menderita pnemonia, penyakit menular seksual, dan penyakit infeksi lainnya dan dapat berlangsung sampai masa nifas Semua antibiotik dapat melalui plasenta, sehingga dapat mempengaruhi janin. Hanya terdapat sedikit bukti penelitian mengenai keamanan dan kemanjuran antibiotik pada kehamilan
Pendahuluan
Beberapa antibiotika relatif aman seperti sulfa, nitrofurantoin dan kloramfenikol , indikasikontra pada trimester akhir kehamilan. Penisilin, sefalosporin, INH dan etambutol, relatif aman digunakan pada kehamilan. Aminoglycosides, azithromycin, clindamycin, vancomycin, metronidazol, trimetroprim, rifampicin, dan pyrazinamide, obat dengan data terbatas, hatihati Pada masa laktasi, tetrasiklin, metronidazol, nitrofurantoin dan quinolon kontraindikasi
Istilah terapi antibiotik: Reber 1976 pada World Congress on Antiseptic di Limburg/Lahn Jerman
Indikasi
pengunaan antibiotik :
Batasan
Terapi profilaksis:
Antibiotik yang digunakan sebelum terjadinya atau timbulnya gejala-gejala infeksi. Antibiotik digunakan sebelum mikroorganisme penyebab teridentifikasi. Identifikasi diperoleh melalui pemeriksaan apus, langsung atau biakan. Pencegahan di sini, juga mengandung unsur terapetik (pengobatan yang dijalankan belum bersifat definitif, tetapi untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat (septikemia atau syok septik)
Batasan
Terapi
ditujukan hanya pada situasi kasus-kasus kritis di mana waktu tidak cukup untuk mengidentifikasi dan mengisolasi kuman dan terdapat dugaan yang kuat adanya infeksi kuman (seperti syok septik/sindroma septik, immunocompromised patients with severe systemic infection ) pemberian antibiotik rasional, ditujukan langsung terhadap jenis mikroorganisme tertentu yang diidentifikasikan melalui pemeriksaan apus, langsung atau biakan.
empirikal:
Terapi definitif :
bakteri Merintangi replikasi genetik Melemahkan sintesis protein Membatasi fungsi membran sel Mencegah sintesa asam folat
Bagian tubuh yang terkena infeksi Tipe infeksi Beratnya infeksi Isolasi dan sensitivitas Sumber infeksi Host: umur, status imunitas, kehamilan dan laktasi, adanya kondisi seperti kegagalan organ, adanya penyakit seperti epilepsi. Obat sendiri seperti : hipersensitivitas, reaksi yang kurang menyenangkan/merugikan, adanya interaksi, cara pemberian obat dan harganya.
Antibiotik tunggal
pada kondisi yang sesuai dan tetap, dianggap cukup efektif untuk mengendalikan dan menghilangkan mikroorganisme penyebab infeksi, bila belum diketahui jenis dan tingkat resistensi, umumnya digunakan antibiotik tunggal dengan spektrum luas.
2.
Antibiotik kombinasi,
digunakan apabila mikroorganisme penyebab infeksi belum diketahui, sedangkan kondisi penderita menunjukkan perlunya tindakan penyelamatan dengan segera.
Penisilin, gentamisin dan metronidazol merupakan antibiotik yang efektif secara tunggal dan mempunyai efek aditif apabila digunakan secara kombinasi untuk mengobati sepsis atau infeksi berat, yang disebabkan infeksi yang masuk melalui jalan lahir atau pelvik Kloramfenikol, sangat efektif bila dikombinasi dengan penisilin/ampisilin Kombinasi amoksisilin oral 500 mg/8 jam + metronidazol oral 3x 500 mg/hari
Contoh antibiotik kombinasi untuk pasien gawat darurat dengan skala pilihan
Seftriakson 250-500 mg dosis tunggal atau Siprofloksasin 3x 500 mg atau Spektinomisin 2 gr dosis tunggal Seftriakson 1g (IV) dosis tunggal + Metronidazol 2x1 g (IV) Siprofloksasin 3x500 mg (oral)+ Metronidazol 2x1 g (IV) Ampisillin 3x1g ( IV) + Gentamisin 2x 80 mg (IV) + Klindamisin 3x 600 mg (IV)
Pemakaian segera Mengobati infeksi ganda Mencegah resistensi Sinergisme misalnya: Karbanisillin + gentamisin, Penisilin + gentamisin + klindamisin Karbanisillin + tobramisin Penisilin +streptomisin Sefalosporin + gentamisin
Perhatian
Begitu antibiotik IV dimulai harus dilanjutkan hingga pasien bebas demam (Paling sedikit 24-48 jam). Bila terapi antibiotika tidak menampakkan perbaikan dalam 48 jam pertama, segera ganti dengan antibiotik lain atau gabung dengan antibiotik yang dianggap lebih efektif. Bila pemulihan berlangsung, terapi antibiotik IV dapat dilanjutkan dengan pemberian antibiotik oral untuk 10-14 hari , hati-hati reaksi alergi
Situasi tertentu
Gagal ginjal:
Kontraindikasi absolut tetrasiklin Kontraindikasi relatif aminoglikosid, sefalosporin, fluroquinolon dan sulfa Relatif aman penisilin, makrolid, vankomisin, metronidazol, isoniazid, etambutol dan rifampisin Hindari pemakaian antibiotika kombinasi seperti sefalosporin dan aminoglikosid nefrotoksis
Gagal hati:
Kontraindikasi relatif kloramfenikol, eritromisin estolat, fluroquinolon, pyrazinamide, rifampisin, INH dan metronidazol. Aman digunakan penisilin, sefalosporin, etambutol, aminoglikosid.
Komentar umum:
Karena perubahan fisiologi kehamilan, konsentrasi penisilin dan sefalosporin di dalam plasma dan adanya infeksi kadarnya tetap rendah dari normal dan ekskresinya dipercepat: Ingat untuk menaikkan dosis obat-bat tersebut 1,5-2 kali selama kehamilan tetapi tidak untuk eritromisin. Konsentrasi dalam urin tidak berubah selama kehamilan Infeksi bakteri yang tidak diobati adalah suatu risiko baik pada janin maupun ibu: persalinan preterm, pertumbuhan janin terhambat, kematian janin intrauterin, syok septik. Menurunnya tonus ureter selama kehamilan mempengaruhi/ meningkatkan kejadian pielonefritis.
Heilddl,A. Antibiotic and pregnancy,EBM Guideline,21.05.2000. Article IDevd03568 2003 Duodecim Medical Publications Ltd
Sulphonamide tidak direkomendasikan pada kehamilan lanjut Acyclovir (dapat digunakan pada kehamilan lanjut)
Heilddl,A. Antibiotic and pregnancy,EBM Guideline,21.05.2000. Article IDevd03568 2003 Duodecim Medical Publications Ltd
Aminoglycosides
pendengaran)
(menyebabkan
kerusakan
saraf
Obat tuberkulosis : streptomisin ( pada kehamilan, rifampin dan isoniazid digunakan bersama-sama pyrazinamide atau ethambutol). Walaupun obat-obat tersebut belum terbukti aman, tapi TBC dinyatakan punya suatu risiko lebih besar bagi ibu dan janin daripada pengobatan.
Heilddl,A. Antibiotic and pregnancy,EBM Guideline,21.05.2000. Article IDevd03568 2003 Duodecim Medical Publications Ltd
Kloramfenikol (menyebabkan grey syndrome pada bayi bayi prematur) Vancomycin (menyebabkan kerusakan pada saraf pendengaran dan ginjal). Clinoxacin, fluoroquinolones ( menyebabkan arthropathia) Obat-obat antiviral ( kecuali acyclovir digunakan pada kehamilan lanjut)
Heilddl,A. Antibiotic and pregnancy,EBM Guideline,21.05.2000. Article IDevd03568 2003 Duodecim Medical Publications Ltd
human fetal risk (unsafe), however in some cases such as a life-threatening illness the potential risk may be justified if there arre no other alternatives Category X: Highly unsafe; risk of use outweighs any potential benefit. Drugs in this category are contraindicated in women who are or may become pregnant
Aminoglycosides: (side effect: kidney and hearing injury) Gentamycin Category C (may be used when the
benefits outweigh the risk of its use)
Floroquinolones Category C
Should be avoided during pregnancy and breastfeeding because of concerns about possible detrimental effects on cartilage and joint development in the developing fetus and infants.
Klein.net.Antibiotic use during pregnacy in A laypersons Guide to Health and Disease, Copyright 2001PharmCredits.com
Klein.net.Antibiotic use during pregnacy in A laypersons Guide to Health and Disease, Copyright 2001PharmCredits.com
Rifampin Category C
Causes birth defect in rodents, Its effect on the human fetus ,either alone or in combination with antituberculosis drugs , is unknown.
Klein.net.Antibiotic use during pregnacy in A laypersons Guide to Health and Disease, Copyright 2001PharmCredits.com
effects on the human fetus, although data is limited, and the drugs effects when it is used in combination with other tuberculosis drugs is not known. Streptomycin, another antituberculosis agent, should not be used during pregnancy, since it can cause adverse fetal effects. Other antituberculosis drugs should be avoided because their effects on fetus have not been adequately evaluated
Klein.net.Antibiotic use during pregnacy in A laypersons Guide to Health and Disease, Copyright 2001PharmCredits.com
Kesimpulan
Untungnya secara umum sebagian besar antibiotik relatif aman bila digunakan selama kehamilan dan laktasi, walaupun data mengenai efek sebagian besar obat antibiotik pada perkembangan janin masih amat terbatas, sehingga perlu kehati-hatian. Pemeliharaan kesehatan maternal adalah kunci bagi peningkatan kemungkinan keberhasilan kehamilan yang sehat. Tetapi antibiotika seperti pada obatobatan lainnya, hanya dapat dipakai atas dasar rekomendasi dokter dan hanya atas indikasi yang jelas.
Rujukan
Kakkilaya BS. Rationale Use of Antibiotics. rationalmedicine org 2002-2005 last Modified:Sep. 9,2002 Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosatro GH, Waspodo D. Terapi Antibiotka: Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,Jakarta 2000,594-601. Heilddl,A. Antibiotic and pregnancy,EBM Guideline,21.05.2000. Article IDevd03568 2003 Duodecim Medical Publications Ltd Klein.net.Antibiotic use during pregnacy in A laypersons Guide to Health and Disease, Copyright 2001PharmCredits.com Thinkhamrop J, Hofmeyr CJ, Adetoro O, Lumbignon P. Prophylactic antibiotic administration in pregnancy to prevent infectious morbidity
Rujukan
And mortality (Abstract).(Cochrane review). In: The Cochrane Library, Issue 1, 2004. Chichester, UK: John Wiley & Sons,Ltd VillarJ, Lydon-Rochelle MT, Glmezouglu AM. Roganti A. Duration of treatment for asymptomatic bacteruria during pregnancy (Abstract) (Cochrane Review). In: The Cochrane Library, Issue 1, 2004. Chichester, UK: John Willey & Sons, Ltd. Brocklehurst P.Antibiotic for gonorroea in pregnancy.(Abstract) (Cochrane review). In: The Cochrane Library, Issue 1, 2004. Chichester, UK: John Wiley & Sons,Ltd Glmezouglu AM. Interventions for trichomonasis in pregnancy.(Abstract) (Cochrane review). In: The Cochrane Library, Issue 1, 2004. Chichester, UK: John Wiley & Sons,Ltd
Rujukan
Raynes- Greenow CH, Roberts Cl, Bell JC, Peat B, Gilbert GL. Antibiotic for ureaplasma in the vagina in pregnancy .(Abstract) (Cochrane review). In: The Cochrane Library, Issue 1, 2004. Chichester, UK: John Wiley & Sons,Ltd. Beale M.Rational Antibiotic Use in Primary Care Practice. Fille;//A:\Rational%20Antibiotic%20Use.htm 2000 July 26