Anda di halaman 1dari 17

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant

Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Metodologi Pelaksanaan
4.1 UMUM
Agar dapat menghasilkan studi yang maksimal berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, maka perlu dirancang suatu pendekatan teknis dan metodologi yang sistimatis untuk memandu pelaksanaan pekerjaan ini. Metodologi adalah suatu tahapan pelaksanaan pekerjaan yang berisi strategi, alur pikir atau pendekatan pelaksanaan pekerjaan Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene yang akan dilaksanakan oleh Konsultan. Metodologi ini dibagi dalam 4 tahap. Tahapan tersebut adalah : 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Survey, Pengumpulan dan Pengolahan Data 3. Tahap Evaluasi dan Review Master Plan dan DED Drainase. 4. Tahap Finalisasi

Bab IV

4.2

TAHAP PERSIAPAN

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan persiapan yang sifatnya konsolidasi tim untuk keberhasilan tim dalam melaksanakan kegiatan. Diantaranya pembentukan tim dan mengurus kelengkapan administrasi lapangan demi kelancaran nanti saat tim melaksanakan survey. Kemudian menyusun Rencana Kerja. Uraian ringkas mengenai pekerjaan persiapan konsultan adalah sebagai berikut : A.Persiapan Administrasi, Perijinan dan Pembentukan Tim Segera setelah memperoleh Surat Perintah Mulai Kerja dari Direksi Pemberi Tugas ,Tim konsultan melakukan pertemuan yang dikoordinir oleh Team Leader. Dalam pertemuan dibahas tentang rencana kerja, jangka waktu pelaksanaan serta tugas dan tanggungjawab setiap anggota tim. Team Leader selanjutnya segera melakukan rapat koordinasi untuk

Laporan Pendahuluan IV-1

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

menyiapkan materi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dan membagi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing personil. B.Pemahaman Lingkup Kegiatan dan Penyusunan Rencana Kerja Rencana kerja disusun setelah anggota tim dan Team Leader memahami latar belakang, maksud dan tujuan serta sasaran pekerjaan. Rencana kerja dibuat sebagai acuan dalam mengevaluasi dan penyelesaian pekerjaan setiap tahapan, guna menghasilkan keluaran yang tepat di masing-masing tahapan pekerjaan maka diperlukan upaya pendetailan lebih lanjut dari kegiatan yang akan berlangsung di masing-masing tahapan, keluaran yang diharapkan serta pembagian tugas antar tenaga ahli dan target pekerjaan masing-masing tenaga ahli tersebut. C. Kajian Literatur Kajian literatur merupakan tindak lanjut hasil inventarisasi data awal yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaaan seluruh anggota tim yang terlibat. Data literatur yang dikumpulkan antara lain : 1. Peta dasar yang berskala 1:25.000 atau 1:50.000 2. Hasil studi sebelumnya 3. Data curah hujan harian selama 10 tahun terakhir 4. Monografi wilayah perencanaan (gambaran wilayah) 5. Peta daerah genangan 6. Daftar harga satuan upah dan bahan 7. Rencana Tata Ruang Kota Majene dan atau RDTR Kota Majene 8. Studi-studi lain yang berkaitan dengan daerah perencanaan D.Survey Pendahuluan Survey pendahuluan digunakan sebagai orientasi identifikasi daerah perencanaan, sekaligus melakukan wawancara singkat dengan masyrakat untuk memperoleh situasi gambaran awal kondisi dan situasi daerah daerah sebagai masukan yang dalam akan perencanaan. gambaran Gambaran perencanaan perencanaan memberikan

dihadapi,serta perkiraan kemungkinan masalah yang akan timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Pendahuluan IV-2

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Dari gambaran awal daerah perencanaan akan diperoleh daerah-daerah genangan dan diketahui penyebabnya yang selanjutnya dibuat alternatif pemecahan masalahnya. Gambaran awal daerah perencanaan bisa didapat dari kompilasi data maupun studi-studi perencanaan terdahulu yang berkaitan erat dengan pekerjaan ini

4.3 TAHAP

SURVEY,

PENGUMPULAN

DATA

DAN

PENGOLAHAN DATA
Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari kegiatan persiapan. Konsultan selanjutnya menyusun ulang metodologi dan rencana kerja serta aspek persiapan pembiayaan operasional awal sesuai dengan kajian terakhir yang terkait dengan perkembangan kesiapan / kelengkapan tim kerja dan sarananya. Materi survey meliputi : 1)Survey data : Sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat di daerah studi serta pengumpulan data demografi yang meliputi wilayah administrasi, jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja tersedia. Kondisi fisik lingkungan (prasarana dan sarana sistem drainase, bangunan permukiman dan kondisi lingkungan permukiman, badan air penerima, kondisi daerah genangan air) Sistem drainase eksisting, meliputi : dimensi, kapasitas dan kecepatan aliran, hal ini dilakukan agar peta-peta yang nantinya digunakan dalam perencanaan merupakan peta yang sesuai dengan kondisi daerah saat ini. Hasil studi yang pernah dilakukan Data curah hujan Peta peta dan skema: peta ikhtisar, skema jaringan, skema drainase dan peta genangan Rencana Tata Ruang Kota Kabupaten Majene (RTRK) atau RDTR Kota Kanupaten Majene Studi-studi lain yang berkaitan dengan daerah perencanaan 2)Hukum, kelembagaan dan standar yang berlaku :
Laporan Pendahuluan IV-3

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Perundang-undangan yang berlaku Ketentuan-ketentuan dan Peraturan-peraturan yang berlaku Rencana pemerintah daerah dalam pengembangan prasarana dan sarana sistem drainase Daftar harga satuan upah dan bahan Persyaratan Struktur/Konstruksi Bangunan mengikuti persyaratan dan ketentuan perencanaan yang berlaku umumnya di Indonesia, seperti : Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PPBI) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PBI) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBB) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Peraturan Muatan Indonesia (PMI) Petunjuk Teknis PT-01 tentang Perencanaan Jaringan Irigasi Petunjuk Teknis PT-02 tentang Pengukuran Topografi Petunjuk Teknis PT-03 tentang Penyelidikan Geoteknik Petunjuk Teknis PT-04 tentang Penyelidikan Model Hidrolis Kriteria Perencanaan KP-01 tentang Perencanaan Jaringan Irigasi Kriteria Perencanaan KP-02 tentang Bangunan Utama (Bangunan Air) Kriteria Perencanaan KP-03 tentang Kriteria Perencanaan Bagian Saluran Kriteria Perencanaan KP-04 tentang Bangunan Kriteria Perencanaan KP-06 tentang Kriteria Perencanaan Bagian Parameter Bangunan Kriteria Perencanaan KP-07 tentang Standar Penggambaran Standar Perencanaan BI-01 tentang Tipe Bangunan Irigasi Standar Perencanaan BI-02 tentang Standar Bangunan Irigasi Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti : SNI Nomor 03-1724-1989 tentang Tata Cara Perencanaan

Hidrologi dan Hidrolika Untuk Bangunan di Sungai SNI Nomor 03-6467.2-2000 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
Laporan Pendahuluan IV-4

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

SNI Nomor 03-6467.2-2000 tentang Tata Cara Pengukuran Aliran Air pada Saluran Terbuka Secara Tidak Langsung dengan Metode Kemiringan Luas SNI Nomor 03-3441-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Pelindung Tebing Sungai dari Pasangan Batu SNI Nomor 03-1962-1990 tentang Tata Cara Perencanaan Penangulangan Longsoran SNI Nomor 03-1962-1990 tentang Tata Cara Perencanaan Penangulangan Longsoran Hasil pengumpulan data selanjutnya diolah untuk mendapatkan

kesimpulan bersamaan dengan penyusunan kriteria perencanaan. Dalam survey lapangan ini dilakukan identifikasi tentang penyebab genangan berikut dengan data kuantitatifnya, seperti luas, tinggi, lama dan frekuensi genangan. A. Analisis Fisik Dasar Pada prinsipnya analisis fisik dasar ini adalah untuk mengetahui potensi dan permasalahan fisik serta kemampuannya dalam menampung perkembangan ruang kegiatan pada masa yang akan datang. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan skala MABBERI, yaitu hubungan antara pola penggunaan lahan terhadap sudut lereng yang optimum. B. Indikator Kelayakan Investasi Indikator pemanfaatan investasi yang biasa digunakan adalah metode Benefit Cost Ratio (BCR). Benefit Cost Ratio adalah Perbandingan antara Present Value Benefit dibagi dengan Present Value Cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial bila nilai BCR adalah lebih besar dari 1. Nilai ini dilakukan berdasarkan nilai sekarang, yaitu dengan membandingkan selisih manfaat dengan biaya yang lebih besar dari nol dan selisih manfaat dan biaya yang lebih kecil dari nol. Persamaan umum untuk metoda ini adalah sebagai berikut:
Present Value Nett Benefits B/CNett = Capital Cost Laporan Pendahuluan IV-5

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Contoh dalam hal pengelolaan jalan nilai B/C net yang lebih kecil dari satu, menunjukkan investasi yang buruk dalam hal pemakaian dan penanganan suatu jalan. Hal ini menggambarkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pemakai jalan lebih kecil daripada investasi yang diberikan pada penanganan jalan. Mengingat banyaknya manfaat sosial dan ekonomis dari proyek pengembangan wilayah yang "tidak dapat diukur = intangible" atau sulit dinyatakan kuantitas secara akurat, konsultan akan menyusun analisis kuantitif yang rinci dari manfaat-manfaat tersebut. Manfaat ini tidak disertakan dalam evaluasi ekonomis pola tetapi digunakan untuk, jika perlu, pembenaran sekunder pelaksanaan proyek. Akan dilakukan analisis ekonomis dengan dasar skenario "lakukan seminim mungkin" versus "lakukan sesuatu" untuk masing-masing alternatif priliis dan akan dirinci dengan lengkap. Konsultan akan menyusun semua rencana perbaikan di area studi yang sudah dilakukan komitmennya untuk disertakan dalam opsi/pilihan "lakukan seminim mungkin".

C. Beberapa Teknik Proyeksi Keadaan demikian masa perlu sekarang yang terjadi adalah sebagai akibat dari perkembangan dan kecenderungan yang terjadi pada masa lalu, dengan diketahui bagaimana kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecenderungan-kecenderungan keadaan di masa yang akan datang berdasarkan pengalaman-pengalaman di masa lalu. Hasil-hasil yang terjadi pada masa lalu itulah yang dijadikan input utama pendekatan dalam memproyeksikan perkembangan di masa mendatang seperti pendekatan ekstrapolatif, normatif dan pendekatan campuran. Teknik proyeksi dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dengan mendasarkan pada data-data yang ada (statistik maupun penelitian), metode proyeksi yang lazim dipergunakan adalah: i). Metode Garis Trend; ii). Metode Garis Regresi iii). Metode Ekonometris sedangkan teknik proyeksi terhadap hal-hal yang bersifat kwalitatif dilakukan dengan menggunakan: i). Metode Induksi; ii). Metode Generalisasi dan iii). Metode Deduksi.
Laporan Pendahuluan IV-6

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

D. Model Analisa Ekonomi Wilayah Dengan menentukan pusat-pusat pembangunan (central development) dengan memperhatikan indikator-indikator: Kepadatan penduduk dalam suatu wilayah; Ratio sektoral; Sarana dan prasarana perhubungan; Sarana dan prasarana perekonomian; Fasilitas dan infrastruktur, dll. E. Model Prediktif Metode proyeksi penduduk dilakukan dengan menggunakan formula kondisi keadaan sekarang dengan kondisi yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan mengolah, mengkaji dan menganalisis faktorfaktor yang dominan pada waktu keadaan tertentu. F. Model untuk Memperkirakan Kebutuhan Ruang Model standar yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kebutuhan ruang, diantaranya : Model-model Standar Indonesia : Pedoman Standar Lingkungan Permukiman Kota (DPMB, Departemen PU) Peraturan Geometrik Jalan Raya dan Jembatan (Departemen PU) Pedoman Standar Pembangunan Perumahan Sederhana (DPMB, Departemen PU).

Model-model standar Referensi Asing : Site Planning Standar, Joseph de Chiara Urban Design Criteria, Joseph de Chiara G. Metode dan Analisis Kegiatan Perkotaan Analisa kegiatan kegiatan terhadap kota bertujuan kota dan lainnya untuk melihat mengetahui potensi kondisi dapat potensi suatu perkembangan kegiatan

kegiatan

sehingga

membantu

menghasilkan perkembangan kawasan perencanaan secara optimum. 1. Metode Location Quotient (LQ)
Laporan Pendahuluan IV-7

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Metode LQ ini dipergunakan untuk melihat dominasi dan peran suatu kegiatan dalam lingkup luas wilayah tertentu.

Si Lqi =
dimana :

Ni N

Si = Ni

S N

Si = besaran dari suatu kegiatan tertentu yang akan diukur di kawasan perencanaan Ni S N = besaran total untuk kegiatan tertentu dalam daerah yang lebih luas = besaran total untuk seluruh kegiatan di kawasan perencanaan = besaran total untuk seluruh kegiatan di daerah yang lebih luas

2. Metoda Analisa Pergeseran (shift and share) Berguna untuk melihat pertumbuhan/perkembangan dari suatu kegiatan tertentu pada suatu daerah tertentu. Dapat pula ditujukan untuk melihat tingkat perkembangan dan kedudukan suatu daerah dalam sistem wilayah yang lebih luas. Metoda ini terdiri dari : Total Shift Rumusan dari Total Shift ini adalah sebagai berikut :

( ST ) = Ejt ( Et Eo) Ejo


dimana bila : Nilai ST (+) = Upward Total Shift, aktivitas ekonomi tersebut berkembang pesat. Nilai ST (-) = Downward Total Shift, aktivitas ekonomi berkembang dengan lambat.

Diferensial Shift Rumusan dari Diferensial Shift ini adalah sebagai berikut :

SD = Eijt Eit
dimana bila :
Laporan Pendahuluan

Eio

) Eijo
IV-8

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Nilai SD (+) =

Aktivitas ekonomi daerah tersebut berkembang pesat,

dan memiliki akses yang baik terhadap lokasi pasar dan bahan baku. Nilai SD (-) = Aktivitas ekonomi daerah tersebut berkembang dengan lambat Proporsionality Shift Rumusan Proporsionality Shift ini adalah sebagai berikut:

SP = ST SD
dimana bila : Nilai SP (+) berarti daerah tersebut berspesialisasi dalam aktivitas ekonomi yang cepat pertumbuhannya. Nilai SP (-) berarti sebaliknya. Model Analisa Share Rumusan dari model analisa share ini adalah sebagai berikut :

N = Ejo Et
Dimana : Ejo Et Eo

Eo

) Ejo

= Besaran aktivitas ekonomi di daerah j pada tahun dasar. = Besaran aktivitas ekonomi Nasional atau sistem daerah yang ebih luas pada tahun akhir = Besaran aktivitas ekonomi Nasional atau sistem daerah yang lebih luas pada tahun dasar

3. Metode dan Analisis Intensitas Penggunaan Lahan Model ini digunakan untuk menilai tingkat intensitas penggunaan lahan dari setiap kegiatan permukiman pada seluruh wilayah perencanaan. Model yang digunakan adalah sebagai berikut :
IPL = 1,903 + log KLB 0,381

dimana : IPL = Intensitas Penggunaan Lahan KLB = Koefisien Lantai Bangunan

Laporan Pendahuluan IV-9

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

4. Metode Strategi SWOT populer (Strengthening, untuk Weakness, dalam Opportunity, banyak Treatment dan atau sektor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman) adalah metodologi yang digunakan aspek penganalisaan. SWOT mempunyai keunggulan antara lain : Dapat diaplikasikan di banyak bidang penelitian dan pekerjaan Mudah dimengerti dan sederhana aplikasinya Merupakan pendekatan kualitatif Hasil analisis SWOT sangat tergantung pada tingkat pengetahuan dan pemahaman penggunanya. Semakin detail pemahaman pengguna maka semakin tajam pula hasil analisisnya. SWOT akan menghasilkan rumusan masalah dan bahan untuk menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya. Prosedur SWOT Tentukan variabel-variabel yang mempengaruhi, misalnya aspek kebijaksanaan dan arahan pada penyelanggaraan prasarana dan sarana Pilah-pilah varibel tersebut ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Pada proses ini sangat dibutuhkan kejelian pengguna dalam mengklasifikasikan variabel tersebut untuk disesuaikan dengan goals karena sebuah variabel dapat menjadi ancaman sekaligus sebagai peluang, tergantung dari cara pandang dan tujuannya. Setiap variabel yang dimasukkan sebagai Kekuatan diberikan label S1, S2, S3, dan seterusnya. Demikian juga dengan Kelemahan (label W), Peluang (label O) dan Ancaman (label T) Kemudian pengguna mencoba mengkombinasikan setiap label, misalnya S1 dengan T1 (kekuatan 1 dengan ancaman 1) dan kemudian secara kualitatif dianalisis apa dampak dan pengaruhnya terhadap pencapaian. Demikian juga untuk kombinasi variabel lainnya. Disinilah dibutuhkan kejelian pengguna untuk mengkombinasikan setiap variabel, mengembangkannya sesuai tujuan dan merumuskan hasilnya.

Laporan Pendahuluan IV-10

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Kumpulan kesimpulan tersebut, kemudian dipilah sesuai prioritas dan besarnya pengaruh, sehingga diperoleh rumusan kesimpulan sebagai masukan pegambilan keputusan dan kebijakan. TABEL 4-1 MATRIK SWOT POTENSI S PELUANG PENGEMBANGAN O TANTANGAN PENGEMBANGAN T 5. Metode dan Model Analisis Lainnya Model analisis lain yang dapat dipergunakan adalah : Metode Skalogram Digunakan untuk menentukan fasilitas, yang selanjutnya merupakan masukan bagi penentuan hirarki zona-zona berdasarkan kesediaan fasilitas. Metode Sentralistis Merupakan metode penentuan hirarki tingkat pelayanan desa-desa atau bagian wilayah kota, dimana perhitungannya merupakan kelanjutan dari hasil yang diperoleh metode skalogram Metode Komparatif Digunakan untuk membandingkan suatu keadaan tertentu dengan keadaan lain. Perbandingan ini bisa dilakukan biasanya oleh karena adanya perbedaan waktu atau perbedaan jenis. Biasanya penggunaan model ini disertakan dengan persentase. Metode yang akan dipergunakan tidak terbatas pada metoda-metoda yang di uraikan diatas, tetapi juga dapat menggunakan metode-metode lain apabila dirasakan perlu dalam menganalisis data yang diperlukan. OS PERMASALAHA N W OW

TS

TW

Laporan Pendahuluan IV-11

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

4.4 TAHAP EVALUASI DAN REVIEW RENCANA INDUK DAN DED DRAINASE
Seluruh data lapangan dan data sekunder lainnya yang telah dikompilasi dan disimpulkan kemudian dievaluasi untuk mereview Rencana Induk dan DED Drainase. Yang selanjutnya menentukan skala prioritas untuk penanganan tahap mendesak yang akan di DED sesuai dengan kriteria perencanaan. Adapun penentuan skala prioritas dilakukan dengan scoring sistem, yaitu dengan membandingkan besaran nilai dari parameter-parameter setiap daerah genangan. Daerah yang mempunyai nilai tertinggi mempunyai prioritas utama untuk ditangani. Parameter Skala Prioritas. Parameter skala prioritas ditinjau dari beberapa aspek kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya genangan,diantaranya : 1. Kerugian kepemilikan pribadi (rumah tangga), nilainya tinggi jika kerugian yang dialami lebih dari 80 % dari milik pribadi. 2. Kerugian Ekonomi,nilainya tinggi jika kawasan terdapat industri, perdagangan dan perkantoran padat. 3. Gangguan/Kerugian Sosial dan Pemerintahan, nilainya tinggi jika genangan sudah mengganggu dibidang fasilitas sosial nilainya dan kantor jika pemerintahan. 4. Gangguan/kerugian transportasi, tinggi genangan sudah mempengaruhi jaringan transportasi. 5. Gangguan/kerugian terhadap daerah pemukiman, nilainya tinggi jika genangan mempengaruhi permukiman padat. Selanjutnya setelah dilakukan penentuan skala prioritas adalah menetapkan perencanaan terinci (DED) pada kawasan yang mendesak yang rawan genangan. Pengukuran Topografi Pengukuran topografi dilaksanakan setelah kawasan mendesak mendapatkan prioritas utama untuk ditangani. Pengukuran topografi dilaksanakan dengan alat ukur waterpas dan teodolite. Sedangkan

Laporan Pendahuluan IV-12

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

metoda pengukuran dan perhitungannya sesuai dengan kaidah-kaidah Geodesi yang berlaku pada saluran dan bangunan pelengkapnya. Perhitungan Teknis. Perhitungan teknis dilakukan berdasarkan kriteria perencanaan, adapun perhitungan teknis yang dilakukan adalah : 1. Analisa hidrologi untuk penentuan debit dengan kala ulang tertentu. 2. Alternatif rencana sistem yang diusulkan 3. Analisa hidrolika untuk menghitung kapasitas saluran, seperti dimensi, kemiringan dan kecepatan aliran. 4. Perhitungan struktur untuk menghitung ketebalan dinding saluran, serta bangunan pelengkap atau bangunan perlintasan seperti goronggorong dan jembatan. 5. Perhitungan volume pekerjaan dan biaya investasi 6. Penyusunan spesifikasi teknis bahan bangunan dan peralatan. 7. Pembuatan Dokumen Lelang. 8. Penyusunan program kegiatan pembangunan drainase selama 20 tahun kedepan dan pentahapan pembangunannya 9. Rekomendasi kelembagaan untuk pengelolaan sistem drainase. Penggambaran. Pembuatan gambar teknis tata letak saluran drainase dituangkan kedalam peta berskala 1:25.000 yang berupa Master Plan Kota Kabupaten Majene. Peta ini hasil ploting hasil survey dan sebagian dari pengukuran. Gambar yang lain adalah gambar trase saluran yang direncanakan baik potongan memanjang maupun potongan melintang. Serta bangunan-bangunan pelengkap maupun bangunan perlintasan yang ikut terencana bersama saluran. Rencana Kelembagaan Secara umum menyusun dan melaksanakan konsep penanganan banjir secara komprehensif yang berdasarkan paradigma manajemen air diperlukan seperangkat peraturan kelembagaan. Lembaga/organisasi

pengelola sistem drainase terdiri dari lima lelompok dengan melibatkan masyarakat, yaitu penyedia pelayanan (service provider), pengatur (regulator), organisasi pendukung (support organitation), perencana

Laporan Pendahuluan IV-13

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

(planner) dan pemakai (user). Kesemuanya akan berjalan dengan baik jika ada fasilitas, standar operasional, keuangan, wewenang dan tanggung jawab. Wewenang dan tanggung jawab dibagi dua : Pembina pengelola sebagai penyedia pelayanan, pengatur, perencana. Sedangkan organisasi pendukung dan pelayanan pemakai dilaksanakan oleh pengelola. Lembaga pembina pengelola atau pengelola sistem drainase dan pengendalian banjir mempunyai tanggung jawab antara lain : 1. Mengendalikan peningkatan debit dari daerah hulu dengan jalan menurunkan aliran permukaan. 2. Mereduksi debit puncak melalui berbagai macam cara, baik tindakan struktural maupun non struktural. 3. Bertanggung jawab melakukan konservasi lingkungan. 4. Bertanggung jawab terhadap pengembangan rencana dan program. 5. Persiapan dan implementasi sistem pembangunan. 6. Melakukan operasi dan pemeliharaan. 7. Melakukan manajemen keuangan. 8. Menjaga sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system). Secara sosial kelembagaan, permasalahan banjir/genangan di Kota belum ditangani secara maksimal, pada kenyataannya sistem dan tanggung jawab pengelolaan drainase belum melibatkan para pihak yang berkepentingan (stakeholder). Saat ini pengelolaan sistem drainase masih terpusat pada Dinas Pekerjaan Umum dalam hal ini Subdinas Ciptakarya. Diharapkan kedepan pengelolaannya bisa dilaksanakan dengan sistem terpadu (pemerintah,stakeholder dan masyarakat). Lembaga pengelola sistem drainase yang ideal adalah yang mampu menampung seluruh kegiatan yang berkaitan dengan proses perencanaan program sampai dengan pelaksanaan evaluasi program. Unit kegiatan yang harus ditampung dalam struktur organisasi tersebut adalah : a. Unit/bagian penyusunan program dan perencanaan yang bertanggung jawab dalam hal : 1. Penyiapan program perencanaan sistem drainase dalam jangka panjang dan jangka pendek. 2. Perencanaan teknis rinci (detail engineering design)

Laporan Pendahuluan IV-14

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

3. Perencanaan

anggaran

biaya

konstruksi,

termasuk

biaya

pengelolaan proyek, dan pengadaan barang dan jasa. 4. Penyusunan pedoman-pedoman dan criteria perencanaan 5. Bekerjasama dengan unit/bagian lain dan instansi terkait lainnya. b. Unit/bagian pembangunan dan pengadaan yang bertanggung jawab dalam hal : 1. Pengadaan barang dan jasa pelaksanaan program 2. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program 3. Pemantauan atas pembiayaan pelaksanaan program 4. Penyempurnaan dokumen perencanaan sesuai dengan hasil pelaksanaan sebenarnya. 5. Bekerjasama dengan unit/bagian lain dan instansi terkait lainnya. c. Unit/bagian Operasional dan pemeliharaan yang bertanggung jawab dalam hal : 1. Berfungsinya seluruh sistem yang telah di bangun sesuai dengan hasil perencanaan dan pembangunan fisik prasarana 2. Mengoperasikan seluruh prasarana (aktif dan pasif) yang ada sesuai dengan Buku Petunjuk Operasional (manual book) atau SOP (Standard Operating Procedure) 3. Menyusun dan melaksanakan program pemeliharaan prasarana yang ada, termasuk pembiayaannya. 4. Menyusun dan mengadakan program penyuluhan dan memotivasi peran serta masyarakat. 5. Bekerjasama dengan unit/bagian lain dan instansi terkait lainnya

4.5 TAHAP FINALISASI PEKERJAAN


Pada dasarnya tahap ini merupakan tahapan rincian pekerjaan yang dikelompokan dan dirangkum menjadi suatu resume yang dituangkan kedalam suatu laporan yang dipresentasikan dan atau didiskusi hingga menjadi satu laporan yang lengkap. yang dilakukan dengan Tim Teknis Pembahasan laporan hasil formulasi diharapkan dapat menyelaraskan

antara sasaran yang diinginkan Tim Teknis dan aspek kelembagaan, sosial, lingkungan, pembiayaan yang dikoordinasikan dengan instansi terkait serta aspek analisis dan perhitungan dari konsultan.
Laporan Pendahuluan IV-15

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

Jika ada perubahan yang harus dilakukan, konsultan akan melaksanakan penyempurnaan laporan draft menjadi laporan Final. Secara garis besar pola pikir pendekatan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada Diagram Alir dalam Gambar 4.1.

Laporan Pendahuluan IV-16

KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant


Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene

TAHAP EVALUASI REVIEW MASTER PLAN & DED

Gambar 4-1 Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan

Laporan Pendahuluan IV-17

Anda mungkin juga menyukai