Anda di halaman 1dari 3

SGD V ANEMIA Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah di bawah normal, penurunan kuantitas hemoglobin dan

volume hematokrit per 100 ml darah. Dalam laporan SGD kali ini kita akan membahas mengenai anemia dimulai dari pengertian, jenis-jenis anemia, pathway gejala anemia, gejala klinis pada pasien anemia, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, dan diagnose keperawatan yang muncul pada pasien anemia. Anemia adalah penyakit yang disebabkan karena jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang di padatkan dalam 100 ml darah. Nilai normal hemoglobin pada wanita 12-16 gr/dL dan pada pria 13,5-18 gr/dL. Anemia dibagi menurut faktor-faktor morfologik anemia dan menurut etiologinya. Menurut faktor morfologik sel darah merah anemia dibagi menjadi : 1. Anemia normokromik normositik (apalstik), eritrosit memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah hemoglobin normal. Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis yang meliputi gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakit infiltrat metastatic pada sumsum tulang. Pathway anemia aplastik adalah dimulai dari kehilangan darah akut,radiasi,infeksi viruseritropoietin, gangguan replikasi, diferensiasi gangguan sel induk di sumsum tulang jumlah eritrosit yang dihasilkan sedikit pensitopenia anemia aplastik 2. Anemia normokronik makrositik (megaloblastik), eritrosit lebih besar dari normal tetapi normokromik karena konsentrasi hemoglobin normal. Keadaan ini disebabkan oleh terganggunya atau terhentinya sintesis asam deoksiribonukleat (DNA) seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 atau asam folat atau keduanya. Anemia normokromik juga dapat terjadi karena kemoterapi kanker karena agen-agen mengganggu sintesis DNA. Defisiensi asam folat dan Vit B12 gangguan matirasi sintesis DNA gangguan maturasi inti sel darah merah anemia. 3. Anemia hipokromik mikrositik, karena warna berasal dari hemoglobin, sel sel ini mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Keadaan ini mencerminkan insufisiensi sintesis zat besi (Fe), keadaan sideroblastik, dan kehilangan

darah kronis atau gangguan sintesis globin seperti pada thalasemia. Asupan Fe , gangguan absorpsi, kehilangan darah menetap eritrosit hemoglobinanemia. Anemia dapat diklasifikasikan menurut penyebabnya yaitu : 1. Peningkatan hilangnya eritrosit, dapat disebabkan karena perdarahan atau penghancuran sel. Perdarahan dapat disebabkan karena trauma atau ulkus, atau akibat perdarahan kronis karena polip di kolon, hemoroid dan menstruasi. Eritrosit dapat berkurang karena adanya hemoglobinopati, gangguan sintesis globin (thalasemia), kelainan membrane eritrosit dan defisiensi enzim piruvat kinase. 2. Penurunan/gangguan pembentukan sel (diseritropoiesis), keadaan yang mempengaruhi sumsum tulang antara lain : keganasan jaringan padat metastasik, leukemia, limfoma dan meioma multiple. Penyakit-penyakit kronis yang mengenai ginjal, hati serta infeksi dan defisiensi endokrin. Gejala klinis yang ditunjukan pada pasien anemia umumnya adalah pucat, lemah, mudah lelah, ikterus ringan akibat pemecahan hemoglobin karena usia eritrosit memendek, lidah bengkak merah meradang, pusing, anoreksia dan sesak nafas saat latihan. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mengetahui adanya anemia antara lain, hitung darah lengkap seperti : hematokrit (L : 40 %-52%; P: 38%-48%), hemoglobin (L: 13,5-18 gr/dL; P: 12-16 gr/dL), MCV (80-95 m3), MCH (27-31 pg), MCHC (32-36 gr/dL), leukosit (500010.000/mm3), trombosit (150.000-400.000/mm3), dan check biopsi sumsum tulang. Pengertian dari MCV Komplikasi yang ditimbulkan dari anemia adalah gangguan datang bulan, gagal jantung, gagal ginjal, hepatomegali, mudah terinfeksi, kejang, dll. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien anemia antara lain : Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk suplai O2 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan kebutuhan suplai O2 Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

Mekanisme koping tidak efektif b.d Anemia merupakan sebuah penggambaran dari keadaan kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Klasifikasi anemia dibedakan menjadi 2 menurut faktor morfologi dan etiologinya. Anemia menurut morfologinya ada Anemia normokromik normositik (apalstik), Anemia hipokromik mikrositik,dan Anemia normokronik makrositik (megaloblastik). Anemia menurut etiloginya adalah peningkatan hilangnya eritrosit dan penurunan atau gangguan pembentukan sel. Anemia dapat disebabkan karena defisiensi Fe, defisiensi asam folat vit. B12, gangguan pembentukan sel darah merah, dan peningkatan kehilangan eritrosit.

REFERENSI Jackson, M., & Jackson, L. (2011). Panduan praktis keperawatan klinis. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W. I., & Setiowulan, W. (2001). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamnetal keperawatan : konsep proses dan praktik. Jakarta: EGC. Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai