Anda di halaman 1dari 2

Tengku Ibrahim Alfian

Prof. Dr. Tengku Ibrahim Alfian, M.A. adalah seorang Profesor Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada dan juga sebagai Profesor di Universitas Sanata Dharma. Setelah lulus SMA, ia masuk Jurusan Sejarah Fakultas Sastra, Paedagogik, dan Filsafat di UGM. Kemudian lulus tahun 1957 dan melanjutkan ke Kansas University pada tahun 1959. Lulus M.A. ditahun 1961. Tesisnya berjudul The Potsdam Agreement andthe First Postwar Election in Germany. Melanjutkan doktoral di UGM pada tahun 1964 lalu lulus ditahun 1981 dengan disertasi doktor berjudul Perang di Jalan Allah: Aceh 1873-1912. Pernah menjadi Dekan di Fakultas Sastra UGM pada tahun 1985 sampai tahun 1991. Banyak sekali karya-karya beliau yang sudah diterbitkan. Salah satunya adalah Disertasinya sendiri yaitu Perang di Jalan Allah. Dalam disertasinya ini ia menulis bagaimana perang yang terjadi di Aceh merupakan sebuah perang untuk melawan orangorang yang dianggap oleh rakyat Aceh sebagai kafir. Dalam disertasinya ini beliau juga menjelaskan bagaimana fenomena-fenomena sejarah yang membentuk faktor-faktor yang terjalin sehingga menyebabkan perang Aceh yang merupakan perang terlama dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Disertasinya ini bisa dikatakan sebagai karyanya yang paling besar. Beliau tidak hanya menulis dibidang sejarah, tetapi juga pernah menulis di bidang kesusastraan. Misalnya saja bukunya yang berjudul Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Dalam pengantarnya beliau menjelaskan tentang suatu sastra yang digunakan orang-orang untuk memenuhi suatu harapan dan mencapai suatu tujuan tertentu. Hikayat peang sabil sendiri digunakan untuk memberikan semangat pada rakyat Aceh untuk bertahan dari segala serangan bala tentara kolonial Belanda selama perang Aceh berlangsung. Ibrahim alfian mendapat jabatan Guru Besar di UGM pada tahun 1985. Pada pidato pengukuhannya, beliau berbicara tentang sejarah dan permasalahan masa kini. Menurut beliau, pengalaman manusia di masa lampau manfaatnya amat berharga dipetik untuk dijadikan bekal menghadapi masa depan yang terentang di hadapan kita. Menurutnya, jika seorang sejarawan dapat mengangkat topik-topik mengenai pengalaman manusia yang mempunyai nilai sosial yang significant dan disertai dengan pertanyaan yang tepat serta metodologi yang relevan. Maka hasilnya dapat dijadikan dan dipakai untuk menghadapi serta memecahkan berbagai persoalan pada masa sekarang. Dalam pidatonya ini, beliau menjelaskan sangat pentingnya sejarah sebagai suatu keilmuan. Prof. Ibrahim Alfian meninggal pada tanggal 31 mei 2006 karena serangan jantung dan stroke. Beliau meninggal pada umur 76 tahun dan dimakamkan di pemakan UGM di Sawitsari, Yogyakarta. Meskipun beliau sudah meninggal, tetapi ilmunya masih ada dan tetap dipelajari bahkan berkembang hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai