Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis 1.1.1 Pengertian Hipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kadar gula serum < 40 mg/dL pada bayi aterm, < 30 mg/dL pada bayi prematur (Graber, 2006). Hipoglikemia pada bayi baru lahir adalah turunnya kadar darah hingga dibawah 2 mmol/L (Surjono, 2003) Hipoglikemia merupakan penurunan kadar glukosa darah lebih rendah dari 45 mg% (Noer, 1996)

1.1.2

Etiologi Beberapa yang dapat menyebabkan hipoglikemi menurut Sinclair, 2009 : 1. Hipoglikemi biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki cadangan glukosa yang rendah (yang disimpan dalam bentuk glikogen). 2. Prematuritas 3. Post Maturitas 4. Kelainan fungsi plasenta selama bayi berada dalam kandungan 5. Bayi yang ibunya menderita diabetes sering kali memiliki kadar insulin tinggi karena ibunya memiliki kadar gula darah yang tinggi, sejumlah gula darah ini mengalir melewati plasenta dan sampai ke janin selama masa kehamilan, akibatnya janin mengalami hiperinsulin

1.1.3

Tipe Hipoglikemi 1. Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan pankreas sehingga terjadi hiperinsulin. 2. Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : terjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen. 3. Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen. 4. Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu. sistem produksi

1.1.4

Patofisiologi Prematuritas Post maturitas Ibu menderita DM Intra uterin malnutrisi Hipoglikemia Sepsis

Gangguan metabolisme muskuler

Gangguan saraf otonom Banyak keringat

Potensial komplikasi

Daya tahan turun Risiko infeksi

Keterbatasan gerak dan aktivitas

Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit

hipotermi

1.1.5

Manifestasi Klinis 1. Cyanosis 2. Kejang atau tremor 3. Letargi dan menyusui yang buruk 4. Apnea 5. Hipotermia 6. RDS 7. Tangisan yang lemah atau bernada tinggi 8. Jittery

1.1.6

Pemeriksaan Penunjang 1. Glukosa darah sewaktu 2. Kadar glukosa darah puasa 3. Tes toleransi glukosa

1.1.7

Faktor Risiko Bayi yang berisiko hipoglikemi adalah : 1. Bayi premature atau bayi lewat bulan Bayi yang lahir sebelum usia 36 minggu atau lebih dari 42 minggu. Bayi premature atau lewat bulan tidak memiliki cadangan glikogen (gula kompleks yang bisa digunakan sewaktu-waktu kalau tubuh butuh glukosa), juga mekanisme produksi gula darah terganggu,atau belum berkembang dengan baik. 2. Bayi dari ibu penderita diabetes 3. Bayi yang ibunya diberikan cairan infus gula dalam jumlah besar selama persalinan 4. Bayi yang terlalu kecil atau terlalu besar dibanding umur kehamilannya Bayi yang terlalu kecil dikhawatirkan mekanisme produksi gula darah terganggu atau belum berkembang baik. Bayi yang terlalu besar dikhawatirkan mengalami hiperinsulin, terutama yang lahir dari ibu penderita diabetes. 5. Bayi yang stress Misalnya mengalami kesulitan pernapasan, tekanan respiratori, atau persalinan yang sulit.

1.1.8

Penatalaksanaan 1. Monitor Pada bayi berisiko (BBLR, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama. a. Periksa kadar glukosa bayi b. Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan 2. Penanganan hipoglikemi dengan gejala a. Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1ml/menit b. Pasang IV D10% sesuai kebutuhan c. Periksa glukosa darah pada 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam d. Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti diatas e. Bila kadar 25-45 mg/dl tanpa gejala klinis, IV diteruskan, periksa kadar glukosa tiap 3 jam, ASI diberikan bila bayi dapat minum.

3. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl tanpa gejala a. ASI teruskan b. Observasi bila ada gejala c. Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila: Kadar < 25 mg/dl dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekuensi minum Kadar 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal 4. Kadar glukosa normal IV teruskan a. IV teruskan b. Periksa kadar glukosa tiap 12 jam c. Bila bayi sudah tidak mendapatkan IV, periksa kadar glukosa tiap 12 jam, bila 2 kali pemeriksaan dalam batas normal, pemeriksaan dihentikan 5. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari) a. Konsultasi endokrin b. Terapi : kortikosteroid hidrokortison 5 mg/kg/hari Q 2x/hari IV atau prednison 2 mg/kg/hari per oral.

1.1.9

Komplikasi 1. Gangguan mental 2. Gangguan perkembangan otak 3. Koma hipoglikemi

1.2 Konsep Inkubator Pengertian Inkubator Inkubator adalah lemari logam yang berdiri di atas roda. Inkubator dapat dimasuki dari dua arah yang dilengkapi dengan kipas angin sederhana, sistem pemanas dan panel pengontrol. Dan juga dalam inkubator terdapat beberapa lubang pintu yang dapat dilalui bayi sehingga tidak banyak mengakibatkan hilangnya panas dan zat asam. Di sekitar pintu terdapat lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai jalan masuk pipa, kabel, alat pemantau di dalam inkubator (Barbara Glover dan Christine Hodson, 1995; 63).

Cara Menggunakan Inkubator Melakukan perawatan bayi dalam inkubator merupakan cara memberikan asuhan keperawatan. Bayi dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suhu lingkungan yang cukup dengan suhu normal. Dengan penatalaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka. 1) Inkubator tertutup (1) Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka apabila dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila membuka, inkubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen selalu tersedia (2) Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung (3) Bayi harus dalam keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi (4) Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh. (5) Pengaturan oksigen selalu diobservasi (6) Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat, kira-kira dengan suhu 27oC 2) Inkubator terbuka (1) Pemberian inkubator terbuka dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi (2) Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan (3) Membungkus dengan selimut hangat (4) Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara (5) Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala (6) Pengaturan suhu tubuh inkubator disesuaikan dengan berat badan bayi

Pengaturan suhu inkubator Berat badan lahir (gram) 1500 1501 2000 2001 2500 > 2500 0-24 jam (oC) 34 36 33 34 33 32 33 2-3 hari (oC) 33 35 33 32 33 32 4-7 hari (oC) 33 34 32 33 32 31 32 8 hari (oC) 32 33 32 32 32

Keterangan : Apabila suhu kamar 28-29oC, hendaknya diturunkan 1oC setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000 gram, bayi boleh dirawat di luar inkubator dengan suhu 27oC. 1.3 Tinjauan Asuhan Keperawatan 1.3.1 Pengkajian Data dasar yang perlu dikaji adalah : 1. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi biasanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan diagnosa sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis. 2. Riwayat : ANC, perinatal, post natal, imunisasi, DM pada orangtua atau keluarga, pemakaian parenteral nutrion, sepsis, enteral feeding, ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika, kanker. 3. Data fokus : a. Data subyektif : Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas, keluarga mengeluh bayinya sering mengeluarkan keringat dingin, rasa lapar (bayi sering nangis), nyeri kepala, sering menguap, irritabel. b. Data obyektif : Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku, lemas, apatis, bingung, sianosis, apnea, napas cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma, plasma glukosa < 50 gr/%

1.3.2

Diagnosis Keperawatan 1. Potensial komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi. 2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh 3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan pengeluaran keringat 4. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot

1.3.3

Intervensi Keperawatan

1. Potensial komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi. Intervensi : a. Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan R/ Ketidakseimbangan nilai laboratorium ini dapat menurunkan fungsi mental b. Observasi kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab R/ Tanda-tanda bayi mengalami kadar glukosa rendah c. Observasi vital sign R/ sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal d. Monitor kesadaran R/ Kadar glukosa rendah dapat mempengaruhi kesadaran e. Monitor tanda gugup dan irritabilitas R/ Mengetahui tingkat kesadaran f. Lakukan pemberian susu manis per oral R/ Dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah g. Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi R/ Suhu dingin dapat mempengaruhi fungsi mental h. Timbang BB tiap hari R/ Mengetahui pemasukkan makanan yang adekuat i. Cek tanda-tanda infeksi R/ Untuk mengetahui terjadinya infeksi nosokomial

j. Hindari terjadinya hipotermi R/ Mencegah menurunnya daya tahan tubuh k. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dan terapi R/ Penanganan awal dapat mempercepat penyembuhan 2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, imaturitas, bahaya lingkungan, luka terbuka (tali pusat) Intervensi : a. Lakukan prosedur mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan R/ Mencegah terjadinya infeksi nosokomial b. Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih dan steril R/ Bayi sangat rentan terhadap penularan infeksi c. Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran napas R/ Bayi sangat rentan terhadap penularan infeksi d. Perhatikan kondisi feses bayi R/ sebagai tanda adanya infeksi e. Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik R/ keluarga dapat menjadi sumber penularan infeksi f. Berikan antibiotik profilaksis sesuai indikasi R/ Penanganan awal mencegah sepsis 3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

peningkatan pengeluaran keringat. Intervensi : a. Observasi intake output R/ Hipovolemik dapat terjadi ketidakseimbangan intake output b. Berikan cairan sesuai kebutuhan bayi /kg BB R/ Mengembalikan cairan dengan adekuat c. Observasi turgor kulit bayi R/ Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi d. Pantau intoleransi minum bayi R/ Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung yang akan menimbulkan muntah e. Jika menghisap sudah baik, anjurkan minum ASI R/ Mempertahankan volume sirkulasi

4. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot Intervensi : a. Bantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari R/ Mencegah kelelahan yang berlebih b. Lakukan fisioterapi R/ mencegah atropi otot c. Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor atau basah. R/ Mencegah ruam popok pada bayi atau iritasi kulit d. Pantau asupan nutrisi R/ Asupan nutrisi yang kuat dapat membantu menambah energi untuk mengurangi keletihan

DAFTAR PUSTAKA

Farrer. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Graber. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga. Jakarta : EGC

Sinclair. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC

Surjono. 2003. Pediatrik. Jakarta : EGC

10

Anda mungkin juga menyukai