Anda di halaman 1dari 29

PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON DAN PERAWATANNYA

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Concrete Material pada Fakultas Teknik, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 13 Januari 2007

Oleh: BACHRIAN LUBIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

Yang terhormat, Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara, Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Senat Akademik Universitas Sumatera Utara, Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak/Ibu Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara, Para Dekan, Ketua Lembaga dan Unit Kerja, Dosen dan Karyawan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, Bapak/Ibu/Sdr/i para undangan, keluarga, teman sejawat, mahasiswa, serta hadirin yang saya muliakan. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sebelum saya membacakan pidato pengukuhan guru besar ini, marilah kita sama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita kesehatan, rahmat, dan karunia-Nya pada pagi hari ini sehingga kita dapat hadir pada upacara pengukuhan ini. Selawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semoga kita mendapat syafaatnya di hari perhitungan nanti di akhirat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor: 32461/A2.7/KP/2006 tanggal 31 Mei 2006, maka terhitung tanggal 1 Juni 2006 saya telah diangkat sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu/Mata Kuliah Concrete Material pada Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Hadirin yang saya muliakan, Firman Allah SWT di dalam Al Qurn Surah Adz Dzariat (51) ayat 56 yang lebih kurang artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku, oleh sebab itu, dengan mengharapkan izin dan rida dari-Nya, perkenankanlah saya membacakan pidato ilmiah saya di hadapan Bapak/Ibu dan hadirin sekalian, yang berjudul: PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON DAN PERAWATANNYA

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN Pada dasarnya, kebanyakan pelaksanaan konstruksi beton dilakukan di lapangan, kecuali untuk beton pracetak (precast concrete). Beton yang dilaksanakan di lapangan tidak akan mencapai mutu yang sama dengan hasil pembuatan benda uji di laboratorium yang berdasarkan perencanaan campuran (mix design), apabila pelaksanaannya tidak sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan. Pekerjaan beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mutu yang dicapai seoptimal mungkin dapat mendekati mutu yang diuji di laboratorium. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dapat berupa mutu bahan pembantu seperti mutu cetakan (form work), dan cara pembetonan yaitu pencampuran (mixing), penuangan (casting), pemadatan (compacting) dan perawatan (curing). Hal-hal tadi sangat menentukan hasil akhir, walaupun bahan-bahan yang dipakai cukup baik dan memenuhi syarat, tapi pelaksanaan yang kurang baik akan menghasilkan beton yang bermutu jelek.

PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton adalah: 1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di dalam campuran beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan air adukan atau pengurangan air adukan selama pembetonan. 2. Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam (uniform), baik sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir. 3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik, mudah dituang dan mudah dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding). 4. Perawatan (curing) yang baik pasca-pembetonan. Pelaksanaan faktor-faktor di atas ditentukan oleh: 1. Pekerjaan bekisting (form work), 2. Pekerjaan penulangan, 3. Pekerjaan pembetonan, 4. Perawatan (curing).

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

PEKERJAAN BEKISTING (FORM WORK) Pekerjaan bekisting yang baik ditentukan oleh pemakaian bahan dengan kualitas yang baik dan cukup kuat, serta pengerjaan sesuai dengan dimensi yang direncanakan. Bahan bekisting yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan: 1. Tidak bocor dan menghisap air dalam campuran beton. Bila hal ini terjadi, faktor air semen rasio dalam beton akan berkurang, sehingga mutu beton terganggu. Pada bagian yang bocor akan terjadi keropos atau sarang kerikil atau pasir. 2. Untuk beton dengan permukaan artistik, bekisting harus mempunyai tekstur seperti yang diinginkan, seperti licin atau bergaris, sehingga beton yang dihasilkan mempunyai permukaan yang baik. 3. Kekuatan bekisting harus diperhitungkan. Bekisting yang kurang kuat dapat menjadikan perubahan bentuk dari beton yang direncanakan. Dalam beberapa kasus terjadi keruntuhan pada waktu pengecoran, akibat sokongan yang tidak memadai. 4. Ukuran atau dimensi sesuai dengan yang direncanakan. 5. Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan beton. Beberapa jenis bahan untuk bekisting dan efeknya atau tekstur pada permukaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan Bekisting untuk Pekerjaan Beton Bahan Plywood Komentar Variasi absorpsi air menyebabkan permukaan yang tidak merata, dapat dihilangkan dengan pelapisan cat (wood sealer) Sambungan harus dibuat kedap air, dapat menyebabkan permukaan tidak merata Dapat menyebabkan variasi warna permukaan dan tekstur, terdapat noda karat , dapat dihilangkan dengan dilapis cat epoxy Tekstur dan bentuk spesial Jumlah pemakaian ulang Sampai 5 kali

Plywood lapis plastik Baja

Sampai 10 kali

50 sampai 100 kali

Fibre glass

20 sampai 30 kali

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Bahan

Komentar

Jumlah pemakaian ulang 1 sampai 20 kali

Bekisting dengan tekstur (form liner) Kayu Dengan tekstur tertentu, absorbsi air variasi, dapat diperbaiki dengan cat wood sealer Tekstur spesial, fleksibel, permukaan warna seragam

Karet atau PVC

Sampai 100 kali

Bekisting harus cukup kuat memikul beban dari beton dan tidak berubah bentuk. Untuk bekisting lantai dan balok, di samping harus kuat terhadap beban beton dan beban lain yang ada, juga harus tahan terhadap lendutan. Lendutan pada bekisting biasanya dibatasi 1/300 sampai 1/500 dari jarak sokongan. PEKERJAAN PENULANGAN Besi beton yang digunakan biasanya berbentuk penampang bulat dengan 2 jenis permukaan yang berbeda, yaitu besi berpermukaan polos yang juga disebut dengan besi polos (plain bar) dan besi dengan permukaan berulir yang disebut dengan besi ulir (deformed bar). Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan perencanaan yang memenuhi persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu penyangga atau selimut beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar. 2. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak bersih terkecil dari pembesian, agar agregat dapat lolos di antara pembesian ketika dipadatkan. 3. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi daya lekat (bond strength) antara besi dengan beton. Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan dan 1/3 tebal pelat lantai untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan ukuran agregat maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos dengan mudah di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak tersangkut dan cetakan dapat diisi serta dipadatkan dengan baik.

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

PEKERJAAN PEMBETONAN Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton yang meliputi: 1. Pekerjaan persiapan, 2. Penakaran, 3. Pengadukan, 4. Pengangkutan, 5. Penuangan (pengecoran), 6. Pemadatan, 7. Penyelesaian akhir. Pekerjaan Persiapan Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting untuk memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya. Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan, sambungan pengecoran atau penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang penahan air (waterstop). Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk volume pengecoran yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong. Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran checklist. Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran dimulai setelah checklist diperiksa dan disetujui pengawas. Penakaran Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan pengecoran beton sebagai berikut: 1. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan harus menggunakan takaran berat. 2. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat menggunakan takaran volume. Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik, tidak dipengaruhi oleh pengembangan pasir dan

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

kepadatan timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat pekerjaan bila pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile. Pengadukan Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara: 1. Cara manual 2. Cara masinal Pengadukan cara manual: Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan takaran volume. Pengadukan ini biasanya dilakukan untuk pengecoran beton yang bukan struktural, seperti lantai kerja, tiang dan balok perkuatan pasangan dinding bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat yang datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen, kemudian ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata, kemudian dibuat lubang di tengah adukan dan tuangkan air di tengah lubang kira-kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga merata dan tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk. Pengadukan cara masinal: Pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer) dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan volume pengecoran yang cukup besar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan secara masinal: Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak menambah atau mengurangi air pencampur. Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer seperti yang diberikan di Tabel 2. Bahanbahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface dry) supaya pengawasan faktor air semen yang tetap untuk setiap pengadukan dapat dilaksanakan. Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya. Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan menyebabkan bahan tumpah sehingga proporsi bahan menjadi tidak tepat.

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

Tabel 2. Waktu Pengadukan Kapasitas dari mixer 0,8 3,1 m 3,8 4,6 m 7,6 m Pengangkutan Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini: 1. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. 2. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan. 3. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama, maka harus dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type retarder). Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat menggunakan: Kereta sorong, gerobak roda satu. Saluran atau talang (chute). Ban berjalan. Pompa beton (concrete pump). Wadah atau bucket dari baja dengan bukaan bagian bawah dan diangkat dengan tower crane atau crane. Penuangan (Pengecoran) Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain: 1. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton berkurang. Ketentuan ASTM C.94 dan ACI 318 1 menit 2 menit 3 menit

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

2. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time). 3. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi segregasi adalah: 1. Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan maksimum 60 cm (Gambar 1).

Gambar 1. Cara Penuangan yang Dapat Menghindari Segregasi 2. Untuk pengecoran kolom dan dinding penuangan dilakukan melalui pipa penghantar (tremie) sampai di bawah kolom. Bila penuangan dilakukan dari atas dengan ketinggian penuangan mencapai 3 4 m, beton yang dituang akan menumbuk tulangan dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar keluar dari adukan sehingga terjadi segregasi. 3. Bila tidak menggunakan tremie, pengecoran dilakukan melalui bukaan di dinding bekisting bagian bawah untuk mengurangi tinggi jatuh penuangan, seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Penuangan Melalui Jendela pada Bekisting Kolom

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

4. Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan terhadap arah pengecoran atau menghadap beton yang telah dituang. 5. Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan mengalir ke dalam bekisting. 6. Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah ke atas, sehingga kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan. Pemadatan Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah mengeras. Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi waktu setting awal dari beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada: 1. Komposisi bahan beton. 2. Cara dan usaha pemadatan di lapangan. Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah: 1. Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai slump-nya. Dengan nilai slump yang sesuai, bekisting akan terisi dengan baik. 2. Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi. 3. Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis, sehingga campuran lebih kompak. Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya. Semakin lecak semakin mudah pemadatannya, makin rendah slump-nya makin sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat dibandingkan dengan cara manual. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan adalah: 1. Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1 sampai 4 jam bergantung apakah ada pemakaian admixture.

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

2. Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara besi dengan beton yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time). 3. Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu naiknya air atau pasta semen ke atas permukaan beton dan meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan permukaan kasar (honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari pasta semen. 4. Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal, penuangan dan pemadatan dilakukan berlapis-lapis. Tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm. Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Cara manual 2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator) Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi tulangan ke dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan penumbukan dilakukan bila mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau campuran yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang cukup plastis. Terdapat beberapa jenis alat getar mekanis, antara lain: 1. Jarum penggetar. 2. Penggetar permukaan. 3. Penggetar bekisting/acuan. 4. Meja getar. 5. Balok penggetar. Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per menit. Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar: 1. Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri. 2. Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran antara satu titik dengan titik lainnya.

10

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

3. Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin, maka pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar sehingga lubang yang ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya. 4. Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 15 detik. 5. Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding. 6. Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting. 7. Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting. 8. Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting. 9. Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar. Penyelesaian Akhir Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai dengan tebal dan jenis permukaan yang direncanakan. Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau masinal. Penyelesaian secara manual menggunakan raskam/sendok dan dilakukan dengan tangan, sedangkan secara masinal menggunakan mesin trowel. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun pelat baja yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan. Kadang-kadang penyelesaian tekstur permukaan akhir dilakukan secara khusus. Antara lain adalah sebagai berikut: 1. Permukaan bertekstur yang dibentuk dari pemakaian bekisting dengan permukaan tekstur. 2. Permukaan yang berbentuk tekstur, dengan menggunakan alat pencetak (stamp concrete). Pembentukan tekstur dengan alat pencetak dilakukan saat beton mulai memasuki setting awal, dengan menekan cetakan karet (dengan permukaan bertekstur) ke permukaan beton, kadang-kadang diberi lapisan pigmen warna sebelum ditekan. 3. Pembuatan tekstur dengan cara mekanis misalnya dengan cara abrasi setelah beton mengeras. Untuk menyesuaikan fungsi akhir dari beton yang dicor, kadang-kadang ditambahkan bahan pelapis permukaan dan dikerjakan sesuai dengan tekstur permukaan yang direncanakan. Terdapat beberapa jenis bahan

11

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

pelapis, antara lain: 1. Tambahan adukan pasta semen atau semen kering. 2. Tambahan bahan pengeras permukaan (floor hardener), gunanya untuk mendapatkan permukaan yang keras dan tahan aus. Biasanya dilakukan untuk lapisan perkerasan jalan, pelat lantai parkir dan lain-lainnya. Jumlah persentase bahan yang dipakai bergantung pada tingkat lalu lintas yang dilayani, untuk lantai parkir biasanya 3 5 kg/m2, sedangkan untuk lalu lintas berat pemakaian bahan ini mencapai 7 10 kg/m2. 3. Tambahan pigmen warna, untuk mendapatkan permukaan yang berwarna. Pengerjaan lapisan penyelesaian akhir permukaan dengan bahan pelapis biasanya menggunakan mesin trowel. Hal ini karena akan menghasilkan permukaan yang lebih kuat karena alat trowel lebih kuat menekan bahan pelapis sehingga lebih bersatu dengan beton di bawahnya. PEKERJAAN PERAWATAN (CURING) Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu pascapembukaan bekisting (demoulding of form work) agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini berupa pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila terjadi kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan (Lubis, 1986; Mulyono, 2004; dan Amri, 2005). Pengaruh Curing terhadap Kekuatan Beton Dapat dinyatakan bahwa perkembangan yang baik dari kekuatan beton tidak hanya dipengaruhi keseluruhan semen terhidrasi, dan ini terbukti dalam praktik di lapangan. Kualitas beton juga tergantung kepada gel/space ratio dari pasta semen. Jika sekiranya ruang yang terisi air dalam beton segar lebih besar dari volume yang dapat diisi oleh produksi dari hidrasi, hidrasi yang lebih banyak akan menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dan permeabilitas yang lebih rendah (Neville, 1982). Oleh sebab itu kehilangan air dari beton harus diproteksi, dan selanjutnya kehilangan air secara internal oleh pengeringan sendiri harus digantikan oleh air dari luar. Yaitu pemasukan air ke dalam beton harus difasilitasi sebaik mungkin, sehingga proses hidrasi yang terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton sangat terbantu oleh pengadaan airnya. Meskipun pada keadaan normal, air tersedia dalam jumlah yang memadai untuk hidrasi penuh selama pencampuran, perlu adanya jaminan bahwa masih ada air yang tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan proses hidrasi itu sendiri. Penguapan dapat menyebabkan suatu kehilangan air yang cukup berarti sehingga mengakibatkan terhentinya proses hidrasi, dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan (Neville, 1982 dan Soroka, 1979).

12

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

Dapat ditambahkan juga, bahwa penguapan dapat menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat, sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang mungkin menyebabkan retak, kecuali bila beton telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan ini. Oleh karena itu direncanakan suatu cara perawatan untuk mempertahankan beton supaya terus menerus berada dalam keadaan basah selama periode beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Hal ini termasuk pencegahan penguapan dengan pengadaan beberapa selimut pelindung yang sesuai maupun dengan membasahi permukaannya secara berulang-ulang. Sehari setelah pengecoran merupakan saat yang terpenting untuk periode sesudahnya. Oleh sebab itu diperlukan perawatan dengan air sehingga untuk jangka panjang, kualitas beton, baik kekuatan maupun kekedapan airnya, dapat lebih baik. Perawatan dengan cara membasahi menghasilkan beton yang terbaik. Semakin erat pendekatan kondisi perawatan, semakin kuat beton yang dihasilkan. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3 (Murdock dan Brook, 1999). Dalam menafsirkan hasil pengujian laboratorium, harus diperhitungkan bahwa bahan yang diuji umumnya kecil. Oleh karenanya sifat-sifat bahan ini sangat dipengaruhi oleh perubahan dari lapisan permukaannya. Karena umumnya lapisan permukaan mudah terpengaruh oleh kondisi perawatan. Hal ini dibuktikan oleh kerusakan tampang melintang yang tebal jauh lebih kecil daripada yang ditunjukkan oleh contoh bahan uji yang lebih kecil.

Gambar 3. Kuat Desak (Tekan) Beton yang Dikeringkan dalam Udara d i L ab o r a to r i u m S e s u d a h P e r a w a ta n A w al d e ng a n Membasahinya (Murdock dan Brook, 1999)

13

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Penggenangan atau penyiraman secara terus menerus tidak selalu merupakan suatu cara yang praktis, dan akan lebih baik bila disokong dengan penerapan cara-cara lain. Proteksi terhadap penguapan air segera setelah pengecoran yaitu menyelimuti permukaan beton dengan lembaran polythene atau kertas bangunan merupakan cara yang paling efektif pada langkah-langkah berikutnya. Tetapi, karena kurang baiknya daya insulasi bahan-bahan ini, mungkin diperlukan tambahan perlindungan untuk mengurangi pengaruh panas sinar matahari. Secara alternatif, hessian (sejenis karung goni) yang basah dapat ditutupkan langsung pada permukaan, segera setelah beton cukup keras agar hessian tidak menyebabkan kerusakan atau melekat pada permukaan beton. Pasir basah, pada lapisan setebal 50 mm juga dapat digunakan untuk merawat permukaan horizontal yang luas. Baik hessian basah ataupun pasir basah jarang dikerjakan dengan baik, penyiraman atau pembasahan beton pada interval waktu tertentu siang dan malam hari sering terlupakan. Menggunakan pasir basah mempunyai kelemahan karena akan menambah biaya sehubungan dibutuhkannya tenaga kerja tambahan untuk menempatkan dan mengambil kembali pasir itu (Lubis, 1986 dan 1995). Permukaan lantai akan mengering lebih cepat sehubungan dengan ketebalannya yang lebih tipis. Oleh karena itu harus diadakan sarana yang memadai untuk mencegah kekeringan dengan menyelimuti dengan kertas atau lembaran polythene yang kedap air. Lapisan tipis untuk perawatan beton, yang harus diterapkan sementara beton masih basah umumnya diterima sebagai suatu sarana yang memuaskan untuk perawatan beton. Meskipun bukan yang paling efisien, perawatan yang paling praktis dan ekonomis bentuknya ialah penggunaan senyawa kimia untuk perawatan beton dengan penyiraman terutama pada permukaan horizontal yang luas. Sistem Perawatan Beton Lainnya Perawatan beton yang dipercepat (accelerated curing): Dengan kondisi curing normal, beton mengeras secara perlahan. Curing harus dipertahankan minimal 14 hari untuk mendapatkan kekuatan akhir yang mendekati kekuatan beton yang dirawat 28 hari. Dengan mengerasnya pasta beton, akan terbentuk penampang beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Lamanya pencapaian kekuatan beton yang direncanakan supaya dapat memikul beban menyebabkan pembongkaran bekisting dapat dilaksanakan setelah umur beton mencapai empat minggu (28 hari).

14

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

Pencapaian kekuatan beton dalam waktu yang lebih singkat dapat dilakukan dengan menambah bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan atau dengan menaikkan temperatur saat curing. Mempersingkat waktu curing untuk mendapatkan kekuatan umur normal beton 28 hari mempunyai beberapa keuntungan: - Pembangunan dapat dipercepat. - Penggunaan cetakan atau bekisting dapat digunakan secara berulangulang dengan frekuensi yang tinggi, sehingga dapat menghemat biaya bekisting. - Dapat mengurangi gudang penyimpanan beton yang telah mengeras, terutama pada produksi beton pracetak. - Mempercepat produksi beton dan mempercepat pengantaran ke lapangan. Selain keuntungan di atas, cara curing ini memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dipertimbangan dari segi ekonomisnya. Metode mempercepat perawatan beton dapat dilakukan dengan perawatan dengan uap panas. Ada 2 jenis perawatan dengan uap panas: a. Perawatan dengan uap panas tekanan rendah. Pemeliharaan dengan cara ini adalah untuk mempercepat waktu pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tekanan atmosfir dan temperatur di bawah 100C dan dimaksudkan untuk menghasilkan siklus pekerjaan yang pendek pada industri komponen beton (beton prefab/pracetak). b. Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi. Metode ini sangat berbeda dengan metode pemeliharaan dengan uap bertekanan rendah dan bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan beton yang memerlukan persyaratan berikut: - Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai dalam waktu 24 jam. - Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfat atau bahan kimia lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan (cold storage) atau temperatur yang tinggi. - Diperlukan beton dengan susut dan rangkak rendah. Kedua jenis perawatan tersebut memerlukan biaya dan waktu perawatan yang tidak sama. Waktu perawatan dengan tekanan tinggi lebih cepat dari waktu perawatan dengan tekanan rendah. Senyawa kimia untuk perawatan beton: Senyawa kimia untuk perawatan dengan membentuk lapisan tipis adalah suatu cairan yang disemprotkan pada permukaan beton untuk menghambat

15

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

penguapan air dari beton. Sebuah jenis penyemprot kebun yang dapat dipegang dengan tangan sesuai untuk pekerjaan ini. Hampir semua bahanbahan kimia untuk perawatan beton yang tersedia di pasaran dan terbukti memuaskan pemakaiannya terdiri dari larutan sejenis damar. Setelah digunakan, larutan itu menguap dan meninggalkan permukaan beton. Lapisan resin (sejenis damar) tersebut tinggal dengan sempurna sekitar empat minggu. Selanjutnya lapisan ini menjadi getas dan mulai mengelupas akibat pengaruh sinar matahari dan cuaca. Pengujian di laboratorium dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa cara ini telah memberikan perawatan pada beton yang setara dengan membasahinya secara terus menerus selama 14 hari. Penggunaan curing compound biasanya dilakukan untuk permukaan beton yang vertikal dan terkena sinar matahari seperti kolom, balok dan dinding beton. Pemeliharaan dengan sistem elektris: Pemeliharaan dengan uap bila digunakan untuk komponen yang besar di lapangan tidak praktis untuk diterapkan. Untuk tujuan ini, sejumlah cara dengan sistem elektris telah dikembangkan oleh berbagai perusahaan. Namun metode ini kurang banyak digunakan di lapangan pekerjaan. Metode ini menggunakan resistor yang berfungsi menyalurkan arus listrik. Yang berfungsi sebagai resistor itu adalah campuran beton itu sendiri, tulangan atau benda-benda yang terdapat di dalam penampang beton. Di dalam pelaksanaannya ditemui kesukaran yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk menyalurkan arus listrik pada keseluruhan bahan di lapangan. Hal ini disebabkan terbatasnya panjang penulangan dan besarnya penampang yang harus dialiri, dan hal yang sama juga terlihat bila menggunakan batang tulangan prategang sebagai resistor. Dari hasil pengamatan, kabel prategang lebih sesuai bila digunakan sebagai resistor. Oleh karena itu pemeliharaan elektrik memberikan hasil yang memuaskan bila menggunakan berkas kabel prategang (Neville, 1982). Kesimpulan Pekerjaan Perawatan (Curing) Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka memperoleh sistem yang terbaik untuk pekerjaan curing dari beton, antara lain: variasi kondisi penyimpanan sampel, apakah basah terus menerus, kering terus menerus, menggunakan curing compound/sealed ataupun variasi awal basah kemudian terus menerus kering dan awal kering kemudian terus menerus basah, dan dalam variasi waktu maupun variasi campuran beton, memakai bahan pengisi/admixture atau beton normal saja (Lubis, 1986 dan 1995).

16

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

PENUTUP Sebagai kesimpulan, pelaksanaan konstruksi beton di lapangan harus betulbetul sesuai dengan prosedurnya termasuk perawatan beton ini pascakonstruksi, agar mutu beton dalam pelaksanaannya secara optimum mendekati mutu beton hasil penelitian di laboratorium. Demikianlah paparan singkat mengenai Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya, semoga hal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Hadirin yang saya muliakan, Sebelum mengakhiri pidato ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K) Rektor Universitas Sumatera Utara, beserta seluruh Pembantu Rektor, kepada Bapak (alm.) Prof. Dr. A. P. Parlindungan, SH (mantan Rektor USU) dan seluruh Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara atas segala bantuannya hingga saya dapat dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU pada hari ini. Kepada Bapak Prof. Ir. Nawawij Loebis, MPhil, PhD Dekan Fakultas Teknik USU, beserta seluruh Pembantu Dekan, dan seluruh staf saya ucapkan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan kepada saya. Kepada Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, MSc Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU, Bapak Dr. Ing. Hotma Panggabean, Ir. Juchni Halim, Ir. Jusran Madjid, Prof. Dr. Ir. Firman M.U. Tambun, MEng, Ir. Syahrir Arbyn Siregar, Ir. Jeluddin Daud, MEng, Ir. Rajamin Tanjung, Dr. Ing. Johannes Tarigan serta seluruh Teman Sejawat, rekan-rekan di Departemen Teknik Sipil USU yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, namun telah banyak memberikan dorongan dan semangat kepada saya, pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih. Kepada guru-guru saya sejak Sekolah Rakyat, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dengan tulus saya ucapkan terima kasih, jasa Bapak dan Ibu akan saya kenang sepanjang hayat dikandung badan. Kepada Dr. J. J. Brooks dan seluruh Lecturers Program MSc. Construction Engineering, saya ucapkan terima kasih atas bimbingannya selama saya menyelesaikan studi Master di University of Leeds, England, U.K.

17

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Kepada Prof. B. P. Hughes PhD, DEng, DSc dan seluruh staf Concrete Laboratory dan Steel and Wood Workshops, saya ucapkan terima kasih atas motivasi dan bimbingannya selama menyelesaikan studi Doktor di University of Birmingham, England, U.K. Kepada Amangboru Saidina Hamzah Dalimunthe, drg, SpPerio, Bapak Prof. dr. Darwin Dalimunthe, PhD, Prof. Sanwani Nasution, SH, Prof. Dr. Herman Mawengkang dan Prof. Drs. Bahren Umar, Saudara Azhar Ahmad, SE, Ahmad Hatib, SH, Drs. Abdul Hadi Lubis, dan Adinda Nurdi yang telah banyak membantu proses administrasi menjadi Guru Besar Tetap Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU saya ucapkan terima kasih atas bantuannya. Keberhasilan saya juga tidak lepas dari pengorbanan yang tulus Almarhum Ayahanda Porkas Lubis dan Almarhumah Ibunda Thaleah Thabranie yang telah mengasuh dan membesarkan, mendidik, mengajar dan membimbing saya sejak kecil dengan penuh kesabaran dan ketulusan tanpa mengenal lelah sehingga saya menjadi Guru Besar Fakultas Teknik USU, saya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Atas segala pengorbanan dari Ayahanda dan Bunda semoga Allah SWT memberikan balasan, kebaikan berlipat ganda, serta mudah-mudahan diampunkan segala dosa-dosanya, dan ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin. Kepada kedua mertua, Almarhum Ayahanda Haji Muhammad Nur Panggabean dan Almarhumah Ibunda Zariah Nasution yang telah mengasuh dan membesarkan, mendidik, mengajar dan membimbing istri saya sejak kecil dengan penuh kesabaran dan ketulusan tanpa mengenal lelah sehingga istri saya menjadi seorang istri yang solehah yang menyokong sepenuhnya karier suami sampai menjadi Guru Besar Fakultas Teknik USU saya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Atas segala pengorbanan dari Ayahanda dan Bunda semoga Allah SWT memberikan balasan, kebaikan berlipat ganda, serta mudah-mudahan diampunkan segala dosa-dosanya, dan ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin. Yang tak mungkin terlupakan istri tercinta Dr. Nurmijati Panggabean, ananda tersayang Muhammad Ichsan Porkas Lubis, Muhammad Iqbal Porkas Lubis, Muhammad Imran Porkas Lubis dan Muhammad Ishaq Porkas Lubis terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatian, pengorbanan, kesabaran, dorongan yang kuat dan bimbingan serta doanya yang tulus ikhlas, sejak studi di Inggris yang penuh tantangan dan

18

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

rintangan, hingga pengukuhan ini dan seterusnya sampai maut menjemput kita. Amin ya Robbal Alamin. Kepada seluruh keluarga, kaum famili serta handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, namun telah banyak memberikan dorongan dan semangat kepada saya, pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Akhirnya kepada seluruh Panitia Pengukuhan yang telah mempersiapkan upacara ini dengan sebaik-baiknya saya ucapkan terima kasih. Buat seluruh adik-adik mahasiswa, tingkatkan prestasi dan semangat dalam menuntut ilmu. Kepada seluruh hadirin yang saya hormati yang dengan penuh kesabaran dan perhatian selama mengikuti upacara pengukuhan ini, juga saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT, senantiasa memberkati kita semua. Amin ya Robbal Alamin. Saya mohon maaf jika terdapat kesilapan dalam pidato pengukuhan ini, itu adalah kesalahan saya sebagai seorang hamba Allah yang lemah penuh dengan segala kekurangan, dan kalaupun ada kebenaran, itu adalah semata-mata kebenaran dari Allah SWT. Sekian, wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

19

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA 1. Amri, S., Teknologi Beton A Z, Yayasan John Hi-Tech Idetama, Edisi Pertama, 2005. 2. Lubis, B., Influence of Drying on the Strength of Concrete, MSc. Construction Engineering Dissertation, Dept.of Civil Engineering, University of Leeds, England, U.K., 1986. 3. Lubis, B., Enhanced Strength of Reinforced Concrete Members Repaired with High Strength Polymer Modified Mortars, Civil Engineering PhD. Thesis, School of Civil Engineering, University of Birmingham, England, U.K., 1995. 4. Mulyono, T., Teknologi Beton, Penerbit Andi, Edisi Pertama, 2004. 5. Murdock, L.J. and Brook, K.M., Concrete Materials and Practice, 4th Edition, diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Ir. Stephanus Hendarko, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999. 6. Neville, A.M., Properties of Concrete, Third Edition, Pitman , London, 1982. 7. Neville, A.M., Brooks, J.J., Concrete Technology, First Edition, Longman Singapore, Singapore, 1990 (Reprinted). 8. Soroka, I., Portland Cement Paste and Concrete, First Edition, MacMillan, London, 1979.

20

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI Nama NIP Jabatan Pangkat dan Golongan Tempat/Tanggal Lahir Alamat E-mail Nama Ayah Nama Ibu Nama Istri Nama Anak : : : : : : : : : : : Dr. Ir. Bachrian Lubis, MSc 130 810 777 Guru Besar Penata Tk. I/IIId Kotanopan, Tapanuli Selatan/6 Februari 1948 Jl. Tri Dharma No. 118, Kampus USU Medan blubis6@yahoo.co.id Porkas Lubis (Alm.) Thaleah Thabranie (Almh.) Dr. Nurmijati Panggabean 1. Muhammad Ichsan Porkas Lubis 2. Muhammad Iqbal Porkas Lubis 3. Muhammad Imran Porkas Lubis 4. Muhammad Ishaq Porkas Lubis

B. PENDIDIKAN Stratum SR SMP SMA S-0 S-1 S-2 S-3 Tempat Negeri Simangambat Negeri Kotanopan Negeri Pekanbaru F.Teknik, USU F.Teknik, USU Leeds University, U.K. Birmingham Univ, U.K. Tahun Tamat 1960 1963 1966 1976 1981 1986 1995 Ijazah/ Keterangan Ijazah Ijazah Ijazah Ijazah/BSc Ijazah/Ir Ijazah/MSc Ijazah/Dr Bidang Studi Umum Umum Ilmu Pasti Teknik Sipil Teknik Sipil Constr. Eng. Civil Eng.

C. JABATAN DAN PEKERJAAN I. Jabatan Akademik Periode Tahun Institusi dan Tempat 1980 1983 1983 1986 1986 1997 1997 2000 2000 2006 2006 Sekarang Jur. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Jur. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Jur. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Jur. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Dep. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Dep. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Jabatan Asisten Madya Asisten Ahli Lektor Muda Lektor Madya Lektor Guru Besar

21

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

II. Pekerjaan Periode Tahun 1980 1983 1980 1983 1983 1986 1990 1993 1993 1995 1997 Sekarang 2000 Sekarang

Institusi dan Tempat Jur. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Jur. T. Sipil, Fak. Teknik, USU University of Leeds, U.K. Univ. of Birmingham, U.K.

Jabatan Staf Pengajar T. Sipil, Fak. Teknik, USU Asisten Studio T. Sipil, Fak. Teknik, USU Concrete Lab. Assistant, Civil Eng. Dept. Research Associate in Civil Eng. Dept. Ketua Departemen Kepala Lab. Bahan Rekayasa

Bonham & Reynolds Associates Structural Engineer Dep. T. Sipil, Fak. Teknik, USU Dep. T. Sipil, Fak. Teknik, USU

D. PUBLIKASI NASIONAL (Terakreditasi) 1. Lubis, Bachrian dan Lubis, Mawardi; Prilaku Slab Beton Menggunakan Bahan Admixture LSC 315 Terhadap Pola dan Penyebaran Retak Tanpa Tulangan. Jurnal Ilmiah SAINTEK, Vol.21, No.1, Juli - Desember 2004. 2. Lubis, Bachrian; Reinforced Concrete Beams Strengthened With Polymer Modified Ferrocement, Jurnal Penelitian SAINTIKA, Vol.5, No.1, Bulan/Tahun Maret 2005. 3. Lubis, Bachrian dan Lubis, Mawardi: Pengaruh Penggunaan Bahan Admixture LSC 315 Terhadap Mutu Beton, BULETIN UTAMA TEKNIK, Vol.9, No.2, Edisi Juli-Desember 2005. 4. Lubis, Bachrian; The Effect of Varying Polyvinyl Alcohol (PVA) Content on the Strength of Polymer Modified Mortar, Jurnal Ilmiah SAINTEK, Vol.22, No.2, Edisi Juli-Desember 2005. 5. Lubis, Bachrian; The Effect of Varying Curing Regime on the Strength of Polymer Modified Mortar, BULETIN UTAMA TEKNIK, Vol.9, No.3, Edisi September 2005. 6. Lubis, Bachrian; Reinforced Concrete Beams Strengthened With Polymer Modified Ferrocement (Group II), Jurnal Penelitian SAINTIKA, Vol.5, No.2, Bulan/Tahun September 2005. 7. Lubis, Bachrian; The Effect of Drying on Porosity in Relation to the Strength of Concretes, BULETIN UTAMA TEKNIK, Vol.10, No.01, Edisi Januari 2006. 8. Lubis, Bachrian; The Effect of Roughness of Concrete Surface and BondingAids on the Bond Strength of Polymer Modified Mortars, BULETIN TEKNOLOGI PROSES, Vol.5, No.1, Edisi Januari 2006.

22

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

E. PENELITIAN 1. Influence of Drying on the Strength of Concretes, MSc Dissertation, University of Leeds, England, U.K. 1986. 2. High Tensile Strength Modified Mortars, MPhil.Thesis, University of Birmingham, England, U.K. 1991. 3. Enhanced Strength of Reinforced Concrete Members Repaired with High Strength Polymer Modified Mortars, Ph.D Thesis, University of Birmingham, England, U.K. 1995. F. PRESENTASI DALAM KEGIATAN/PERTEMUAN ILMIAH 1. Pembicara dengan judul; Pengaruh Perawatan Terhadap Daya Tahan Beton dipresentasikan pada Seminar Nasional HAKI 2004 di Medan. 2. Peserta Seminar Nasional Pemerintah Dibidang T.Sipil Dalam Rangka Otonomi Daerah, Yoyakarta, 24 November 1999. 3. Peserta Konprensi Nasional GTN 99, Yoyakarta, 25 November 1999. 4. Peserta Seminar Nasional HAKI, Perkembangan Teknologi dan Applikasi Dalam Dunia Konstruksi Indonesia, Jakarta 19 20 Agustus 2003. 5. Peserta Lokakarya sekitar Mekanika Rekayasa, Bandung, 21 Agustus 2003. 6. Peserta Workshop Project Management Body of Knowledge (International Certification), Yogyakarta, 26 30 November 2005. G. PROMOTOR/CO-PROMOTOR/PENGUJI PROGRAM MAGISTER 1. Pembimbing Utama/Penguji mahasiswa Bona Simon Tua Sinaga dengan Judul Tesis Kajian Eksperimental Balok Beton yang Dicor Bertahap Dengan Mutu yang Sama, Agustus 2003. 2. Pembimbing Utama/Penguji mahasiswa Nursyamsi dengan Judul Tesis Kajian Perawatan Beton yang Terjadi di Lapangan Secara Eksperimental dengan Berbagai Kondisi di Laboratorium, Agustus 2003. 3. Pembimbing/Penguji mahasiswa Johan Oberlyn Simanjuntak dengan Judul Tesis Kajian Retakan Secara Eksperimental dan Teoritis pada Balok Beton Bertulang dengan Menggunakan Tulangan Berbeda Diameter tetapi Luas Penampang Sama., Agustus 2003. 4. Pembimbing Utama/Penguji mahasiswa Loly Siti Khadijah Lubis dengan Judul Tesis Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Material Pengganti Semen terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton, Agustus 2004.

23

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

5. Pembimbing/Penguji mahasiswa Mangantar Silalahi dengan Judul Tesis Analisa dan Kajian Eksperimental Balok Beton Berlubang, Agustus 2004. 6. Pembimbing/Penguji mahasiswa Muhd. Ari Subhan Harahap dengan Judul Tesis Plat Komposit Beton Prategang Pasca Tarik dan Combideck Ditinjau dari Kenyamanan Pemakai, Agustus 2004. H. KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI ILMIAH/PROFESI 1. Anggota Ikatan Keluarga Alumni Universitas Sumatera Utara (IKA-USU). 2. Anggota Ikatan Alumni Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (IKATSIUSU). 3. Anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII). 4. Anggota Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI). I. KEGIATAN PENUNJANG TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI 1. Peserta Kursus Perencanaan dan Pengawasan Jalan di Lingkungan PU Bina Marga, Medan 9 Maret 1998. 2. Peserta Pelatihan Sistem Analisa Kebutuhan Lalu Lintas dan Transportasi, FT SU Medan 2 5 Februari 1999. 3. Peserta Lokakarya Penerapan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah, Medan 13 April 1999. 4. Peserta pada Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil se-Indonesia, Yogyakarta 9 11 November 1999. 5. Peserta Lokakarya Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Air dan PTPA, Medan 30 Nov. 2 Des. 1999. 6. Peserta pada Pra Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil se Indonesia, Semarang 26 Februari 2000. 7. Peserta pada Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil se-Indonesia, Bandung Juni 2000. 8. Peserta Lokakarya Penataan dan Pemberdayaan Jurusan Akademik, Medan 9 11 Nov. 2000. 9. Peserta Seminar Sehari Partisipasi Masyarakat Guna Meningkatkan Pelayanan dan Pengembangan Jalan Raya Sumatera Utara, Medan 12 April 2001. 10. Peserta Sosialisasi Jasa Konstruksi, 8 Nov. 2001. 11. Anggota Panitia Sayembara Pembangunan Gedung Serba Guna Sumatera Utara 2002, Dinas Tarukim Provsu 4 Sept. 2002. 12. Anggota Tim Teknis Pembangunan Gedung Serba Guna Sumatera Utara 2002, Dinas Tarukim Provsu 4 Sept. 2002.

24

Pelaksanaan Konstruksi Beton dan Perawatannya

13. Anggota Tim Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Serba Guna Sumatera Utara 2002, Dinas Tarukim Provsu 23 Sept. 2002. 14. Peserta Sosialisasi MoU USU, Medan 17 Sept. 2003 15. Peserta Sosialisasi Fasilitas Jurnal Elektronik, Medan 17 Des. 2003. 16. Peserta International Workshop on Coastal and Marine Development, Medan 29 Maret 2004. 17. Peserta pada Pra Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil seIndonesia, Jakarta 29 Maret 2005. 18. Anggota Tim Teknis Pembangunan Gedung Serba Guna Sumatera Utara 2005, Dinas Tarukim Provsu 17 Mei 2005. 19. Peserta Start Up Workshop IDB Project, The Integrated Diponegoro University Development Project, Bandungan Semarang, 29 -30 Sept. 2006. J. PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SOSIAL 1. Penyuluhan tentang pengolahan air bersih sederhana guna keperluan air mandi, cuci dan kakus, Desa Hutaraja Kec. Siabu, Mandailing Natal, 16 Juni 1998. 2. Konservasi energi pada bangunan gedung dengan fungsi hunian, Desa Bingkawan, Kec. Sibolangit, Deli Serdang 9 September 2003. 3. Penyuluhan pengelolaan lingkungan hidup, Desa Patumbak II, Kab. Deli Serdang 12 April 2004. 4. Bimbingan teknis pelaksanaan bangunan bak mandi, cuci dan kakus, Desa Hutaraja Kec. Siabu, Mandailing Natal, 17 Januari 2005.

25

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

26

Anda mungkin juga menyukai