Anda di halaman 1dari 3

Kelainan Telinga Luar

Daun Telinga 1. Kelainan Kongenital Fistula preaurikula : terjadi apabila terdapat kegagalan penggabungan tuberkel satu dengan tuburkel dua. Merupakan kelainan herediter yang bersifat dominan. Sering ditemukan di depan tragus bentuk bulat/lonjong ukuran seujung pensil. Sering keluar cairan yang berasal dari kelenjar sebasea.

Mikrotia dan atresia liang telinga : ialah keadaan dimana daun telinga bentuknya lebih kecil dan tak sempurna. Biasanya disertai dengan tidak terbentuknya liang telingadan kelainan tulang pendengaran. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan telinga bagian dalam. Pebandingan kejadian lebih banyak pada laki-laki dengan ratio 1: 7000 dan lebih serinng terjadi pada telinga kanan. Perbandingan unilateral dengan bilateral adalah 3 : 1. Bila mikrotia + pikirkan sindroma kraniofasial (sindrom teacher Collins, sindroma nager). Penyebab belum jelas. Cara mendiagnostiknya hanya dengan melihatnya saja.

Telinga camplang : keadaan dimana daun telinga tampak lebih lebar dan lebih menonjol. Dalam hal ini tidak ditemukan adanya kelainan pada fungsi pendengaran. Hanya saja pasien memiliki masalah psikis apabila melihat telinganya.

2. Kelainan Yang Didapat Hematoma : Biasanya didahului dengan trauma pada telinga yang menyebabkan tedapatnya kumpulan darah antara perikondrium dan tulang rawan. Apabila tidak ditangani dengan baik bisa terkena infeksi yang nantinya akan menyebabkan perikondritis.

Perikondritis : radang yang terjadi pada tulang rawan yang menjadi rangka kerangka daun telinga. Diawali dengan trauma, infeksi dan komplikasi akibat pseudokista daun telinga. Bila pengobatan dengan antibiotic gagal bisa berakibat mengerutnya daun telinga akibat hancurnya tulang rawan (cauliflower ear).

Pseudokista : adanya benjolan pada daun telinga yang diakibatkan dari kumpulan cairan kekuningan diantara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga. Keadaan ini harus segera ditangani karena bisa menyebabkan komlikasi berupa perikondritis.

Liang Telinga Serumen : hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang lepas dan partikel debu. Normalnya serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah tersebut. Konsistensi lunak, kadang kering. Gumpalan serumen yang menumpuk bisa menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama bila kemasukan air yang menyebabkan serumen mengembang sehingga terdapat rasa tertekan dan gangguan pendengaran.

Benda asing : benda asing sering dijumpai pada gangguan liang telinga. Bisa berupa benda mati maupun benda hidup. Pada anak kecil biasanya sering sekali kasus masuknya benda asing pada liang telinga. Yang lebih sering adalah kapas dari cotton bud yang tertinggal. Dalam hal ini biasanya pasien akan mencoba mengeluarkan benda asing tersebut dengan caranya sendiri yang nantinya akan menyebabkan benda asing tersebut malah terdorong lebih dalam.

Otitis eksterna : radang liang telinga akut maupun kronis yang bisa disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Perubahan pH bisa mempermudah radang. Keadaan udara yang hangat dan lembab bisa memudahkan infeksi jamur. Trauma ringan juga dapat menjadi factor prediposisi.

Otitis eksterna sirkumskripta : terbentuknya furunkel akibat adanya infeks pada pilosebaseus, penyebabnya kemungkinan Staphylococcus aureus / Staphylococcus albus. Gejalanya biasanya berupa nyeri yang hebat yang dikarenakan adanya tekanan pada perikondrium. Bisa juga terjadi gangguan pendengaran apabila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.

Otitis eksterna difus : tampak hiperemis dan edema pada dua pertiga dalam liang telinga. Penyebabnya biasanya golongan Pseudomonas bisa akibat Staphylococcus albus ataupun Eschericia coli. Gejalanya berupa nyeri tekan tragus, liang telinga sempit, kada KGB regional membesar dan nyeri tekan. Terdapat secret yang berbau tapi tidak mengandung lender.

Otomikosis : infeksi jamur di liang telinga akibat kelembaban yang tinggi. Gejalanya biasanya adalah rasa gatal dan rasa penuh di telinga. Bisa juga tanpa keluhan. Penyebabnya bisa Aspergilus, Pityrosporum,Candida albicans dan lainnya.

Herpes zoster otikus : ialah infeksi virus varicella zoster yang menyerang salah satu atau lebih dermato saraf kranial. Bisa menyerang saraf trigeminus, ganglion genikulatum dan radiks servikalis bagian atas. Keadaan ini biasa dikenal sindroma ramsay hunt. Yang pada keadaan berat bisa menyebabkan gangguan pendengaran berupa tuli sensori neural.

Keratosis obturans dan kolesteatoma eksterna : pada keratosis obturans bisa ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga yang disebabkan akibat terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi kea rah luar. Biasanya terdapat tuli konduktif akut, nyeri hebat, liang telinga yang lebih lebar, membran timpani yang utuh tetapi tebal dan tidak ditemukan sekresi telinga. Lebih sering ditemukan pada usia muda. Terdapat erosi liang telinga dan menyeluruh. Pada kolesteatoma eksterna biasanya ditemukan pada usia tua, dengan erosi di daerah posteroinferior. Otore dan nyeri tumpul menahun biasanya ditemukan pada penyakit ini.

Otitis eksterna maligna : infeksi difus liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya. Terjadi pada orang tua dengan riwayat DM. karena pada penderita DM, pH serumennya lebih tinggi. Karena itulah sangat mudah sekali terjadi enyakit ini, karena adanya immunocompromize dan mikroangiopati bisa menyebabkan otitis eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna. Pada hal ini biasanya diteukan infeksi yang meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang disekitarnya. Akibatnya timbul kondritis, osteitis dan osteomyelitis yang menghancurkan tulang temporal. Gejalanya bisa berupa rasa gatal yang diikuti dengan nyeri, secret yang banyak dan pembengkakan telinga. Nyeri bisa semakin hebat, liang telinga bisa tertutup oleh jaringan granulasi, saraf fasial bisa kena akibatnya menimbulkan paresis dan paralisis fasial.

Anda mungkin juga menyukai