Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kunci pokok dalam pendidikan, sebab tanpa belajar tidak akan ada pendidikan. Inti dari belajar adalah berubah dan berkembang. Dengan belajar, individu dapat berkembang dan meningkatkan atau menaikkan derajat hidupnya. Sekelompok manusia yang belajar tentu dapat mepertahankan hidupnya ditengah-tengah persaingan dibandingkan dengan kelompok manusia lainnya yang tidak belajar. Belajar adalah perubahan dalam diri individu sebagi akibat dari pengalaman. Di mana pengalaman tersebut dapat berupa proses penyesuaian diri dengan lingkungannya maupun sebuah usaha untuk menjadi bisa (perubahan tingkah laku dan pola fikir) dan menambah ilmu (seperti halnya seorang anak belajar di sekolah untuk mendapatkan berbagai pengetahuan yang disusun dalam sebuah kurikulum tertentu.) Keberhasilan proses belajar dimana pengalaman yang ia dapat akan menjadi perubahan tingkah laku dan perubahan pola fikir akan sukses dan berhasil bilamana faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar itu mendukung dan sinergis secara positif, karena semua faktor-faktor tersebut bilamana salah satunya dalam keadaan tidak siap, tidak baik dan negatif, maka proses belajar pun akan terganggu dengan hadirnya berbagai masalah belajar, atau kesulitan-kesulitan dan hambatan dalam proses belajar. Fakta sekarang menunjukkan bahwa banyaknya pelajar atau mahasiswa yang tidak memanfaatkan belajar yang efektif untuk meningkatkan prestasinya. Seperti banyak mahasiswa yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain, bersenang-senang, jika mengikuti pembelajaran tidak mengikuti dengan serius, bahkan mahasiswa masuk kuliah hanya sekedar mendapatkan gelar saja,Sehingga terjadinya penurunan prestasi pelajar tersebut. PADANG, KOMPAS.com Angka kelulusan pelajar tingkat SMA, Madrasah Aliyah atau MA, dan SMK di Provinsi Sumatera Barat pada tahun
1

2010 melorot drastis jika dibandingkan dengan tingkat kelulusan pada 2009. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Barat, Burhasman, Minggu (25/4/2010) mengatakan penurunan itu terjadi untuk jumlah total sebanyak 59.574 pelajar SMA, MA, dan SMK se-Sumbar. Untuk tingkat SMA jurusan IPA, prosentase kelulusan sebesar 96,95 persen atau turun dibandingkan tahun lalu sebesar 99,33 persen. Untuk jurusan IPS, prosentase kelulusan sebesar 90,39 persen, turun jika dibandingkan tahun lalu sebesar 96,07 persen. Adapun prosentase kelulusan di tingkat MA jurusan IPA, tercatat sebesar 89,57 persen atau turun jika dibandingkan tahun 2009 sebesar 93,34 persen. Prosentase kelulusan MA jurusan IPS tercatat sebesar 77,27 persen atau turun jauh dibandingkan prosentase kelulusan ta hun 2009 sebesar 96,43 persen. Penurunan yang cukup tajam dari prosentase kelulusan pelajar juga terjadi di tingkat SMK dengan angka sebesar 78,40 persen yang jauh lebih rendah jika dibandingkan prosentase kelulusan tahun lalu sebesar 93,6 persen. Masalah yang terjadi seperti penerapan belajar yang kurang efektif didalam kelas, masalah penurunan prestasi belajar tersebut. Adapun keberhasilan proses belajar selain ditentukan oleh faktor yang mempengaruhinya adalah pengkondisian diri dalam menerima pelajaran atau mengikuti proses belajar. Pengkondisian diri itu disebut sebagai proses belajar efektif, dimana terdapat sejumlah metode untuk mengkondisikan diri siap belajar dan sanggup menjadikan memproses pengalaman yang didapat menjadi perubahan tingkah. laku dari hasil belajar

B. Identifikasi Masalah 1. Proses belajar dikelas yang kurang efektif 2. Penurunan persentase kelulusan di sekolah 3. Penurunan prestasi belajar siswa 4. Kurangnya manajemen waktu yang efektif pada siswa untuk belajar

5. Kurangnya penerapan belajar efektif bagi siswa 6. Tidak adanya metode khusus yang dikembangkangkan dalam peningkatan prestasi belajar B. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya persoalan persoalan yang mengitari kajian ini seperti yang dikemukakan dalam identifikasi masalah di atas, maka penulis memfokuskan pada poin 1, 3, 5, dan 6. Pengertian belajar, prestasi, serta metode yang akan digunakan dalam belajar efektif. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah pengertian belajar dan prestasi belajar serta permasalahannya ? b. Bagaimana metode yang akan dilakasanakan dalam belajar efektif ? E. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peulisan ini adalah untuk mendeskripsikan secara ilmiah dan sistematis tentang faktor yang menentukan belajar efektif seperti penejelasa pengertian dan metode seperti apa yang harus di lakukan dalam belajar efektif dalam upaya peningkatan prestasi siswa . Tujuan umum penulisan makalah ini adalah membuka wawasan terhadap belajar efektif sebagai acuan ilmu dalam memberikan bimbingan belajar, namun secara khusus penulisan makalah bertujuan sebagai penambah referensi yang membahas tentang belajar efektif.

F. Manfaat Penulisan Dari penulisan makalah ini, diharapkan berguna bagi penulis dan pembaca yang sebagai bahan masukan yang akan memeperkaya ilmu pengetahuan atau wawasan tentang belajar efektif dan mengetahui metodemetode yang baik jika digunakan.

BAB II A. Kajian Teori

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001) Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.7 Menurut James O.Wittaker, learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or experience. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Howard L. Kingsley, learning is the process by which behavior (in the broader sense) I s organited or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui penglaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104). Menurut Djalal (1986: 4) bahwa prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran . Sedangkan menurut Kamus bahasa Indonesia Millenium (2002: 444)prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dikerjakan. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah

prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Apa yang telah dicapai oleh siswa melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar. Tentang apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutkan dengan istilah hasil belajar seperti Nana Sudjana (1991). Penacapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Oleh karena itu ketiga aspek di atas harus menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar harus mencakup aspek aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Menurut Sudjana, ketiga aspek di atas tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar: Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya. Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata (1998 : 233) dan Shertzer dan Stone (Winkle, 1997 : 591), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal

B. Kerangka konseptual

Penerapan Belajar Efektif Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Siswa

Belajar Efektif

Pedoman Belajar efektif

Prestasi belajar

Minat belajar

Metode belajar efektif

BAB III

A. Metode Penulisan Penulisan makalah ini menggunakan metode studi literatur turut, dimana penulis berusaha mengungkapkan konsep-konsep baru dengan cara membaca dan mencatat informasi-informasi yang relevan dengan kebutuhan pembahasan. Bahan bacaan mencakup buku-buku teks, jurnal atau majalahmajalah ilmiah dan hasil-hasil penelitian (Pidarta, 1999: 3-4). Selain itu data diperoleh secara online dengan bantuan search engine. B. Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku buku atau dari sumber media internet yang terkait dengan belajar efektif

BAB IV PEMBAHASAN A. Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001) Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. Belajar adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Menurut Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Menurut James O.Wittaker, learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or experience. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah , sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya sering kali berkaitan dengan pengorganisasian belajar.
8

1.

Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran. Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

2.

Pengertian Prestasi Belajar Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau

10

diciptakansecara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu. Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indikator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar 3. Alat Evaluasi Prestasi Belajar Langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai prestasi belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi prestasi belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda,bentuk tes mencocokan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa tes esai. 4. Indikator Prestasi Belajar Indikator prestasi belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek kognitif. 5. Batas Minimum Hasil Belajar Setelah mengetahui indicator yang hendak dicapai, maka guru perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indicator tersebut.

11

Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil belajar siswa.

12

B. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 :109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

13

Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok. Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.

2. Membangkitkan Minat Belajar Siswa di Sekolah Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar. Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Menurut Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana penetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya.

14

Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minatminat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. C. Masalah-Masalah Belajar Masalah-masalah Belajar adalah segala masalah yang terjadi selama proses belajar itu sendiri. Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah, sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya sering kali berkaitan dengan pengorganisasian belajar. 1. Faktor Internal

15

a. Ciri Khas/Karekteristik Siswa Dapat dilihat dari kesediaan siswa untuk mencatat pelajaran,

mempersiapkan buku, alat-alat tulis atau hal-hal yang diperlukan. Namun, bila mana siswa tidak memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapan belajar. b. Sikap Terhadap Belajar Sikap siswa dalam proses belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Namun, bila lebih dominan sikap menolak sebelum belajar maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar. c. Motivasi Belajar Di dalam aktivitas belajar, motivasi individu terbentuk dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak, mengerjakan tugas dan sebagainya. Umumnya kurang mampu untuk belajar lebih lama, karena kurangnya kesungguhan di dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar yang memberikan dampak bagi ketercapaianya hasil belajar yang diharapkan. d. Konsentrasi Belajar Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan waktu yang cukup lama, di samping menuntut ketelatenan guru. e. Mengelolah Bahan Ajar Siswa mengalami kesulitan di dalam mengelolah bahan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya dapat mendorong siswa agar memiliki

16

kemampuan sendiri untuk terus mengelolah bahan belajar, karena konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis. f. Menggali Hasil Belajar Bagi guru dan siswa sangat penting memperhatikan proses penerimaan pesan dengan sebaik-baiknya terutama melalui pemusatan perhatian secara optimal. Guru hendaknya berupaya mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan, agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam mengolah pesan-pesan pembelajaran. g. Rasa Percaya Diri Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu di mana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya. Hal-hal ini bukan merupakan bagian terpisah dari proses belajar, akan tetapi merupakan tanggung jawab yang harus diwujudkan guru bersamaan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. h. Kebiasaan Belajar Adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan. Ada beberapa bentuk kebiasaan belajar yang sering dijumpai : 1) 2) 3) 4) 5) Belajar tidak teratur Daya tahan rendah Belajar hanya menjelang ulangan atau ujian Tidak memiliki catatan yang lengkap Sering datang terlambat, dan lain-lain

17

Jenis-jenis kebiasaan belajar di atas merupakan bentuk-bentuk perilaku belajar yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh. 2. Faktor-faktor Eksternal Belajar a. Faktor Guru Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok. Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu

mengaktualisasikan tugas-tugas guru dengan baik, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, namun jika guru tidak dapat melaksanakannya, siswa akan mengalami masalah yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka. b. Lingkungan Sosial (Teman Sebaya) Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa. Contoh seorang siswa bernama Rudi yang terpengaruh teman sebayanya dengan kebiasaan rekan-rekannya yang baik, maka akan berdampak positif dan sebaliknya. Pada sisi lain lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebayanya yang mampu memberi motivasi kepadanya untuk belajar. c. Kurikulum Sekolah Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas

18

pembelajaran, maka dipastikan kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntunan perubahan di mana perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu : 1) Tujuan yang akan dicapai berubah 2) Isi pendidikan berubah 3) Kegiatan belajar mengajar berubah 4) Evaluasi belajar d. Sarana dan Prasarana Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu sarana dan prasarana menjadi bagian yang penting untuk tercapainya upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan. 3. Mengenal dan Mengatasi Masalah Belajar Siswa Agar bimbingan dapat lebih terarah dalam upaya menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut. a. Indentifikasi Adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan : 1) Data dokumentasi hasil belajar mereka 2) Menganalisis absensi siswa di dalam kelas 3) Mengadakan wawancara dengan siswa

19

4) Tes untuk memberi data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi b. Diagnosis Adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengelolaan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut : Keputusan mengenai hasil kesulitan belajar siswa Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan belajar c. Terapi Terapi di sini adalah pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk terapinya antara lain : 1) Bimbingan belajar kelompok 2) Bimbingan belajar individu 3) Pengajaran remedial 4) Pemberian bimbingan pribadi 5) Alih tangan kasus d. Tindak Lanjut D. Metode Belajar efektif bagi siswa

20

Untuk mengatasi masalah yang terjadi tersebut serta untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah dapat di lakukan denga beberapa metode sebagai berikut: 1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal Fungsi utama kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh menghapal 100% semua detail pelajaran, tetapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami terlebih dahulu garis besar materi pelajaran, sehimgga membuat kita mudah dalam memahami pelajaran tersebut. 2. Membaca adalah kunci belajar Agar kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi akan tersimpan lama di otak kita. 3. Mencatat pokok-pokok pelajaran Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang berguna ketika kita mengulang pelajaran selama ujian. 4. Hapalkan kata-kata kunci Kita harus menghapal materi pelajaran yang kita pelajari. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan,agar mudah diingat pada saat otak kita. Seperti kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. 5. Pilih waktu belajar yang tepat Waktu belajar yang paling bagus adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar efektik yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa

21

energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah. 6. Bangun suasana belajar yang nyaman Banyak hal yang bisa membuat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa memilih lagu yang sesuai dengan lagu favorit kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain. 7. Bentuk Kelompok Belajar Jika bosan belajar sendiri, bisa belajar bersama dengan teman. Tidak perlu banyak karena tidak akan efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini sangat efektif. 8. Latih Sendiri Kemampuan Kita Kita mampu melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Jika materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru. 9. Kembangkan Materi yang Sudah Dipelajari Jika kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung menutup buku. Cobalah kita berpikir kritis seperi ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Meminta bantuan guru untuk menjawabnya. Jika untuk selalu berpikir ke depan dan kritis. belum sempurna, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita

22

10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat Kita boleh belajar keras, tapi jangan lupa untuk istirahat. Jika di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 3045 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Jika pikiran sudah suntuk, tidak bagus untuk memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak menjadi siap untuk menerima materi baru.

BAB 5 PENUTUP A. Kesimpulan Belajar adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman pengalaman dan merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia dalam membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Keberhasilan seorang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dipengaruhi oleh alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indikator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah, sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar Metode Belajar Efektif dalam peningkatan prestasi di Sekolah

23

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal 2. Membaca adalah kunci belajar 3. Mencatat pokok-pokok pelajaran 4. Hapalkan kata-kata kunci 5. Pilih waktu belajar yang tepat 6. Bangun suasana belajar yang nyaman 7. Bentuk Kelompok Belajar 8. Latih sendiri kemampuan kita 9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari 10. Sediakan waktu untuk istirahat
21

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan kepada pembaca untuk selalu meningkatkan prestasi belajarnya sesuai dengan solusi yang telah di uraikan diatas. Karena dengan belajar efektif kita dapat meningkatkan prestasi belajar kita.

24

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.unjabisnis.net/2011/04/masalah-masalah-belajar.html. Diakses pada Selasa,18 Oktober2011,pukul 20.30 WIB 2. http://www.ronywijaya.web.id/2011/07/10-tips-metode-belajar-efektifdi.html. Diakses pada Selasa,18 Oktober 2011,pukul 20.40 WIB 3. http://beritatersebar.wordpress.com/2011/03/05/cara-belajar-efektif/. Diakses pada Rabu,19 Oktober 2011,pukul 16.40 WIB 4. http://stie-ibek.ac.id/900node/content/view/2/2/. Diakses pada kamis, 20 Oktober 2011,pukul 22.10 WIB 5. http://ipiems.com/index.php? option=com_content&view=article&id=33:kesuksesan-dalam-mencapai-

25

prestasi-belajar&catid=1:halaman-depan&Itemid=36. Diakses pada kamis, 20 Oktober 2011,pukul 22.00 WIB 6. http://abas-nr.blogspot.com/2010/01/makalah-cara-belajar-siswaaktif.html.Diakses pada kamis, 20 Oktober 2011,pukul 22.10 WIB 7. http://ipiems.com/index.php? option=com_content&view=article&id=33:kesuksesan-dalam-mencapaiprestasi-belajar&catid=1:halaman-depan&Itemid=36 kamis, 20 Oktober 2011,pukul 21.30 WIB . Diakses pada

Anda mungkin juga menyukai