Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH Tafsir tentang Hadits-Hadits Mengenai thalaq BidI dan Sunni Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Tafsir al-Hadits I Dosen pengampu: Ahmad Izzuddin M.Hi,.

Oleh: Mufid al-Anshari (10210000) Alfin SN (10210106)

JURUSAN Al-AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat yang diberikan kepada kita semua, sehingga sampai sekarang ini kita masih bisa merasakan nikmatnya kehidupan didunia. Sholawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan pembimbing kita menuju kebahagian yang hakiki dan kesempurnaan kehidupan manusia dengan adanya Dinnul Islam. Makalah yang membahas tafsir Hadits tentang Walimah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir al-Hadits I, dalam rangka untuk memahami lebih jauh bagaimana walimah yang sesuai denga syara tersebut. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah yang di susun ini. Terutamanya kepada Bapak Izzuddin Selaku dosen pembimbing dan Pembina mata kuliah Tafsir al-Hadits I. Mengingat keterbatasan kemampuan serta keilmuan yang kami miliki, oleh karena itu kami selaku penyusun dari makalah ini sangatlah mengharap saran dan kritikan yang bersifat membangun dari segenap pembaca sekalian. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.Amien

Malang, 22 Oktober 2012

Penyusun

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................... A. Latar Belakang... B. Identifikasi Masalah.. C. Tujuan BAB II: PEMBAHASAN............................................................................ 1.1 HADITS PERTAMA. A. TEKS HADIST DAN TERJEMAH HADIST B. TAKHRIJ DAN KUALITAS HADIST. C. HADIST-HADIST PENDUKUNG D. MAKNA MUFRADAT... E. ANALISIS KEBAHASAAN DAN USHUL FIQH F. KANDUNGAN HUKUM DAN METODE ISTINBATNYA G. HIKMAH .. H. LAMPIRAN.. 1.2 HADITS PERTAMA A. TEKS HADIST DAN TERJEMAH HADIST.. B. TAKHRIJ DAN KUALITAS HADIST... C. HADIST-HADIST PENDUKUNG .. D. MAKNA MUFRADAT. E. ANALISIS KEBAHASAAN DAN USHUL FIQH . F. KANDUNGAN HUKUM DAN METODE ISTINBATNYA . 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4 6 6 7 8 9 10

12 12 12 13 14 15 15

BAB III: PENUTUP.................................................................................... Kesmpulan

17 17

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berbicara masalah Tafsir secara tidak langsung tentunya kita sebelumnya harus mangerti arti dari Tafsir itu sendiri, dengan demikian berpatokan pada pengertian diatas serta dilengkapi dengan berbagai literatur yang mendukung yang dikarang oleh para mufassir tentang tafsir maka kita tidak akan seenaknya sendiri mengklaim bahwa tafsir itu demikian yang terkandung di dalam surat maupun ayat. Tafsir timbul berdasarkan penalaran akal manusia atau ahlimufassir yang berusaha mencari suatu kandungan hukum maupun langkah untuk menjelaskan isi kandungan secara umum disana. Arti dari tafsir itu sendiri, menurut Al-Zarkasyi ialah ilmu yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan makna-makna kitab Allah yang diturunkan oleh Nabi-Nya (Muhammad saw) serta menyimpulkan kandungan-kandungan hukum dan hikmahnya yang terkandung didalamnya. Dalam makalah yang kami susun ini membahas mengenai Hadits tentang thalaq Sunni dan thalaq Bidi, dari hadits tersebut kita bisa mengetahui tentang hukum menjatuhkan thalaq Sunni ataupun thalaq Bidi dengan melalui dalalah-dalalah yang berdasarkan pemahaman Ushul Fiqih.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dari persoalan diatas, maka makalah yang akan dibahas ini adalah: A. Bagaimana analisi Ushul Fiqihnya B. Bagaimana metode istinbat hukumnya C. Apa hukum yang terkandung didalamnya? C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah antara lain: a) Dapat Mengetahui tafsir hadits tentang Thalaq Sunni dan Thalaq Bidi b) Dapat Mengetahui Analisis Ushul Fiqihnya c) Dapat Mengetahui Metode Istinbatnya d) Dapat Mengetahui hukum yang terkandung didalam hadits tersebut

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Hadits pertama: A. Teks dan Tarjamah Hadits

, - : , , - - : , ." , ,
Artinya:Dari 'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya. Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah tersebut ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak boleh, sampai suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang dirasakan oleh suami pertama.1" (Shahih Muslim:2590)

B. Takhrij dan Kualitas Hadits Setelah kami melakukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan hadits ini, bahwasanya hadits ini sanadnya bersambung dan sampai kepada Nabi sehingga disebut dengan Hadits Marfu dan juga memenuhi syarat-syarat hadits shahih. Sebagaimana informasi yang ada di dalam gambar jalur sanad di bawah ini:

Shohih Bukhori no.hadits 2590

Metode Jarh wa Tadil

1) Abu Bakar bin Abi Syaibah a. Ahmad bin Hanbal ( ) b. Al-Ajaly ) ( 2) Ali bin Mushir a. Ahmad bin Hanbal ) ( b. An-NasaI ( ) 3) Ubaidillah bin Umar a. Yahya bin Muayyan )( b. An-Nasai ) ( 4) Qosim bin Muhammad a. Al-Ajali ) ( b. Ibnu Hibban ) ( 5) Aisyah a. Tabel Daftar Takhrij Hadits. NAMA KITAB Shahih Bukhari An-Nasai Abu Dawud Ad-Darimi ibnu Majjah BAB Syahadat Thalaq Libas Adab Nikah Thalaq Nikah NO HADITS 2445 4857 4905 5346 5377 5620 3231 3354-3359 1965 2167 19222

Aplikasi Hadits

C. Hadits-hadits Pendukung

: , : .
Dan dalam riwayat lain (dikatakan) : Dan Ibnu Umar apabila ditanya tentang hal itu, ia menjawab kepada salah seorang dari mereka, adapun jika engkau mentalak istrimu sekali atau dua kali maka sesungguhnya rasulullah saw memeritahkan aku dengan perintah ini (merujuk) dan jika engkau mentalak tiga, maka haramlah perempuan itu bagimu sehimgga ia kawin lagi dengan laki-laki lain dan engkau telah durhaka kepada Allah ,Azza wa jalla dalam hal yang diperintahkan oleh-Nya tentang talakmu terhadap istrimu. (HR Ahmad, Muslim, dan Nasai) . : Ya Rosulallah,bagaimana pendapat tuan kalau saya menceraikannya dengan thalak tiga, apakah halal bagiku untuk merujuknya? Beliau menjawab,Tidak, ia sudah lepas darimu 3.

D. Makna Mufradat adalah Telah mentalaq,karena ini adalah bentuk kata lampau atau fiil madhi dari wazan , yang bermana telah terjadi. adalah seorang laki-laki,yang disini di artikan sebagai seorang suami. adalah istrinya. adalah tiga kali. : lalu wanita tersebut telah dinikahi, sehingga telah dinikahi berdasarkan wazan makna yang sudah lampau dan merupakan bentuk dhomir dari . adalah seorang laki-laki lain. : kemudian wanita tersebut ditalak. : sebelum dia men duhul isterinya. kemudian dia ingin () . untuk menikahinya. untuk menikahinya lagi. maka di tanyakan kepada Rasulullah. dari permasalahan tadi. maka Rasul pun menjawab. tidak boleh. sehingga merasakan manisnya. laki-laki atau suami yang terahir. dari manis telah dirasakan. apa yang dirasakan suami pertama
3

Al-Hamdani,jakarta, , 2002. hal 229

E. Analisis Kebahasaan dan Ushul Fiqih

F. Kandungan Hukum Dan Metode Istinbatnya Talak sunni hukumnya boleh dan dapat berlaku, talak seperti ini yang sesuai dengan tuntutan syara. Bentuk talak seperti menjatuhkan talak satu atau talak tiga, akan tetapi disunnahkan menjatuhkan talak satu dan dua, supaya dapat rujuk kembali pada mantan istrinya bilamana dikemudian hari merasa menyesal atas keputusannya . Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat at-Talaq ayat : 1 Wahai orang-orang yang beriman bila kalian mentalak perempuan-perempuan maka talaklah pada iddah mereka maksud ayat ini adalak talaklah istrimu pada masa disyariatkan iddah, yaitu masa suci sebab masa haid tidak terhitung masa iddah Dan apabila si suami setelah menjatuhkan thalak untuk yang ketiga maka sisuami apabila ingin merujuknya kembali,ia harus menunggu sampai mantan istrinya telah menikah dengan orang lain dan telah di ceraikannya kembali baru kemudian ia di bolehkan untuk menikahi mantan istrinya kembali,sebagaimana sabda nabi ,,,

, - : , , - - : , ." , ,
Artinya:Dari 'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya. Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah tersebut ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak boleh, sampai suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang dirasakan oleh suami pertama."

G. Hikmah Dalam hadits ini manusia di tuntut untuk dapat berfikir dalam melakukan atau memutuskan setiap kehendak yang akan di lakukan dan juga dapat memikirkan akibat-akibat apa yang dapat timbul dari perbuatannya, dalam hal ini terhusus dalam bab thalak,didalam al-quran Allah telah memberikan atau mengatur thalak apa saja yang halal dan boleh dilakukan dan juga tahapantahapannya dalam menjatuhkan thalaknya.4 Yang pertama adalah thalak satu,atau thalak rojI,yaitu thalak yang apabila dijatuhkan sisuami masih dapat merujuk istrinya dalam masa iddah dan tanpa ada akad baru, hanya ucapan lisan dari pihak suami pada istri.yang kedua adalah thalak bain sughro atai thalak dua,yaitu thalak yang apabila dijatuhkan sisuami harus menggunakan akad baru untuk merujuk istrinya sebagaimana pernikahan yang pertama kali dilakukan.disini jelas sekali bahwa Allah sangat sayang kepada hamba-hambanya,yaitu masih memberi kesempatan untuk dapat membentuk keluarga lagi setelah adanya perpisahan, supaya pihak-pihak tersebut dapat merenungi kesalahan-kesalahan yang ada dan tidak menuntut kemingkina mereka dapat berfikir untuk dapat kembali dan membentuk keluarga yang utuh lagi seperti pada awalnya dan kalau tidak bisa mempertahankannya maka di thalak dengan baik.setelah adanya rujuk yang kedua dan apabila suami mentalaknya kembali, maka thalak ini disebut dengan thalak bain kubro,yaitu yang apabila suami ingin menrujuk mantan istrinya kembali, dia harus menunggu sampai istrinya menikah lagi dengan orang lain dengan sungguh-sungguh dan kemudian bercarai, baru kemudian mantan suami yang pertama diperbolehkan untuk menikahinya kembali.5

4 5

Kamal bin As Sayyid Salim,Fiqih Sunnah Wanita,Jakarta Utara,hal:633 Ibid I/634

1.2 HADITS KEDUA : A. Teks dan Terjemahan Hadits

. " :
Artinya: Dari Ibnu Umar ra. Bahwa ia pernah mentalak istrinya, sedang istrinya itu dalam keadaan haidh, kemudian hal itu disampaikan oleh umar kepada Nabi saw, lalu Nabi saw bersabda, "Suruhlah dia untuk merujuknya kembali, lalu hendaklah ia mentalaknya dalam keadaan suci atau hamil". Sunan Abi Dawud (1865) B. Takhrij dan Kualitas Hadits Setelah kami melakukan penelitian terkait hadits kedua tersebut dalam aplikasi hadits, ternyata hadits ini termasuk hadits marfu dan juga memenuhi kriteria hadits shahih . Berikut susunan sanad :

Metode Jarh Wa Tadil: 1. Usman bin abi Syaibah a. Yahya bin Muaiyyan ) ( b. Al-Ajaly ) ( 2. Waki a. Muhammad bin Saad ) ( b. Al-Ajaly )( 3. Sufyan a. Malik bin Anas )( b. Syubah bin alhajaj )( 4. Muhammad bin AdriRahman a. Yahya bin Muaiyyan )( b. At-Tirmidzi )( 5. Salim a. Muhammad bin Saad )( b. Al-Ajali )( 6. Ibnu Umar a.

Tabel Daftar Takhrij Hadits KITAB ShahihBukhari Shahih Muslim Sunan an-Nasai Ibnu Majjah Malik Suanan Adz-Dzarimi BAB Thalaq Thalaq Thalaq Thalaq Thalaq Thalaq NOMOR HADITS 4850,4851,4854,4916,4817 2675-2681,dan 2683-2688 3336-3339 dan 3343-3503 2009,2012,2013 1053 2162

C. Hadits-hadits Pendukung

: : : :
6

Seorang laki-laki hendak menthalak isterinya dengan tiga thalak sekaligus,kemudian Rasulullah marah kepadanya dan bersabda:apakah kalian sudah berani mempermainkan kitab Allah sementara aku masih berada di antara kamu?.....

Sunan an-NasaI (3401)

: : :
Perintahkan kepadanya agar is rujuk kembaki kepada istrinya itu dan membiarkannya sampai ia suci dari haidnya,kemudian menunggu sampai ia haid kembali.Dan apabila ia telah suci kembali dari haidnya itu, bolehlah ia menetapkan, apakah ia aka tetap mempertahankan pernikahannya itu ataukah menceraikannya sebelum ia menyentuhnya (berhubungan suami istri). Begitulah iddah yang di perintahkan oleh Allah Swt, berkenaan dengan cara menceraikan istri.

Sunan ibnu Majjah (2019)

Maktabah Syameelah Rosymi

D. Makna Mufradat adalah thalak yang sudah dijatuhkan, pada seorang istri dari Suami. dan dia perempuan,ini bentuk dhomir dari kata .dan orang yang dalam keadaan haid. Dan perintahlah dia (suami). untuk merujuk istrinya tadi. maka thalaklah dia (istri) ketika ia dalam keadaan sudah suci. atau dia dalam keadaan hamil. E. Analisis Kebahasaan dan Ushul Fiqih

F. Kandungan Hukum dan Metode Istinbatnya Para ulama semuanya sepakat bahwa thalak bidI hukumnya haram hukumnya dan karenanya,barangsiapa melakukannya,maka ia dianggap telah berdosa.7 Walaupun begitu,mereka berbeda pendapat tentang : apakah thalak bidI seperti itu sah atau tidak (yakni, apakah thalaknya jatuh atau tidak) Mayoritas ulama dari keempat madzhab: Hanafi, Maliki, SyafiI, Hanbali menyatakan bahwa thalak yang seperti itu adalah sah dan berlaku, dengan beberapa dalil sebagai berikut: Bahwa thalak seperti itu walaupun dianggap haram karena tidak mengikuti tuntunan syariat-namun ia tetap termasuk dalam pengertian thalak secara umum.pengakuan Abdullah bin Umar r.a.-ketika menceraikan istrinya ketika dalam keadaan haid-lalu Rasulullah Saw.memerintahkan agar ia merujuknya kembali,berarti itu dianggap sah dan di hitung satu kali thalak.8 Berlainan dengan pendapat para madzhab di atas.sebagian ulama diantaranya:ibnu Taimiyyah, ibnu Hazm, dan ibnu Qoyyim, demikian pula dengan sebagian dari madzhab ibnu Hanbal,berpendapat bahwa Thalak bidI tidak sah adanya (yakni tidak berpengaruh apa-apa). Mereka tidak setuju memasukkannya dibawah pengertian thalak secara umum,mengingat itu bukan thalak yang Allah SWT. Izinkan penggunaannya. Bahkan, ia jelas bertentangan dengan pengertian firmanNya, maka talaklah mereka (istri-istri kamu) ketika sedang menghadapi iddah mereka.dan juga memaknai tentang perintah nabi yang menyuruhnya untuk merujuk kembali itu sebagai suatu yang tidak disukai dan tidak dihalalkan oleh Allah, dan dinamai dengan Bidah, sebagaimana sabda beliau bersbda, setiap perbuatan bidah adalah kesesatan dan sabda beliau juga , setiap amalan yang tidak mengikuti cara kami,maka ia tertolak! Hokum-hukum tentang thalak bidI yang dikeluarkan oleh beberapa ulama ini tidak lepas dari adanya pendekatan ushul fiqh yang digunakan,yakni berdasarkan ibaroh nash dan juga dilalah nash.

7 8

Muhammad Bagir,Fiqh Praktis II,Bandung,Mizan Media Utama,hal:196 Ibid.I/197

BAB III PENUTUP


Kesimpulan Ulama fikih ( fukaha) berpendapat bahwa talak dibagi kepada dua macam yaitu : 1. Wajib. Apabila terjadi peselisihan antara suami istri, sedangkan dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu supaya keduanya bercerai 2. Talak sunni, adalah talak yang dijatuhkan suami sesuai dengan petunjuk yang disyariatkan Islam, yaitu : a. Menalak isteri harus secara bertahap (dimulai dengan talak satu, dua dan tiga) dan diselingi rujuk. b. Isteri yang ditalak itu dalam keadaan suci dan belum digauli dan c. Isteri tersebut telah nyatanyata dalam keadaan hamil. 3. Talak bidi adalah talak yang dijatuhkan suami melalui cara-cara yang tidak diakui syariat islam yaitu: 4. larangan Menalak isteri dengan tiga kali talak sekaligus, 5. larangan Menalak isteri dalam keadaan haidh, Kalimat yang dipakai atau yang disahkan Ulama ada 2 macam yaitu 1. Sarih ( Terang ) yaitu kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang dimaksud adalah memutuskan tali perkawinan seperti kata sis suami Kamu Tertalak atau Saya Ceraikan Kamu Kalimat tersebut tidak perlu dengan Niat. Jadi apabila contoh kalimat tersebut dilafazkan oleh suami terhadap istrinya Niat atau tidak berniat maka keduanya harus bercerari kecuali kalimat tersebut berupa HIKAYAT 2. Kinayah (sindiran) yaitu kalimat yang masih ragu-ragu seperti kata suami pulanglah engkau kerumah keluargamu atau pergi dari sini dsb. Kalimat sindiran ini tergantung Niat si suami, kalu kalimat tersebut diniatkan utuk talak maka kuduanya harus bercerai.

Anda mungkin juga menyukai