Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhammad Luqman Hakim Al Qindi

Kelas: C3

Sumber Penafsiran dengan Ijtihad

1. Tafsir Al Khazin – Alauddin Ali bin Muhammad Al Baghdadi


Surah Al Ikhlas: 3
٣ ‫َلۡم َيِلۡد َو َلۡم ُيوَلۡد‬
Artinya: Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
Pada penafsiran tersebut, Mufassir merinci tentang apa yang dimaksud dengan ‘Allah
tidak beranak dan tidak pula diperanakkan’. Mufassir mencantumkan sebuah peristiwa
atau fenomena yang terjadi terkait ayat tersebut. Fenomena tersebut adalah kaum Yahudi
menyebut bahwa ‘Uzair adalah anak Allah. Sedangkan kaum Nasrani mengatakan bahwa
Isa adalah anak Allah. Penjelasan tersebut menggunakan sumber penafsiran ijtihad karena
tidak ada keterangan dalam penafsiran tentang hadist ataupun ayat Al-Qur’an.
Penafsirannya benar-benar ijtihad dari sang Mufassir.
2. Tafsir Jalalain – Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi
Surah Al Maidah: 6

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا ِإَذ ا ُقۡم ُتۡم ِإَلى ٱلَّص َلٰو ِة َفٱۡغ ِس ُلوْا ُوُجوَهُك ۡم َو َأۡي ِدَيُك ۡم ِإَلى ٱۡل َم َر اِفِق َو ٱۡم َس ُحوْا ِبُر ُء وِس ُك ۡم‬
‫د ِّم نُك م‬ٞ ‫َو َأۡر ُج َلُك ۡم ِإَلى ٱۡل َك ۡع َبۡي ِۚن َو ِإن ُك نُتۡم ُج ُنٗب ا َفٱَّطَّهُروْۚا َو ِإن ُك نُتم َّم ۡر َض ٰٓى َأۡو َع َلٰى َس َفٍر َأۡو َج ٓاَء َأَح‬
‫ِّم َن ٱۡل َغٓاِئِط َأۡو َٰل َم ۡس ُتُم ٱلِّنَس ٓاَء َفَلۡم َتِج ُدوْا َم ٓاٗء َفَتَيَّمُم وْا َص ِع يٗد ا َطِّيٗب ا َفٱۡم َس ُحوْا ِبُو ُجوِهُك ۡم َو َأۡي ِد يُك م ِّم ۡن ُۚه َم ا‬
٦ ‫ُيِر يُد ٱُهَّلل ِلَيۡج َعَل َع َلۡي ُك م ِّم ۡن َح َر ٖج َو َٰل ِكن ُيِر يُد ِلُيَطِّهَر ُك ۡم َو ِلُيِتَّم ِنۡع َم َت ۥُه َع َلۡي ُك ۡم َلَع َّلُك ۡم َتۡش ُك ُروَن‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan
salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub,
mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau
menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik
(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan
bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.
Mufassir merincikan penjelasan tentang berwudhu. Pada rincian tersebut, sumber
penafsiran yang dapat ditemukan adalah ijtihad. Walaupun Mufassir mencantumkan
pendapat Imam Syafi’i, namun hal tersebut masih tergolong sumber penafsiran dengan
ijtihad karena Mufassir juga melakukan analisis untuk mencantumkan pendapat imam
Syafi’i.
3. Tafsir Al Kasyaf – Al-Zamakhsyari
Surah Al-Isra’: 32

٣٢ ‫َو اَل َتۡق َر ُبوْا ٱلِّز َنٰۖٓى ِإَّن ۥُه َك اَن َٰف ِح َش ٗة َو َس ٓاَء َس ِبياٗل‬

Artinya: Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji
dan jalan terburuk.
Mufassir menjelaskan bahwa perbuatan zina adalah perbuatan buruk yang sangat melewati
batas. Perbuatan tersebut juga merupakan suatu jalan yang dapat merampas wanita dengan
tanpa sebab. Hal tersebut dijelaskan lagi oleh Mufassir apabila dengan sebab, mungkin itu
dengan pernikahan sesuai syariat. Sumber yang digunakan adalah ijtihad. Hal ini didukung
dengan kata ‫ ممكن‬yang menunjukkan bahwa penjelasan tersebut benar-benar hasil analisis
sang Mufassir.

Anda mungkin juga menyukai