Anda di halaman 1dari 4

-

Penjelasan ()
Dari bagan di atas, dapat kita lihat bahwa dari proses penyusunannya, isim terbagi
menjadi dua, yaitu isim jamid dan isim musytaq. Mari kita pahami terlebih dahulu
pengertiannya.
Isim jamid ( ) adalah isim yang tidak terbentuk atau tidak diambil dari kata atau
bentukan lain. Isim jamid terbagi menjadi dua, yaitu:
Isim dzat () , yaitu isim yang menunjukkan benda konkret. Biasa disebut juga
dengan isim jins () . Contoh: buku () , laut () , semut () , roti () ,
kursi () , rumah (). Kata-kata tersebut digunakan untuk menunjuk bendabenda konkret dan yang bisa kita temukan dalam kamus, tetapi tidak ada dalam
deretan tashrif.
Isim isim ( ) atau bisa disebut juga dengan mashdar (), yaitu kata dasar
yang dari kata tersebut bisa membentuk berbagai macam turunan kata. Contoh: ilmu
() , keadilan () , pertolongan () . Mashdar ada lima macam, yaitu: (1) Mashdar

Sharih [ ] yang terbagi lagi menjadi mashdar tsulatsi dan ghairu tsulatsi,
(2) Mashdar Shinai [( ] 3) Mashdar Mimi [( ] 4) Mashdar
Marroh [( ] 5) Mashdar Haiah [] . Penjelasan lebih lanjut tentang
mashdar akan dijelaskan di bab berikutnya.
Isim musytaq ( ) adalah isim yang digunakan untuk menyebut suatu nama tertentu
dan diambil dari perubahan bentuk dalam tashrifan (kata turunan). Ciri-cirinya antara
lain:
(1) Terdiri dari kata benda yang diambil dari fiil dan (2) menunjukkan sifat dan pelaku.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan macam-macam bentuk isim musytaq berikut ini.
Isim fail ( = ) pelaku pekerjaan (subjek). Cara membuatnya:
-

Jika fiilnya tsulatsi, maka isim failnya mengikuti wazan


=>

=> :
=>

Jika fiilnya ghairu tsulatsi, maka cara menyusun isim failnya yaitu sebagai
berikut.
1. Ubah fiil madhi menjadi fiil mudhari
2. Ubah huruf mudharaahnya dengan huruf
3. Kasroh-kan huruf sebelum akhirnya.
=>
=> => :

Shiyaghul mubaalaghah (
) = isim fail yang menunjukkan artisangat.
Wazannya antara lain:
-

, misalnya:

, misalnya:

, misalnya:

Shifah musyabbahah bismil fail ( = ) isim yang menyerupai isim


fail, yang tersusun hanya dari fiil lazim dan tsulatsi. Wazannya antara lain:
-

Fiil madhi berwazan :


1. :

2. :

3. :
-

Fiil madhi berwazan :


1. :

2. :

3. :

Isim maful ( = ) isim yang dikenai pekerjaan (objek). Cara membuatnya:


-

Jika fiilnya tsulatsi, maka isim failnya mengikuti wazan


=>
=>
=> :

Jika fiilnya ghairu tsulatsi, maka cara menyusun isim failnya yaitu sebagai
berikut.
4. Ubah fiil madhi menjadi fiil mudhari
5. Ubah huruf mudharaahnya dengan huruf
6. Fathah-kan huruf sebelum akhirnya.
=> => => :

Isim tafdhil ( = ) isim yang menunjukkan arti lebih atau paling. Cara
menyusun isim tafdhil:
-

Diambil dari kata sifat yang fiilnya tsulatsi

Lalu, bentuklah mengikuti wazan ( bagi mudzakkar), misalnya:


=> =>
Adapun bagi muannats, maka wazannya adalah , misalnya:

>=
=>

Keadaan isim tafdhil:


a. Jika isim tafdhil nakiroh dan tidak mudhaf, maka wajib mufrod, mudzakkar,
dan diikuti (artinya: lebih dari). Contoh:

b. Jika isim tafdhil marifah dengan (), maka jenis ( )dan bilangan ()nya
harus sesuai dengan yang disifati (artinya: yang paling ). Contoh:


c. Jika isim tafdhil mudhaf kepada isim nakiroh, maka wajib mufrod dan
mudzakkar (artinya: se- (pengulangan)nya). Contoh:



d. Jika isim tafdhil mudhaf kepada isim marifah, maka jenis ( )dan bilangan
()nya bebas (artinya: se- (pengulangan)nya). Contoh:


/







Isim zaman ( = ) isim yang menunjukkan waktu. Contoh: fiil -


(melahirkan) mempunyai isim zaman ( hari lahir).
Isim makan ( = ) isim yang menunjukkan tempat. Contoh: fiil -
(bersujud) mempunyai isim makan
( tempat bersujud atau masjid).
Isim alat ( = ) isim yang menunjukkan alat agar digunakan untuk melakukan
suatu fiil (pekerjaan). Contoh: fiil - ( menimbang) mempunyai isim alat
(alat untuk menimbang atau timbangan).
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai