Anda di halaman 1dari 13

KONSERVASI TANAH DAN AIR

KONSERVASI TANAH DAN AIR Nomor SOP AA-SOP-OP-1100 Series I. I.1 PENDAHULUAN Sebagai sumber daya alam, tanah mempunyai fungsi, sebagai berikut: a) Sumber unsur hara bagi tanaman b) Matriks tempat perkembangan akar tumbuhan tanah dan air tersimpan c) Tempat untuk menampung penambahan unsur-unsur hara dan air d) Media tempat aktivitas mikcroorganisme Unsur-unsur tersebut dapat berkurang atau hilang disebabkan kerusakan tanah. Hilangnya fungsi pertama dapat diperbaiki dengan pemupukan secara terus menerus, tetapi hilangnya fungssi yang lain tidak mudah dikembalikan karena diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk pembentukan tanah. Produksi maksimal suatu tanaman dapat dicapai dengan pemupukan jika sifat-sifat fisik tanah baik. Pemupukan tidak akan menguntungkan sebelum dilakukan usaha-usaha pencegahan erosi, perbaiki aerasi tanah dan air, pemeliharaan bahan organic tanah pemulihan tanah-tanah rusak atau perbaikan drainase tanah. Hilangnya kesuburan tanah adalah berkurangnya unsure mineral atau bahan organic didalam tanah, kehilangan unsure hara terjadi melalui kekurangan air didalam tanah. Ada 3 (Tiga) tipe kehilangan air dari tanah : a) Gerakan air bebas kebawah (perkolasi) yang berasal dari air berkelebihan (jumlah air hujan yang masuk kedalam tanah melebihi kapasitas menahan air) pada permukaan tanah dan sub soil bagian atas. Perkolasi biasanya mengakibatkan hilangnya garam/larutan Kalsium,Kalium,Magnesium dan Sulfur b) Run off merupakan air yang berkelebihan melalui tanah permukaan. Kehilangan karna run off mencakup tidak hanya air akan tetapi juga sejumlah tanah (erosi) c) Evaporasi merupakan kehilangan air karena penguapan Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya erosi, yaitu: a) Pemindahan vegetasi penutup alam b) Ditanami dengan tanaman yang tidak menutupi tanah tersebut Pengawetan tanah berarti penggunaan setiap bidang tanah dengan cara benar yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (erosi,kerusakan struktur tanah dan sebagainya). Sedangkan pengawetan air prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin dan pengaturan aliran sehingga tidak terjadi banjir pada musim hujan serta terdapat cukup air pada musim kemarau. Nomor Indeks 1105.01-RO

I.2

I.3

I.4 I.5

I.6

1.7

Nomor SOP AA-SOP-OP-1100 Series II. II.1

Nomor Indeks 1105.01-RO

II.2

KEMIRINGAN LERENG DAN JENIS-JENIS SARANA PENGAWETAN TANAH DAN AIR Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa erosi adalah akibat interaksi kerja antara factorfaktor tanah, iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia (Gambar 5.1). Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsure topografi yang paling berpengaruh terhadap erosi. Unsur lainnya yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng. Makin besar derajat kemiringan akan mengakibatkan meningkatnya kecepatan aliran air dan juga air yang mengalir lebih banyak. Panjang lereng atau kemiringan sangat penting, karena makin besar lereng suatu daerah, makin besar air yang mengalir.

TANAH

Topografi

Erosi

Iklim

Gambar 5.1 Interaksi antara Beberapa Factor yang Mengakibatkan Terjadinya Erosi II.3 KLAFIKASI KEMIRINGAN LERENG a) Tanah Rata (Flat-Undulating) b) Tanah Agak Miring (Rolling) c) Tanah Miring (Hilly) d) Tanah Sangat Miring (Steep) Sudut kemiringan = 0 - 5 Sudut kemiringan = 6 - 12 Sudut kemiringan = 13 - 20 Sudut kemiringan = > 20

Nomor SOP AA-SOP-OP-1100 Series II.4 JENIS-JENIS SARANA PENGAWETAN TANAH DAN AIR Kondisi Areal /Tanah Tanah rata (Flat-Undulating) Tanah agak miring (Rolling)

Nomor Indeks 1105.02-RO

Tanah miring (Hilly) Tanah sangat miring (Steep) Tanah rendahan pada setiap klasifikasi kemiringan tanah II.5

Sarana Pengawetan Tanah dan Air - Pemeliharaan tanaman penutup tanah LCP - Aplikasi janjangan kosong - Penyusun pelepah - Pemeliharaan tanaman penutup tanah LCP - Aplikasi janjangan kosong - Penyusun pelepah - Tapak kuda - Rorak dan benteng teras - Pemeliharaan tanaman penutup tanah LCP - Penyusunan pelepah - Teras kontur dengan stop bund - Pemeliharaan tanaman penutup tanah LCP - Penyusunan pelepah - Teras kontur dengan stop bund - Pemeliharaan tanaman penutup tanah LCP - Pembuatan parit (drainase) - Penyusunan pelepah

TEKNIK SARANA PENGAWETAN TANAH DAN AIR a) Pemeliharaan tanaman penutup tanah LCP b) Aplikasi janjangan kosong c) Penyusun pelepah d) Tapak kuda (planting platform) e) Benteng teras (contour bund) dan rorak f) Teras kotur (contour terrace)

II.5.1 Pemeliharaan tanaman penutup tanah LCP Pemeliharaan LCP dapat dilihat pada Bab Menanam Kacangan (AA-SOP-OP-1106). II.5.2 Aplikasi janjangan kosong Aplikasi janjangan kosong dalam rangka pengawetan tanah dan air dijelaskan pada Bab Pemupukan (AA-SOP-OP-1109) II.5.3 Penyusunan pelepah Teknik penyusunan pelepah pada berbagai kemiringan lahan dapat dilihat pada Bab Tunas Pokok (AA-SOP-OP-1116).

Nomor SOP AA-SOP-OP-1100 Series II.5.4 Tapak kuda (planting platform)

Nomor Indeks 1105.02-RO

a) Ukuran 3 m X 3 m sampai 4 m X 4 m b) Pembuatan tapak kuda 1. Memancang Areal yang akan dibuat tapak kuda terlebih dahulu harus dipancang menurut ukuran pancang tanaman. 2. Pembuatan Pembuatan tapak kuda tepat pada pancang tanaman dan dilakukan sebelum penanaman. Mula-mula permukaan tanah dibersihkan dari humus, akar-akar, tunggal dan kayu. Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang timbun, setelah terbentuk dilakukan pengerasan ( penggeblekan )hingga padat pada tanah timbunan tersebut dan harus membentuk kemiringan 5 - 10. Kemudian dibuat benteng kecil dipinggir tanah timbunan(Gambar 5.2). Pancang Tanaman 1,5 2 m 1,5 2 m E A B Tanah galian D Gambar 5.2 Penampang Melintang Tapak Kuda c) Pemeliharaan Pada tahap awal diperlukan pemeliharaan yang teratur untuk memperbaiki tapak kuda yang rusak. Pada tahap selanjutnya perbaikan tapak kuda dilakukan 3 tahun sekali dengan memperbaiki kembali permukaan dengan sudut kemiringan 5 - 10 dan memadatkan pinggirannya bila perlu. 2.5.5 Benteng teras (contour bund) dan rorak a) Ukuran Lebar bawah Lebar atas Tinggi Lebar kaki lima Benteng teras 60 cm 40 cm 30 cm 10 cm Rorak 35 cm 40 cm 50 cm C 5 - 10 Tanah timbunan

b) Panjang benteng teras dan rorak minimal 3 meter sesuai dengan kebutuhan

Nomor SOP AA-SOP-OP-1100 Series

Nomor Indeks 1105.02-RO

c) Pembuatan benteng teras : 1. Pembuatan benteng teras dan rorak dilakukan setelah penanaman kelapa sawit 2. Tentukan suatu titik tertentu dimana pemancangan dimulai baik untuk arah benteng secara timbang air maupun jarak antara 2 (dua) benteng teras. 3. Setelah pemancangan selesai, maka parit digali dan tanah galian ditimbun memanjang menurut arah pancang benteng teras dan kemudian dibentuk sesuai ukuran (Gambar 5.3). Benteng 40 cm 40 cm 10 cm 50 cm 35 cm Rorak Gambar 5.3 Penampang Melintang Benteng Teras dan Rorak 2.5.6 Teras kontur (contour terrace) a) Pembuatan teras kontur dengan system Violle Linning : 1. Memancang teras Tentukan satu titik di areal paling curam Tentukan satu garis lurus kea rah lembah dengan jarak masing-masing titik 7,3 m (setiap titik dibuat warna merah, biru dan kuning) Jarak antara teras minimum 7,3 m dan maksimum 8,9m. Apabila jarak antara teras menyempit (>7,3 m ) atau melebar (>8,9 m), maka pembuatan teras tersebut harus diputus ?dihentikan?. Selanjutnya dimulai pembuatan teras dengan titik baru dengan jarak 7,3 m (Gambar 5.4). Untuk membedakan pancang teras antara satu terasan dengan terasan yang lain, maka digunakan warna pancang yang berbeda dengan susunan merah, biru, kuning dan seterusnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan operator alat berat berpindah dari satu teras ke teras yang lain pada waktu pembuatan teras. Untuk bagian teras yang kurang horizontal (tempat-tempat tertentu), maka perlu dibuat benteng penahan (stop bund) melintang ukuran lebar 50 cm dan tinggi 30 cm. Tujuan pembuatan ?stop bund? adalah untuk menahan aliran air dan mencegah erosi sepanjang terasan tersebut. 60 cm 30 cm 6

Nomor SOP AA-SOP-OP-1100 Series

Nomor Indeks 1105.02-RO

7,3 m 7,3 m >8,9 m < 7,3m 8,6m 7,3 m

Gambar 5.4 Pemancangan Teras Kontur 2. Pembuatan Pembuatan teras kontur harus selalu dimulai dari teras paling atas kemudian di lanjutkan teresan dibawahnya. Letak garis untuk teras harus timbang air (water pass) Teras kontur harus dibuat dengan permukaan yang miring ke diding teras dengan sudut miring 10- 15 dan tepat pada pancangan tanaman Lebar teras 3 - 4 m, sedangkan teras penghubung antar tanaman 1 m (Gambar 5.5).

3. Tahap-tahap pembuatan Permukaan tanah dibersihkan dari humus, tunggul-tunggul, dan kayu Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang ditimbun. Setelah terbentuk diadakan pengerasan (penggeblekan) hingga padat dan tanah timbunan harus membentuk kemiringan 10 - 15 ke dinding teras.

Pancang Tanaman 1,5 2 m 1,5 2 m E A Tanah Galian D B D 10 - 15 Tanah Timbunan

Gambar 5.5 Penampang Melintang Teras Kontur Tepat Pada Pancang b) Pemeliharaan Setiap saat diperlukan pemeriksaan yang teratur untuk mereparasi teras yang rusak. Pada tahap selanjutnya, reparasi teras-teras adalah memperbaiki kembali permukaan dengan sudut miring tetap 10 - 15 dan memadatkan pinggiran bila perlu, dilaksanakan setahun sekali.

STANDAR PENGUKURAN KONSERVASI TANAH DAN AIR

LAMPIRAN 1105 RO STANDAR PENGUKURAN KONSERVASI TANAH DAN AIR


I. I.1 I.1.1 Areal Flat Undulating (Rata) Kacangan penutup tanah (LCP) Pemeriksaan kacangan penutup tanah dilaksanakan pada areal TBM (0 12 bulan). Hal ini dilakukan untuk memudahkan melihat tingkat keberhasilan penanaman kacangan ditandai oleh persentase (%) areal yang ditutupi kacangan. Perhitungan/pemeriksaannya berdasarkan sampling, yaitu 50% dari seluruh blok areal TBM (0 12 bulan), sedangkan setiap blok sampling diperiksa minimal 20% dari total jumlah pasar rintis. Setiap pasar rintis yang dimasuki, dilakukan pemeriksaan terhadap persentase (%) areal yang menutupi kacangan. Areal Rolling (agak miring) Kacangan penutup tanah (LCP)

I.1.2

II. II.1

II.1.1 Perhitungan/pemeriksaan kacangan penutup tanah pada areal agak miring sama denga areal rata. II.2 Kelengkapan tapak kuda

II.2.1 Kelengkapan tapak kuda dihutung berdasarkan kondisi suatu areal perlu dibuat tapak kuda pada setiap pokok sawit (sudut kemiringan 6- 12). Masing-masing afdeling harus memilik data dan posisi tapak kuda. Perhitungan/pemeriksaan berdasarkan sampling, yaitu 50% dari seluruh blok yang arealnya memenuhi criteria dan setiap blok diperiksa minimal 20%. II.2.2 Pemeriksaan ditetapkan minimal 12 pasar rintis (24 baris tanaman) di dalam satu blok seluas 30 40ha yang mempunyai total 128 baris. II.3 Ukuran tapak kuda

II.3.1 Tapak kuda diukur berdasarkan ukuran tapak kuda sesuai dengan ketentuan (spesifikasi) yang berlaku II.3.2 Ketentuan ukuran tapak kuda adalah 3 m x 3 m sampai 4 m x 4 m II.3.3 Perhitungan/pemeriksaan ukuran tapak kuda bersamaan dengan pemeriksaan kelengkapan tapak kuda.

III. III.1

Areal Hilly Steep (Miring dan Sangat Miring) Kacangan penutup tanah (LCP)

III.1.1 Perhitungan / pemeriksaan kacangan penutup tanah pada areal miring dan sangat miring sama dengan areal rata. III.2 Kelengkapan teras kontur

III.2.1 Kelengkapan teras kontur dihitung berdasarkan kondisi suatu areal perlu dibuat teras kontur (sudut kemiringan > 12). Perhitungan / pemeriksaan berdasarkan sampling, yaitu 50% dari seluruh blok dan setiap blok diperiksa minimal 20%. III.2.2 Pemeriksaan ditetapkan minimal 12 pasar rintis/kontur (24 baris tanaman ) di dalam satu blok seluas 30 40 ha yang mempunyai total 128 baris. III.3 Kemiringan teras

III.3.1 Terasan diukur berdasarkan sudut kemiringannya sesuai dengan kontur dengan ketentuan yang berlaku. III.3.2 Ketentuan sudut kemiringan terasan adalah 10 - 15. III.3.3 Perhitungan / pemeriksaan sudut kemiringan terasan berdasarkan dengan pemeriksaan kelengkapan teras kontur.

Anda mungkin juga menyukai