Anda di halaman 1dari 7

BAB 2 Sejarah Manajemen

1.1 Latar Belakang Sejarah Manajemen


Mempelajari sejarah manajemen di anggap sangat penting karena hal ini membantu kita memahami asal-usul berbagai praktik manajemen yang ada di masa kini dan membantu kita mengetahui pendekatan mana yang berhasil dan pendekatan mana yang tidak berhasil. Beberapa bukti telah dijalankannya praktik-praktik manajemen dimasa lampau, diantaranya adanya bangunan-banguna piramida di Mesir dan Tembok Raksasa di Cina. Dan contoh lainnya adalah manajemen yang dapat di jumpai pada era 1400-an di kota Venesia, italia, yang pada masa itu merupakan sebuah pusat perdagangan dan perdangan di benua Eropa. Terdapat dua kejadian yang patut mendapat perhatian khusus dalam sejarah manajemen. Kejadian penting pertama, pada tahun 1776, Adam Smith menerbitkan karyanya yang berjudul The Wealth of Nations, di mana tulisan itu ia menggagas manfaat yang dapat diperoleh organisasi dan masyarakat pada umumnyadari penerapan pembagian kerja (divison of labor) (atau spesialis kerja)-yaitu, pemisah-misahan tugas dan tanggung jawab ke dalam bidang-bidang yang sempit dan khusus serta di lakukan secara berulang-ulang. Kejadian penting yang kedua adalah revolusi industri. Dimulai pada akhir abad ke18, ketika tenanga mesin telah banyak menggeser peran tenaga manusia, yang menjadikan lebih ekonomis untuk memproduksi (memanufaktur) barang di pabrikpabrik ketimbang di rumah-rumah.

Pendekatan-pendekatan Utama dalam ilmu Manajemen

1.2 Pendekatan Klasik


Pengkajian formal manajemen baru dimulai pada awal abad keduapuluh. Kajian awal manajemen, yang dikenal sebagai pendekatan klasik, berfokus pada rasionalitas dan berusaha menjadikan organisasi dan para pekerja berfungsi seefisien mungkin. Dua teori utama pendekatan klasik adalah manajemen ilmiah (scientific management) dan administrasi umumu (general administrative) 1

Manajemen Ilmiah Secara akurat teori manajemen modern lahir di tahun 1911. pada tahun inilah karya Fredrick Winslow Taylor yang berjudul Principles of Scientific Management (Prinsip-prinsip Manajemen Ilmiah) pertama kali di terbitkan. Buku ini menjabarkan teori manajemen ilmiah, manajemen ilmiah, yaitu penggunaan metode-metode ilmiah (scientific methods) guna mendefinisikan satu cara terbaik dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Prinsip-prinsip Manajemen Ilmiah Taylor


Mengembangkan sebuah pendekatan ilmiah untuk tiap-tiap unsur dalam sebuah pekerjaan untuk menggantikan metode lama yang didasarkan pada kebiasaan. Secara ilmiah memilih pekerja yang paling tepat, dan kemudian melatih, mendidik, dan membina pekerja tersebut. Bekerja sama secara sungguh-sungguh dengan para pekerja demi memastikan bahwa mereka menjalankan semua tugas sesuai dengan aturan-aturan kerja yang telah dikembangkan secara ilmiah. Membagi beban kerja dan tanggung jawab secara hampi merata diantara manajeman dan para pekerja. Para manajer harus mengerjakan tugas-tugas yang memang lebih cocok yntuk dikerjakan oleh pihak manajemen perusahaan.

Kontribusi Frank dan Lilian Gilbert adalah menemukan gerakan-gerakan tangan dan tubuh yang paling efisien dan merancang berbagai peralatan tempat guna untuk mengoptimalkan kinerja pekerjaan Cara Para Manajer Masa Kini Menerapkan Manajemen Ilmiah Para manajer masa kini memanfaatkan konsep-konsep manajemen ilmiah ketika mereka menganalisis tugas-tugas pekerjaan dasar, menggunakan hasil-hasil kajian waktu dan gerakan untuk menghilangkan gerakan-gerakan yang sia-sia di dalam pekerjaan, mempekerjakan orang-orang dengan kualifikasi yang paling te[at untuk pekerjaan mereka, dan merancang sistem insentif berdasarkan output kerja. Para manajer ini memanfaatkan teori administrasi umum dalam menjalankan fungsifungsi manajemen dan dalam menata organisasi mereka untuk menjadikan penggunaan sumber-sumber daya efisiend dan efektif. Teori Administrasi Umum Teori administrasi umum (general administrative theory), yaitu sebuah pendekatan manajemen yang menitikberatkan pada menjabarkan hal-hal yang dikerjakan seorang manajer dan hal-hal apa yang disebut sebagai praktik manajemen yang baik. Penjabaran teori admistrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut. Henry Fayol mencetuskan lima fungsi yang haus dijalankan seorang manajer : perencanaan (planning), penataan (organizing), penugasan (comamanding), koordinasi (coordinating), dan pengendalian (controlling). Ia mengembangkan 14 prinsip manajemen yang telah menurunkan banyak sekali konsep manajemen yang kita kenal saat ini.

14 Prinsip Manjemen Fayol


Pembagian kerja. Spesialisasi bidang kerja akan meningkatkan output karena memampukan para karyawan bekerja lebih efisien. Kewenangan. Para manajer harus mampu memberikan perintah dan kewenangan merupakan dasar yang memampukan mereka melakukannya. Disiplin, Para karyawan harus mematuhi dan menghormati aturan-aturan yang berlaku di dalam organisasi Kesatuan perintah. Setiap pekerja harus menerima oerintah dari hanya satu orang atasan saja Kesatuan arahan. Organisasi harus memiliki sebuah rencana kerja yang berlaku seragam ddan yang dapat dijadikan panduan bagi para manajer dan semua pekerja. Penundukan kepentingan pribadi dibawah kepentingan umum. Kepentingankepentingan seorang karyawan atau sekelompok karyawan semata tidak boleh mendahului, atau diletakkan diatas, kepentingan-kepentingan organisasi secara keseluruhan. Remunerasi (imbalan jasa). Para pekerja harus memperoleh upah yang adil untuk jasa (kerja) yang telah mereka berikan. Pemusatan (sentralisasi). Istilah ini merujuk pada seberapa jauh para bawahan dapat terlibat di dalam pengambilan keputusan. Rantai skalar. Garis kewenangan dari manajemen puncak hingga para pekerja di jenjang terbawah organisasi merupakan sebuah rantai skalar (rantai komando). Keteraturan. Orang-orang dan barang-barang harus berada di tempat dan waktu yang tepat. Keselayakan (ekuitas). Para manajer harus bersikap secara pantas dan adil kepada para bawahannya. Kestabilan posisi dan jabatan karyawan. Manajemen harus merancang pemempatan karyawan yang tertib dan teratur, serta memastikan tersedianya para pengganti yang layak bila timbul kekosongan posisi/jabatan. Inisiatif. Para karyawan yang diizinkan untuk membuat dan melaksanakan rencanarencana kerja harus mencurahkan segala daya upayanya untuk memastikan keberhasilan rencana-rencana tersebut. Esprit de Corps (semangat korps atau semangat kekeluargaan). Menumbuh kembangkan semangat kebersamaan akan membangun keselarasan dan persatuan dalam organisasi.

Max Weber menggagas tentang sebuah tipe organisasi ideal yang ia namakan birokrasi-suatu bentuk organisasi yang dicirikan oleh adanya pembagian kerja (division of labour) yang jelas, hierarki kepemimpinan yang tegas, arahanarahan dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan antar-individu yang tidak bersifat pribadi (alias profesional)

Birokrasi ala Max Weber

1.3 Pendekatan Kuantitatif


Pendekatan kuantitatif (atau sains manajemen), penggunaan teknik-teknik kuantitatif untuk membantu proses pengambilan keputusan. Pendekatan kuantitatif lahir dan berkembang dari solusi-solusi matematika dan statistika yang diciptakan untuk memecahkan masalah-masalah militer dalam Perang Dunia II. Setelah berakhirnya perang, banyak diantara teknik-teknik yang di terapkan dalam bisnis. Pendekatan kuantitatif melibatkan penggunaan statistika, model-model optimasi, model-model informasi, simulasi komputer, dan berbagai teknik kuantitatif lainnya di dalam aktivitas-aktivitas manajemen. Manajemen Mutu Total (Total Quality Management, TQM), Falsafah manajemen yang sepenuhnya berfokus pada upaya perbaikan berkesinambungan (continuos improvement) dan kemampuan berespons terhadap kebutuhan/harapan pelanggan. TQM merupakan sebuah bentuk pengkhianatan terhadap pendekatan-pendekatan terdahulu yang terlalu berpegang teguh pada keyakinan bahwa menekan biaya adalah satu-satunya cata untuk meningkatkan produktivitas. Para Manajer Masa Kini Menggunakan Pendekatan Kuantitatif khususnya ketika mereka mengambil keputusan-keputusan dalam perencanaan dan pengendalian berbagai kegiatan kerja, seperti misalnya mengalokasikan sumbersumber daya, memperbaiki mutu, menjadwalkan pekerjaan, atau menenetukan jumlah persediaan barang yang optimal.

Apa yang disebut Manajemen Mutu? Kepedulian yang penuh pada pelanggan. Pelanggan meliputi orang-orang diluar organisasi yang membeli produk-produk dan jasa organisasi dan orang-orang didalam (anggota) organisasi yang menjadi pelanggan fungsi-fungsi organisasi. Keinginan untuk melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Manajemen mutu adalah sebuah komitmen untuk tak pernah berpuas diri. sangat baik saja belum cukup. Mutu selalu dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Berfokus pada proses. Manajemen mutu berfokus pada proses-proses kerja sebagai cara meningkatkan mutu barang dan jasa secara terus menerus. Perbaiakan mutu dalam segala hal yang dijalankan oleh organisasi. Selain berkaitan dengan mutu produk akhir, hal ini berkaitan dengan seberapa baik organisasi menangani pengantar barang dan jasa, seberapa cepat organisasi menanggapi keluhan, seberapa sopan panggilan telepon dijawab, dsb. Pengukuran yang akurat. Manajemen mutu memanfaatkan teknik-teknik statistik untuk mengukur setiap variable kritis yanga ada didalam proses-proses kerja organisasi. Hasilhasil pengukuran ini kemudian dapat dibandingkan dengan seperangkat nilai acuan untuk mengetahui adanya masalah, melacaknya hingga ke akar, dan menghilangka sebab-sebabnya. Pemberdayaan karyawan. Manajemen mutu melibatkan orang didalam berbagai proses perbaikan. Tim-tim karyawan seringkali dilibatkan didalam program-program pengelolaan mutu sebagai sarana pemberdayaan bagi mereka untuk mampu menemukan dan mengatasi berbagai masalah.

1.4 Pendekatan Perilaku


Perilaku Organisasi (organization behavior, OB),yaitu bidang studi khusus yang memperlajari secara mendalam tindakan-tindakan (perilaku) orang yang bekerja disebuah organisasi. Para pendukung awal ilmu perilaku organisasi (organizational behaviour) (Robert Owen, Hugo Musterberg, Mary Parker Follet, dan Chester Barnard) menyumbangkan gagasan yang berbeda-beda namun mereka semua sama-sama meyakini bahwa SDM adalah kekayaan terpenting organisasi dan harus dikelola sebagaimana semestinya. Kajian-kajian Hawthorne, yaitu serangkaian studi yang dilakukan diperusahaan Western Electric Company Works di kota Cicero, Illionis, AS. Kajian ini dumulai pada tahun 1924, pada awalnya di rancang dan dijalankan oleh para insiyur di Western Electric sebagai sebuah eksperimen manajemen ilmiah. Kajian-kajian Hawthonre membuka cakrawala baru mengenai perilaku kerja individu maupun kelompok. Pendekatan perilaku berperan besar dalam membentuk wajah manajemen masa kini. Banyak sekali diantara teori-teori motivasi, kepemimpinan, perilaku, dan pembangunan kelompok, serta berbagai topik perilaku lainnya di dalam 5

manajemen., mengakar pada gagasan-gagasan para pendukung awal OB dan pada kesimpulan-kesimpulan kajian Hawthorne.

Para Pendukung Awal Organisasi Behavior

1.5 Pendekatan Kontemporer Teori sistem adalah salah satu teori dasar di ilmu fisika, yang dimasa lampau belum pernah diterapkan di dalam organisasi-organisasi manusia Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian yang saling terkait dengan saling bergantung antara satu sama lainnya hingga sebuah bentuk kesatuan yang utuh. Dua tipe dasar sistem adalah sistem terbuka yaitu sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem tertutup yaitu sistem yang tidak berpengaruh dan tidak berinteraksi dengan lingkungannya. 6

Pendekatan sistem menyatakan bahwa semua organisasi menerima/mengambil input (sumber-sumber daya) dari lingkungannya dan mengubah, memroses, sumber-sumber daya tersebut menjadi output yang kemudian disebarkan kembali ke lingkungannya. Pendekatan ini dapat membatu kita memahami manajemen karena para manajer harus memastikan bahwa semua unit yang saling terkait di dalam organisasi dapat bekerja sama dengan baik demi mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pendekatan ini juga dapat membantu manajer memahami keputusan-keputusan dan tindakantindakan yang diambil di satu bidang organisasi akan mempengaruhi bidang-bidang lainnya, dan membantu mereka menyadari bahwa organisasi tidak sepenuhnya mandiri dan tidak dapat mencukupi dirinya sendiri, melainkan bergantung pada lingkungannya untuk mendapatkan input yang diperlukan untuk menampung atau menyerap output yang dihasilkan. Pendekatan situsional (contigency approach), yaitu sebuah pendekatan manajemen yang meyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik, menghadapi situasi-situasi yang berlainan (contigencies), dan membutuhkan cara pengelolaan yang berbeda-beda. Pendekatan situsional membantu kita memahami manajemen karena menekankan kenyataan bahwa tidak ada satupun aturan baku yang bersifat universal dalam manajemen. Alih-alih, para manajer harus menelaah secara seksama situasi yang dihadapi dan memutuskan bahwa jika seperti ini situasi saya, maka beginilah cara saya untuk mengelola.

-----------

Anda mungkin juga menyukai