Anda di halaman 1dari 86

BAB.

I PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Modul ini berjudul Memperbaiki/Reparasi Power Supply Kecil

dipersiapkan untuk siswa Sekolah menengah

Kejuruan Kelompok

Rekayasa Teknologi Program Keahlian Audio Vidio. Modul ini berkaitan dengan pemahaman tentang ilmu dasar sebuah adaptor baik yang halfwave maupun yang fullwave, cara menguji dan memeriksa kemudian mengamati gejala kerusakan kemudian melakukan perbaikan/ reparasi dan memodifikasi serta melakukan pemeliharaan Catu Daya Arus Searah atau DC. Setiap akhir materi disampaikan tersebut rangkuman yang memuat intisari materi. materi Jawaban yang test dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test sebagai indikator penguasaan kemudian diklarifikasikan dengan kunci jawaban. Guna melatih ketrampilan dan sikap kerja yang benar, setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada. Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa yang dilakukan pertanyaan secara yang teori ada dan dan praktek untuk dengan praktik cara menjawab cara dengan

mendemonstrasikan kompetensi yang harus dimiliki. Sedangkan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada sehingga dapat diketahui apakah siswa tersebut sudah mempunyai kompetensi Memperbaiki/reparasi power supply kecil dengan sub kompetensi sebagai berikut: 1. Menguasai ilmu dasar adaptor 2. Menguasai troubleshooting dan reparasi adaptor Modul: ELKA-MR.PS.001.A 1

3. Memodifikasi adaptor

B. PRASYARAT
Untuk menguasai kompetensi Memperbaiki/reparasi power supply kecil dengan kode: ELKA MR-PS.001.A, peserta didik dipersyaratkan menyelesaikan modul dengan kompetensi Menguasai teori dasar elektronika dengan kode: ELKA MR.UM.001.A dan modul dengan kompetensi Menggunakanalat/instrument Bantu keperluan pengukuran dengan kode: ELKA-MR.UM.005.A

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Petunjuk bagi peserta diklat Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam

menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengacu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan berlaku. 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 2 petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta semula. d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengacu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan. 2. Petunjuk Bagi Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk: a. belajar. b. c. praktik d. belajar. e. f. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Membimbing pelatihan yang baru, peserta diklat melalui tugas-tugas dijelaskan dalam tahap belajar. dan menjawab pertanyaan peserta diklat Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat

Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, mengenai proses belajar peserta diklat. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk

D. TUJUAN AKHIR

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan imajinasi psikomotorik seperti unit kompetensi maka peserta diklat diharapkan: 1. Menguasai Ilmu dasar adaptor a. Memahami Komponen pendukung sebuah adaptor b. Memahami jenis-jenis adaptor c. Memahami prinsip kerja sebuah adaptor. 2. Menguasai troubleshooting dan reparasi adaptor a. Memeriksa dan menguji sebuah adaptor b. Mengamati gejala kerusakan dan mengalokasi kerusakan c. Menganalisa dan memperbaiki kerusakan 3. Memodifikasi adaptor a. Membuat adaptor atau dengan output tegangan tegangan yang output bermacam-macam b. Mempertinggi sebuah adaptor c. Menggantikan battery dengan sebuah adaptor memperendah

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

E. STANDAR KOMPETENSI
PROGRAM DIKLAT: Memperbaiki/Reparasi Power Supply Kecil KODE : ELKA-MR.PS.001.A ALOKASI WAKTU : 40 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCI A 1 B 1 C 1 D 1 E 1 F 1 G 1

Unjuk kerja di atas bisa dipertunjukkan dengan bantuan tersedianya: 1. Shcematic diagram untuk perbaikan sistem adaptor sederhana 2. Buku service manual atau literatur yang sesuai dengan merek tipe masing-masing sistem power supply 3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan: Peralatan umum perbaikan elektronika sistem adaptor meliputi: Toolkit, Multitester (AVO meter)

KONDISI KINERJA

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

SUB KOMPETE NSI 1. Menguasai ilmu dasar adaptor

KRITERIA KINERJA 1.1. Dijelaskan prinsip kerja sebuah adaptor ac; halfwave, fullwave, ripple, dst. 1.2. Dijelaskan tentang rating (batasan kerja maksimum) dari sebuah adaptor 1.3. Dijelaskan kenapa adaptor umumnya menggunakan transformer yang berat 1.4. Dijelaskan bagaimana teknologi untuk membuat adaptor yang kompak

LINGKUP BELAJAR Reparasi Power Supply Kecil (Adaptor Dinding)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP Teliti PENGETA HUAN Penyearah halfwave, fullwave, ripple. Rating (batasan kerja maksimum) dari sebuah adaptor, Transforma tor Teknologi Adaptor KETERAM PILAN

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

SUB KOMPETE NSI 2. Menguasai Troublesho oting dan reparasi adaptor

KRITERIA KINERJA Diperag akan cara memeriksa dan menguji sebuah adaptor 2.2. Dijelask an bagaimana cara menggunakan tester saku atau polarity checker 2.3. Diperag akan cara membuka dan melihat isi sebuah adapter 2.4. Diperag akan tata-cara penggantian komponen rusak 2.5. Dijelask an bagaimana menentukan polaritas dari adaptor ac
2.1.

LINGKUP BELAJAR Reparasi Power Supply Kecil (Adaptor Dinding)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP Teliti dalam Memeriks a dan menguji sebuah adaptor. Menggun akan tester saku atau polarity checker. Membuka dan melihat isi sebuah adaptor Menggant i kompone n rusak Menentuk an polaritas dari adaptor ac PENGETA HUAN Adaptor KETERAM PILAN Memeriksa dan menguji sebuah adaptor. Menggunak an tester saku atau polarity checker. Membuka dan melihat isi sebuah adaptor Mengganti komponen rusak Menentuka n polaritas dari adaptor ac

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

SUB KOMPETE NSI 3. Memodifik asi adaptor

KRITERIA KINERJA 3.1. Dijela skan bagaimana membuat adaptor dengan output tegangan yang bermacam-macam 3.2. Dijelaskan bagaimana mempertinggi atau memperendah tegangan output sebuah adaptor 3.3. Dijelaskan bagaimana menggantikan battery dengan sebuah adaptor Dijelaskan bagaimana mengubah tegangan ac menjadi tegangan dc Dijelaskan cara menambahkan regulator pada sebuah adaptor atau battery

LINGKUP BELAJAR Reparasi Power Supply Kecil (Adaptor Dinding)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETA HUAN Penyearah, Filter, dan regulator tegangan KETERAM PILAN Membuat adaptor dengan output tegangan yang bermacammacam Memperting gi atau memperendah tegangan output sebuah adaptor Menggantik an battery dengan sebuah adaptor

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

F.

CEK KEMAMPUAN SISWA


Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta diklat miliki, maka berilah tanda cek list ( ) dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan. Saya dapat melakukan pekerjaan ini dengan kompeten Y Tidak Jika, Ya a Kerjaka n tes formatif 1

Kompetensi

Pernyataan

1. Menguasai Ilmu Dasar Adaptor

Saya dapat menjelaskan pengertian adaptor Saya dapat menjelaskan komponen pendukung adaptor Saya dapat menjelaskan system penyearahan suatu adaptor Saya dapat memeriksa dan menguji sebuah adaptor Saya dapat mengamati gejala kerusakan dan mengalokasi kerusakannya Saya dapat menganalisa dan memperbaiki sebuah adaptor

2. Menguasai troubleshooting dan reparasi adaptor

Kerjaka n tes formatif 2

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

3. Memodifikasi Adaptor

Saya dapat membuat adaptor dengan batasan tegangan output tertentu Saya dapat membuat adaptor dengan output ganda. Saya dapat membuat adaptor dengan output bervariasi.

Kerjaka n tes formatif 3

BAB. II
Modul: ELKA-MR.PS.001.A 10

PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru. Rencana belajar tersebut adalah sebagai berikut: NAMA SISWA : . TINGKAT/KELAS: . Tangga l Tempat Belajar Paraf Guru

No 1.

Jenis Kegiatan -Memahami dan adaptor -Memahami prinsip kerja komponen -Menjelaskan penyearahan adaptor pendukung system suatu suatu adaptor pengertian suatu

Waktu

kegunaan

2.

memeriksa dan menguji sebuah adaptor mengamati gejala kerusakan dan mengalokasi kerusakan menganalisa dan memperbaiki sebuah adaptor

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

11

3.

membuat adaptor dengan batasan tegangan output tertentu membuat adaptor dengan output ganda. membuat adaptor dengan output bervariasi.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

12

KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1.
MENGUASAI ILMU DASAR ADAPTOR PENDAHULUAN
Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta diklat dipersiapkan untuk memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar adaptor yang meliputi pengertian dan fungsi adaptor, prinsip kerja komponen pendukung adaptor serta jenis-jenis rangkaian suatu adaptor

a. Tujuan Kegiatan pembelajaran


Setelah menyelesaikan pelajaran ini peserta dapat: 1. Menjelaskan kegunaan adaptor 2. Menghitung tegangan dan arus beban. 3. Menghitung tegangan dan arus dioda. 4. Menentukan batas tegangan balik (revers) dioda dalam rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh. 5. Membuat hubungan rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh.

b. Uraian Materi
1) ADAPTOR/CATU DAYA Adaptor/catu daya adalah sumber tegangan DC yang digunakan untuk memberikan tegangan atau daya kepada berbagai rangkaian elektronika yang membutuhkan tegangan DC agar dapat beroperasi. Rangkaian pokok dari catu daya tidak lain adalah suatu penyearah yakni suatu rangkaian yang mengubah Modul: ELKA-MR.PS.001.A 13

sinyal bolak-balik (AC) menjadi sinyal searah (DC). Sumber daya diperoleh dari baterai, solar sel, generator AC/DC, dan jala-jala listrik PLN. Berbagai sumber daya tersebut akan kita bahas salah satunya type catu daya yang terjadi melalui suatu proses pengubahan dari tegangan AC (bolak-balik) ke DC (searah ). Proses pengubahan dimulai dari penyearahan oleh diode, penghalusan tegangan kerut (Ripple Voltage Filter) dengan menggunakan condensator dan pengaturan (regulasi) oleh rangkaian regulator. Pengaturan meliputi pengubahan tingkat tegangan atau arus. Pada teknik regulasi pada pembuatan catu daya, kita mengenal teknik regulasi daya linier dan teknik regulasi switching. 2) DIODA SEBAGAI PENYEARAH Dioda semikonduktor Bahan dasar yang banyak digunakan untuk membuat piranti elektronik adalah bahan semikonduktor germanium (Ge) dan silikon (Si), yang mana kedua bahan ini mempunyai elektron valensi yang sama. Sambungan bahan semikonduktor P dan N mendasari suatu piranti elektronik aktif yang disebut sebagai Dioda. Dioda mempunyai elektroda Anoda yang berkutub positif dan elektroda Katoda yang berkutub negatif. Simbol dioda diperlihatkan seperti pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Simbol Dioda a. Bias Maju Dioda

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

14

Jika

anoda

dihubungkan

pada

polaritas

positif

batere,

sedangkan katoda pada polaritas negatif seperti gambar 1.2, maka keadaan dioda disebut arah maju (forward-bias) aliran arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup

Gambar 1.2 Bias maju-Saklar on I Forward

U Gambar 1.3 Kurva Hubungan arus dan tegangan bias maju b. Bias Mundur Dioda Jika katoda dihubungkan pada polaritas positif batere,

sedangkan anoda pada polaritas negatif seperti gambar 1.4, maka keadaan dioda disebut arah mundur (reverse-bias) dan aksinya sama dengan rangkaian terbuka.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

15

Gambar 1.4 Bias mundur Saklar off Sebagai sifat dioda, pada saat reverse, nilai tahanan dioda relatif sangat besar dan dioda ini tidak dapat menghantarkan arus. Gambar 1.5 memperlihatkan kurva pada saat reverse. Harga-harga nominal baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui, karena akan mengakibatkan rusaknya dioda. -U Reverse

-I Gambar 1.5 Kurva Hubungan arus dan tegangan bias maju. Secara umum dioda digunakan sebagai penyearah (rcctifier) arus/tegangan arus bolak balik (AC) satu fasa atau tiga fasa kedalam bentuk gelombang arus searah (DC). Pada dasarnya penyearahan ini ada dua macam yaitu: 1. Penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) 2. Penyearah gelombang penuh (full wave rectifier) Modul: ELKA-MR.PS.001.A 16

3) PENYEARAH (RECTIFIER) Tegangan arus searah peralatan biasanya elektronik, dibutuhkan misalnya untuk pesawat

mengoperasikan dan sebagainya.

amplifier, peralatan kontrol elektronik, peralatan komunikasi Catu daya arus searah (DC) dapat diperoreh dari batere atau dari sumber daya listrik 220/240 Volt Ac 50 Hz yang dirubah menjadi arus searah melalui rangkaian penyearah (rectifier). Pada sistem rangkaian penyearah ada 4 fungsi dasar yang dibahas, yaitu: 1. Tranformasi tegangan yang diperlukan untuk menurunkan tegangan yang diinginkan. 2. Rangkaian penyearah, rangkaian ini untuk mengubah tingkat tegangan arus bolak balik ke arus searah. 3. Filter, merupakan rangkaian untuk memproses fluktuasi penyearahan yang menghasilkan keluaran tegangan DC yang lebih rata. 4. Regulasi, adalah parameter yang sangat penting pada catu daya dan regulator tegangan dengan bahan bervariasi. 3.1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Contoh sederhana rangkaian penyearah setengah gelombang diperlihatkan seperti gambar 1.6 Us +
Time Us RL

Diode

common Modul: ELKA-MR.PS.001.A 17

Gambar 1.6 Rangkaian Penyearah setengah gelombang Jika dioda dalam kondisi menghantar (conduct) pada setengah perioda positif, dioda tersebut pada keadaaan forward biased sehingga arus mengalir dan melewati tahanan beban RL. Pada saat setengah perioda negatif, dioda bersifat menghambat (reverse biased) nilai tahanan dioda sangat tinggi dan dioda tidak menghantar. Secara praktis, tegangan keluaran (UL) hampir sama dengan sumber Us Drop tegangan pada dioda lebih kurang 700mV. Gambar 1.7 memperlihatkan bentuk gelombang proses penyearahan setengah gelombang.

Gambar 1.7 Bentuk Gelombang Output Penyearah Setengah Gelombang Untuk menghitung besarnya harga rata-rata dari signal yang disearahkan, kita dapat menghitung dari luas kurva seperti pada gambar 1.8

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

18

Gambar 1.8 kurva harga rata-rata a. Tegangan AC selalu diasumsikan harga RMS (Urms) harga efektif RMS = 0,5 x harga puncak (Um) (Udc) harga rata-rata = 1/ x Um = 0,318 x Um tegangan maximum Um = 1,414 x Ueff disipasi daya pada beban dapat dihitung dari harga RMS tegangan dan arus pada beban. Daya = Um x Im Um Im = -----RL Udc Idc = -----RL b. Arus yang melalui rangkaian seri adalah sama Hal yang perlu diperhatikan dalam penyearahan ini adalah besarnya tegangan balik maksimum (PIV) dari dioda yang digunakan minimal harus sama besarnya dengan tegangan maksimum AC yang akan disearahkan. Modul: ELKA-MR.PS.001.A 19

Contoh soal 1. Tentukan tegangan rata-rata (Udc) yang melalui beban pada gambar 1.9 dibawah ini, bila: Ueff = 20 volt Drop tegangan dioda 0,8 volt. U Us Us 0
Time

U dioda = 0,8 V

Gambar 1.9 Penyelesaian: Um = 1,414 x Ueff = 1,414 x 20 volt = 28,28 V Um (beban) = (Um 0,8) volt = 28,28 0,8 = 27,48 V Udc = 0, 318 x Um = 0, 318 x 27,48 = 8,74 V 3.2 PENYEARAH GELOMBANG PENUH

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

20

Rangkaian penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama memerlukan transformator sadapan pusat (Centre Tap-CT). Cara yang lain untuk mendapatkan keluaran (output) gelombang penuh adalah dengan menggunakan empat dioda disebut penyearah jembatan (rectifier bridge). 3.2.1 Rangkaian Penyearah Centre Tap Penyearah gelombang penuh dengan menggunakan

transformator sadapan pusat (Center Tap) diperlihatkan seperti gambar 1.10 dan 1.11 D1 A D2 B
R

Gambar 1.10 Penyearah dengan Trafo CT Bila U1 dan U2 mempunyai polaritas, ujung A berpolaritas positif dan ujung B berpolaritas negatif. Pada saat ini D 1 menghantar (conduct) sedangkan D2 tidak menghantar (reverse biased). Pada saat A berpolaritas negatif , sedang B berpolaritas positif, pada saat ini D2 menghantar sedangkan D1 tidak menghantar. Bentuk gelombang input dan output ditunjukkan seperti terlihat pada gambar 1.11

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

21

Gambar 1.11 penuh

Bentuk

gelombang Penyearah gelombang

Harga tegangan dapat dihitung: Ueff = 0,707 x Um Udc = 0,636 x Um Harga arus dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Um Im = --------RL Udc Idc = ---------RL 3.2.2 Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan Rangkaian penyearah ini memerlukan pada gambar 1.13 a) b)
Bridge rectifier

empat buah dioda

yang dipasang dengan konfigurasi jembatan seperti terlihat

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

22

A D1 B D3 D2 + D4 RL 120

+ -

Gambar 1.13 Rangkaian penyearah sistem jembatan Pada saat terminal A positif dan terminal B negatif , diodadioda D2 dan D3 berada dalam kondisi menghantar seadangkan D4 dan D1 tidak menghantar. Pada saat terminal A negatif menghantar. Dengan demikian setiap setengah perioda tegangan bolak balik ada dua dioda yang menghantar (conduct) secara bersamaan dan dua buah dioda lainnya tidak menghantar sehingga menghasilkan bentuk gelombang penuh. Tegangan rata-rata (Udc) sama dengan sistem penyearah dengan menggunakan trafo CT. Bentuk gelombang keluaran (output) terlihat seperti gambar 1.14. dan B positip , dioda yang menghantar adalah D4 dan D1, sedang D2 dan D3 tidak

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

23

a. Kelebihan sistem jembatan terhadap sistem trafo CT adalah adanya dioda yang tersambung seri sehingga masing-masing dioda dapat menahan tegangan balik maksimumnya. Contoh soal Dari gambar 1.15 tentukan: a. Um tegangan sekunder trafo b. Um pada beban jika drop tegangan dioda 0,7 volt c. Udc pada beban d. Im dan Idc

Us 15 V 200 Gambar 1.15 Hububungan Beban Pada Penyearah Gelombang Penuh

RL

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

24

Penyelesaian: a. Um pada sekunder Um = 1,414 x Us = 1.414 x 15 = 21,211 volt b. Um pada beban RL Um (beban) = 21,21 (2 x x0,7) = 19,81 volt c. Tegangan rata-rata: Udc = 0,637 x Um (beban) = 0,637 x 19,81 = 12,64 volt Um d. Im = -------RL 19,81 = ----------200 Udc Idc = ------RL 12,56 = ------------ = 63,2 mA 200 = 99,1 mA

4) FILTER Modul: ELKA-MR.PS.001.A 25

Penyearah tanpa filter menghasilkan keluaran sinyal output yang berupa pulsa. Walaupun nilai rata-rata dari sinyal ini tidak nol, akan tetapi sinyal ini masih belum dapat dipakai sebagai sumber daya atau catu daya untuk peralatan elektronika seperti pesawat radio, tape, komputer dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan rangkaian tambahan untuk lebih menghaluskan atau meratakan sinyal keluaran tersebut. Rangkaian ini disebut dengan filter. Setiap gelombang keluaran hasil penyearahan baik yang tanpa filter maupun yang dengan filter terdiri atas komponen DC dan komponen AC (ripel). Akan tetapi sumber tegangan baterai/accu tidak mempunyai komponen AC. Semakin baik kualitas suatu catu daya berarti semakin kecil perbandingan antara nilai komponen AC (ripel) terhadap komponen DC. Ukuran ini disebut dengan istilah faktor ripel (r). tegangan ripel (rms) r = -----------------------------------tegangan dc Ur (rms) r = ----------------------- x 100 % U dc

Faktor lain yang juga penting dalam menentukan kualitas suatu catu daya adalah regulasi tegangan (V.R.). Tegangan keluaran suatu catu daya dalam keadaan ada beban cenderung lebih kecil dibanding dengan tegangan keluaran dalam keadaan tanpa beban. Semakin kecil perbedaan tersebut, semakin baik kualitas suatu catu daya. Demikian pula sebaliknya, semakin besar perbedaan tersebut, semakin jelek kualitas suatu catu daya. Regulasi tegangan bisa didefinisikan sebagai berikut. Udc tanpa beban Udc beban penuh Modul: ELKA-MR.PS.001.A 26

U.R. = ------------------------------------------------Udc beban penuh UNL VFL % U.R. = ----------------- x 100 % VFL Suatu penyearah tanpa filter akan menghasilkan tegangan keluaran yang juga terdiri atas komponen DC dan komponen AC (ripel). Penyearah setengah gelombang menghasilkan tegangan DC dan AC sebesar: Udc = 0,318 Vm Ur(rms) = 0,385 Vm Oleh karena itu faktor ripel (r) dari penyearah setengah gelombang adalah: r =121 % Sedangkan Penyearah gelombang penuh menghasilkan tegangan DC dan AC sebesar: Udc = 0,636 Vm Ur(rms) = 0,308 Vm Oleh karena itu faktor ripel (r) dari penyearah gelombang penuh adalah: r =48 % Filter yang banyak digunakan dalam rangkaian catu daya adalah filter kapasitor (C). Filter C ini sangat sederhana yaitu dengan cara menambahkan secara parallel komponen C pada penyearah. Semakin besar nilai C yang digunakan, semakin baik factor ripelnya atau semakin halus/kecil komponen AC (ripel)nya. Pada penyearah gelombang penuh dengan filter C, nilai tegangan ripel dapat ditentukan sebagai berikut. Vdc Vr(rms) = --------------43.f.R.C

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

27

Sehingga faktor ripelnya dapat diperoleh: 1 r = --------------- x 100 % 43.f.R.C Untuk memperoleh keluaran catu daya yang lebih halus dapat digunakan filter RC, yakni gabungan antara komponen C dan R. Rangkaian dasar filter RC dapat dilihat pada gambar 1.18.

Gambar 1.18. Rangkaian dasar filter RC 5) Dioda Zener Struktur Dioda zener tidaklah jauh berbeda dengan dioda biasa, hanya tingkat dopingnya saja yang sangat berbeda. Kurva karakteristik dioda zener juga sama seperti dioda biasa, namun perlu dipertegas adanya daerah breakdown dimana pada saat bias mundur mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik dengan cepat (gambar 1.19). Daerah breakdown inilah titik fokus penerapan dari dioda zener. Sedangkan pada dioda biasa tidak diperbolehkan pemberian tegangan mundur sampai pada daerah breakdown, karena bisa merusak dioda.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

28

ID (mA) daerah bias mundur Vz V=0,7 daerah bias maju

VD (Volt)

daerah breakdown

I Zmin

A I Zmax

K simbol dioda zener

Gambar 1.19. Kurva Karakteristik Dioda Zener Titik breakdown dari suatu dioda zener dapat dikontrol dengan memvariasi tingkat dopingnya. Tingkat doping yang tinggi, akan meningkatkan jumlah pengotoran sehingga tegangan zenernya (Vz) akan kecil. Demikian juga sebaliknya, dengan tingkat doping yang rendah diperoleh Vz yang tinggi. Pada umumnya dioda Karena zener dipasaran tersedia mulai dari Vz 1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari hingga 50 W. sering dipakai pada dioda zener. Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai penyetabil tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar penyetabil tegangan adalah pada gambar 1.20. Agar rangkaian ini dapat berfungsi sebagai penyetabil tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Dengan kata lain, apabila dilihat pada gambar 1.20, maka tegangan sumber (Vi) temperatur dan kemapuan arusnya yang tinggi, maka jenis silikon

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

29

yang diberikan pada rangkaian harus lebih besar dari Vz atau arus pada dioda zener harus lebih besar dari Iz minimum.

IR + Vi -

Rs Iz

IL

RL

Gambar 1.20. Rangkaian Dasar Penyetabil Tegangan Oleh karena itu persyaratan yang harus dipenuhi agar rangkaian berfungsi sebagai penyetabil tegangan adalah berkenaan dengan nilai RL dan Vi. Pertama, RL harus lebih besar dari RL minimum. RL ini berhubungan dengan Iz, karena bila RL minimum, maka IL menjadi maksimum, sehingga Iz menjadi minimum. harus lebih besar dari Vi minimum. Kedua, Vi Vi minimum ini akan

menjamin bahwa dioda mendapatkan tegangan breakdown. Kasus pertama: minmum. Resistansi beban RL harus lebih besar dari RL

Apabila RL kecil sekali sehingga kurang dari RLmin,

maka turun tegangan pada RL (juga pada zener) akan kecil sehingga kurang dari Vz. Oleh karena itu zener tidak berfungsi, karena tidak bekerja pada daerah breakdown. Untuk menghitung harga RLmin dari gambar 2.10 adalah menghitung harga RL saat diperoleh VL = Uz, yaitu: RL.Vi UL = Vz = RL + Rs

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

30

sehingga diperoleh: Rs.Vz RLmin = Vi - Vz Harga RLmin ini akan menjamin bahwa dioda zener bekerja. Dengan RLmin maka diperoleh ILmax, yaitu: VL Vz ILmax = = RL RLmin

Bila zener sudah bekerja, berarti VL = Vz = konstan, dan dengan menganggap Vi tetap maka turun tegangan pada RS (VR) juga tetap, yaitu: VR = Vi - Vz dan arus yang mengalir pada Rs juga tetap, yaitu sebesar (IR): VR IR = Rs Arus zener dapat dihitung dengan, Iz = IR - IL Karena IR tetap, maka Iz akan maksimum bila IL minimum dan sebaliknya. Agar Iz tidak melebihi harga Izm yang sudah titentukan oleh pabrik, maka IL harus tidak boleh kurang dari IL minimum. Jika Izm terlampaui, zener akan panas dan bisa rusak. ILmin ini adalah:

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

31

ILmin = IR - Izm

Dengan diperoleh IL minimum, maka RL akan maksimum, yaitu:

Vz RLmax = ILmin

Contoh Soal 1: Rangkaian penyetabil tegangan seperti gambar 1.20 mempunyai data sbb: Vi = 50 Volt, Rs = 1 K , Vz = 10 Volt, dan Izm = 32 mA. Tentukan variasi harga RL (min dan max) agar tegangan output masih stabil 10 Volt. Dan hitung daya pada zener maksimum. Penyelesaian: Rs.Uz (1K).(10) 10K RLmin = = = = 250 Ui - Uz 50 - 10 40 UR = Vi - Vz = 50 -10 = 40 Volt IR = VR / Rs = 40 / 1K = 40 mA ILmin = IR - Izm = 40mA - 32mA = 8 mA RLmax = Vz / ILmin = 10 / 8mA = 1,25 K Daya maksimum pada dioda zener: Pzmax = Vz. Izm = 10 . 32mA = 320mW Kasus kedua: Agar dioda zener dapat berfungsi sebagai

penyetabil tegangan, maka turun tegangan pada RL harus lebih besar dari Vz. Dengan kata lain Vi harus lebih besar dari Vimin. Modul: ELKA-MR.PS.001.A 32

Namun bila Vi terlalu besar sehingga arus pada zener melebihi Izm, maka zener bisa rusak. Oleh karena itu Vi harus lebih kecil dari Vimax. Dengan menganggap harga RL tetap, maka tegangan sumber minimum (Vimin) adalah: (RL+Rs).Vz Vi min = RL

Sedangkan harga maksimum tegangan sumber (Vimax) adalah:

Vimax = IRmax.Rs + Vz

dimana harga IRmax adalah arus maksimum yang mengalir melalui Rs, yaitu IRmax = Izm + IL. Contoh soal 2: Rangkaian penyetabil tegangan seperti gambar 1.20 mempunyai data sbb: RL = 1,2 K , Rs = 220 , Vz = 20 Volt, dan Izm = 60 mA. Tentukan variasi harga Vi (min dan max) agar tegangan output masih stabil sebesar 20 Volt. Dan hitung daya pada zener maksimum. Penyelesaian: (RL+Rs).Vz (1200+220).(20) Vimin = = = 23,67 Volt RL 1200 IL = UL / RL = 20V / 1,2K = 16,67 mA IRmax = Izm + IL = 60mA + 16,67mA = 76,67 mA Uimax = IRmax.Rs + Vz

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

33

= (76,67mA)(0,22K) + 20V = 36,87 Volt

Perencanaan suatu rangkaian penyetabil tegangan dimulai dari spesifikasi yang diharapkan dari rangkaian terbut, kemudian dihitung harga-harga komponen yang diperlukan. Dalam praktek spesifikasi yang diinginkan adalah arus beban (IL) dan tegangan sumber (Vi) serta tegangan keluaran (Vz). Sedangkan komponen yang harus direncanakan adalah Rs dan Dioda zener. Dari persamaan 2.3; 2.4 dan 2.5 diperoleh harga Rs:

Vi - Vz Rs = Iz + IL

Karena dalam perencanaan harga IL, Vi dan Vz sudah diketahui (sesuai dengan permintaan perencana), agar rangkaian bisa berfungsi dengan benar, maka pada dua kondisi ekstrem dapat diperoleh Rs: Vimin Vz Vi max - Vz Rs = RS = --------------------Izmin + ILmax Iz max + IL min Dari dua persamaan tersebut yang belum diketahui adalah harga Izmin dan Izmax (dan tentu saja Rs). Dalam praktek berlaku Izmin = 0,1 Izmax. Sehingga dengan menggabungkan persamaan 2.11 dan 2.12, diperoleh:

ILmin(Vz - Vimin) + ILmax(Vimax - Vz) Izmax = Vimin - 0,9Vz - 0,1Vimax

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

34

Contoh soal 3: Rencanakan suatu rangkaian penyetabil tegangan sebesar 10 Volt apabila arus beban bervariasi dari 100mA hingga 200mA dan tegangan sumber bervariasi dari 14 Volt sampai 20 Volt. Penyelesaian: Arus pada dioda zener maksimum adalah: ILmin(Vz - Vimin) + ILmax(Vimax - Vz) Izmax = Vimin - 0,9Vz - 0,1Vimax 0,1(10 - 14) + 0,2(20 - 10) 1,6 = = -------- = 0,533 A 14 - 0,9(10) - 0,1(20) 3

Disipasi daya maksimum pada dioda zener adalah: Pz = Vz.Izmax = (10).(0.533) = 5,3 Watt Rs dihitung dengan persamaan 2.12 (atau 2.11 dengan hasil yang sama): Vimax Vz 20 - 10 Rs = = ----------------- = 15,8 Ohm Izmax + ILmin 0,533 + 0,1

Disipasi daya maksimum pada resistor ini adalah: PR = IRmax(Vimax - Vz) = (Izmax + ILmin)(Vimax - Vz) = (0,633 A)(10 V) = 6,33 Watt Modul: ELKA-MR.PS.001.A 35

6. Transistor Rangkaian regulator seri menggunakan transistor bipolar seperti pada gambar 4.1 arus beban lewat melalui transistor dari kolektor ke emitor. Rangkaian ini memberikan kerja yang lebih efisien dan arus beban yang lebih besar. UCE C RS US B IZ URL E IL Q1

Gambar 4.1 Rangkaian regulator seri Rs dan zener dalam rangkaian ini adalah bentuk yang sederhana dari regulator zener yang mempertahankan tegangan konstan pada basis transsistor Q1. Resistor Rs memberikan arus basis (IB) Q1 dan arus ke dioda zener (!Z). Transistor tersebut akan berpungsi sebagai pengatur tegangan (voltage regulator). Besarnya tegangan output didapat dari persamaan: UCE = Uin - Uo

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

36

U0 = UZ + UBE Karena besarnya UBE relatif kecil, maka U0 = UZ dan konstan. Perinsip kerja rangkaian adalah sebagai berikut: Jika tahanan beban dari rangkaian turun , tegangan output akan jatuh , menjadi kurang positip. Ini artinya tegangan Emitor ( V E) dari
Be

selalu

transistor dikurangi, kemudian U Arus beban melalui R


CE

naik .

, kemudian akan terjadi drop tegangan

pada transistor , dan tegangan output kembali keharga semula . Bila arus beban naik ,tegangan output akan naik terhadap tegangan awal. Hal ini akan mengurangi U sehingga tegangan output kembali normal. input naik ,
BE

dan UCE akan naik Jadi jika tegangan

tegangan output akan naikn juga., dengan adanya

zener dioda maka tegangan out put dapat dipr\ertahankan stabil. Rangkaian lainnya adalah transistor sebagai regulator arus seperti pada gambar rangkaian 4.2

Gambar 4.2 Regulator Arus Rangkaian ini dirancang untuk mempertahankan harga arus yang melewati beban ketika terjadi perubahan beban pada tegangan tetap.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

37

Dari rangkaian didapat persamaan: Uz IE = --------R1 IL = IC = IE - IB IE = IC + IB Keterangan: a. IE = arus emitor b. IC= arus kolektor c. IB = arus basis d. IL = arus beban Penurunan arus beban IL = IC akan mengakibatkan penurunan arus emitor dan akan mengurangi drop tegangan pada R 1 (UR1 = IE x R1). Efek terhadap bias Q1 adalah : UBE = UZ UR1 Karena harga UZ selalu konstan, maka penurunan pada UR1 akan mengakibatkan kenaikan pada UBE transistor dapat dipertahankan pada harga yang tetap. Regulasi arus dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: INL - IFL Regulasi arus = ------------- x 100% IFL Dimana: INL = arus tanpa beban. IFL = arus beban penuh. 7. IC. (Integrated Circuit) dan sekaligus menaikkan konduktifitas dari transsistor sehingga arus beban I L

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

38

Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated circuit) mempunyai keuntungan karena lebih kompak (praktis) dan umumnya menghasilkan penyetabilan tegangan yang lebih baik. Fungsi-fungsi seperti pengontrol, sampling, komparator, referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan oleh komponen diskrit, sekarang semuanya dirangkai dan dikemas dalam IC. Ada beberapa jenis IC yang menghasilkan tegangan IC regulator keluaran tetap baik positip maupun negatip, ada pula yang menghasilkan tegangan keluaran yang bisa diatur. tegangan tipe LM78xx (series) menghasilkan tegangan tetap positip, sedangkan tipe LM79xx (series) menghasilkan tegangan tetap negatip.

Gambar 7.2 bentuk IC regulator dan simbol rangakain Pada gambar 7.1 terlihat bahwa IC regulator tipe LM7812 akan menghasilkan tegangan keluaran tetap sebesar positip 8 Volt. IC jenis ini mempunyai 3 buah terminal, yakni masukan (input), keluaran (output), dan ground (GND). Spesifikasi tegangan pada beberapa IC regulator seri LM78xx dan 79xx series terlihat pada tabel berikut. Tabel 1. Spesifikasi Tegangan IC Regulator Lm78xx dan Lm79xx LM 78xx/79xx Modul: ELKA-MR.PS.001.A Tegangan Tegangan Input 39

(series) LM7805 LM7806 LM7808 LM7810 LM7812 LM7815 LM7818 LM7824 LM7905 LM7906 LM7908 LM7910 LM7912 LM7915 LM7918 LM7924

Output (Volt) +5 -5 +6 +8 + 10 + 12 + 15 + 18 + 24 -6 -8 - 10 - 12 - 15 - 18 - 24

Minimal (Volt) + 7.3 - 7.3 + 8.3 + 10.5 + 12.5 + 14.6 + 17.7 + 21 + 27.1 - 8.3 - 10.5 - 12.5 - 14.6 - 17.7 - 21 - 27.1

(Sumber: Boylestad, 1992) Regulator tiga terminal adalah Integrated Voltage Regulator Circuit yang dirancang untuk mempertahankan tegangan outputnya tetap dan mudah untuk dirangkai. Keuntungannya adalah: 1. Membutuhkan penambahan komponen luar yang sangat

sedikit, ukuran kecil 2. Mempunyai proteksi terhadap arus hubung singkat. 3. Mempunyai automatic thermal shutdown. 4. Mempunyai tegangan output yang sangat konstan 5. Mempunyai arus rendah 6. Mempunyai ripple output yang sangat kecil. 7. Pembiyaan rendah Seri LM 78XX adalah regulator dengan tiga terminal, dapat diperoleh dengan berbagai tegangan tetap Beberapa IC regulator mempunyai kode yang dibuat oleh pabrik pembuat komponen, sebagai contoh: IC LM.7805 AC Z yang artinya sebagai berikut: LM 78L Linear Monolithic Bagian nomor dasar yang menyatakan tegangan positip

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

40

5 AC Z

Tegangan output Standart ketepatan Tipe pembungkus , ZTO-92 Plastic

Seri LM 78XXC dapat diperoleh dalam kemasan TO-3 alamunium, arus keluaran (output) 1A ,boleh lebih asalkan IC regulator dilengkapi dengan pendingin (heat- sink). Regulator LM 78XXC mudah dipakai dan tambahan komponen-komponen ektern tidak banyak. Sifat-sifat IC regulator LM 78XX adalah sebagai berikut: 1. Arus keluaran melebihi 1A 2. Pengamanan pembebanan lebih termik 3. Tidak diperlukan komponen tambahan 4. Ada pengamanan untuk transistor keluaran ( output ) 5. Dapat diperoleh dalam kemasan TO-3 aluminium Contoh rangkaian lengkap catu daya menggunakan regulator tiga terminal IC 7805 untuk tegangan output 5 volt konstan ditunjukkan pada gambar 5.2

Gambar 5.2 rangkaian catu daya dengan IC regulator Arus maksimum regulator IC yang dikirim ke beban tergantung pada tiga faktor, yaitu: 41

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

1. Temperatur. 2. Perbedaan antara tegangan input dan output atau disebut diferensial input output. 3. Arus beban. Uraian lengkap mengenai parameter IC regulator dapat dilihat dari data sheet yang dibuat oleh pabrikpembuat komponen. Contoh IC 7805 C mempunyai output nominal 5 volt. Dari data sheet Motorolla didapat temperatur juntion 25 0 C (Tj + 250 C) ,tegangan output antara low 4,8 volt atau high 5,2 volt; arus output > 100 mA.

c. Rangkuman
1. Adaptor/catu daya adalah sumber tegangan DC yang digunakan untuk memberikan tegangan akan daya kepada berbagai rangkaian elektronika yang membutuhkan tegangan DC agar dapat beroperasi. 2. Dioda mempunyai dua elektroda yang berkutup positif (anoda) dan yang berkutup negatif (katoda) 3. Rangkaian penyearah ada 2 (dua) yaitu penyearah gelombang (halfware) dan penyearah gelombang penuh (fullware) 4. Filter digunakan untuk lebih meratakan ripple sinyal keluaran dari penyearah 5. IC type 78xx akan menghasilkan tegangan + sedang IC dengan type 79xx akan menghasilkan tegangan Test Formatif 1 1. Jelaskan pengertian catu daya! 2. Apa yang dimaksud dengan faktor ripel? 3. Apa kegunaan filter dalam rangkaian penyearah?

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

42

4. Dari rangkaian penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar dibawah 0V Us 40 V 8,5 D1 D3 D2 RL D4 18

Hitung: a. Tegangan rata-rata keluaran (output) b. Arus melalui beban c. Tegangan balik puncak dioda (PIV) 6. Perhatikan gambar rangkaian dibawah ini: +12 v Rs 330

RL Vz = 8,2 v 0 gambar 3.3 Rangkaian zener Hitung berapa besarnya: a. tegangan pada beban RL b. tegangan pada resistor seri Rs c. arus maksimum d. arus dioda zener e. disipasi daya pada Rs; Zd dan RL Modul: ELKA-MR.PS.001.A 43 Ik

KEGIATAN BELAJAR 2.
MENGUASAI TROBLESHOOTING DAN REPARASI ADAPTOR PENDAHULUAN
Pada kegiatan belajar 2 ini membahas tentang cara memeriksa sebuah adaptor dengan menggunakan alat ukur untuk mengecek kerusakan dan cara memperbaikinya.

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah selesai kegiatan pemelajaran 2 ini diharapkan peserta diklat dapat: 1. Memahami cara memeriksa dan menguji sebuah adaptor 2. Menggunakan alat ukur untuk melakukan pengecekan 3. Mengetahui komponen yang rusak dan melakukan perbaikan

b. Uraian Materi
MENCARI LETAK GANGGUAN Gangguan atau kesalahan yang paling banyak tejadi pada rangkaian catu daya adalah diakibatkan oleh beban yang terus menerus yang dipikul oleh catu daya tesebut atau beban yang tidak sesuai dengan kemampuan/kapasitas catudaya. Asumsi dasar yang harus dibuat untuk melakukan pemeliharaan (service unit) catu daya adalah mencari penyebab kesalahan,

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

44

memeriksa

rangkaian

dan

komponen

yang

rusak

dengan

mengguanakan alat ukur yang cocok misalnya AVO meter dan CRO.

1. Kesalahan Komponen A. Kapasitor Kesalahan pada kapasitor seperti: a. rangkaian terbuka b. Rangkaian hubung singkat c. Terjadi kebocoran pada rangkaian kapasitor. B. Resistor, kesalahan arus yang melaluinya lebih besar sehingga terjadi disipasi panas yang menyebabkan resisitor terbakar. C. Transistor atau IC Problem yang terjadi pada semi konduktor adalah: a. titik sambungan hubung singkat disebabkan sentaka tegangan tinggi b. Titik sambungan rangkaian terbuka, disebabkan beban lebih c. Arus bocor yang besar, biasanya ditujukan oleh penguatan rendah atau level kebisingan tingggi. 2. Mengganti Komponen Bila mengganti komponen yang rusak pada rangkaian yang penting harus diperhatikan: a. Lepas dan ganti komponen yang sesuai dengan aslinya atau eqivalen dari karakteristik komponen yaitu kemampuan arus, tegangan dan daya yang sesuai dengan spesifikasinya

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

45

Data dan spesifikasi komponen dapat dilihat pada buku data komponen yang diterbitkan oleh perusahaan/pabrik pembuat komponen b. Tempatkan komponen yang diganti secara pasti dan tepat. 3. Pemeriksaan Catu Daya Poin utama yang harus diperiksa setelah anda melakukan perbaikan adalah.sebagai berikut: 1. Tegangan output DC, apakah sudah sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan 2. Arus ouput DC yang diperlukan 3. Tegangan kerut (riple) dari amplitudo output diukur dengan Ossiloskope ( CRO.) 4. Regulasi tegangan atau regulasi arus. Pada tabel berikut ini diberikan pedaman dasar sebagai langkah awal mendiaknosa gangguan atau kesalahan suatu rangkaian. Dan ingat dalam melakukan pemerika\saan dan perbaikan harus diperhatikan Standart Opertional Procedur ( SOP ) yang berlaku dan disepakati. ANALISA GANGGUAN RANGKAIAN CATU DAYA GEJALA Kesalahan Transformator: 1. output DC nol dan tegangan sekonder tidak ada. 2. ouput DC rendah dan transformer putus Rangkaian input AC terbuka atau sekring putus. Lilitan trafo primer dan sekumder hubung singkat KESALAHAN

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

46

Kesalahan Penyearah: 1. output DC rendah dengan riple 50 Hz 2. sekring putus arus lebih transformator baik. 3. rangkaianbekerja baik, tetapi output DC rendah dari yang seharusnya Kesalahan Filter kapasitor: 1. output DC rendah dengan level riple tinggi. Regulasi sangant jelek. 2. sekring putus 3. output DC rendah dengan naiknya level riple, regulasi jelek Filter kapasitor bocor Filter kapasitor rangkaian terbuka. Filter kapasior hubung singakat Rangkaian dioda hubung singkat. Tahanan dioda terlalu besar (tegangan jatuh saat forward besar) Rangkaian dioda penyearah terbuka

LATIHAN MENCARI GANGGUAN/KESALAHAAN 1. Zener Regulator Dari gambat 2.1 apa yang akan terjadi bila: a. b. RS putus (rangkaian terbuka) Dioda zener putus (rangkaian terbuka)

c. Dioda zener hubung singkat. + 12 v Rs 82 Vz 6,8 v RL 135

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

47

Regulator Gambar 2.1 Zener regulator

Beban

Open circuit

12 v

6,8 v RL

Gambar 2.1a. RS terbuka Rs = 82

Zener diode Open circuit

RL 135

GAMBAR 2.1 b. Zener terbuka Rs = 82

Short circuit (zero ohm) RL Modul: ELKA-MR.PS.001.A 48

135 Gambar2.1c. Zener hubung singkat 2. Regulator Seri

Uin

Q1

Vo

Rs

IB RL Vz

Gambar 2.2 regulasi seri Analisa rangkaian diatas bila terjadi: a. Rs rangkaian terbuka b. Zener rangkaian terbuka c. Zener hubung singkat d. Transistor hubung singkat

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

49

3. IC Regulator Vo

7805 +20 v R1

220 RL R2 320

0 Gambar 2.3 Regulator Analisa rangkaian diatas bila terjadi: a. R1 rangkaian tebuka b. R2 hubung singkat c. RL rangkaian terbuka Test formatif 1. Apa yang terjadi jika diode terbuka? 2. Apa yang terjadi jika filter capasitor putus?

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

50

3. Apa yang terjadi jika filter capasitor hubung singkat? 4. Mengapa komponen semikonduktor mudah sekali rusak?

c. Rangkuman
1. Gangguan yang banyak terjadi pada rangkaian catu daya diakibatkan oleh beban yang terus menerus yang dipikul oleh catu daya. 2. Untuk mencari kerusakan catu daya langkah-langkah nya: Mencari penyebab kerusakan, memeriksa rangkaian dan komponen yang rusak dengan melakukan pengukuran.

Lembar Kerja
Alat dan Bahan 1. Multimeter ..................................... 2. Osiloskop ....................................... 3. Adaptor........................................... 4. Obeng ........................................... 5. Solder dan Tenol ........................... 6. Kabel penghubung ........................ Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Periksalah digunakan! 2. Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar! 3. Hati-hati dalam penggunaan peralatan pratikum! Langkah Kerja 1. Perikslah semua alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan baik! 2. Bukalah tutup adaptor dan periksa rangkaian dalam kondisi baik terlebih dahulu semua peralatan sebelum 1 buah 1unit 1 buah 1 buah 1 buah secukupnya

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

51

3. Setelah

disetujui

instruktur,

hubungkanlah

rangkaian

sumber tegangan 220 V! 4. Amatilah sinyal keluaran pada R dengan menggunakan CRO dan catatlah bentuk gelombangnya dengan teliti! 5. Ukurlah tegangan DC pada R dengan multimeter! 6. Setelah percobaan diatas selesai maka cabutlah komponen C filter dan ulungi langkah no. 5! 7. Kemudian pasanglah filter C dengan nilai yang lebih rendah missal 100 uF, dan lakukanlah kembali langkah No. 5! 8. Bandingkan hasil pengamatan No. 5 dengan No. 8. 9. Jika telah selesai semua maka lepaskan sumber AC dan kembalikan semua alat dan bahan ketempat semula. 10. Jika telah selesai semua maka lepaskan sumber AC dan kembalikan semua alat dan bahan ketempat semula.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

52

KEGIATAN BELAJAR 3.
MEMODIFIKASI ADAPTOR PENDAHULUAN
Pada kegiatan belajar 3 ini membahas materi pemelajaran tentang cara memodifikasi adaptor, peserta diklat dipersiapkan agar dapat memahami dan membuat adaptor dengan tegangan output yang bervariasi dan membuat adaptor dengan tegangan output variable.

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah menyelesaikan pemelajaran ini diharapkan peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan prinsip kerja regulator tegangan positip 2. Menjelaskan prinsip kerja regulator tegangan yang dapat diatur 3. Menjelaskan prinsip kerja regulator tegangan negatip

b. Uraian Materi
1. Regulator Tegangan Seri Secara blok diagram regulator tegangan seri dapat ditunjukkan pada gambar 3.1 Meskipun secara fisik masing-masing blok agak sulit diidentifikasi dalam rangkaian yang sesungguhnya, namun secara fungsional blok-blok tersebut menunjukkan kerjanya.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

53

Masukan (Tak-terregulasi)

Elemen Kontrol

Keluaran (Terregulasi)

Rangkaian Sampling Tegangan Referensi Rangkaian Pembanding

Gambar 3.1 Blok Diagram Regulator Tegangan Seri Pada blok diagram tersebut, elemen kontrol yang dihubung seri dengan beban mengontrol besarnya tegangan masukan yang akan menuju keluaran. Tegangan keluaran dicuplik oleh rangkaian sampling sehingga diperoleh tegangan umpan balik untuk kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi. 1. Apabila tegangan keluaran naik, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menurunkan besarnya tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk menyetabilkan tegangan keluaran. 2. Apabila tegangan keluaran turun, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menaikkan besarnya tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk menyetabilkan tegangan keluaran.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

54

Beberapa contoh rangkaian regulator tegangan seri akan dijelaskan berikut ini.

Gambar 3.2. Rangkaian Regulator Seri 1 Transistor Gambar 3.2 merupakan rangkaian regulator tegangan seri yang sederhana, yakni menggunakan sebuah transistor dan sebuah dioda zener. sebesar Uz. Transistor Q1 berfungsi sebagai elemen kontrol dan Prinsip kerja rangkaian regulator tersebut adalah dioda zener berfungsi untuk memberikan tegangan referensi sebagai berikut: 1. Apabila tegangan masukan (Ui) turun, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan turun. Tegangan Vo yang turun ini bila dibanding dengan tegangan referensi (Uz) yang tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE menjadi lebih besar dengan kata lain transistor Q1 menjadi lebih menghantar. Istilah transistor lebih menghantar berarti arus IC lebih besar, sehingga VCE lebih kecil dan turun tegangan pada RL menjadi lebih besar. Dengan demikian apabila tegangan Vi turun maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menaikkannya.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

55

2. Apabila tegangan masukan (Vi) naik, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan naik. Tegangan Vo yang naik ini bila dibanding dengan tegangan referensi (Vz) yang tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE menjadi lebih kecil dengan kata lain transistor Q1 menjadi kurang menghantar. Istilah transistor kurang menghantar berarti arus IC lebih kecil, sehingga VCE lebih besar dan turun tegangan pada RL menjadi lebih kecil. Dengan demikian apabila tegangan Vi naik maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menurunkannya. Untuk mendapatkan hasil penyetabilan yang lebih baik, gambar 8 tersebut diperbaiki dengan menambah sebuah transistor lagi seperti ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut.

Gambar 3.3. Rangkaian Regulator Seri 2 Transistor Pada rangkaian regulator ini (gambar 3.3), R1 dan R2 berfungsi sebagai rangkaian sampling yang akan mencuplik tegangan keluaran. Kenaikan atau penurunan tegangan akan dirasakan Sedangkan Dioda zener memberikan Kondisi Q2 akan transistor Q1 yang kemudian akan pada kaki Basis Q2. mengontrol arus basis

tegangan referensi yang tetap sebesar Vz.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

56

mengontrol arus yang mengalir (IC) pada transistor Q1 tersebut dan akhirnya dapat menyetabilkan tegangan keluaran. Prinsip kerja rangkaian regulator tersebut adalah sebagai berikut: 1. Apabila tegangan masukan (Vi) turun, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan turun. Penurunan Vo ini dirasakan oleh pembagi tegangan R1 dan R2, sehingga tegangan VB pada Q2 akan turun. Oleh karena Vz tetap, maka VBE2 akan turun. Selanjutnya Q2 kurang menghantar, yang berarti arus IC2 menurun. Karena kolektor Q2 langsung terhubung ke basis Q1, maka VBE1 menjadi naik (disebabkan VC2 naik atau IC2 turun), dengan kata lain transistor Q1 menjadi lebih menghantar. Istilah transistor lebih menghantar berarti arus IC1 lebih besar, sehingga VCE1 lebih kecil dan turun tegangan pada RL menjadi lebih besar. Dengan demikian apabila tegangan Vi turun maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menaikkannya. 2. Apabila tegangan masukan (Vi) naik, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan naik. Kenaikan Vo ini dirasakan oleh pembagi tegangan R1 dan R2, sehingga tegangan VB pada Q2 akan naik juga. Oleh karena Vz tetap, maka VBE2 akan naik. Selanjutnya Q2 menjadi lebih menghantar, yang berarti arus IC2 menjadi naik. Karena kolektor Q2 langsung terhubung ke basis Q1, maka VBE1 menjadi turun (disebabkan VC2 turun atau IC2 naik), dengan kata lain transistor Q1 menjadi kurang menghantar. Istilah transistor kurang menghantar berarti arus IC1 menjadi turun, sehingga VCE1 lebih besar dan turun tegangan pada RL menjadi lebih kecil. Dengan demikian apabila tegangan Vi naik maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menurunkannya.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

57

Turun tegangan pada R2 , VR2 (atau VB2) adalah: VB2 = VR2 = {R2/(R1 + R2)}. Vo Sedangkan pada masukan Q2 berlaku: VB2 = VBE2 + Vz Sehingga diperoleh persamaan tegangan keluaran sbb:

Vo = {(R1 + R2)/R2}. (Vz + VBE2)

Contoh rangkaian regulator tegangan seri dengan menggunakan transistor dan Op-Amp (Op-Amp akan dibicarakan pada bab mendatang) ditunjukkan pada gambar 3.4. Pada rangkaian ini Apabila Op-Amp akan membandingkan tegangan umpan balik yang dicuplik dari keluaran dengan tegangan referensi Vz. tegangan keluaran bervariasi, maka Op-Amp akan mengontrol arus basis Q1, sehingga Q1 dapat menyetabilkan tegangan keluaran Vo. Tegangan keluaran Vo dapat diperoleh dengan Vo = {1 + (R1/R2)}. (Vz) persamaan berikut:

Gambar 3.4. Rangkaian regulator tegangan seri dengan OpAmp

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

58

2. Regulator Tegangan Paralel Regulator tegangan paralel melakukan pengontrolan tegangan keluaran Vo dengan cara melewatkan sebagian arus beban (arus keluaran) melalui komponen pengontrol yang terhubung paralel dengan beban. bervariasi. untuk naik. besar, Regulator ini terutama dipakai untuk beban Istilah beban ringan berarti memerlukan arus kecil, Sedangkan beban berat berarti memerlukan arus tegangan beban (tegangan keluaran, Vo) Secara blok diagram regulator tegangan

sehingga tegangan beban (tegangan keluaran, Vo) cenderung sehingga

cenderung untuk turun.

paralel terlihat pada gambar 3.5. RS


Masukan (Tak-terregulasi) Keluaran (Terregulasi)

Ish
Elemen Kontrol Rangkaian Sampling

RL

Tegangan Referensi

Rangkaian Pembanding

Gambar 3.5 Blok Diagram Regulator Tegangan Paralel Pada regulator tegangan paralel, sebagian arus yang berasal dari tegangan masukan (Vi) juga dilewatkan ke elemen kontrol (Ish) disamping diberikan ke beban (IL). cenderung untuk berubah. Apabila terjadi perubahan ini dirasakan oleh beban (IL naik atau turun), maka tegangan keluaran juga Perubahan rangkaian sampling yang kemudian akan memberikan sinyal

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

59

umpan balik kepada pembanding.

Rangkaian pembanding

berdasarkan sinyal umpan balik dan tegangan referensi akan memberikan sinyal ke pengontrol agar dapat mengalirkan arus Ish sesuai dengan kebutuhan, sehingga memberikan efek penyetabilan tegangan keluaran Vo. Contoh rangkaian regulator tegangan paralel yang sederhana dapat dilihat pada gambar 3.6. Transistor Q1 berfungsi sebagai elemen kontrol yang melewatkan sebagian arus beban guna menyetabilkan tegangan keluaran. Tegangan referensi diperoleh dari Vz. Apabila beban (RL) turun, maka tegangan VBE1 turun, Dengan sehingga transistor menjadi kurang menghantar. Oleh karena itu arus IC juga turun, dan arus beban menjadi naik. demikian transistor berusaha untuk menaikkan tegangan output (sehingga menjadi stabil) dengan cara menurunkan jumlah arus yang melewati transistor dan menaikkan arus ke beban. Tegangan keluaran regulator tersebut adalah: Vo = Vz + VBE Vo = {1 + (R1/R2)}. (Vz)

Gambar 3.6. Regulator Tegangan Paralel 1 Transistor Untuk mendapatkan hasil penyetabilan yang lebih baik, dapat digunakan tambahan sebuah Op-Amp seperti ditunjukkan pada gambar 3.7. Perubahan beban akan dirasakan oleh rangkaian 60

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

sampling yang berupa pembagi tegangan R1 dan R2. Kemudian sinyal umpan balik ini dibandingkan dengan tegangan referensi oleh Op-Amp untuk selanjutnya digunakan sebagai sinyal pengontrol tarnsistor Q1. Besarnya tegangan keluaran dapat

dihitung dengan persamaan berikut.

Gambar 3.7. Rangkaian Regulator Tegangan Paralel dengan OpAmp. 3. Regulator Tegangan IC Apabila dikehendaki suatu tegangan keluaran stabil yang bisa diatur, maka dapat digunakan IC regulator LM317; In Out LM317 ADJ Vref LM 117; LM

IADJ Modul: ELKA-MR.PS.001.A 61

338; LM 138 dll untuk tegangan positip. Sedang IC regulator LM337; LM137; dll untuk tegangan negatip. Contoh penggunaan IC LM317 dalam rangkaian regulator tegangan dapat dilihat pada gambar 3.8. Tegangan keluaran IC LM317 bisa diatur dari 1.2 Volt sampai 37 Gambar 3.8. Regulator Tegangan IC Lm317

Pada gambar 3.8 tersebut, tegangan keluaran dapat diatur dengan mengubah harga R2 (perbandingan R1 dan R2).

Vo = Vref {1 + (R2/R1)} + Iadj.R2

Dimana harga tipikal untuk IC tersebut, Vref = 1.25 V dan Iadj = 100 A. Tabel 2. Spesifikasi Tegangan dan Arus IC Regulator yang bisa diatur IC Arus (A) LM196K; LM396K 10 LM138K; LM338K 5 LM117; LM317 1.5 LM137; LM337 1.5 (Sumber: Linier Databook 3) Contoh: Tentukan tegangan keluaran gambar 8, bila diketahui R1 = 240 dan R2=2.4 K. Penyelesaian: Vo = Vref {1 + (R2/R1)} + Iadj x R2 = 1.25 V {1 + (2400/240)} + (100 A) (2400) Modul: ELKA-MR.PS.001.A 62 Tegangan (V) 1.25 15 1.2 32 1.2 37 -1.2 - -37

= 13.75 V + 0.24 V = 13.99 V

4. Regulator Positip Regulator tegangan positif dimana antara lain: LM 117, LM 217, LM 317 Pada gambar 3.9 diperlihatkan rangkaian IC Positip regulator yang digunakan sebagai sumber arus. U in LM 317 +12 v R1 IQ R2 0v gambar 3.9 regulator tegangan tetap Dari rangkaian diatas, tegangan output dihasilkan dari U out I outputnya dapat diatur

out

penjumlahan UR1 dan UR2 Tegangan output , U0 = UR1 + UR2 Dimana tegangan UR1 adalah tegangan output IC regulator 7805 yaitu sebesar 5 volt. UR1 IR1 = -------R1 IR2 = IR1 + IQ Modul: ELKA-MR.PS.001.A 63

Tegangan pada R2 adalah: UR2 = IR2 x R2 Pada gambar 3.10 diperlihatkan rangkaian tegangan output yang diukur dari pembebanan (R load) U in LM 317 R1 IQ IL 0v Gambar 3.10 Regulator arus U IL =
Reg +

out

U out Beban

------------

R Teganga output adalah U out = IL x R Dimana tegangan regulator 5. Regulator Tegangan Yang dapat Diatur Konsep baru dalam rangkaian regulator yang outputnya dapat diatur adalah regulator daya. tegangan Regulator

Load Reg

IQ adalah arus pada regulator ,dan U

batas

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

64

tegangan positif dimana LM 117, LM 217. Regulator 37 volt. dan

outputnya dapat diatur antara lain:

LM 317 dapat memberika arus keluaran (output)

lebih dari 1,5 amper dengan tegangan antara 1,2 volt sampai IC LM 350 mampu memberikan arus 3A dan jangkauan

tegangan output 1,2 V sampai 33 V. Gambar 3.11 memberikan dasar rangkaian regulator yang dapat diatur tegangan outputnya. V in

IC.Reg

R1 IQ

1,25 v

RL R2 U R2 0v

UO

Gambar 3.11 regulator teganagan output dapat diatur U Arus regulator adalah

Reg

I Reg = ------R1

Tegangan output diperoleh dari rumus: U U out = U


Reg Rreg 2

+ ( -------- + IQ ) R

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

65

R1 Atau R2 U out = U
Reg

+ ( ----- + 1 ) + IQ R R1

6. Regulator Tegangan Negatif Pada rangkaian operational amplifier dan microprocessor dibutuhkan catu daya yang membutuhkan dua polaritas sumbertegangan, misal +5V dan -5V. Seri LM 79XXC, LM 79LXX adalah regulator tegangan negatif 3 terminal. Seri LM 79XXC dikemas dalam kemasan daya TO-200 dan mampu mengeluarkan arus 1,5 amper. Sifat-sifat regulatorLM79XXC adalah sebagai berikut: a. Mempunyai pengaman daerah,hubung singkat dan termik b. Penindasan kerut (ripple) tinggi c. Arus keluara 1,5 A d. Tegangan keluaran stelan pendahuluan 4% Untuk seri LM79LXX AC ,piranti ini telah dirancang untuk mengeluarkan tegangan tetap dan dapat diperoleh dalam kemsan TO-92 dengan 3 kawat. Sifat-sifat regulator ini adalah sebagai berikut: a. Arus keluaran 100mA b. Mudah dikompensasi dengan kodensator kapasitas kecil 0,1 A c. Mudah distel untuk tegangan keluaran tinggi d. Penyimpangan tegangan keluaran stelan 5 % Gambar 3.12 memperlihatkan regulator negatif tiga terminal yang tegangan outputnya dapat diatur

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

66

79XX

Gambare 3.12 regulator negative 7. Catu daya Dua Polaritas Contoh diagram rangkaian pada gambar 3.13 menggunakan LM 340 positif regulator yang dihubung dengan negatif regulator LM 320. D1 dan D2 adalah dioda proteksi bekerjanya regulator pada common load dan akan membatasi arus hubung singkat regulator. Jenis rangkaian kombinasi regulator positip dan negatip adalah sebagai berikut: 1. Suplai 15 volt , 1A LM 340 T, LM 320-15 , (D1 D2 IN 4720 ) 2. Suplai 12 volt , 1 A LM 340 T-12 , LM 320 T-12 , (D1 D2 IN 4720 ) 3. Suplai 15 volt , 200mA LM 342H-15 , LM 320 T 15 , (D1 D2 IN 4001 )

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

67

Gambar 3.13 dasar catu daya dua tegangan

c. Rangkuman
1. Rangkaian adaptor bisa di modivikasi dengan membuat tegangan output yang bervariasi 2. Regulator tegangan positip dipakai IC dengan type 78xx 3. Regulator tegangan negatip dipakai IC dengan type 79xx 4. Untuk memperkuat arus suatu adaptor bisa dengan menambahkan transistor.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

68

Lembar Kerja
Alat dan Bahan 1. Multimeter ........................................ 2. Osiloskop ........................................... 3. Dioda IN 4002 .................................. 4. Trafo step down ................................ 5. R = 1 K, 330, 470, 680 ............ 6. Dioda Zener = 5,6 V .......................... 7. Transistor = BC 109 ......................... 8. R Potensio = 500 ............................... 9. Kabel penghubung ............................ Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar! 2. Hati-hati dalam penggunaan peralatan pratikum! Langkah Kerja 1. 2. Perikslah semua alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan baik! Buatlah rangkaian penyearah gelombang penuh system jembatan yang Gambar dibawah! Buatlah rangkaian regulator seri dengan 2 transistor seperti Gambar berikut disertai dengan filter C sesuai dengan 1 buah 1 unit 4 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah secukupnya

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

69

+Ui 330 470 P1 500 680

+Uo

Zener = 5,6 V

Gambar Rangkaian Reguator Seri dengan 2 Transistor 3. Hubungkan rangkaian regulator ini pada keluaran penyearah! 4. Setelah rangkaian disetujui, masukkan tegangan listrik PLN 220 V ke primer trafo stepdown! 5. Aturlah P1 dari minimum hingga maksimum, tegangan output (Vo) dengan multimeter! P1 minimum, Vo = . P1 tengah, Vo = . Vo = . P1 maksimum, Catatlah

6. Kemudian aturlah P1 pada posisi tengah. 7. Aturlah tegangan catu daya Vi sesuai Tabel 1. dan amati tegangan Vo, Masukkan hasil pengukuran pada Tabel 1! Tabel 1. Pengamatan Regulator Seri dengan 2 Transistor V o 8. Buatlah kurva output yang menunjukkan kaitan antara 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 5

tegangan input dan tegangan output dari Tabel tersebut! 9. Aturlah P1 sehingga menghasilkan tegangan output = 10 V!

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

70

Selanjutnya

pasanglah

sebuah

potensiometer

seri

dengan

miliamper pada terminal output. Dengan demikian bila potensio diatur, maka beban akan berubah. 10. Aturlah potensiometer, sehingga diperoleh data pada Tabel 2. Semakin besar Io berarti semakin kecil R potensio (semakin berat beban). Tabel 2. Pengaturan Potensiometer Io (mA) Vo (Volt) Buatlah kuva regulasi yang menunjukkan kaitan antara arus output dengan tegangan output! Lepaskan dan kembalikan semua alat dan bahan partikum ketempat semula! 0 10 5 10 15 20

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

71

Test Formatif
1. Jelaskan secara blok diagram cara kerja regulator tegangan seri! 2. Hitung berapa tegangan output yang dihasilkan dari rangkaian regulator tegangan gambar dibawah ini; 7805

R1 IQ Us = 20 v R2 180
= 50 mA

100 U0

3. 7812

1k Us = 20 v Uz = 8,2 v RL

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

72

4. V in +20 v

LM317 IQ =50 A R1 220 R2 Rp 2k URp 1,25 v

0v Gambar regulator teganagan menggunakan LM 317

Dari gambar diatas coba anda analisa prinsip kerjanya dan jawablah pertanyaan dibawah ini., bila IQ = 50 A a. Berapa tegangan pada Rp bila harga Rp diset pada nol ohm? b. Berapa tegangan output bila Rp diset pada nol ohm tersebut? Bila Rp diset ke maksimum 2 kilo ohm, hitung tegangan output rangkaian catu daya.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

73

BAB. III EVALUASI


A. Instrumen Penilaian
Skor (1-10)

No. 1. 2. 3.

Kriteria Aspek Kognitif Kebenaran rangkaian Langkah kerja dan kecepatan kerja Perolehan data, analisis data dan interpretasi Keselamatan Kerja

Bobot 2 3 2

Nilai

Keterangan

4. 5.

2 1

Syarat lulus: Nilai minimal 70

Nilai Akhir

TES TEORI
Rangkaian Penyearah Untuk setiap setiap pertanyaan, pilihlah jawaban yang paling benar a,b,c atau d 1. Pada rangkaian penyearah 1 fasa setengah gelombang dibutuhkan dioda minimal: a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 2. Perbandingan tegangan output dan input penyearah setengah gelombang adalah: Modul: ELKA-MR.PS.001.A 74

a. 0,3 gelombang adala: a. 25 Hz

b. 0,35

c. 0,4

d. 0,45

3. Frekuensi tegangan kerut (ripple ) dari output penyearah setengah b. 50 Hz c. 75 Hz d. 100Hz

4. Frekuensi tegangan kerut (ripple ) dari output penyearah gelombang penuh adalah: a. 25 Hz b. 50 Hz c. 100 Hz d. 200 Hz

5. Pilter pada rangkaian penyearan digunakan untuk:

a. menaikkan tegangan kerut (ripple) b. menaikkan frekuensi ripple c. mengurang tegangan beban d. mengurangi tegangan ripple
6. Pilter dihubungkan: a. sebelum penyearah b. antara penyearah dengan beban c. sesudah beban d. sesudah regulator 7. Bila kapasitor digunakan sebagai filter, maka haru dihubungkan: a. paralel dengan beban b. seri dengan beban c. pralel dengan dioda pnyearah d. paralel dengan input penyearah 8. Bila induktor digunakan sebagai filter, maka haru dihubungkan: a.paralel dengan beban b. seri dengan beban c.pralel dengan dioda pnyearah

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

75

d. paralel dengan input penyearah 9. Hitung tegangan output tanpa beban penyearah setengah gelombang bila dihubungka pada tegangan sumber 24 v ac: a. 10 v b. 12v c. 10,8v d. 24 v

10. Hitung tegangan output pada beban bila penyearah gelombang penuh sistem jembatan dihubungkan dengan sumber 20 v ac. a. 1,44 v Regulator Zener 1. Tegangan jatuh/drop pada Rs dalam gambar 1 adalah: Rs b. 9 v c. 18 v d. 20 v

30 V

Uz 15 v

RL 470

a. 0,6 v 2.

b. 0 v

c. 15 v

d. 30 v

Tegangan beban UL a. 10 v b. 15 v

dalam rangkaia gambar 1 adala : c. 30 v d. 0,6 v

3.

Aruus beban IL dalam rangkaia gambar 1 adalah: a. 10 mA b.20 mA c. 32 mA d. 39 Ma

4.

Besarnya Rs dalam rangkaia gambar 1 adalah:

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

76

a. 100 5 output adalah: a. 18,5 v IC Regulator 1.

b. 144

c.204

d.268

Jika zener dioda menjadi rengkaian terbuka ,maka tegangan b. 15 v c. 30 v d. 0,5 v

Regulator tegangan digunakan untuk: a. mendapatkan arus beban konstan b. mendapatkan tegangan beban konstan c. mendapatkan tegangan sumber konstan d. mendapatkan arus sumber konstan

2.

Tegangan output regulator 7805 yang dihubungkan kesumber tegangan 12 v adalah: a. 5 v b. 7 v c. 8 v d. 12 v

3.

Tegangan output regulator 7805 yang dihubungkan kesumber tegangan 4 v adalah: a 5v b. 7 v c. 8 v d .4 v

4.

Regulator tegangan tiga terminal dihubungkan pada: a. Sebelum sumber tegangan input b. Sesudah beban

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

77

c. Antara sumber dan beban d. Antara penyearah dan filter 5. Regulator tegan tiga teminal 7912 ,output tegangan nya a. positif 12 v b. negatif 12 v c. negatif 7 v d. positif 9 v adalah:

B. KUNCI JAWABAN
1. Kunci Jawaban Test Formatif Test Formatif 1 1. Filter digunakan untuk lebih meratakan ripel sinyal keluaran dari Catu daya adalah sumber tegangan DC yang digunakan untuk memberikan tegangan atau daya kepada berbagai rangkaian elektronika yang membutuhkan tegangan DC agar dapat beroperasi. 2. Faktor ripel adalah perbandingan antara nilai komponen AC (ripel) terhadap komponen DC dari penyearahan atau r = Vr(rms)/Vdc. 3. penyearah. 4. a. Udc = 7,64 volt b. I beban = 424,44mA c. PIV dioda =12 volt 5. a. 8,2 volt b. 3,8 volt c. Imaks =11,5 mA d. Iz = 3,3 mA e. Disipasi daya Rs = 43,6 mW

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

78

Zd = 27 mW RL = 67,24 mW

Test Formatif 2 1. Output tegangan DC jadi rendah dengan ripple 50 Hz 2. Output tegangan DC jadi rendah dengan level ripple tinggi regulasi sangat jelek 3. Sekring putus karena arus lebih tapi trafo baik 4. Karena transistor sangat peka terhadap panas dan faktor sentakan tegangan yang tiba-tiba. Test Formatif 3 1. Cara kerja regulator tegangan seri secara blok diagram adalah:
Keluaran (Terregulasi)

Masukan (Tak-terregulasi)

Elemen Kontrol

Rangkaian Sampling Tegangan Referensi

Rangkaian Pembanding

Pada blok diagram tersebut, elemen kontrol yang dihubung seri dengan beban mengontrol besarnya tegangan masukan yang akan menuju keluaran. Tegangan keluaran dicuplik oleh rangkaian sampling sehingga diperoleh tegangan umpan balik untuk kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

79

b. Apabila tegangan keluaran naik, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menurunkan besarnya tegangan keluaran. Dengan c. Apabila demikian tegangan elemen keluaran kontrol turun, berusaha maka untuk menyetabilkan tegangan keluaran. rangkaian pembanding memberikan sinyal kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menaikkan besarnya tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk menyetabilkan tegangan keluaran. 2. U output = 14 volt 3. U output = 11,8 volt 4. a. Uo = 0 volt b. Uo = 1,25 volt c. Uo = 11,45 volt KUNCI JAWABAN SOAL TEORI I. Tes Rangkaian Penyearah 1. a 2. d 3. b 4. c 5. d 6. b 7. a 8. b 9. c 10. c II. Regulator Zener

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

80

1. d 2. b 3. c 4. c 5. a III. Regulator Tegangan 1 .d 2. 3. 4. 5. b c c a

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

81

BAB. IV PENUTUP
Penutup:
Modul adalah suatu perangkat bahan ajar yang dirancang agar peserta diklat dapat belajar secara mandiri. Dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi modul memegang peranan penting dimana peserta diklat berada pada posisi aktif dalam belajar (active learning) dan guru lebih berfungsi sebagai fasilitator. Modul Memperbaiki/reparasi Power Supply Kecil dirancang agar setelah menyelesaikan modul ini peserta diklat memiliki kompetensi dalam Pengukuran, Pembuatan dan perbaikan/reparasi Adaptor sesuai dengan standar kompetensi nasional. Materi yang terdapat dalam modul ini mengacu pada kurikulum edisi 2004 untuk program keahlian elektronika audio video. Tak ada gading yang tak retak, sumbang saran rekan-rekan guru sangat diharapkan agar modul ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan oleh peserta diklat dengan baik sehingga kualitas sumber daya manusia mendatang meningkat. di bidang elektronika program audio vidio semakin

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

82

DAFTAR PUSTAKA
Barry Davis, Under standing DC Power Suppllies, Prentice-Hall of Australia Pty Ltd,1981 Edy Burnawi , Catu Daya , PPPGTeknologi Bandung ,1996 Emst Hornermann , Electrical Power Engineering Profinciecy Course, GTZ GmbHEscbom ( Federal Republic of Germany ), 1988 Fardo and Patrick , Electrical Power Systems Technology , Howard W.Sams &Co,Inc James F.Lowe , Electronics for Electrical Trades , McGraw-Hill,Book Company Sydney, 1977 Boylestad and Nashelsky. (1992). Electronic Devices and Circuit Theory, 5th ed. Engelwood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc. Floyd, T. (1991). Electric Circuits Fundamentals. New York: Merrill Publishing Co. Herman DS. (1996). Elektronika: Teori dan Penerapan. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta. Malvino, A.P. (1993). Electronic Principles 5th Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc. Milman & Halkias. (1972). Integrated Electronics: Analog and Digital Circuits and Systems. Tokyo: McGraw-Hill, Inc.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

83

Savant, Roden, and Carpenter. (1987). Electronic Circuit Design: An Engineering Approach. Menlo Park, CA: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. Stephen, F. (1990). Integrated devices: discrete and integrated. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc. ________ , (1988). Linier Databook 3. National Semiconductor Corporation. 1988 edition. ________ , (1973). The TTL Data Book for Design Engineering 1 st ed. Texas Instruments, Inc.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

84

LEMBAR PENILAIAN
Modul Nama Peserta Nama Penilai Beri tanda ( ) No 1 2 METODA PENILAIAN Tertulis Praktik KOMPETEN BELUM KOMPRTEN KETERANGAN : RANGKAIAN PENTEARAH : :

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

85

Hasil

: Kompeten Belun kompeten CATATAN:

Tanada Tangan Peserta

Tanada Tangan Penilai

Tanggal: .

Modul: ELKA-MR.PS.001.A

86

Anda mungkin juga menyukai